Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK, KUALITAS TIDUR

TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PROGRAM


STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian


untuk penyusunan skripsi

Oleh

THIFLA FARHANI
1107101010024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara dapat dilihat dari
bagaimana masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidup, seperti terkait aspek
kesehatan maupun pendidikan. Semakin baik tingkat kesehatan penduduk suatu
negara maka akanmemberikan dampak positif terhadap kualitas penduduk tersebut.
Individu yang sehat akan memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas yang
produktif dan konsumtif dengan baik dan optimal

(1)

.Mahasiswa merupakan

kelompok kecil dari generasi muda yang merupakan bagian dari SDM yang mendapat
kesempatan untuk mengeyam pendidikan formal di perguruan tinggi

(2)

. Mahasiswa

memiliki aktivitas yang padat, mulai dari mempersiapkan kebutuhan kuliah pada pagi
hari sampai menyelesaikan segala tugas perkuliahan pada malam hari. Tidak jarang
sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan tertidur untuk menyelesaikan tugastugas perkuliahan tersebut, begitu juga dengan mahasiswa kedokteran

(3) (4)

. Jadwal

kegiatan yang begitu padat menyebabkan mahasiswa tidak memperhatikan aktivitas


fisik dan asupan gizi mereka. Hal ini berdampak pada pola hidup sehat yang buruk
yang berujung pada status gizi yang buruk, seperti obesitas pada mahasiswa (5).
Aktivitas fisik yang memadai dan rutin akan menunjang kesehatan
mahasiswa, seperti berat badan yang terkontrol, terhindarnya dari penyakit-penyakit
metabolik, dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukan
bahwa aktivitas fisik juga mempengaruhi kemampuan belajar mahasiswa dan hasil
belajar mahasiswa

(5)

. Peningkatan neurotrasmitter yang berhubungan dengan

aktivitas fisik seperti serotonin mungkin mempengaruhi penelitian tersebut.


Mekanisme lain yang mendukung penelitian tersebut seperti peningkatan aliran darah
keotak, peningkatan pengkembangan psikomotor, dan perubahan level dari hormon
(6)

. Aktivitas fisik juga meningkatkan kemampuan kognitif dan fungsi memori

mahasiswa sehingga mahasiswa akan lebih siap untuk menerima pelajaran dan akan
menunjukkan hasil pembelajaran yang diharapkan. (7)

Rendahnya aktivitas fisik pada mahasiswa menyebabkan meningkatnya


indeks massa tubuh (IMT) mahasiswa tersebut. Peningkatan IMT berindikasi pada
keadaan status gizi buruk, seperti berat badan berlebih bahkan obesitas. Status gizi
buruk seperti obesitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa yang dipresentasikan
dalam indeks prestasi kumulatif (IPK). Mahasiswa yang memiliki IMT normal
cenderung memiliki IPK lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki IMT diatas
normal(6). Penelitian menunjukan hasil belajar mahasiswa rendah pada mahasiswa
yang memiliki IMT lebih (obesitas) 9,5% dari keseluruhan sampel (n=142783) dan
hasil belajar mahasiswa tinggi pada mahasiswa yang memiliki IMT normal
(13,5%)(8). Dalam sudut pandang neuropsikologi, status gizi yang baik sangat
penting untuk kesehatan fungsi otak, proses belajar yang optimal dan mendapatkan
prestasi akademik yang memuaskan. Truckel, Barnes, dan Egget (2000) menemukan
faktor kesehatan dan gizi mempengaruhi indeks prestasi kumulatif (IPK). Studi baru
ini melaporkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku gizi dengan gaya belajar dan
kerja memori verbal.(348)
Prevalensi status gizi baik di Indonesia masih rendah, terbukti dari hasil
penelitian yang dilakukan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dari 33
Provinsi di Indonesia, 18 Provinsi masih memiliki prevalensi gizi kurang. Salah
satunya Aceh yang menduduki peringkat 10. Prevalensi gizi buruk di Aceh adalah 7,1
%, gizi kurang 16,6%, gizi baik 72,1% dan gizi lebih 4,2%. Rata-Rata Indeks Massa
Tubuh (IMT) umur >18 seluruh Provinsi Indonesia: kategori kurus 12,6%, normal
65,85%, berat badan lebih 9,95%, obesitas 11,64%. Untuk provinsi Aceh: kategori
kurus 11,15%, normal 64,6%, berat badan lebih 10,9%, obesitas 13,5%.
(riskerdas2010)
Dalam sebuah studi disebutkan efek aktivitas fisik yang menguntungkan
kesehatan telah diteliti dalam desain kohort. Jenis aktivitas fisik seperti dilingkungan
kerja, berjalan dan pada beberapa individu bersepeda digunakan sebagai kontributor
utama dalam total pengeluaran energy. Data global menunjukkan rendahnya aktivitas
fisik pada Negara-negara yang berpenghasilan tinggi dan memiliki kesibukan
tinggi.(Nejmra) Salah satu indikator pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat

pada tahun 2010 yaitu tingkat kesegaran jasmani, dalam hal ini diperlukan
pengukuran yang berkala .(Ulvie) Umur dan status gizi merupakan faktor utama
untuk kinerja fisik dan dapat menurunkan tingkat kesegaran jasmani. (teixera dan
felden)
Aktivitas fisik mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Kualitas tidur yang
buruk mengakibatkan kesehatan fisiologis dan psikologis menurun.Dari segi
fisiologis, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
individu dan meningkatkan kelelahan atau mudah letih. Prevalensi gangguan tidur
setiap tahun cenderung meningkat, hal ini berkaitan dengan peningkatan usia dan
penyebab lainnya. Pada tahun 2011, survey rutin dilakukan sejak 1991 oleh National
Sleep Foundation itu melibatkan 1.508 responden. Responden dibagi dalam 4
kelompok yakni usia 13-18tahun, 19-29 tahun, 30-45 tahun dan 46-64 tahun.
Sebagian besar responden mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari
bekerja atau sekolah dengan persentase tertinggi yakni sekitar 51% pada usia 19-29
tahun. (10) JKM 2012 sulistiani c
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi
kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.Karena
penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini juga ingin melihat faktor apa
yang sangat berperan dalam indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?
2. Bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?
3. Bagaimana pengaruh kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ?
2. Mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?
3. Mengetahui pengaruh kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1

Manfaat Teoritis
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa kedokteran, dosen dan tenaga medis

lain untuk mengetahui pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap
indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala ?
1.4.2
1.

Manfaat Praktis
Sebagai informasi kepada fakultas untukmengetahui pengaruh status gizi,
aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ?

2.

Sebagai penambahan pengetahuan terhadap mahasiswa dan mahasiswi


mengenai pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap
indeks prestasi kumulatif (IPK)?

1.5 Hipotesis
Status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur berpengaruh terhadap indeks
prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Prestasi Kumulatif
2.1.1 Definisi Indeks Prestasi Kumulatif
Pada Perguruan tinggi mempunyai persyaratan akademik yang mengharuskan
mahasiswanya tidak hanya mengikuti proses perkuliahan, tetapi juga ada ketentuan
lain yang harus dipenuhi seperti persentase kehadiran, menyelesaikan tugas
perkuliahan, dan aktif dalam kegiatan akademik (diskusi, presentasi, ujian, kuis).
Setelah semua proses akademik diatas diikuti dengan baik, mahasiswa berhak
memperoleh akademik berdasarkan tingkat kemampuannya yang ditunjukkan melalui
indeks prestasi (IP) atau indeks prestasi kumulatif (IPK) .(st20132847)
Di perguruan tinggi hasil prestasi belajar mahasiwa diwakilkan dengan Indeks
Prestasi (IP) yaitu suatu angka menunjukkan keberhasilan mahasiswa dalam satu
kurun waktu sebelum menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang merupakan
rata-rata terimbang. Sedangkan IPK adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada
akhir keseluruhan program akademik pembelajaran yang merupakan rata-rata
terimbang dari seluruh mata kuliah yang ditempuh.(frenty,2010)
IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) merupakan suatu tolak untuk mengevaluasi
kemajuan studi mahasiswa yang merupakan hasil pembagian nilai seluruh mata
kuliah yang diperoleh dengan besar seluruh sks mata kuliah yang telah dirata-ratakan
terlebih dahulu. Indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung pada akhir suatu program

pendidikan atau pada akhir semester kedua dan seterusnya. Indeks prestasi kumulatif
(IPK) sebagai evaluasi dari keberhasilan proses perkuliahan yang mencakup ilmu
pengetahuan dan skill kognitif. (syah,2008)
Indeks prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa merentang dari nilai 0 sampai
dengan nilai 4. Semakin tinggi nilai yang diperoleh mahasiwa dalam indeks prestasi
kumulatif menggambarkan semakin cerdas atau pandai mahasiswa tersebut.
Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi lebih mempunyai peluang yang besar untuk
mendapatkan pekerjaan. Dalam memasuki dunia pekerjaan, baik pada instansi
pemerintah maupun swata menuntut IPK yang tinggi untuk dijadikan suatu
persyaratan untuk lolos seleksi administrasi. (jupsi 2012) .
Namun jika indeks prestasi kumulatif mahasiswa dibawah minimal menggambarkan
mahasiswa tersebut belum belajar dengan maksimal. Pada mahasiwa yang
mempunyai IPK dibawah jumlah minimal cenderung akan mendapat sanksi seperti
tidak diperbolehkan melanjutkan mata perkuliahan bahkan bisa sampai dipindahkan
ke Fakultas lain atau dikeluarkan dengan tidak hormat yang disebut Drop Out.
(Tradisi Kehidupan akademik)
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruh Prestasi Belajar
Menurut Syah (2008) secara menyeluruh faktor yang mempengaruhi prestasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam:
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu:
1) Fisiologis
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat jasmaniah. Kondisi
umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organorgan tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas dalam
mengikuti pelajaran.
2) Psikologis
Faktor yang berasal dari dalam diri yang bersifat rohaniah, meliputi:

a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi


Inteligensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara
yang tepat.
b) Sikap
Sikap merupakan cara untuk mereaksi atau merespon objek baik
secara positif maupun negative.
c) Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang berasal murni dari diri seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa akan datang.
d) Minat
Minat merupakan keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi
Motivasi merupakan keadaan internal yang mendorong untuk berbuat
sesuatu.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang
seperti orangtua, guru, dosen, teman sekelas, lingkungan masyarakat.
2) Lingkungan nonsosial
Lingkungan nonsosial yang mempengaruhi prestasi belajar seperti gedung
sekolah/perkuliahan dan letaknya, keadaan tempat tinggal siswa, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan.
c. Faktor pendekatan belajar
Menurut Ashtiani, dkk (2007) prestasi belajar dipengaruhi oleh kompetensi,
locus of control, otonomi dan motivasi. Sedangkan menurut Crow dan Crow
dalam Hartanti, dkk (2004) proses meraih prestasi dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu:
a) Faktor aktivitas merupakan faktor yang memberikan dorongan pada
individu untuk belajar dam merupakan faktor psikologis.

b) Faktor Organisme merupakan faktor yang berhubungan fungsi alat


indra untuk merespon individu dalam belajar.
c) Faktor Lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar diri
individu dan dapat mempengaruhi proses secara keseluruhan.
(syah2008)

2.1.3 Penilaian Indeks Prestasi


Di Negara Indonesia, penetapan nilai-nilai studi berdasarkan simbol huruf
dan simbol nilai angka. Simbol huruf seperti A, B, C, D, dan E, simbol huruf berasal
dari terjemahan simbol angka-angka. Pada simbol nilai angka berskala 0 sampai 4 ini
lazim digunakan diperguruan tinggi untuk menetapkan indeks prestasi (IP)
mahasiswa

pada

setiap

semester

maupun

pada

akhir

penyelesaian

studi.(Syah,2008)ana dewi
Menurut Panduan Administrasi Akademik Universitas Syiah Kuala tahun
2010, penilaian adalah kegiatan yang menjadi tanggung jawab staf pengajar untuk
mengukur dan menilai keberhasilan kegiatan belajar-mengajar mahasiswa. Penilaian
diperoleh

dari hasil kegiatan akademik seperti: kegiatan perkuliahan, praktik

laboratorium, dan skill laboratorium, praktik lapangan, tugas terstruktur, serta skripsi.
Berikut standar penilaian yang dipakai:
Tabel 2.1 Konversi Penilaian Prestasi Mahasiswa
Huruf

Angka

Predikat

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

Sumber: Universitas Syiah Kuala (2010)

2.2 Status Gizi


2.2.1 Definisi Status Gizi
Kata gizi merupakan hasil terjemahan yang berasal dari bahasa Inggris nutrition,
sementara nutrition diterjemahkan menjadi nutrisi (Devi, 2010). Status gizi
merupakan suatu keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi) dan penggunaan (utilization) zat
makanan. Status gizi seseorang dapat diukur dan dinilai. Dengan menilai status gizi
seseorang atau sekelompok orang, maka dapat diketahui status gizinya baik ataukah
tidak. (Supariasa et al, 2012)
Status gizi pada kelompok dewasa berusia di atas 18 tahun didominasi dengan
masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Prevalensi
obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 11,7% dan berat badan lebih sebesar
10,0%. Dengan demikian prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar
21,7%. Angka kelebihan berat badan pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki
yaitu 26,9% pada perempuan dan 16,3% pada laki-laki.(kemenkes RI 2013)
2.2.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung:
1. Penilaian status gizi secara langsung
a. Antropometri
Antropometri secara umum adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri
merupakan dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat

gizi yang dapat dilakukan terhadap berat badan, tinggi badan, dan lingkaran-lingkaran
bagian tubuh serta lemak dibawah kulit. (supariasa 2012
Metode pengukuran antropometri digunakan untuk anak usia 5-18 tahun
menggunakan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Pada pengukuran secara
indeks massa tubuh (IMT) telah mengelompokkan status gizi dalam 5 kategori yaitu
sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas. (kemenkes 2010)
Untuk mengukur status gizi seseorang dari umur 19 sampai 59 tahun maka
dapat digunakan pengukuran dengan Indeks Massa Tubuh. (arisman 2010) Indeks
massa tubuh (IMT) disosialisasikan untuk penilaian status nutrisi pada anak dalam
kurva CDC (Center for Disease Center) tahun 2009. (CDC) Body Mass Indeks (BMI)
dapat memperkirakan lemak tubuh , tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase
dari lemak tubuh. Hubungan lemak dengan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis
kelamin. (Arisman 2007) Rumus BMI adalah sebagai berikut :
BMI= Berat (kg) / Tinggi badan (m)
b. Pemeriksaan Klinis
Metode pemeriksaan klinis digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit. (supariasa 2012) Pemeriksaan klinis dapat menunjukkan gejala-gajala yang
terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Pemeriksaan dapat kita lakukan
pada jaringan epitel seperti kulit, mata , rambut dan mukosa oral atau pada organ
yang dekat dengan tubuh seperti tiroid. Pemeriksaan klinis dapat kita lakukan secara
menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang wajib
ditanyakan meliputi kemampuan mengunyah dan menelan, keadaan nafsu makan,
makanan yang digemari dan makanan yang dihindari termasuk masalah saluran
pencernaan.(Arisman 2007)
c. Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia dengan cara pengambilan spesimen
memerlukan jaringan tubuh antara lain : darah, urine, tinja, dan beberapa jaringan

tubuh lain seperti hati dan otot. Pengujian secara biokimia dilakukan pada
laboratorium. (supariasa 2012)
d. Biofisik
Pada penilaian secara biofisik dengan melihat kemampuan fungsi (khusus
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pada pemeriksaan kita harus
memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.
(supariasa 2012)
2. Penilaian Gizi secara tidak langsung
a. Survey konsumsi makanan yaitu metode penentuan gizi dengan mengamati
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. (supariasa
b. Statistik Vital yaitu dengan menganalisa data statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkanumur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu yang berhubungan dengan gizi. (supariasa
c. Faktor ekologi yaitu mengetahui penyebab malnutrisi suatu masyarakat
dihubungkan dengan masalah ekologi. (supariasa
2.3 Aktivitas fisik
2.3.1

Definisi Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik dalam kata lain disebut juga aktivitas eksternal merupakan

beberapa rangkaian gerakan yang dihasilkan oleh tubuh yang memerlukan tenaga
atau energi. Aktivitas fisik mempunyai jenis-jenis diantaranya berjalan, berlari,
berolahraga,mengangkat dan memindahkan barang, mengayuh sepeda, dan lain-lain.
Kegiatan fisik memerlukan energi yang berbeda-beda serta intensitas kerja otot.
(4453fkm ui) Aktivitas fisik meliputi semua gerakan tubuh mulai dari gerakan yang
hanya membutuhkan energi sedikit sampai yang banyak. Aktivitas fisik merupakan
gerakan beberapa otot dan aktivitas fisik umumnya sebagai gerak tubuh yang
ditimbulkan oleh otot muskuloskeletal dan menyebabkan terjadinya pengeluaran
energi. (gizi kesehatan masyarakat)
Selain itu aktivitas fisik dapat menentukan kondisi kesehatan seseorang.
Sebagai contoh jika seseorang mempunyai aktivitas fisik yang rendah sedangkan

masukan makanan tinggi, ini menunjukkan hal yang tidak sesuai dan akan
menyebabkan obesitas. Maka, diharapkan antara aktivitas fisik dengan masukan
makanan harus sesuai. (FAO WHO)
2.3.2

Manfaat dan Akibat Aktivitas fisik

Aktivitas fisik mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Menbantu

mengurangi

resiko

penyakit

jantung,

hiperlipidemia,

hiperkolesterolemia, hipertensi, penyakit pembuluh darah otak, DM tipe 2,


sindrom metabolik dan kanker.
2. Mengurangi depresi dan kecemasan sehingga sehinggan meningkatkan
kesehatan psikologis.
3. Membantu membangun dan menjaga kesehtan otot.
4. Mengontrol obesitas dan menjaga berat badan.(ojepi,2013)
5. Membantu meningkatkan kinerja akademik pada pelajar dan mahasiswa
karena aktivitas fisik dapat mempengaruhi fungsi otak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi
fisiologi otak dengan meningkatkan:
a) Pertumbuhan kapiler otak
b) Aliran darah otak
c) Pertukaran udara di otak (oksigenisasi)
d) Neurotropin
e) Pertumbuhan saraf di hipokampus (pusat belajar dan memori)
f) Neurotransmitter
g) Perkembangan hubungan antar saraf
h) Kepadatan jaringan antar saraf
i) Volume jaringan saraf. (paper cdc 2010)

Akibat dari ketidakaktifan fisik jangka panjang dapat menimbulkan hal sebagai
berikut:
1. Kegemukan dan obesitas, yang dipengaruhi aktivitas fisik dan pola makan
yang buruk dapt meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, DM tipe 2,
gangguan otak dan saraf, kanker, hipertensi, dan kanker.
2.

Aktivitas fisik yang tidak dilakukan teratur meningkatkan resiko seseorang


untuk meninggal lebih awal karena penyakit jantung, stroke, DM tipe 2,
gangguan otak dan saraf, kanker, hipertensi, dan kanker. (1471,2012)

2.3.3 Klasifikasi Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat bermanfaat mengatur berat
badan dan menguatkan pembuluh darah. Berdasarkan WHO GPAQ 2012, WHO
STEPS 2012 aktivitas fisik dibedakan sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik berat
Aktivitas fisik berat merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus
dengan melakukan kegiatan fisik minimal 10 menit sampai meningkatnya denyut
nadi dan frekuensi pernafasan meningkat. Contoh aktivitas fisik berat seperti
menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul dan lain
sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan selama tiga hari dalam satu
minggu dan total waktu beraktivitas 1500 MET minute. MET minute aktivitas fisik
berat adalah lamanya waktu (menit) melakukan aktivitas dalam satu minggu
dikalikan bobot sebesar 8 kalori.
2. Aktivitas fisik sedang
Aktivitas fisik sedang adalah jika melakukan minimal lima hari atau lebih dengan
total lama beraktivitas 150 menit dalam satu minggu. Contoh aktivitas fisik
sedang seperti menyapu, mengepel, dan lain sebagainya.(who gpaq). Aktivitas
fisik sedang menimbulkan perubahan nafas lebih dari normal, termasuk juga

diantaranya membawa beban ringan, bersepeda dengan kecepatan teratur,


bermain tenisdan sebagainya. (tarigan)
3. Aktivitas fisik ringan
Aktivitas fisik ringan merupakan aktivitas yang tidak menimbulkan perubahan
nafas. Termasuk diantanya berjalan dari suatu tempat ke tempat yang lain, duduk
setiap hari sembari bekerja, duduk lama dibangku, mengunjungi teman, membaca,
berbaribg, menonton TV dalam hitungan jam per hari. (Tarigan)
Dalam Riskerdas 2013, aktivitas fisik aktif adalah seseorang yang melakukan
aktivitas fisik berat atau sedang ataupun keduanya. Sedangkan yang disebut
kurang aktif adalah seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik sedang
maupun berat. Perilaku sedentari merupakan perilaku yang biasa kita lakukan
sehari-hari. Sebagai contoh perilaku ditempat kerja yaitu duduk di depan
computer, membaca dan lain-lain. Perilaku dirumah yaitu nonton TV, main game,
dan lain-lain. Perilaku diperjalanan/transportasi yaitu duduk di bis, mengendarai
sepeda motor dan mobil, tetapi tidak termasuk waktu tidur. Perilaku sedentari
mempunyai resiko terjadinya penyakit pembuluh darah, penyakit jaunting dan
mempengaruhi harapan hidup. (riskerdas)

2.3.4

Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas fisik


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik diantaranya

1. Nutrisi
Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik
karena kandungan nutrisi yang kita konsumsi akan dapat mempengaruhi tubuh kita
untuk melakukan aktivitas.

2. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik.
Laki-laki cenderung mempunyai aktivitas fisik lebih besar dari pada perempuan.
3. Status kesehatan
4. Maturitas seksual pada wanita
5. Genetik
6. Kebiasaan sehari-hari beraktivitas
7. Faktor psikologis
8. Sosial
9. demografis( malina 2004) (dishman et al 2012)
2.3.5

Penilaian Aktivitas Fisik


Penilaian aktivitas fisik ini dilakukan dengan menggunakan GPAQ

(Global Physical Activity Quisionare). GPAQ dikembangkan oleh WHO untuk


kegiatan pengawasan fisik dinegara-negara berkembang. Dalam GPAQ ada tiga
bagian yang dinilai yang terdiri dari 16 pertanyaan. Tiga bagian yang dinilai yaitu:
1. Kegiatan ditempat kerja
2. Perjalanan ke tempat tertentu
3. Kegiatan rekreasi
Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan pada GPAQ kita harus
meninjau terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ketika melakukan
wawancara dengan GPAQ semua pertanyaan harus ditanyakan dan jangan membuat
koresponden ambigu dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pada saat melakukan
wawncara tidak boleh melewatkan salah satu domain karena akan mempengaruhi
skor akhirnya.
2.4 Kualitas Tidur

2.4.1

Definisi Tidur
Setiap manusia tidak akan bisa terlepas dari tidur, tidur sudah menjadi

kebutuhan bagi setiap manusia.(jkm 2012) Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan

bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang lainnya.(guyton)
2.4.2

Fisiologi Tidur
Terdapat dua jenis pola tidur yang berlainan yaitu:

1. Tidur rapid eye movement (REM)


Pada pola Tidur rapid eye movement (REM), waktu REM jam pertama
lebih cepat dan menjadi lebih intens serta panjang saat menjelang pagi atau
bangun. Pola tidur REM ditandai dengan adanya gerakan bola mata yang
cepat dan tonus otot yang sangat rendah. Fase REM timbul pada sekitar 25%
dari seluruh masa tidur dan keadaan tidur tidak begitu tenang dan biasanya
berhubungan dengan mimpi yang hidup. (guyton)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase tidur NREM terdiri 4 stadium selanjutnya diikuti fase REM
terjadi secara bergantian antara4-7 kali semalam.japardi
Tidur NREM dibagi menjadi 4 stadium:
a. Tidur Stadium Satu
Fase ini merupakan fase saat seseorang terjaga dan fase awal tidur.
Pada fase ini kelopak mata dalam keadaan tertutup, tonus otot berkurang, dan
gerakan bola mata tampak kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 35 menit dan mudah untuk dibangunkan.(japardi) Pada stadium satu fase
NREM ditandai aktivitas EEG berfrekuensi tinggi dengan amplitude yang
rendah.(ganong)
b. Tidur stadium dua
Fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih
berkurang, dan tidur pada stadium dua lebih dalam dari stadium
pertama.(japardi) Pada stadium dua ditandai munculnya kumparan tidur
(sleep spindle).Stadium dua terjadi letupan gelombang mirip-alfa, gelombang
10-14Hz, 5V. (ganonh)

c. Tidur Stadium tiga


Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gelombang EEG
yang timbul dengan frekuensi lebih rendah dan amplitudo meningkat.
(ganong)
d. Tidur Stadium Empat
Fase ini seseorang sukar untuk dibangunkan. Gambaran EEG pada
fase ini didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang
sleep spindle. Pada stadium empat terjadi perlambatan maksimum dengan
gelombang besar.

2.4.3

Kualitas Tidur
Kualitas tidur tidak langsung berhubungan dengan kuantitas tidur.
Kualitas tidur lebih dikaitkan dengan kemudahan memasuki waktu tidur, cara
memelihara tidur yang baik, waktu tidur total dan menghasilkan kesegaran
saat bangun lebih awal. (cinar) Kualitas tidur merupakan kemampuan seorang
individu untuk tetap dapat tidur, tidak hanya mencapai atau lamanya
tidur.(JKM 2000) Kualitas tidur lebih menunjukkan adanya kemampuan
individu

untuk

tidur

dan

memperoleh

jumlah

istirahat

sesuai

kebutuhannya.(JKM2012)
2.4.4

Klasifikasi Kualitas Tidur


Kenyamanan tidur seseorang sangat tergantung pada kualitas tidur yang
dimiliki. Kualitas tidur dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Kualitas Tidur Baik
Kualitas tidur yang baik cenderung dikaitkan dengan beberapa kondisi
positif seperti kesehatan yang optimal, merasa enegik setiap hari, tidak ada
perasaan

mengantuk

disiang

hari

sehingga

memudahkan

untuk

berkonsentrasi, kesejahteraan sosial yang terjamin dan fungsi psikologis yang


lebih baik.(cinar)
2. Kualitas Tidur Buruk

Kualitas tidur

yang

buruk merupakan salah satu

penyebab

insomnia(cinar)
2.4.5

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur diantaranya
adalah:
1. Umur
Neonatus memiliki frekuensi tidur 18 jam dan 50% adalah tidur REM.
Pada anak usia satu tahun kebutuhan tidur mulai berkurang menjadi 13 jam
dan 50% nya adalah tidur REM. Pada dewasa muada lama kebuthan tidur
yang diperlukan adalah sekitar 7-8 jam dengan tidur NREM 75% dan REM
25 %. Seiring dengan bertambahnya usia frekuensi tidur akan cenderung
berkurang.(36
2. Rutinitas harian dan motivasi tidur
Kebiasaan

bekerja

yang

berlebihan

pada

malam

hari

akan

menyebabkan kesulitan tidur. Berdasarkan siklus irama tidur atau irama


sirkadian, tubuh akan mempersiapkan untuk tidur dimalam hari denga
menurunkan suhu tubuh dan melepaskan hormone melatonin. Semakin
banyak rutinitas akam mempengaruhi kualitas tidur seseorang.36
3. Kebiasaan olahraga
Aktivitas fisik yang berlebihan akan meningkatkan kelelahan sehingga
merangsang untuk beristirahat dan tidur.36
4. Kebiasaan konsumsi obat-obatan dan zat kimia (rokok, alkohol, kafein)
Terdapat beberapa minuman atau makanan yang didalamnya
mengandung zat yang akan memberikan efek pada siklus tidur.
Minuman yang mengandung alcohol dalam jumlah besar akan
membatasi waktu tidur , mengganggu fase tidur REM dan sering
mengalami mimpi buruk. Kandungan kafein yang ditemukan dalam
kopi merupakan stimulator yang mempengaruhi system saraf pusat.

Kadar nikotin dalam rokok menimbulkan stimulasi mudah terbangun


dan waktu tidur yang singkat. 39
5. Obat
Obat golongan diuretik mempengaruhi fungsi tidur dan dapat
menyebabkan insomnia, anti depresandapat menekan REM, golongan
beta bloker dapat berefek pada timbulnya onsomnia serta golongan
narkotik dapat menekan REM sehingga mudah ngantuk.37,39
6. Faktor Lingkungan dan budaya
Keadaan

lingkungan,

faktor

kebiasaan,

faktor

budaya

dapat

mempengaruhi keadaan tidur NREM dan REM seseorang.3 jkm


7.

Strees emosional
Depresi dapatmeningkatkan kadar darah norepinefrimmelalui stimulasi
saraf simpatis. Kecemasan yang berlangsung lama dapat mempengaruhi
tidur.37

8. Faktor penyakit
Kondisi kesehatan seseorang yang kurang baik dapat menyebabkan
terganggunya kebutuhan tidur antara lain penyakit stroke, hipertensi,
kejang noktural, penyakit esophagus maupun Parkinson dapat
membatasi kedalaman tidur39.
2.4.6

Dampak Kualitas Tidur Terganggu


Adapun dampak yang dirasakan pasien apabila kualitas tidur terganggu adalah

Selalu lapar, menurunnya daya tahan tubuh, rentan terhadap diabetes, stress
meningkat, tampak lebih tua, resiko kanker lebih tinggi, dan paling sering terjadi
adalah daya konsentrasi menurun. Pada mahasiswa yang lebih sering terjadi adalah
menurunnya konsentrasi. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi kortisol (yang mengatur
daya konsentrasi) menurun dengan cepat, mencapai tingkat minimal sejenak sehingga
nantinya akan mempengaruhi konsentrasi kerja. (13-16

2.4.7

Alat ukur Kualitas Tidur


Untuk mengukur kualitas tidur terdapat alat ukur Pittsburgh Sleep
Quality Indeks (PSQI). Alat ukur ini bersifat reliable, valid, dan
terstandarisasi serta dapat membedakan antara kualitas tidur yang baik dan
kualitas tidur yang buruk. Pada alat ukur ini ada 7 komponen yang dinilai
terdiri dari latensi tidur, penggunaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat
tidur, dan gangguan fungsi tubuh disiang hari. Pengukuran dilakukan
berdasarkan kualitas tidur selama satu bulan terakhir yang terdiri atas 19
pertanyaan yang mencakup 7 komponen. Masing-masing memiliki nilai 0
sampai 3dan penjumlahan akhir tiap komponen 0 sampai 21. Kuisioner ini
terdiri dari 7 komponen pertanyaan yaitu :

a. Komponen pertama merupakan pertanyaan untuk mengukur kualitas tidur


yang subjektif. Terdiri dari 1 pertanyaan yang dimulai dari nomor 9. Adapun
pilihan jawaban yaitu sangat baik (SB) bernilai 0, Baik (B) bernilai 1, kurang
(K) bernilai 2 dan sangat kurang (SK) bernilai 3.
b. Komponen kedua merupakan pertanyaan untuk mengukur katensi tidur atau
kesulitan memulai tidur. Terdiri dari 2 pertanyaan yang dimulai nomor 2
sampai 5a. pilihan jawaban sebagai berikut:
1.

Jawaban pertanyaan nomor 2 adalah 15 menit bernilai 0. Bila 16-30 menit


bernilai 1. Bila 31-60 menit bernilai 2. Sedangkan lebih dari 60 menit bernilai
3.

2. Jawaban pertanyaan untuk nomor 5a adalah tidak pernah bernilai 0. Sekali


seminggu bernilai 1. Bila 2 kali seminggu bernilai 2. Jika >3 kali seminggu
bernilai 4.
Hasil kedua nilai tersebut dijumlahkan. Bila terdapat skor 0 maka bernilai 0.
Bila skor 1-2 maka bernilai 1. Skor 3-4 bernilai 2. Dan skor 4-5 bernilai 3.
c. Komponen ketiga merupakan pertanyaan untuk mengukur lamanya waktu
tidur malam. Terdiri dari 1 pertanyaan yang dimulai dari nomor 4. Pilihan

jawaban bagian ini adalah bila 7 jam bernilai 0. Bila 6-7 jam bernilai 1. Bila
5-6 jam bernilai 2. Sedangkan >5 bernilai 3.
d. Komponen keempat merupakan pertanyaan untuk mengukur efisiensi tidur.
Terdiri dari 3 komponen pertanyaan yang dimulai dari nomor 1, nomor 3,
dan nomor 4. Pilihan jawaban bagian ini mempunyai kalkulasi sebagai
berikut:
Efisiensi tidur = ( lama tidur (dalam jam)) X 100%
(lama ditempat tidur (dalam jam))
Keterangan:
Lama tidur= didapatkan dari pertanyaan nomor 4
Lama ditempat tidur= didapatkan berdasarkan kalkulasi pertanyaan nomor 1
dan nomor 3.
e. Komponen kelima merupakan pertanyaan untuk mengukur gangguan tidur
pada malam hari. Terdiri dari 2 yang dimulai dari nomor 5b sampai 5j.
Pilihan jawabannya yaitu tidak pernah bernilai 0, sekali seminggu bernilai 1,
bila 2 kali seminggu bernilai 2 sedangkan 3 kali seminggu bernilai 3. Dari
hasil tersebut pertanyaan 5b sampai 5j dijumlahkan. Jika skor yang
didapatkan 0 berarti bernilai 0. Bila skor 1-9 bernilai bernilai 1. Bila skor 1018 bernilai 2, sedangkan 19-27 bernilai 3.
f. Komponen keenam merupakan pertanyaan untuk mengukur obat tidur.
Terdiri dari 1 pertanyaan yang dimulai dari nomor 6. Pilihan jawabannya
adalah sebagai berikut tidak pernah bernilai 0, sekali seminggu bernilai 1,
bila 2 kali seminggu bernilai 2, sedangkan >3 kali seminggu bernilai 3.
g. Komponen ketujuh merupakan komponen untuk mengukur terganggunya
aktivitas disiang hari. Terdiri dari 2 pertanyaan yang dimulai dari nomor 7
dan nomor 8. Pilihan jawaban dibawah ini adalah sebagai berikut:
1. Jawaban nomor 7 adalah tidak pernah bernilai 0. Sekali seminggu bernilai 1.
Bila 2 kali seminggu bernilai 2. Sedangakan >3 kali seminggu bernilai 3.
2. Jawaban nomor 8 adalah tidak antusias yang bernilai 0, bila kecil bernilai ,
sedangkan besar bernilai 3.

Kemudian menjumlahkan hasil dari kedua pertanyaan tersebut. Bila


didapatkan skor 0 maka bernilai 0, bila didapatkan skor 1-2 bernilai 1, bila
skor 3-4 bernilai 2, sedangkan 5-6 bernilai 3. Pertanyaan untuk kuisioner
PSQI dapat dilihat pada lampiran. (40)
2.5 Pengaruah status gizi terhadap IPK
Otak membutuhkan makanan yang mengandung nutrisi, karena nutrisi
sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak. Apabila makanan yang kita
makan, kita makan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan serta
berlangsung keadaan ini berlangsung lama sehingga menyebabkan perubahan
metabolisme otak tidak dapat berfungsi sebagaimana normalnya. Pada
keadaan kekurangan gizi

yang lebih berat menyebabkan pertumbuhan

terganggu dan ukuran otak menjadi lebih kecil. Jumlah sel dalam otak
berkurang dan menyebabkan perkembangan biokimia dalam otak menjadi
tidak

sempurna

sehingga

akan

berpengaruh

terhadap

kecerdasan

anak.(j30006 Dari sudut pandang neuropsokologi, nutrisi yang cukup sangat


penting untuk fungsi otak, belajar yang optimal, dan prestasi akademik.
Sedangkan efek negative dari kekurangan gizi dapat mengakibatkan
malnutrisi, selain itu nutrisi yang kurang menyebabkan penurunan daya
ingat(348). Pada proses metabolik tubuh otak membutuhkan nutrisi,
konsentrasi asam amino dan koline dalam darah membantu otak membentuk
neurotransmitter sepeti dopamine, asetilkholin, norepinefrin. Berdarkan
uraian diatas terdapat pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi. (ross amy
2.6 Pengaruh aktivitas fisik terhadap ipk
Aktivitas fisik merupakan rangkaian beberapa gerakan tubuh yang
memerlukan energi. Aktivitas fisik saat bermanfaat untuk tubuh seperti untuk
kesehatan tulang dan otot, mencegah dari penyakit jantung dan obesitas, dan
yang tidak kalah manfaat nya adalah untuk saraf khususnya perkembangan
otak yang dapat bermanfaat untuk fungsi kognitif. (1475)

Penelitian

sebelumnya telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik mempunyai efek yang

menguntungkan terhadap kinerja akademik. (1471-2458) Dari sudut pandang


fisiologi aktivitas fisik dapat meningkatkan pertumbuhan sel saraf
dihipokampus yang merupakan tempat belajar dan memori, meningkatkan
pertumbuhan kapiler otak, meningkatkan neurotransmitter yang yang
berhubungan dengan aktivitas fisik seperti serotonin

dan dapat juga

meningkatkan aliran darah otak serta meningkatkan pertukaran udara


diotak.(cdc)

Dengan

melakukan

aktivitas

fisik

yang

teratur

dapat

meningkatkan kemampuan kognitif dan fungsi memori sehingga mahasiwa


akan lebih mudah mengingat pelajaran , dan memudahkan dalam proses
belajar serta mendapatkan hasil akademik yang memuaskan. Namun pada
kenyataannya mahasiswa sangat disibukkan dengan kegiatan akademik
sehingga jarang melakukan aktivitas fisik yang dianjurkan. Pada mahasiswa
lebih banyak menghabiskan perilaku sedentary seperti duduk didepan
computer dan duduk mendengarkan perkuliahan. (1471)
2.7 Pengaruh kualitas tidur terhadap ipk
Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk belajar dengan tekun tetapi juga
dihadapkan pada kegiatan-kegiatan non akademik. Dalam menjalani beberapa
aktivitas tersebut mahasiswa membutuhkan energi, konsentrasi, dan tidur yang cukup.
Namun masalah tidur tampaknya sering menjadi permasalahan. Pada seseorang yang
mengalami kekurangan waktu tidur hal yang pertama terjadi adalah berkurangnya
konsentrasi pada saat beraktivitas, daya pikir dan daya ingat.(2004) Peters, joireman
dan Ridgway (2005) menggambarkan pola tidur setiap orang berbeda-beda seperti:
tidur merupakan suatu indikator untuk menilai kepuasan diri, tidur pada saat siang
hari, kesulitan tidur pada malam hari, dan tidur yang berlebihan. Buboltz, Brown, dan
Soper (2001) melaporkan bahawa 15% mahasiswa tidak puas dengan kualitas tidur
mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada mahasiswa
diantaranya: belajar sampai larut malam, hiburan dunia malam, serta penggunaan
alkohol dan narkoba. (lowry) Kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa dua kali
lebih banyak dari pada kualitas tidur pada populasi umum. Jika hal ini terus terjadi

akan mempengaruhi konsentrasi mahasiwa sehingga proses belajar mengajar tidak


maksimal. (college) Sebaliknya dengan kualitas tidur yang baik membuat mahasiswa
lebih segar saat bangun pagi dan dapat berkonsentrasi dalam belajar dan dapat meraih
ipk yang memuaskan.
2.8 Kerangka Konsep

STATUS GIZI

AKTIVITAS FISIK

KUALITAS TIDUR

IPK

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain cross

sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status gizi, aktivitas
fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa
Pendidikan Dokter Universitas Syiah Kuala.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Fakultas Kedokteran

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni
2014, pengumpulan data dilakukan sampai waktu yang telah ditentukan yang dapat di
lihat pada lampiran 1.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter angkatan 2011, 2012, 2013 Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh yang berjumlah 693 mahasiswa.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiwa yang aktif mengikuti proses
perkuliahan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala.

3.3.3

Teknik Pengambilan Sampel


Penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan teknik

pengambilan sampel secara stratified ramdom sampling. Sampel yang diambil adalah
sampel yang memenuhi criteria yang diinginkan oleh peneliti (criteria inklusi). Cara
pengambilan ini disebut juga dengan pengambilan sampel secara proporsional
random sampling denga menggunakan rumus :

Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut strata


N = jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut strata
N = Jumlah Populasi seluruhnya

Pertama, tentukan jumlah sampel dengan rumus :

Jumlah populasi adalah 693 orang, maka :

Jadi, sampel seluruhnya berjumlah 88 orang


Setelah diketahui jumlah sampel total yang diambil, maka pengambilan
sampel per-stratanya adalah :
Angkatan 2011 = 235 : 693 x 88 = 30
Angkatan 2012 = 252 : 693 x 88 = 32
Angkatan 2013 = 206 : 693 x 88 = 26

Berdasarkan hasil diatas, besar sampel untik masing-masing angkatan 2011,


2012, dan 2013 secara berurutan 30, 32, 26 siswa.
Kriteria Inklusi :
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011, 2012, dan 2013
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
2. Hadir dan bersedia menjadi responden saat pembagian kuisioner.
Kriteria ekskusi :
1. Mahasiswa yang tidak aktif mengikuti proses perkuliahan
2. Kuisioner yang diisi tidak lengkap
3.4

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas
(independent) dan variable terikat (dependent). Variabel independent (bebas)
dalam penelitianini adalah status gizi, aktivitas fisik, dan kualitas tidur
sedangkan variable dependent (terikat) adalah indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa.
3.4.2

Definisi Operasional
Indeks prestasi kumulatif (IPK) merupakan parameter untuk
mengevaluasi kemajuan studi mahasiswa yang merupakan hasil pembagian
nilai seluruh mata kuliah yang diperoleh dengan besar seluruh sks mata kuliah
yang telah dirata-ratakan terlebih dahulu. Indeks prestasi kumulatif (IPK)
dihitung pada akhir suatu program pendidikan atau pada akhir semester kedua
dan seterusnya. Indeks prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa
merentang dari nilai 0 sampai dengan nilai 4. Untuk mengetahui data indeks
prestasi kumulatif mahasiswa (IPK) dengan cara mengambil data dari bagian
akademik mahasiswa. (
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orang yang disebabkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi) dan

penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Alat ukur yang digunakan


digunakan adalah timbangan berat badan untuk menimbang berat badan dan
mikrotoise untuk mengukur tinggi badan. Hasil ukur adalah underweight,
normal, overweight, pre obe, obes I, obes II dan obes III dengan skala
ordinal.(/)
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang memerlukan
pengeluarkan enegi. (??) Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi

aktivitas fifik antara lain faktor biologis termasuk nutrisi, status kesehatan,
jenis kelamin, maturitas seksual pada wanita, genetic pada bayi kembar dan
kebiasaan keluarga dalam beraktivitas. Faktor lain diantaranya mencakup
psikologi, sosial, demografis dan kognitif. Cara mengukur aktivitas fisik pada
mahasiswa dengan menggunakan kuisioner.(???,????)
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur dialami seseorang yang meliputi aspek
kedalaman tidur, kemampuan untuk mempertahankan agar tetap tidur dan
mudahnya tertidur sehingga menghasilkan kesegaran disaat bangun dari tidur.
Cara mengukur kualitas tidur dilakukan dengan wawancara terstruktur. Alat
pengukuran kualitas tidur adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks
(PSQI). Jumlah pertanyaan yang terdapat pada PSQI terdiri dari 7 komponen.
Komponen 1 sampai 7 dijumlahkan untuk memperoleh nilai total. Hasil
pengukuran yang didapat bila nilai total 5 dikategorikan kualitas tidur baik.
Baik nilai total >5 dikategorikan kualitas tidur buruk. Skala pengukuran adalah
skala ordinal. Kuisioner PSQI dapat dilihat pada lampiran.()
3.5

Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian


Pada penelitian ini adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Lembaran persetujuan
2. Timbangan injak merek Tronno yang telah ditera dengan ketelitian
0,1 kg.
3. Meteran Microtoise telah ditera dengan ketelitian 0,1 cm.
4. Tabel IMT WHO
5. Kuisioner aktivitas fisik

6. Kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks (PSQI) digunakan untuk


menilai kualitas tidur sa,pel. Terdiri dari 7 komponen pertanyaan.
Skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan semua skor dari
komponen 1 sampai 7.
7. Rekap data KHS digunakan untuk mengetahui indeks prestasi
kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2013 Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala.
3.6

Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dan

data sekunder. Data primer dikumpulakan langsung oleh peneliti seperti pada
pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi.
Selanjutnya data yang dikumpulkan dari hasil pengisian angket untuk
kuisioner aktivitas fisik dan kuisioner PSQI untuk kuisioner kualitas tidur.
Kuisioner diberikan kepada responden pada tempat dan waktu yang
bersamaan.
Untuk mengumpulkan data Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) digunakan
data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan
sudah di data terlebih dahulu oleh bagian tersebut. Data sekunder berupa hasil
indeks prestasi kumulatif (IPK) dan data jumlah mahasiswa angkatan 2011,
2012, 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala.
3.7

Prosedur penelitian
Prosedur awal yang harus kita lakukan dalam melakukan penelitian ini

yaitu peneliti harus mendapat izin melakukan penelitian dari pimpinan


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Peneliti harus menjumpai
responden

dan akan memberitahukan mengenai penelitian yang akan

dilakukan serta peneliti meminta persetujuan untuk bersedia menjadi


responden penelitian. Tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a) Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta
tujuan dari penelitian.
b) Peneliti meminta peserta bersedia menjadi responden dan menandatangani
lembar persetujuan yang disediakan.
c) Pada hari melakukan penelitian kuisioner dibagikan oleh peneliti serta
menjelaskan tata cara pengisian sampai responden paham selanjutnya
mempersilahkan responden mengisi kuisioner tersebut.
d) Selama proses pengisi kuisioner, peneliti wajib , mengawasi peserta supaya
jika terdapat pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung pada
peneliti.
e) Setelah semua responden selesai mengisi kuisioner, kelengkapan jawaban
responden diteliti kembali. Jika terdapat kuisioner yang belum lengkap diisi
responden, harus dilengkapi pada saat itu juga sambil meminta responden
melengkapi ilang.
f) Data-data yang didapatkan melalui kuisioner dan melalui pengukuran
langsung merupakan data primer yang diberikan kepada sampel.
g) Pada pengukuran berat badan dan tinggi badan, peneliti menggunakan data
primer yang didapatkan langsung dari hasil pengukuran.
h) Subjek penelitian yang dipilih merupakan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi.
i) Tahap akhir data yang telah dikumpul diolah dan dianalisis dengan statistik.

3.8
3.8.1

Pengolahan Analisa Data Penelitian


Pengolahan Data

Setelah penelitian melalui kuisioner dilakukan semua data dikumpulkan untuk


dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan
mengikuti langkah sebagai berikut:
1. Editing
Setelah semua data terkumpul, lembar kuisioner diperiksa kembali
oleh peneliti untuk meninjau kelengkapan jawaban para responden.
2. Coding
Pada kuisioner dan

dan hasil penelitian kita berikan kode untuk

memudahkan pengumpulan data.


3. Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari
responden pertama hingga terakhir untuk kemudian dimasukkan ke dalam
sesuai dengan sub variable yang di teliti kemudian dihitung frekuensinya.
4. Tabulating
Pada tahap tabulating peneliti mengelompokkan jawaban-jawaban
responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk setiap sub
variable yang diukur dan menghitung nilai total setiap kolom dari variable
yang berisi data yang didapat dari hasil penelitian yang selanjutnya
dimasukkan kedalam table distribusi frekuensi.
3.8.2

Analisa Data

1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk memperoleh hasil distribusi
frekuensi dan proporsi dari variable yang diteliti, baik variable dependen
dan variable independen selanjutnya akan diolah dengan data statistik.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi
antara veriabel dependen dan variable independen. Dalam analisisini dapat
dilakukan pengujian statistik salah satunya dengan Chi-square.

Uji chi-square yang dilakukan menggunakan perangkat komputer,


dengan criteria hubungan ditetapkan berdasarkan pvalue (probabilitas)
yang dihasilkan dengan 95% CI dan criteria sebagai berikut:
1) Jika p value >0,05 maka kedua variabel tidak memiliki hubungan bermakna
2) Jika p value 0,05 maka kedua variabel memiliki hubungan bermakana.
Namun apabila syarat uji Chi-square tidak terpenuhi yang disebabkan
karena adanya nilai expected <5 maka akan dilakukan dengan uji statistic
alternative yaiti uju fisher Exact.

3. Analisis Uji Korelasi


Uji korelasi didahului oleh uji distribusi sampel dimana bila uji
distribusi normal digunakan uji korelasi pearson dan bila uji distribusi
tidak normal menggunakan uji korelasi spearman. Uji regresi linier
dilakukan pada variabel pada variabel yang hasil uji korelasi antar variabel
dengan p value< 0,25. Uji linier digunakan untuk mengetahui hubungan
matematis dalam bentuk suatu persamaan antar variabel terikat tunggal
dengan variabel bebas tunggal. Data variabel yang digunakan adalah data
numerik.

Anda mungkin juga menyukai