Budaya
Eropa vs. Islam
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
mengusir ke luar para imam dan aktivis Muslim radikal, dan dengan
melakukan deportasi besar-besaran.
Di Perancis, Menteri Dalam Negeri Nicolas Sarkozy yang berhaluan
keras, yang di bulan Oktober 2005 menyebut para perusuh Perancis
sebagai kaum jembel, mewajibkan para imigran non-Eropa untuk
menandatangani Kontrak Datang dan Integrasi yang baru dan
menetapkan kewajiban-kewajiban mereka. Diantara hukum-hukum
reformasi baru, Pemerintah Perancis akan bebas mengusir imigran
setelah 10 tahun. Kelompok Muslim yang tidak mau berbaur ini
sangat banyak saat ini akan ditindak secara hukum.
Jika kaum imigran ingin hidup di Perancis, mereka harus menunjukkan
sikap hormat mereka atas norma-norma Perancis, seperti persamaan
hak antara pria dan wanita. Jika seorang istri dipenjarakan di dalam
rumah tanpa kesempatan belajar bahasa Perancis, maka seluruh
keluarga akan diminta pergi dari Perancis, kata Mr. Sarkozy, yang
menyusun daftar tingkatan negara-gara untuk menentukan imigran
mana yang boleh datang.
Pemerintah Denmark membuat undang-undang imigrasi yang sangat
ketat, bahkan menghentikan semua program suaka politik liberal dan
tidak menginginkan para pekerja jangka waktu singkat sekalipun.
Karena masalah kerusuhan akibat kartun muhammad, banyak pihak
masyarakat dan juga pihak Pemerintah Denmark yang ingin
menghentikan masuknya imigran Muslim dan para pemimpin Islam
radikal dicopot kewarganegaraannya dan diusir ke luar.
Untuk mempertahankan nilai-nilai bangsa mereka, Menteri Budaya
Denmark yang bernama Brian Mikkelsen baru-baru ini mengajak untuk
menciptakan aturan-aturan senirupa, musik, sastra dan film
Denmark. Di musim panas lalu, dia menyatakan bahwa Di Denmark
kita telah melihat pihak minoritas mempraktekkan nilai-nilai dan
pandangan-pandangan abad pertengahan dan non-demokrasi,
tambahnya, Ini merupakan bentuk baru dari perang budaya kita.
Di Jerman, yang merupakan negara pertama yang melakukan program
tenaga kerja asing di Eropa, gelombang perubahan kebijaksanaan
telah terjadi. Masyarakat multi kultural hanya bisa berfungsi secara
damai di negara berwewenang. Karena itu, kita mengambil tindakan
yang salah dengan membawa para pekerja asing dari negara-negara
asing ke dalam negeri kita di awal tahun 1960-an, kata bekas
Konselir Jerman Helmut Schmidt. Konselir Jerman yang baru yakni
Angela Merkel juga mengutarakan pendapat serupa: Pengertian akan
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
Risk Management:
Islam, The West's Unmanageable Liability
ISLAM,
BEBAN BARAT YANG
TIDAK DAPAT DIKELOLA
Oleh DC Watson
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
tetapi para Muslim macam ini cuma duduk ongkang kaki dan diam
seribu bahasa.
Memang kita semua harus sopan, tetapi mengapa kita masih juga
perlu inggih-inggih gaya Jawa kepada mereka yang pada akhirnya
akan menggorok leher kita sesuai dgn perintah Qur'an?
Memang toleransi baik, tapi TOLERANSI TERHADAP
INTOLERANSI SAMA SAJA DENGAN BUNUH DIRI. Sudah
waktunya kita mengenal ancaman yang, kalau tidak dihancurkan
terlebih dahulu, bisa mengakhiri eksistensi kita. Sekarang juga kita
harus sadar. Jangan biarkan wakil Muslim semanis dan sesopan
apapun mengelabuimu dan membuatmu percaya bahwa Shari'ah
memang cocok dengan demokrasi. Itu kebohongan besar!
Biar Muslim tersenyum selebar apapun jangan sampai kau termakan
tipuannya bahwa islam mengajarkan toleransi kepada semua mahluk
hidup (rahmatan lil alamin, begitu bunyi kibul mereka). Itu jelas
bohong.
Kelompok Muslim, khususnya mereka yang dicurigai, bukan saja tidak
berhak mempromosikan kepada para siswa AS polos tentang islam.
Sistem pendidikan AS (dan Barat umumnya) menghadapi tugas sulit.
Mereka kadang berlagak tidak tahu bahwa para tamu yang mereka
undang untuk menjelaskan tentang islam adalah mereka-mereka juga
yang ingin menerapkan Syariah di AS dan Barat.
Sementara kita sibuk berdebat diantara kita sendiri, para
fundamentalis Islam itu siap-siap untuk menerjang. Sudah saatnya
kita melupakan perbedaan pandangan politik kita. Kalau tidak, maka
kita dapat menghancurkan peradaban (Barat) yang didapatkan lewat
perjuangan sengit dan darah.
Wakil rakyat hanya peduli dengan jumlah perolehan suara. Bahkan
mereka begitu sibuk sampai nampak lebih senang mengorbankan
keamanan negara ketimbang menghadapi resiko tudingan Islamofobi.
Mereka ini, orang kita sendiri, yang menempatkan kita dalam posisi
bahaya.
Hanya karena islam -- bukan Kristen, atau yahudi, atau Hindu, atau
Budha atau Atheisme --- tapi hanya gara-gara islam negara Barat
dibuat terus was-was. Antrean panjang di bandara udara, stasiun bis,
kereta, stadion sepak bola dsb, semuanya harus ditingkatkan
keamanannya. Siapa yg harus membayar anggaran untuk ini semua?
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
Amerika: Frontir
Kebesaran Terakhir
By: *Amil Imani
(2006/04/07)
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
10
twitter: @islamexpose
penting orang Amerika. Lalu seorang dokter gigi Australia menulis sbb:
Tunjukkan kepada semua orang apa yang dimaksudkan dengan
orang Amerika, sehingga kita bisa mengenalinya: Orang
Amerika adalah orang Inggris, atau Perancis, Italia, Irlandia
Jerman, Rusia bahkan Yunani atau Persia. (Let everyone know
what an American is so he'll know when he has found one. An
American is English, or French, or Italian, Irish, German, Spanish,
Polish, Russian or Greek or Persian).
Orang Amerika untuk selama-lamanya adalah orang Indian Comanche,
Cherokee, Osage, Blackfoot, Navaho, Apache, Seminole ataupun
siapapun yang dianggap sebagai orang asli Amerika. Orang Amerika
mungkin juga Kristen, Yahudi, Budhis, dan bahkan Muslim - yang tahu
diri!
Nah, cobalah kau membunuh orang Amerika. Hitler
mencobanya. Begitu pula Jendral Tojo, Stalin dan Mao Ze-Dong.
Mereka semuanya tidak berhasil. Orang-orang Amerika bukan
orang-orang tertentu dari sebuah tempat tertentu. Mereka
adalah perwujudan jiwa manusia yang menjunjung tinggi
kebebasan (freedom). Setiap orang yang menjunjung tinggi
semangat itu, dimanapun, adalah seorang AMERICAN.
Sumber
*ali5196 | Translator
email: namasamaran@riseup.net
11
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
12