13012031
Tugas 03
TK 4046 Dasar-Dasar Metalurgi Proses
1. Uraikan perbedaan antara pemrosesan mineral secara pyrometallurgydan hydrometallurgy, baik
dari segi kelebihan dan kekurangannya.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Parameter
Suhu yang
digunakan
Energi yang
dibutuhkan
Kondisi
pemrosesan
(kerja)
Konsentrasi
zat dalam
mineral
Ukuran
plant yang
digunakan
Sifat
kecepatan
reaksi
(kinetika
reaksi)
Peralatan
yang
digunakan
Pyrometallurgy
Suhu yang digunakan pada
pemrosesan tinggi
Energi yang dibutuhkan tinggi
karena suhu pemrosesan tinggi
Kondisi kerja cukup berbahaya
karena suhu kerja tinggi
Hydrometallurgy
Suhu yang digunakan biasanya adalah
suhu standar (suhu kamar)
Energi yang dibutuhkan relatif lebih
rendah daripada pyrometallurgy
Kondisi kerja aman karena bekerja pada
suhu kamar
8.
Emisi gas
dan polusi
9.
Kemurnian
produk
10
Recovery
Alzrin Aulyna
13012031
2. Uraikan pemrosesan mineral yang menghasilkan logam berikut ini yang mengkombinasikan
rute pyrometallurgy dan hydrometallurgy :
a. Tembaga
Pengolahan bijih tembaga untuk memperoleh tembaga dapat dilakukan dengan cara
pirometalurgi, hidrometalurgi maupun kombinasi diantara keduanya. Perbedaan pengolahan ini
didasarkan pada konsentrasi tembaga yang terdapat dalam bijih yang akan diproses. Untuk
konsentrasi tembaga yang besar dalam bijih, proses secara pirometalurgi merupakan pilihan yang
tepat sedangkan untuk konsentrasi tembaga yang kecil dalam bijih lebih baik menggunakan
hidrometalurgi.
Alzrin Aulyna
13012031
Pada proses hidrometalurgi, bijih yang akan diolah berasal dari batuan-batuan disekitar high
grade sulfide ore body yang memiliki kandungan tembaga yang rendah didalamnya. Bijih yang
mengandung tembaga ini sebelumnya dilakukan comminution sehingga proses leaching dapat
bekerja efektif pada CuO (proses pengekstrakan). Hal ini juga digunakan untuk mengurangi biaya
operasi pada penggunaan solvent yang digunakan pada proses leaching.
Setelah dilakukan reduksi ukuran partikel, maka dilakukanlah proses leaching dengan pelarut
yang sesuai. Pada proses leaching ini, material pengotor tidak akan larut dalam pelarut sementara
tembaga larut dalam pelarut. Metoda leaching yang digunakan dapat berupa dump leaching atau
heap leaching. Pelarut yang digunakan pada proses leaching ini dapat bermacam-macam tergantung
bijih ataupun pretreatment yang telah dilakukan.
Salah satu contoh adalah dengan mengoksidasi Cu menjadi CuSO4(aq) pada suhu yang cukup
tinggi (pyrometallurgy pre-treatment) agar mineral berubah menjadi larut dalam solvent pada proses
hidrometalurgi.
Namun, jika pelarut yang digunakan adalah air, maka kelarutan oksigen dalam air sangatlah
kecil. Karena itu, sulit untuk melarutkan oksigen dalam proses leaching tersebut. Salah satu cara
mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan oksidator lainnya, yang lebih larut dalam air
dibandingkan oksigen. Salah satu zat pengoksidasi tersebut Fe3+.
Alzrin Aulyna
13012031
Tipe lain dari reaksi leaching adalah bersifat non-oksidatif adalah pemecahan bahan alkali,
seperti malachyte, dengan asam yang bisa diperoleh dari proses pirometalurgi. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
Kebutuhan pelarut H2SO4 (dapat diperoleh dari pemrosesan gas buangan pirometalurgi) dalam
proses leaching dalam metoda hidrometalurgi ini sering digunakan dan efektif. Berikut adalah tabel
dari metoda leaching tembaga yang sering digunakan.
Alzrin Aulyna
13012031
Selanjutnya, untuk memperoleh logam Cu, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cementation atau
electrowinning. Dengan cara cementation yaitu dengan menambahkan Fe kedalam larutan agar
terjadi proses oksidasi, yaitu:
Alzrin Aulyna
13012031
b. Seng
Sulfide concentrate
Air
SO2
Roasting
Acid production
H2SO4
Leaching
Residue
solid
Liquid
Zn dust
By products
Solution purification
Electrowinning
Electrolyte
Casting
Block flow diagram of conventional zinc chemical and electrolyric process
Lebih dari 95% dari seng dunia dihasilkan dari seng blende (ZnS). Pada pengolahan seng
dengan hidrometalurgi dilakukan pula kombinasi dengan pirometalurgi. Hal ini dapat terlihat bahwa
sebelum proses leaching, dilakukan pembakaran (roasting) atau sintering terlebih dahulu pada seng
blende untuk membentuk ZnO. Proses roasting (suhu lebih dari 9000C) ini dilakukan untuk
menghilangkan pengotor seperti sulfur dalam konsentrat (pengotor menguap pada suhu tinggi)
yang dapat menurunkan kinerja ekstraksi. Selain itu, proses roasting menghasilkan seng sebagai
senyawa oksida yang larut dalam pelarut saat dilakukan tahap leaching. SO2 yang terbentuk dari
proses roasting selanjutnya diproses menjadi H2SO4. Dengan terbentuknya ZnO, maka proses
leaching dengan solvent seperti H2SO4 untuk memperoleh logam seng dapat dilakukan dengan baik .
Pada proses leaching, ZnO yang telah terbentuk dari proses roasting dilarutkan dalam pelarut
H2SO4 untuk menghasilkan larutan yang tidak murni (impure aqueous solution) . Reaksi leaching yang
terjadi adalah sebagai berikut.
ZnO(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2O(aq)
Alzrin Aulyna
13012031
Namun, larutan hasil leaching ini tidaklah murni sehingga dibutuhkan pemurnian untuk
menghilangkan pengotor-pengotor sehingga diperoleh kemurnian produk Zn yang tinggi. Pemurnian
ini dilakukan dengan menambahkan debu seng (zinc dust) ke dalam larutan. Pada tahap pertama
pemurnian, tembaga dihilangkan oleh penambahan sebu seng. Residu padat disaring sehingga
diperoleh copper cake dan diproduksi lebih lanjut untuk pengolahan tembaga. Pada tahap kedua, Ni
dan Co dihilangkan dari larutan. Namun penghilangan pengotor tersebut tida bisa hanya dilakukan
oleh debu seng saja namun dibutuhkan reagen pemercepat lain seperti arsenic oxide. Pada tahap
keriga, Cadmium dihilangkan dengan unggun terfluidakan dari debu seng.
Setelah melakukan proses pemurnian tersebut, maka diperoleh larutan yang murni
mengandung seng. Selanjutnya dilakukan tahap elecrowinning yaitu tahap memperoleh logam Zn
dari larutan dengan proses elektrokimia.
Katoda : Zn2+ (aq) + 2 e = Zn(s)
Anoda : H2O (aq) = O2(g) + 2 H+ + 2e
Net : Zn2+ (aq) + H2O = Zn(s) + O2 (g) + 2 H+
c. Emas
Pyrometalurgical
pretreatment
hydrometallurgy
process
Alzrin Aulyna
13012031
Pada pengolahan emas dengan komposisi emas yang tersimpan dalam bijih kecil, biasanya
digunakan metoda hidrometalurgi. Sebelum dilakukan tahap pemrosesan dilakukan reduksi partikel
terlebih dahulu untuk memaksimalkan proses pengolahan yang akan dilakukan pada tahap-tahap
selanjutnya. Kemudian, pada metoda hidrometalurgi, terdapat tahap leaching. Pada leaching dalam
metoda hidrometalurgi pada pemrosesan emas harus digunakan agen pengkompleks yang kuat
karena Au yang cenderung stabil. Penambahan CN- akan membentuk kompleks (Au(CN)2-).
Namun, dalam beberapa kasus, emas cukup sulit diperoleh jika langsung menggunakan
proses hidrometalurgi saja (leaching dengan sianida). Namun perlu dilakukan pretreatment untuk
memfasilitasi terjadinya ekstraksi yang lebih baik. Pretreatment umumnya terdiri dari oksidasi dalam
autoclave pada suhu dan tekanan tinggi atau mencakup peleburan, di mana, bijih ke keadaan cair
melalui pengeringan dan memanggang, sehingga bahan-bahan lain di batu teroksidasi untuk
mencegah mereka dari menghambat proses ekstraksi. Preatreatment dengan suhu tinggi ini disebut
pirometalurgi. Sehingga, kombinasi dengan pirometalurgi dalam pemrosesan secara hidrometalurgi
Alzrin Aulyna
13012031
baik dapat digunakan dalam ekstraksi emas juga. Sehingga, proses kimia overall yang terjadi pada
pengolahan bijih besi adalah.
4Au + 8 CN- + O2 + 2H2O = 4Au(CN)2- + 4OHPada proses leaching yang dilakukan, pH dari larutan dijaga agar diatas pH 10 untuk
mencegah terbentuknya gas H2S. Setelah dilakukan proses leaching, konsentrasi emas yang terlarut
dalam larutan hasil leaching sangatlah kecil, sehingga dibutuhkan tahap concentration/purification
pada larutan untuk meningkatkan konsentrasi emas sehingga kemurnian yang diperoleh tinggi. Salah
satu cara adalah dengan menggunakan karbon aktif. Au(CN)2- dapat terabsorbsi dengan baik pada
karbon aktif sehingga dapat diggunakan untuk memindahkan Au(CN)2- dari larutan leaching ke dalam
suatu tempat tertentu dengan volume yang kecil sehingga diperoleh konsentrasi emas yang tinggi.
Selain menggunakan karbon aktif, cara lain yang digunakan adalah dengan menggunakan ion
exchange resin, solvent extractants, dan metoda-metoda lainnya.
Kemudian, untuk memperoleh logam emas, dilakukan tahap elektrowinning atau sementasi.
Proses elektrowinning ini menggunakan potensial listrik untuk memperoleh logam emas, sedangkan
proses sementasi adalah dikontakkan terhadap suatu zat agar larutan tereduksi menjadi Au. Setelah
diperoleh Au, biasanya dilakukan tahap refining yang dilanjutkan dengan tahap electrorefining untuk
memperoleh untuk menghilangkan material yang masih terdapat dalam emas seperti perak. Proses
yang terakhir ini dilakukan pada suhu tinggi dan merupakan proses pyrometallurgy. Sehingga dapat
dilihat bahwa pemrosesa emas dapat dilakukan dengan kombinasi antara pirometalurgi dan
hidrometalurgi.
Rujukan:
Chapter 2.7 Hydrometallurgical Processing. Treaties in ProcessMetallurgy. 2014.
http://www.mineraltambang.com/gold-extraction.html
http://www.zinc.org/basics/zinc_production
http://www.chem.mtu.edu/chem_eng/faculty/kawatra/CM2200_Primary_Metals.pdf
http://www.engineeringinfo.co.za/sites/default/files/downloads/pdf_files/Hydrometallurgy%20proc
ee%20overview.pdf