Penelitian tentang Plastik biodegradable berbahan pati (plasticized starch) pertama kali dipatenkan pada akhir
tahun 80-an. Saat ini penelitian terhadap bioplastik terus dikembangkan pada jenis biopolimer yang dapat
digunakan sebagai blending atau campuran pati, jenis plasticizer baru dan variasi sumber pati baru (Jan van Beilen,
2006). Penelitian terhadap bioplastik dilakukan oleh Pongchayont Sirikhajornnam dan Panu Danwanichakul (2006)
dengan menggunakan dua jenis pati yang berbeda yaitu pati jagung dan tapioka. Penelitian ini menggunakan
temperatur gelatinisasi pada suhu 80 85oC dan dikeringkan pada 100oC selama 24 jam dengan variasi
perbandingan massa antara pati dengan gliserol yaitu 6:4, 7:3 dan 8:2. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa
penggunaan jagung sebagai bahan bioplastik mempunyai sifat mekanik yang lebih baik daripada tapioka karena
disebabkan kandungan amilosa jagung yang lebih tinggi. Selain itu peningkatan kandungan gliserol akan
menurunkan kekuatan tarik dan absorbsi air, sedangkan fleksibilitas dan permeabilitas uap air akan mengalami
peningkatan.
Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel
reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah: selulosa,
xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3.
Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi yang
bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan berbagai materi yang berbeda.
Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk
karoten dan xantofil. Di samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula
pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini terdapat dalam alga biru dan
alga merah.