Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja
DISUSUN OLEH :
DUTI ABIMANYU
(K2513019)
(K2513021)
(K2513025)
HAZIS MUIN
(K2513027)
(K2513029)
(K2513031)
ISWANDA
(K2513033)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah hiperkes yang berjudul Kesehatan Kerja.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah hiperkes. Makalah ini
dapat selesai tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan
2. Bapak Drs. Emilly Dardi, M.kes selaku dosen hiperkes
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1
A. Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
1
C. Tujuan
........................................................................................................................
2
D. Manfaat
........................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
3
A. Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja
........................................................................................................................
3
B. Gizi Tenaga Kerja
........................................................................................................................
12
C. Penyakit Akibat Kerja
iii
........................................................................................................................
15
BAB III PENUTUP....................................................................................................
30
A. Kesimpulan
........................................................................................................................
30
B. Saran
........................................................................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
31
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 Siklus Pelaksanaan Gizi Kerja...............................................................
13
Gambar 2.2 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan..................................................
19
Gambar 2.3 Pertolongan Pertama Pada Penderita Syok............................................
19
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Sebuah ungkapan mengatakan Health
is created in everyday live, bahwa kesehatan itu dibentuk atau dihasilkan
dari kehidupan manusia sehari-hari.
Kehidupan manusia berada dalam lingkungan dimana manusia hidup
sehari-hari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia, sejak usia bayi sampai
balita hampir dikatakan manusia hidup dilingkungan keluarga atau rumah
tangga saja, akan tetapi pada usia sekolah sampai mahasiswa, sebagian besar
waktu manusia dihabiskan di lingkungan keluarga dan sekolah atau kampus.
Saat usia dewasa yang telah lepas dari pendidikan, manusia cenderung
menghabiskan waktunya di dalam keluarga dan di tempat kerja, oleh sebab
itu lingkungan kerja mempunyai peranan yang penting dalam membentuk
atau mempengaruhi kesehatan seseorang.
Lingkungan mempunyai risiko yang besar terhadap terjadinya penyakit
dan kecelakaan akibat kerja seperti di pertambangan, pabrik-pabrik yang
menghasilkan limbah yang berisiko mengganggu kesehatan manusia, dan
seterusnya. Mengingat pentingnya faktor lingkungan kerja sebagai faktor
risiko bagi kesehatan masyarakat, utamanya bagi pekerja, maka dari itulah
perlu dipelajari dan dipahami tentang upaya kesehatan kerja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni sebagai
berikut:
a. Apakah pengertian dari kesehatan tenaga kerja?
b. Bagaimana aturan yang mengatur tentang kesehatan tenaga kerja?
c. Bagaimana standardisasi gizi tenaga kerja?
d.
C. Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis:
a. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan tenaga kerja
b. Untuk mengetahui aturan yang mengatur tentang kesehatan tenaga kerja
c. Untuk mengetahui standardisasi gizi tenaga kerja
d.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin penulis berikan adalah sebagi berikut:
a.
b.
c.
d.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESEHATAN
DAN
PEMELIHARAAN
KESEHATAN
TENAGA
KERJA
1.
Kesehatan fisik, aspek ini terwujud apabila sesorang tidak merasa sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak
sakit, serta semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
b.
sehat,
tercermin
dari
cara
seseorang
dalam
d.
dan
kegiatan
sosial,
keagamaan,
atau
pelayanan
setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I pasal
2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani,
dan kemasyarakatan (Slamet, 2012). Mia (2011) menyatakan bahwa
kesehatan kerja disamping mempelajari factor-faktor pada pekerjaan yang
dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational
disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (workrelated disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau
pendekatan
untuk
pencegahannya,
bahkan
berupaya
juga
dalam
b.
c.
kerjanya
e.
perusahaan.
Dalam
pemeliharaan
dibutuhkan
strategi
dalam
b.
c.
d.
10
kesehatan
berkala
dan
pemeriksaan khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja
g. Pertolongan pertama pada kecelakaan
h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan
i. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan di tempat kerja
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya
l. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dipimpin dan dijalankan
oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur. Dokter yang menjalankan
pelayanan kesehatan ini diberikan kebebasan profesional oleh pengurus.
Selain itu mereka juga bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
11
Pemeriksaan Kesehatan
Pada lingkungan kerja, pekerja dapat melakukan pemeriksaan
kesehatan. Pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan sebelum kerja yaitu
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga
kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan ini terdiri
dari pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru
(bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang
dianggap perlu. Setelah itu, mereka berhak memperoleh pemeriksaan
kesehatan secara berkala maupun secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktuwaktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh seorang dokter,
pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan
adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan. Jika dalam pemeriksaan
kesehatan secara berkala ini ditemukan kelainan-kelainan atau gangguangangguan kesehatan pada tenaga kerja maka pengurus wajib mengadakan
tindak lanjut untuk mengobati/menangani kelainan-kelainan tersebut dan
sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan
kerja. Untuk menunjang agar pemeriksaan kesehatan berkala ini mencapai
sasaran yang luas, maka pengurus dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan
diluar perusahaan.
Sedangkan
pemeriksaan
kesehatan
khusus
adalah
pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu. Pemeriksaan kesehatan ini dimaksudkan untuk menilai adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau
12
13
Pengertian
a.
Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban
kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga
kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja
sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang
setinggi-tingginya.
b.
c.
14
d.
2.
3.
b.
c.
parasit
kesejahteraan.
dan
mikroorganisme,
faktor
psikologis
dan
15
4.
b.
Usia
c.
Jenis kelamin
d.
e.
f.
Lingkungan kerja.
Kecelakaan Kerja
Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang
dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda.
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat
seseorang melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa
yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak
berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.
(Sheddy Nagara, 2008:177-180)
Menurut Silalahi (dalam Sumamur 1967:55), kecelakaan kerja dapat
didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka
lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur
penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang ketat.
Menurut Foressman (dalam Sumamur 1967:57), mendefinisikan
bahwa kecelakaan kerja adalah terjadinya suatu kejadian akibat kontak
antara ernegi yang berlebihan (agent) secara akut dengan tubuh yang
menyebabkan kerusakan jaringan/organ atau fungsi faali. Sedangkan,
16
17
18
19
kecelakaan. Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas
P3K (First Aid), atau setidaknya setiap tenaga kerja memiliki keterampilan
dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja
maupun kegawatan medic (Margaretha, 2010:76).
20
21
4) Luka Lecet/Gores/Tersayat
Penanganannya :
Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan plester atau band
aid. Namun jika luka gores/robek terlalu besar, harus segera ditangani
dokter.
5) Pendarahan
Penanganannya :
a) Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka.
Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan walaupun hanya
untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti.
b) Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum
berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan
nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari
jantung ke tempat lain. Kemudian segera bawa ke dokter.
6) Patah Tulang
22
Penanganannya :
a) Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika
belum mahir melakukannya.
b) Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
c) Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi
atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
d) Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk
dan balutlah
sebelum
23
sulit
bernapas/bahkan
tidak
bernapas
segera
cari
pertolongan
pertama
yang
dilakukan
adalah
masih
terdapat
sesuatu
yang
menghalangi
24
tekanan.
Lakukan
dengan
rasio
30:2
(30
25
adanya
kelompok-kelompok
penggosip,
adanya
26
kepada
indera
penglihatan
atau
kesilauan
yang
27
mengetahui,
apakah
faktor
penyebab
penyakit
tersebut
28
menegakkan
diagnosa suatu penyakit akibat kerja, terutama penting untuk penyakitpenyakit yang diakibatkan penimbunan debu di dalam paru-paru yaitu
yang dikenal dengan nama pneumoconiosis
5) Pemeriksaan ruang atau tempat kerja, yang bertujuan untuk mengukur
adanya dan banyaknya faktor penyebab penyakit itu di tempat kerja.
Hasil pengukuran tersebut sangat perlu untuk mengambil kesimpulan,
bahwa apakah benar kadar bahan sebagai sebab penyakit itu cukup
kadarnya atau tidak.
6) Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit.
Pada umumnya geajal-gejala penyakit akibat kerja akan mengurang,
bahkan kadang-kadang hilang sama sekali, apabila si penderita tidak
masuk bekerja atau bahkan sebaliknya.
Diagnosa penyakit masih meraguan, maka kesimpulan pada akhirnya
berada dan sesuai dengan keputusan dokter yang memeriksanya.
e.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas
kerja yang optimal. Kesehatan kerja adalah semua upaya untuk menyerasikan
kapasitas kerja, beban kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat yang ada di sekelilingnya
(Depekes, 1995; 2).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah perusahaan harus lebih
memperhatikan kesehatan dari tenaga kerjanya, karena apa bila tenaga kerja
bekerja dengan tubuh yang sehat maka proses produksi dapat berjalan dengan
optimal dan hal ini bermanfaat bagi perusahaan. Dan agar terciptanya tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, maka perlu dilakukan
pelaksanaan upaya kesehatan sehingga dapat mengurangi atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya juga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
30
DAFTAR PUSTAKA
Sumamur. 1967. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT
Gunung Agung
Ridley, J. 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga
Anonim. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), (Pdf). Diunduh dari
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB
%20II_fero.pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2014
31