Anda di halaman 1dari 3

KONSERVASI

SUMBER DAYA ALAM

Pengertian Sumber Daya Alam


Pengertian sumberdaya alam (Natural Resources) adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia semua kekayaan alam baik yang
bersifat abiotik
Konservasi Sumber Daya Alam
Manusia menggunakan sumberdaya alam, baik biotik maupun abiotik, adalah untuk mendukung
kelangsungan hidupnya di muka bumi. Kebutuhan akan sumberdaya alam cenderung
meningkat terus karena adanya dua faktor utama: (1) pertumbuhan penduduk yang pesat dan;
(2) perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Akibt dari penggunaan
sumberdaya alam yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan (carriying capacity)
seperti terjadi sekarang ini telah merugikan manusia itu sendiri. Karena keseimbangan alam
terganggu sehingga tak jarang justru menimbulkan bencana bagi manusia. Seperti timbulnya
erosi, banjir, polusi, hama tanaman dan penyakit yang sulit diatasi, serta punahnya
keanekaragaman hayati.
Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Pengertian konservasi sumber daya alam hayati menurut pasal 1 ayat (2) UU No 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dirumuskan bahwa
pengelolalaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Dengan demikian konservasi dalam undang-undang ini
mencakup pengelolaan sumber alam hayati, yang termasuk didalamnya hutan.
Sasaran konservasi yang ingin dicapai menurut UU No. 5 Tahun 1990, yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagi
kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia (perlindungan sistem penyangga
kehidupan);
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya
sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumber daya alam hayati
bagi kesejahteraan (pengawetan sumber plasma nutfah);

3. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin


kelestariannya. Akibat sampingan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang bijaksana,
belum harmonisnya penggunaan dan peruntukan tanah serta belum berhasilnya sasaran
konservasi secara optimal, baik di darat maupun di perairan dapat mengakibatkan timbulnya
gejala erosi genetik, polusi, dan penurunan potensi sumber daya alam hayati (pemanfaatan
secara lestari.
Pengelolaan

dan

pemanfaatan

untuk

sumber

daya

hutan,

dalam

rangka

kesinambungan usaha Perlindungan hutan, dengan maksud konservasi yang dilakukan dalam
usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan agar kelestarian fungsi hutan dapat tetap terjaga.
Dalam upaya perlindungan terhadap hutan, harus dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan lingkungan atau ekosistem secara global. Lingkungan gobal menurut
Soemartono adalah lingkungan hidup sebagai suatu keseluruhan, yaitu wadah kehidupan yang
di dalamnya berlangsung hubungan saling mempengaruhi (interaksi) antara makhluk hidup
(komponen hayati) dengan lingkungan setempat (komponen hayati).
Balai Konservasi Sumber Daya Alam, sering disingkat sebagai Balai KSDA atau BKSDA, adalah
unit pelaksana teknis setingkat eselon III (atau eselon II untuk balai besar) di bawah Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Instansi ini di antaranya bertugas untuk mengelola kawasan-kawasan konservasi, khususnya
hutan-hutan suaka alam (suaka margasatwa, cagar alam) dan taman wisata alam. Selain itu Balai
KSDA juga bertanggung jawab mengawasi dan memantau peredaran tumbuhan dan satwa yang
dilindungi di wilayahnya; termasuk pula memantau upaya-upaya penangkaran dan pemeliharaan
tumbuhan dan satwa dilindungi oleh perorangan, perusahaan dan lembaga-lembaga konservasi
terkait.
Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam
Agar usaha pembangunan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di Indonesia
dapat mencapai harapan yang telah ditetapkan secara garis besar perlu ditempuh upaya sebagai
berikut :
1. Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi.
2. Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem
yang ada.
3. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.

5. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.


Kendala dalam konservasi sumber daya alam
Dalam melaksanakan pembangunan konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya masih
ditemui kendala pada umumnya diakibatkan oleh :
1. Tekanan penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan
sumber daya alam meningkat.
2. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai.
Sebagai contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami
kerusakan akibat perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan
(eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya
sarana prasarana.
4. Peraturan dan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini
belum cukup mendukung pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).
Contoh konservasi sumber daya alam di Indonesia
1. Kawasan suaka alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat dan
diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah penyangga kehidupan.
2. Kawasan pelestarian alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat
maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatannya secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3. Cagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang
khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selain contoh yang disebutkan diatas tentunya
masih banyak lagi contoh yang lainnya seperti, melakukan reboisasi, membuang sampah
pada tempatnya, tidak melakukan penebangan hutan secara liar dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai