di
atas
processus
alveolaris
dan
platum
durum,
sehingga
membentuk
lingua. Stratum corneum terbentuk dengan baik pada daerah-daerah ini karena
stratum corneum lebih sering berkontak dengan tekanan friksional dan abrasi yang
lebih besar bila dibanding dengan bagian membrana mukosa cavum oris yang lain.
Selsel permukaan mati secara berkesinambungan dan digantikan oleh lapisan epitel
yang Iebih dalam.
Warna mukosa cavum oris berwarna pink terbentuk dan vaskulanisasi lamina propria
yang terletak di bawahnya dan epitel yang relatif tipis. Pada regioregio di mana stratum
corneum berkembang dengan baik, warna mukosa umumnya kelihatan lebih pucat. Ketiga
tipe membrana mukosa adalah:
1. Mukosa pembatas dasar mulut, di bawah permukaan lingua, permukaan dalam
labium oris dan pipi, pars oralis palatum molle dan processus alveolaris, kecuali
gingiva. Epitel pada daerah ini tidak mempunyai keratin dan lamina propnianya
jarang.
2. Mukosa pengunyahan dan palatum durum dan gingiva. Epitelnya parakeratinisasi
dan lamina propnia melekat erat pada periosteum.
3. Mukosa khusus dan dorsum lingua adalah tipe ortokeratiriisasi, dengan lamina
propria yang melekat erat pada bundel otot intrinsik.
Bagian dalam membrana mukosa disebut dermis atau lamina propria, lapisan epitel
kadang-kadang disebut juga sebagai epidermis. Lamina basalis berfungsi memisahkan
lapisan epitel paling dalam dari dermis di atasnya. Pada mikrograf elektron, garis elektron
padat disebut lamina densa adalah struktur lamina basalis yang paling menonjol. Lamina
propria mengandung serabut kolagen, beberapa jaringan elastik, terutama pada regio-regio
seperti dasar mulut, palatum molle dan pipi yang sangat mobil. Pada daerah-daerah ini
terdapat sejumlah besar pembuluh darah kecil dan kapiler, ujung saraf sensorik, vasa
lymphatica, dan glandula mukosa. Sel-sel yang terdapat pada lamina propria terdiri dari
fibroblast, makrofag, sel mast, dan sel-sel yang berasal dari aliran darah, seperti
polimorfonukleat leukosit. Di atas gingiva dan palatum durum, lapisan dalam lamina propnia
biasanya berhubungan dengan peniosteum tulang, sedemikian rupa membentuk muko
periosteum. Pada regio ini, jaringan umumnya kurang vaskular dan kurang sensitif, kecuali
pada regio palatum durum tepat di belakang incisivus atas banyak mendapat suplai ujungujung saraf.
Mukoperiosteum yang menutupi palatum durum mempunyai beberapa crista
transversal yang jumlah dan bentuknya bervariasi, crista ini sering disebut sebagai crista
atau rugae palatina. Perkembangan rugae lebih menonjol pada hewan, seperti binatang
pengerat, karnivora, dan ungulata. Di belakang incisivus pertama dan di atas onifisium
canalis incisivus di palatum membrana mukosa biasanya membentuk tonjolan garis median
Universitas Gadjah Mada
yang rendah, sering disebut sebagai papilla incisiva. Di antara canalis incisivus terdapat sisa
epitel dan ductus nasopalatinus embnio dan timbunan sel-sel jamur yang disebut epithelial
pearls. Sisa epitel ini juga terdapat di sepanjang garis median palatum dan berasal dari epitel
plica palatina yang saling bergabung. Epithelial pearls menjadi lebih sedikit setelah bayi
dilahirkan namun dapat membentuk kista pada palatum dan canalis incisivus. Sampai gigi
incisivus susu bererupsi, frenulum labii superioris biasanya tetap melekat di depan papilla
dan pada anak di mana frenulum sangat besar (abnormal), frenulum sering melintas di
antara gigi incisivus susu ke arah papilla. Keadaan ini akan menimbulkan celab antara kedua
gigi yang sesungguhnya harus saling berkontak.
Persarafan sensorik bagi membrana mukosa cavum oris berasal dari cabang-cabang
n. mandi bularis dan maxillaris yang merupakan cabang n. trigeminus (n. cranialis V):
perdarahannya berasal dari cabang-cabang a. facialis., lingualis dan maxillanis. Vasa
lymphatica dan membrana mukosa cavum oris berdrainase ke lymphonodus submentales,
submandibulares, dan cervicales superiores profundi.
Regio cavum oris yang paling sensitif adalah labium oris, ujung lingua dan regio
papilla incisiva. Kedua regio terakhir ini terletak pada posisi fungsional sehingga
memungkinkan dilakukannya identifikasi yang tepat dan sifat partikel makanan yang terdapat
dalam cavum oris.
Gerak mandibula yang menimbulkan aksi pengunyahan gigi geligi berasal dari otot
pengunyahan. Ukuran cavum oris diatur oleh aksi m.buccinator dan mylohyoideus; bentuk
dan gerak lingua diatur oleh otot intninsik dan ekstrinsik, sedang posisi palatum molle diatur
oleh otot palatum. Tulang-tulang yang membentuk rangka cavum oris adalah maxilla, os
palatinum, mandibula, dan os hyoldeum.
juga mengandung sepotong kecil jaringan otot. Pada garis median, labium oris superius dan
inferius melekat pada gingival melalui frenulum labii superioris dan inferioris. Frenulum labii
superioris berjalan di antara gigi incisivus susu ke arah papilla incisiva, di mana gigi incisivus
dapat saling terpisah dengan adanya celah atau diastema.
Catatan kilnis: Frenulum maxillae dapat mengandung sejumlah besar jaringan
kolagen yang menghalangi aksi penutupan diastema garis median. Secara ortodonti, pada
kasus seperti ini dapat dilakukan frenektomi untuk memotong frenulum dan sepotong kecil
jaringan ikat yang terletak di antara gigi incisivus satu.
Lingua
Sebagian lingua yang terlihat pada cavum oris adalah permukaan atas atau dorsum
lingua, terutama bagian dua pertiga anterior dan fades ventral atau inferior. Pada
pemeriksaan perlu diperhatikan warna, besar, derajat pergerakan dan tekstur permukaan
lingua. Bagian dorsum umumnya kasar karena mengandung papillae kecil sedang facies
inferiornya halus. Dua plica serrata yang tipis, yang disebut sebagai plica fimbriata terlihat
pada facies inferior, seperti juga frenulum, yang berjalan ke arah ujung lingua dan
mengontrol rentang pergerakannya. V. profunda linguae dapat dengan mudah dilihat di
antara frenulum dan plica fimbriata. Bila frenulum sangat pendek, maka dapat terjadi
keadaan tongue tie Keadaan ini kadang-kadang dapat ditemukan pada bayi baru lahir. Pada
kedua sisi frenulum, terdapat papilla sublingualis di mana terdapat ductus submandibularis.
Plica palatoglossus saling bergabung pada bagian samping lingua dan bagian belakang
cavum oris.
Selama masa kehidupan fetus dan tahun pertama kelahiran, lingua umumnya relatif
besar dalam cavum oris dan sering meluas di antara gingiva, terutama di bagian depan,
sehingga berkontak dengan labium oris dan pipi. Dengan terjadinya erupsi gigi geligi dan
bertambahnya tinggi vertikal cavum oris, lingua yang normal akan mulai dibatasi oleh facies
lingualis gigi geligi dan gingiva. Bentuk lingua akan mulai beradaptasi pada keadaan istirahat
terhadap arcus dentalis dan palatum, dengan ujung lingua berkontak ringan terhadap
palatum durum di balik incisivus atas. Bila lingua sangat besar, misalnya pada penderita
Downs syndrome, lingua dapat menimbulkan cross bite, ketidakteraturan, spacing dan
miringnya gigi geligi.
Dasar mulut
Membrana mukosa pembatas dasar mulut umumnya melekat erat pada bagian
perifer permukaan dalam corpus mandibulae, dan berhubungan dengan mukoperiosteum
gingiva pada facies lingualis gigi geligi. Di bagian tengah, membrana mukosa berhubungan
dengan membrana mukosa yang menutupi dua pertiga anterior lingua. Agar lingua dapat
bergerak bebas, membrana mukosa umumnya juga dapat bergerak bebas, kecuali pada
daerah perlekatan mandibulae. Membrana mukosa membentuk atap spatium atau
kompartemen sub lingualis yang berbentuk celah, di antara corpus mandibulae dan otot
lingua. Mengandung glandula sublingualis, plica sublingualis yang menonjol dan meluas ke
posterolateral pada kedua sisi, bagian dalam glandula subrnandibularis dan ductusnya, arteri
dan n. lingualis serta n. hypoglossus. Batas atas glandula sublingualis membentuk crista di
balik lingua dan ductus submandibularis membuka pada kedua sisi frenulum lingualis di
belakang incisivus bawah. Diaphragma mylohyoideus yang terbentuk dan m. mylohyoldeus
terletak lebih ke dalam dan membrana mukosa dn membentuk dasar kompartemen
sublingualis. Pada bagian samping lingua, dasar mulut meluas ke belakang dan menjadi
lebih dangkal pada daerah di mana penlekatan mylohyoideus naik ke tepi alveolaris, untuk
berakhir pada culde sac sebagian pada permukaan dalam gigi molar dan di depan plica
palatoglossus. Luas dan bentuk regio ml berperan penting dalam menentukan desain geligi
tiruan bawah.
Regio retromolar
Merupakan daerah penting yang meluas dan bagian belakang molar terakhir rahang
bawah kebawah menuju bagian belakang molar terakhir rahang atas. Regio ini berhubungan
dengan trigonum retromolar, m. buccinator dan constrictor pharyngis superior, plica
palatoglossus, tepi anterior m. pterygoideus medialis, hamulus pterygoideus dan tendon m.
tensor tympani serta tuber maxillae. Membrana mukosa melekat erat pada otot dan tulang di
bawahnya serta mengandung beberapa glandula mukosa. Pada rahang bawah, membrana
mukosa dan glandula membentuk retromolar pad yang terletak di atas trigonum retromolanis
osseum, tepi-tepinya berlanjut ke anterior dan berhubungan dengan crista alveolaris pada
fades buccalis dan lingualis gigi molar terakhir.
Catatan klinis: Retromolar pad sering mengalami peradangan selama erupsi molar
ketiga, terutama bila gigi ini impaksi dan dapat merupakan tempat infeksi bakteri kroris,
perikoronitis. Daerah retromolar mandibulae juga merupakan petunjuk penting dalam
menentukan daerah pendepositan larutan anastesi yang tepat, yang dapat menghasilkan
efek anastesi blok dan n. alveolanis inferior dan n. lingualis.
Catatan kilnis: Rugae palatina menghasilkan permukaan yang tidak rata yang akan
berkontak dengan dorsum lingua selarna pengunyahan makanan dan bicara. Bila pada regio
ini basis geligi tiruan terlalu rata, maka pasien umumnya akan mengalami kesulitan dalam
mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Pertemuan palatum durum dan palatum molle biasanya
terlihat sebagai sulcus transversus yang kecil tepat di depan garis vibrasi, merupakan batas
antara bagian vibrasi dan nonvibrasi dan mukosapalatum. Garis ini dapat ditentukan dengan
meminta pasien mengucapkan bunyi - bunyi. Potongan mukosa yang sempit antara daerah
pertemuan palatum molle dan palatum durum dan garis vibrasi biasanya tidak dapat
bergerak. Daerah ini perlu ditentukan letaknya karena daerah ini merupakan batas daerah
perluasan posterior dan basis geligi tiruan atas, untuk mendapat geligi tiruan dengan
stabilitas maksimal.
adalah penyakit yang umum menyerang baik penduduk kota maupun penduduk daerah
terpencil.
GLANDUL.A CAVUM ORIS
Glandula-glandula yang membuka ke cavum oris terdiri dari tiga glandulae salivaniae
majores, ductusnya membuka ke vestibularis (parotidea) dan dasar mulut (submandibulanis
dan sublingualis). Dari ketiganya ini, glandula parotidea adalah glandula sekretoris serosa,
gandula submandibulanis adalah glandula gabungan sedang glandula sublingualis dominan
mensekresi mukosa. Sekresi serosa umumnya jernih, encer seperti air, berbeda dengan
sekresi unit glandula mukosa yang kental dan lengket.
5) Otot pengunyahan
Semua otot ini berperan penting dalam proses pengunyahan, penelanan dan bicara.
Catalan klinis: Pada keadaan istirahat biasanya labium oris akan saling berkontak
pada facies labialis gigi geligi. Walaupun demikian bila incisivus atas protrusi, labium oris
inferius dapat terletak di facies lingualis incisivus atas, di antara incisivus atas dan bawah.
Pada posisi ini, labium oris yang terjebak cenderung menggeser incisivus bawah ke
belakang dan incisivus atas ke depan dan malokiusi yang terjadi akan terus memburuk.
Labium oris dan pipi bersama-sama membentuk lapisan otot, terletak pada
permukaan luar arcus dentalis. Keadaan ini diimbangi oleh otot-otot lingua yang terletak di
antara kedua arcus dentalis. Abnormalitas aksi otot labium oris, pipi maupun lingua dapat
menyebabkan deformasi arcus dentalis, karena terganggunya keseimbangan normal otototot di sekitarnya.
Sphincter cavum oris: Bagian belakang cavum oris m. buccinator umumnya
berhubungan dengan m. constrictor pharyngis superior melalui perlekatannya pada raphe
pterygomandibula, sehingga cavum oris dan pharynx kadang- kadang dianggap dikelilingi
oleh sphincter otot yang tersusun horizontal serta terbentuk dan m. constrictor pharyngis
superior, buccinator dan otot labium oris. Walaupun demikian perlu diingat bahwa elemenelemen yang membentuk sphincter ini dapat dan memang berfungsi sebagai elemen yang
terpisah dan bahwa pada m. buccinator arah serabut otot tidak seluruhnya horizontal.
Pada regio palatum molle terdapat dua mekanisme sphincter lain yang penting:
Kapasitas cavum oris meningkat bila cavum oris dalam keadaan tertutup dan labium oris
berkontak melalui:
1) Gerak turun mandibula
2) Gerak turun m. mylohyoideus dan diaphragma oral serta lingua.
3) Relaksasi m. buccinator. Otot ini bekerja bersama dengan otot labium oris, otot
lingua juga berfungsi secara terkoordinasi pada aktivitas seperti mengisap dan
memainkan alat musik tiup.
Catatan klinis: Lingua menimbulkan tekanan pada palatum durum dan palatum molle
misalnya pad saat menelan. Lingua juga dapat menimbulkan tekanan yang kuat terhadap
gigi geligi, terutama terhadap incisivus atas dan bawah. Bila keadaan ini menjadi suatu
kebiasaan, akan terjadi protrusi yang hebat dan segmen anterior arcus dentalis atau open
bite anterior.
Otot-otot pengunyahan tidak hanya berfungsi menggerakkan mandibula pada
articulation temporomandibularis dan mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya
gravitasi, tetapi juga berperan penting dalam menentukan posisi mandibula dalam
hubungannya dengan rangka wajah bagian atas. Sebelum gigi geligi bererupsi, tidak ada
hubungan yang benar-benar pasti dan selama periode ini mandibula dianggap bertumbuh
sebagai unit terpisah dan rangka wajah lainnya. Setelah gigi susu bererupsi, dan setelah
akhirnya gigi permanen bererupsi, hubungan yang lebih pasti akan terbentuk melalui okiusi
gigi geligi alas dan bawah dan otot terpaksa beradaptasi terhadap mandibula yang sedang
bertumbuh ke posisi tersebut. Bila hubungan okiusi tidak normal, hubungan antar juga
cenderung menjadi tidal normal dan mandibula dapat terletak terlalu belakang (disebut
anomali tipe Angle klas II) atau terlalu ke depan (anomali Angle klas III). Walaupun demikian
pada beberapa kasus hubungan gigi yang abnormal merupakan keadaan sekunder dan
hubungan rahang yang abnormal, merupakan akibat baik karena pertumbuhan rangka wajah
yang abnormal ataupun karena postur otot abnormal, terutama semasa tahun-tahun
kehidupan pertama.
Posisi mandibula normal ditentukan selama masa kanak-kanak melalui pola oklusi
gigi geligi, dipertahankan melalul aktivitas habitual otot-otot pengunyahan balk saat istirahat
maupun selama berfungsi, keadaan mi akan tetap dipertahankan pada masa dewasa oleh
aksi otot bahkan setelah permukaan okiusal gigi geligi aus akibat atrisi. Atrisi terjadi pada
gigi geligi yang sudah digunakan terus menerus untuk mengunyah makanan yang keras dan
kasar. Bila geligi tiruan tidak dapat merestorasi hubungan gigi ash, sering terjadi nyeri otot
dan sendi sebelum akhirnya otot dapat mengadaptasikan rahang ke hubungan yang baru.
Dengan terhentinya pertumbuhan atau melambatnya pertumbuhan, tidak akan dapat terjadi
adaptasi yang baik antara fossa mandibulae, oklusi gigi dan aksi otot.
10
Gambar 1.2: Penampang horizontal labium oris dan cavum oris, memperhihatkan
struktur-struktur
penting
dalam
hubungannya
dengan
ramus
dari
n.
lingualis
dan
hypoglossus;
ganglion
subrnandibularis
parasympathicus.
4) Sebagian a. facialis dan lingualis serta venanya.
5) Lymphonodus sub mentales dan submandibulares dengan vasa lymphatica efferent
dan afferent.
6) Lingua, termasuk otot intrinsiknya.
Dasar mulut dikelilingi di bagian atas oleh membrana mukosa yang menutupi lingua
dan dasar cavum oris di balik lingua; di bagian depan dan samping oleh permukaan dalam
corpus mandibula; di bawah oleh mm. suprahyoidei dan fascia cervicales profunda, rn.
platysma dan cutis di balik rahang bawah. Di postenior,region mi berhubungan dengan
dinding samping pharynx, os hyoideum, pembuluh arteri leher dan glandula parotidea.
11
LINGUA
Lingua adalah organ otot yang dapat bergerak dan berperan penting dalam proses
pengunyahan, menelan, mengisap dan bicara. Pada keadaan istirahat dan ketika cavum oris
tertutup, lingua akan mengisi cavum oris, terletak bersandar terhadap permukaan lingual gigi
geligi di balik permukaan inferior palatum molle dan palatum durum. Ujung lingua biasanya
berkontak dengan palatum durum di balik incisivus atas. Bagian belakang lingua mengarah
ke pharynx dan membentuk sebagian dan dindirig anterior oropharynx. Palatum molle pada
keadaaan istirahat biasanya berkontak dengan bagian depan lingua.
Lingua terbentuk dari serabut otot intrinsik dan ekstrinsik yang diselubungi oleh
membrana mukosa. Bentuk lingua dapat berubah karena aktivitas otot intrinsik yang
seluruhnya tenletak di dalam substansi lingua. Otot-otot ini adalah otot longitudinal, vertikal
dan transversal, sesual dengan susunan serabutnya. Posisi lingua dalam hubungannya
dengan cavum oris dapat berubah-ubah sesuai dengan aksi otot intrinsic yang mempunyai
daerah origo di luar lingua dan daerah insersi pada lingua.
Pada penampang koronal, lingua terlihat terbelah sebagian oleh adanya pemisah
jaringan fibrosa vertikal atau septum, yang bergabung di belakang os hyoideum dan
merupakan daerah perlekatan beberapa serabut otot intrinsik. Serabut otot juga melekat
pada permukaan dalam membrana mukosa yang membungkusnya. Hanya pembuluh darah
kecil yang berjalan dari satu sisi lingua ke sisi lain melalui septum garis median. Walaupun
demikian terdapat anastomosis yang cukup besar antara a. lingualis pada ujung lingua.
Catatan klinis: Karena hanya terdapat daerah anastomosis arteni yang terbatas pada
septum ganis median, lingua dapat dibedah dengan hanya menimbuikan perdarahan ringan.
12
Keadaan ini tentu menguntungkan pada situasi pembedahan untuk mengangkat tumor
lingual.
Permukaan atas atau dorsum lingual tertutup oleh membrana mukosa yang meluas
pada bagian samping dan permukaan inferior pada tepi bebas anteriomya. Di sekitar basis
lingua, membrana mukosa berhubungan dengan membrana mukosa yang membungkus
dasar cavum oris. Pada garis median, refleksi membrana mukosa berjalan dan permukaan
inferior lingua ke dasar cavum oris. ini adalah frenulum lingualis. Frenulum ini mengandung
cabang terminal dan a. sublingualis.
Catatan klinis: Bila frenulum pendek, dapat tetjadi tongue-tie, disebut ankiloglosia.
Kadang-kadang keadaan ini harus diperbaiki dengan cara pembedahan bila mengganggu
kenormalan bicara.
Membrana mukosa yang menutupi pars anterior dorsum lingua tidaklah sehalus
membrana yang menutupi pars posterior. Membrana ini mengandung beberapa papillae
fungifomiis dan filiformis yang memberikan tekstur permukaan yang kasar. Pada daerah
pertautan antara pars anterior dan posterior dan lingua terdapat barisan papillae
circumvalatae yang besar. Tepat di belakangnya terdapat sulcus dangkal berbentuk V yang
disebut sulcus temilnalis, memisahkan pars anterior dan posterior lingua, yang masingmasing mempunyal origo yang secara perkembangannya, berbeda. Pada apex sulcus
terminalis terdapat foramen caecum yang dangkal, menandai posisi pertumbuhan ke bawah
dan epitel rongga mulut semasa fetus, di mana membentuk glandula thyroidea.
Pertumbuhan ke bawah ini, yang melekat pada dasar mulut sebagai ductus thyroglossus,
akan kehilangan hubungannya dengan cavum oris pada akhir masa kehidupan fetus, sedang
bagian terminal inferiomya akan menjadi salah satu penghasil hormon terbesar, glandulae
endocrinae.
Pars posterior lingua umumnya terbungkus membrana mukosa halus yang terletak di
atas lymphonodus-lymphonodus bersama dengan tonsilla palatina dan jaringan limfoid
nasopharynx, membentuk jaringan limfoid yang mengelilingi pharynx.
Glandula-glandula mukosa kecil terletak pada membrana mukosa pars posterior dan
di sepanjang tepi pars anterior lingua. Glandula serosa membuka ke trenches papillae
circumvallatae. Di balik membrana mukosa yang menutupi bagian anterior facies inferior
lingua, pada kedua sisi frenulum, terletak gabungan glandula mukosa dan serosa lingualis
yang lebih besar dan Blandin dan Nuhn, menyebabkan tekstur regio ini lembek.
Catatan klinis: Lingua yang berfisur merupakan tanda khas penderita Downs
syndrome. Pembesaran dan protrusi lingua juga dapat ditemukan pada keadaan ini
walaupun keadaan tersebut dapat juga disebabkan karena lingua yang besarnya normal
terdapat dalam cavum oris yang sempit dengan palatum yang tinggi. Kista ductus
thyroglossus juga dapat terbentuk di sepanjang arah perjalanan ductus semasa kehidupan
Universitas Gadjah Mada
13
fetus, dan sisa-sisa ductus yang normalnya akan menghilang setelah pembentukan awal
glandula thyroidea. Jaringan thyroidea accessorius juga dapat terbentuk di daerah manapun
di sepanjang ductus, sedangkan jaringan thyrodea lingual juga tak jarang terlihat.
Membrana mukosa yang menutupi lingua umumnya akan memberi respons terhadap
sensasi umum (panas, dingin, sentuhan dan sakit),. dan terhadap sensasi pengecap khusus.
Setelah berjalan melalui plexus saraf pada lamina propria, serabut saraf dan ujung-ujung
saraf akan membentuk sensasi umurn pada lingua, melalui dua arah perjalanan ke sistem
saraf pusat. Dan dua pertiga anterior lingua (regio oral), serabut saraf sensorik berjalan
bersama n. lingualis (cabang n. cranialis V). Dari sepertiga posterior lingua (regio
pharyngeal), serabut saraf sensorik berjalan bersama n. glossopharyngeus. Serabut
pengecap dan regio oral lingua akan berjalan mula-mula bersama dengan n. lingualis, tetapi
sampai di daerah pterygoideus serabut akan meninggalkan n. lingualis melalui suatu
Iingkaran penghubung, yaitu n. chorda tympani, untuk bergabung dengan n. facialis pada os
tern porale. Serabut pengecap dan regio pharyngea lingua dan papillae circurnvallatae akin
berjalan bersama dengan serabut sensasi umum pada n. glossopharyngeus.
Otot-otot lingua kecuali palatoglossus mendapat suplai saraf motorik dan n. cranialis
xn (n.hypoglossus). lingua melekat pada os hyoideum melalui m. hyoglossus; ke processus
styloideus rnelalui m. styloglossus; ke mandibula melalui m. genioglossus dan ke
aponeurosis palatum serta bagian belakang palatum durum melalui m. palatoglossus.
14
Catatan klinis: Karena otot ekstrinsik lingua berhubungan terutama dengan bagian
lateral dan inferior, sejumlah besar bagian tengah dan atas lingua dapat direseksi secara
bedah tanpa menimbulkan gangguan fungsi lingua.
Suplai darah lingua berasal dari a. lingualis dan cabang-cabangnya, sedang arus
balik vena berasal dan v. lingualis yang berdrainase ke v. jugulanis interna. Karena dua
pertiga anterior lingua terbentuk dan pembengkakan lingual yang bilateral, maka suplai
darah pada garis median ujung lingua umumnya relatif kurang, karena itu insisi saat bedah
atau trauma hanya akan menimbulkan perdarahan ringan saja.
Di balik membrana mukosa lingua terdapat sejumlah besar plexus vasa lymphatica
selain pembuluh darah dan saraf. Dari plexus ini vasa lymphatica berdrainase ke
lymphonodus submentales, submandibulares dan cervicales profundi. Drainase anterior atau
pembuluh afferent dan ujung lingua dan permukaan inferior bagian anterior lingua akan
menembus diaphragma mylohyoidea dan sebagian besar di antaranya akan masuk ke
lymphonodus submentales. Beberapa di antaranya akan berjalan melintasi os hyodieum,
berakhir langsung pada rantai cervicales profundi (nodus jugulo-omohyoideus) di dekat
daerah di mana m. omohyoideus berjalan melintasi v. jugularis interna. Drainase bagian
medial atau pembuluh afferent, dan sebagian besar dorsum dan lateral lingua, akan
menembus bagian posterior diaphragma mylohyoidea kemudian masuk ke lymphonodus
submandibulares. Selain itu vasa lymphatica akan berjalan ke belakarig di antara m.
mylohyoideus dan hyoglossus atau ke dalam menuju m. hyoglossus, untuk masuk ke
lymphonodus cervicales profundi. Lymphonodus ini merupakan salah satu di antaranya yang
berhubungan dengan venter posterior rom. digastrici (nodus jugulodigastnicus), di mana otot
berjalan melintasi v. jugulanis intema. Drainase posterior berjalan menembus dinding lateral
pharynx di bawah tonsiUa, masuk ke kelompok superior lymphonodus cervicales profundi.
Catatan klinis: Semua sistem drainage jugularis yang berjalan ke nodus juguloomohyoideus bersama dengan drainage lympha dan region sub mentalis dan bagian anterior
lingua. Vasa lymphatica efferent dan nodus juguomohyoideus berjalan ke lymphonodus
supraclaviculares dan bersama-sama membentuk nodus sentinel cervicales yang
digunakan untuk deteksi lesi kanker atau lesi ganas yang sudah menyebar atau
bermetastase dan daerah kepala atau leher. Lesi metastase dan ujung lingua dan bagian
anterior dasar mulut biasanya menyebar di sepanjang vasa lymphatica yang berhubungan
dengan plexus venosus juguiaris extema atau anterior, melalui trigonum caroticum k.e
sistem lymphaticus jugularis interna.
15
16
17
18