Disusun Oleh :
Ayu Wening Tyas P.
G99141037
Asaduddien Faras
G99141038
Firstiafina Tiffany
G99141039
Triono Agung S.
G99141040
Wahyu Wirawan
G99141041
Pembimbing
dr. Retno Widiati, Sp. M
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. SP
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
: Grogol, Sukoharjo
Tanggal periksa
: 21 Oktober 2014
No. RM
: 00816404
Cara Pembayaran
: BPJS Kesehatan
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Mata sebelah kanan terasa mengganjal
: disangkal
Riwayat hipertensi
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Kesimpulan
Anamnesis
OD
OS
Non inflamasi
Konjungtiva bulbi
Belum diketahui
Perjalanan
Kronik
Komplikasi
Belum ditemukan
Proses
Lokalisasi
Sebab
B. Pemeriksaan Subyektif
OD
OS
6/6
6/6
Pinhole
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Refraksi
Konfrontasi tes
Proyeksi sinar
Baik
Baik
Visus Perifer
Persepsi warna
C. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata
Tanda radang
tidak ada
tidak ada
Luka
tidak ada
tidak ada
Parut
tidak ada
tidak ada
Kelainan warna
tidak ada
tidak ada
Kelainan bentuk
tidak ada
tidak ada
Warna
hitam
hitam
Tumbuhnya
normal
normal
2. Supercilium
Kulit
Geraknya
sawo matang
sawo matang
tidak ada
tidak ada
Strabismus
tidak ada
tidak ada
Pseudostrabismus
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
Anopthalmus
tidak ada
tidak ada
Mikrophtalmus
tidak ada
tidak ada
Makrophtalmus
tidak ada
tidak ada
Ptisis bulbi
tidak ada
tidak ada
Atrofi bulbi
tidak ada
tidak ada
Buftalmus
tidak ada
tidak ada
Megalokornea
tidak ada
tidak ada
Temporal inferior
Temporal
Nasal
Nasal superior
Nasal inferior
6. Kelopak Mata
Gerakannya
Lebar rima
10 mm
10 mm
tidak ada
tidak ada
Oedem
tidak ada
tidak ada
Margo intermarginalis
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Entropion
tidak ada
tidak ada
Ekstropion
tidak ada
tidak ada
Oedem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Odem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Blefarokalasis
Tepi kelopak mata
kesan normal
kesan normal
Tonometer Schiotz
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Oedem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Sikatrik
tidak ada
tidak ada
10. Konjungtiva
Konjungtiva palpebra
Konjungtiva Fornix
Oedem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Sikatrik
tidak ada
tidak ada
Pterigium
tidak ada
tidak ada
Oedem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Sikatrik
tidak ada
tidak ada
Injeksi konjungtiva
tidak ada
tidak ada
Oedem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Sikatrik
tidak ada
tidak ada
putih
putih
tidak ada
tidak ada
Konjungtiva Bulbi
11. Sklera
Warna
Penonjolan
12. Kornea
Ukuran
12 mm
12 mm
Limbus
jernih
jernih
Permukaan
rata, mengkilat
rata, mengkilat
Sensibilitas
normal
normal
Keratoskop (Placido)
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Fluoresin Test
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Arcus senilis
(-)
(-)
Isi
jernih
jernih
Kedalaman
dalam
dalam
coklat
coklat
14. Iris
Warna
Gambaran
Bentuk
Sinekia Anterior
spongious
spongious
bulat
bulat
tidak ada
tidak ada
15. Pupil
Ukuran
3 mm
3 mm
Bentuk
bulat
bulat
Tempat
sentral
sentral
Reflek direk
(+)
(+)
Reflek indirek
(+)
(+)
Reflek konvergensi
baik
baik
Ada/tidak
ada
ada
Kejernihan
jernih
jernih
Letak
sentral
sentral
16. Lensa
Shadow test
17. Corpus vitreum
Kejernihan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
OS
6/6
6/6
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Sekitar mata
Supercilium
Kelopak mata
kesan normal
kesan normal
penonjolan berwarna
putih kekuningan
Sklera
Kornea
Iris
Pupil
Lensa
Corpus vitreum
tidak dilakukan
VII. GAMBAR
tidak dilakukan
X. TERAPI
1. Cendo lyteers Eye Drop 2dd gtt 1 OD
XI. PROGNOSIS
OD
OS
Ad vitam
bonam
bonam
Ad sanam
bonam
bonam
Ad kosmetikum
bonam
bonam
Ad fungsionam
bonam
bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pinguekula adalah benjolan yang merupakan degenerasi hialin jaringan
submukosa konjungtiva pada konjungtiva bulbi, baik bagian temporal, atau lebih
sering bagian nasal, di daerah celah kelopak mata. Pinguekula dapat ditemukan pada
orang tua, namun juga bisa pada orang dewasa dan akan-anak, baik laki-laki maupun
perempuan1,2,3.
Pingekuela terlihat sebagai penonjolan berwarna putih hingga kuning keabubuan, berupa hipertrofi atau penebalan selaput lender2. Penguekulitis merupakan
peradangan dan pembengkakan pinguekula3. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam
pinguekula akan tetapi bila meradang atau terjadi iritasi (penguekulitis), maka sekitar
bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar1.
B. Etiologi
Terdapat terutama di daerah tropis dan berhubungan langsung dengan pajanan
sinar ultraviolet dan lingkungan berangin. Lebih sering pada orang dewasa yang
sering terpajan sinar matahari, debu, dan angin panas1,2,3.
C.
Gejala Klinis
Timbunan berwarna putih kuning yang terletak di dekat limbus. Berbeda
dengan pterigium yang berbentuk seperti baji dan merupakan jaringan fibrosis yang
tumbuh ke arah kornea. Banyak terdapat di daerah tropis dan berhubungan langsung
dengan terpajannya mata oleh sinar UV3.
Dalam keadaan iritasi, keluhan biasanya terasa seperti ada benda asing.
Penderita umumnya datang pada dokter karena adanya peradangan tersebut, atau
karena penonjolan yang jelas sehingga penderita kuatir akan suatu keganasan, atau
karena alasan kosmetik2.
D. Gambaran Histopatologi
Pada gambaran histopatologi menunjukan degenerasi serat kolagen stroma
konjungtiva dengan menipisnya epitel permukaan dan disertai kalsifikasi akibat
perkembangannya yang lambat3.
E. Diagnosis Banding
Pinguekulitis dapat didiagnosis banding dengan pterigium, episkleritis, dan
konjungtivitis. Pterigium adalah suatu pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang
bersifat degenerative dan invasive. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah
kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas kearah kornea.
Pterigium mudah meradang dan mengiritasi kedua mata3.
Episkleritis adalah peradangan pada lapisan paling luar sclera yang umumnya
disebabkan alergi. Pada mata dapat ditemukan kemerahan setempat yang
menunjukkan pelebaran pembuluh darah episklera. Peradangan dapat pula mengenai
hampir seluruh bola mata2.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu
cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat
hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan4.
F. Penatalaksanaan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umumnya pinguekula tidak memerlukan pengobatan. Eksisi
jaringan
B. Saran
Sebaiknya pasien melindungi mata dari factor-faktor penyebab seperti paparan
sinar matahari, debu, dan iritan lain yang dapat menimbulkan terjadinya iritasi,
misalnya dengan cara menggunakan kacamata pelindung pada saat keluar rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Perdami. 2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: Perdami.
3.
Ilyas S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
4.