Bentuk fasilitas Pajak Penghasilan yang diberikan Fasilitas Pajak Penghasilan yang
berikan kepada Wajib Pajak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
penanaman modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5%
(lima persen) per tahun;
Contoh: PT ABC melakukan penanaman modal sebesar Rp 100 milyar berupa
pembelian aktiva tetap berupa tanah, bangunan, dan mesin. Terhadap PT ABC dapat
diberikan fasilitas pengurangan penghasilan neto (investment allowance) sebesar 5%
x Rp 100 milyar = Rp 5 milyar setiap tahunnya selama 6 tahun yang dimulai sejak
tahun pemberian fasilitas.
b. Penyusutan dan amortisasi dipercepat, sebagai berikut:
Kelompok Aktiva
Tetap Berwujud
Masa Manfaat
Menjadi
I. Bukan Bangunan:
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
2 tahun
4 tahun
8 tahun
Kelompok IV
II. Bangunan:
Permanen
Tidak Permanen
10 tahun
10%
20%
10 tahun
5 tahun
10%
20%
c. Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar
Negeri sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku;
Contoh: Investor dari negara X memperoleh dividen dari Wajib Pajak (WP) Badan
dalam negeri yang telah ditetapkan untuk memperoleh fasilitas berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PP No. 52
Tahun 2011. Apabila investor X tersebut bertempat kedudukan di negara yang belum
memiliki Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Pemerintah
Republik Indonesia (RI), atau bertempat kedudukan di negara yang telah memiliki
P3B dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak dividen untuk WP luar negeri 10% atau
lebih, maka atas dividen hanya akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia
sebesar 10%. Namun apabila investor X tersebut bertempat kedudukan di suatu
negara yang telah memiliki P3B dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak dividen
tersebut dikenakan PPh di Indonesia sesuai tariff yang diatur dalam P3B tersebut.
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru pada bidang usaha tertentu yang dilakukan di
kawasan industri dan kawasan berikat;
b. Tambahan 1 tahun:
Apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 orang tenaga kerja
Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;
c. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru memerlukan investasi/pengeluaran untuk
infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah);
d. Tambahan 1 tahun:
Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
berdasarkan asas timbal balik;
Yang dimaksud dengan barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yaitu
barang milik atau untuk keperluan perwakilan negara asing tersebut, termasuk pejabat
pemegang paspor diplomatik dan keluarganya di Indonesia. Pembebasan tersebut
diberikan apabila negara yang bersangkutan memberikan perlakuan yang sama
terhadap diplomat Indonesia
Barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial,
kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana alam;
a. Yang dimaksud barang keperluan ibadah untuk umum yaitu barang-barang yang
semata-mata digunakan untuk keperluan ibadah dari setiap agama yang diakui di
Indonesia.
b. Yang dimaksud dengan barang keperluan amal dan sosial yaitu barang yang
semata-mata ditujukan untuk keperluan amal dan sosial dan tidak mengandung
unsur komersial, seperti bantuan untuk bencana alam atau pemberantasan wabah
penyakit.
c. Yang dimaksud dengan barang untuk keperluan kebudayaan yaitu barang yang
ditujukan untuk meningkatkan hubungan kebudayaan antarnegara. Pembebasan
bea masuk diberikan berdasarkan rekomendasi dari kementerian terkait.
Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang
terbuka untuk umum serta barang untuk konservasi alam;
Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan
pertahanan dan keamanan negara;
Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
Barang pindahan;
Yang dimaksud dengan barang pindahan yaitu barang-barang keperluan rumah tangga
milik orang yang semula berdomisili di luar negeri, kemudian dibawa pindah ke
dalam negeri.
Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang
kiriman sampai batas nilai pabean dan/atau jumlah tertentu;
Barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan, dan pengujian;
a. Yang dimaksud dengan perbaikan yaitu penanganan barang yang rusak, usang,
atau tua dengan mengembalikannya pada keadaan semula tanpa mengubah sifat
hakikinya.
b. Yang dimaksud dengan pengerjaan yaitu penanganan barang, selain perbaikan
tersebut di atas, juga mengakibatkan peningkatan harga barang dari segi
ekonomis tanpa mengubah sifat hakikinya.
c. Pengujian meliputi pemeriksaan barang dari segi teknik dan menyangkut mutu
serta kapasitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
d. Pembebasan atau keringanan dalam hal ini hanya dapat diberikan terhadap barang
dalam keadaan seperti pada waktu diekspor, sedangkan atas bagian yang diganti
atau ditambah dan biaya perbaikan tetap dikenakan bea masuk.
Barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama
dengan kualitas pada saat diekspor;
a. Pembebasan bea masuk dapat diberikan terhadap barang setelah diekspor,
diimpor kembali tanpa mengalami proses pengerjaan atau penyempurnaan
apapun, seperti barang yang dibawa oleh penumpang ke luar negeri, barang
keperluan pameran, pertunjukan, atau perlombaan.
b. Terhadap barang yang diekspor untuk kemudian karena suatu hal diimpor
kembali dalam keadaan yang sama dengan ketentuan segala fasilitas yang pernah
diterimanya dikembalikan.
Barang untuk Keperluan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Pinjaman dan/atau Hibah
dari Luar Negeri;
Barang dan Bahan untuk Diolah, Dirakit, atau Dipasang pada Barang Lain dengan Tujuan
untuk Diekspor (KITE - Kemudahan Impor Tujuan Ekspor).
Barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pada
Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak
memegang paspor Indonesia;
Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan;
Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang
terbuka untuk umum;
Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
berdasarkan asas timbal balik;
Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
Barang pindahan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, mahasiswa
yang belajar di luar negeri, Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional
Indonesia, atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di luar negeri
sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun, sepanjang barang tersebut tidak untuk
diperdagangkan dan mendapat rekomendasi dari Perwakilan Republik Indonesia
setempat;
Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang
kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Pabean;
Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan
untuk kepentingan umum;
Barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu minyak dan gas
bumi serta panas bumi, dengan ketentuan :
Barang tersebut sudah diproduksi dalam negeri, namun belum memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan; atau
Barang tersebut sudah diproduksi dalam negeri, namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri.
Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
berdasarkan asas timbal balik;
Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau
untuk kepentingan penanggulangan bencana;
Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain
semacam itu yang terbuka untuk umum;
Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
Barang pindahan;
Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang
kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
kepabeanan;
Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan
untuk kepentingan umum;
Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan
pertahanan dan keamanan negara;
Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan
suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang
diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan
penangkapan ikan nasional;
Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia;
Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia; dan/atau
Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS).