LEUKOPLAKIA
A. Definisi
Menurut WHO (1978) leukoplakia merupakan lesi putih keratosis berupa bercak atau plak
pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut dengan cara usapan
atau kikisan dan secara klinis dan histopatologis berbeda dengan penyakit lain di dalam
mulut. Pada seminar WHO tahun 1983 leukoplakia didefinisikan sebagai bercak atau plak
putih yang tidak mempunyai ciri khas secara klinis atau patologis seperti penyakit lain
dan tidak dapat dihubungkan dengan suatu penyebab fisik atau kimia kecuali penggunaan
tembakau. Secara histologi, leukoplakia didefinisikan sebagai bercakputih pada mukosa
dengan epitel mengalami hiperkeratosis dengan dasar yang terdiri dari sel spinosum.
B. Etiologi
Etiologi leukoplakia belum diketahui dengan pasti sampai saat ini. Menurut beberapa
klinikus, predisposisi leukoplakia terdiri atas beberapa faktor yang multipel, yaitu: faktor
lokal, faktor sistemik dan malnutrisi vitamin.
1. Faktor lokal
Faktor lokal biasanya berhubungan dengan segala macam bentuk iritasi kronis,
antara lain:
a) Trauma
Trauma dapat berupa gigitan pada tepi atau akar gigi yang tajam, iritasi
dari gigi yang malposisi, pemakaian protesa yang kurang baik, serta
adanya kebiasaan jelek, seperti menggigit-gigit jaringan mulut, pipi,
maupun lidah sehingga menyebabkan iritasi kronis pada mukosa mulut.
b) Kemikal atau termal
Iritasi mekanis lokal dan berbagai iritasi kimia akan menimbulkan
hiperkeratosis
dengan
atau
tanpa
disertai
perubahan
displastik.
Perubahan patologis mukosa mulut menjadi leukoplakia terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap
praleukoplakia dan tahap leukoplakia. Pada tahap preleukoplakia mulai terbentuk warna
plak berwarna abu-abu tipis bening dan translusen,permukaannya halus dengan
konsistensi lunak dan datar. Tahap leukoplakia ditandai dengan pelebaran lesi kearah
lateral dan membentuk keratin yang tebal sehingga warna menjadi lebih putih, berfisura
dan permukaan kasar sehingga mudah membedakanya dengan mukosa disekitarnya.
D. Klasifikasi Leukoplakia
Banyak jenis, warna dan bentuk leukoplakia, serta perbedaan stadium leukoplakia dari
jinak menjadi ganas yang menyebabkan diperlukannya pengklasifikasian leukoplakia agar
diagnosis dan rencana perawatan selanjutnya dapat dilakukan dengan tepat. Klasifikasi
leukoplakia berdasarkan gambaran klinisnya, terdiri dari:
1) Homogeneous Leukoplakia
Disebut juga leukoplakia simpleks, berupa lesi berwarna keputih-putihan, dengan
permukaan rata, licin atau berkerut dapat pula beralur atau berupa suatu
peninggian dengan pinggiran yang jelas.
Gambar 5. Hiperkeratosis
2. Hiperparakeratosis dan hiperortokeratosis
Apabila timbul parakeratosis di daerah yang biasanya tidak terdapat penebalan
lapisan
parakeratin
tersebut
disebut
sebagai
hiperparakeratosis.
Dalam
Gambar 6. Hiperparakeratosis
3. Ankatosis
Ankatosis adalah suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari lapisan
spinosusm pada suatu tempat tertentu yangkemudian berlanjut disertai
pemanjangan, penebalan, penumpukan dan penggabungan dari retepeg.
Gambar 7. Ankatosis
Terjadinya penebalan pada lapisan stratum spinosum tidak sama atau bervariasi
pada tiap-tiap tempat yang berbeda dalam rongga mulut. Bisa saja suatu penebalan
tertentu pada tempat tertentu dapat dianggap normal, sedangkan penebalan pada
bulan/sekali.
o Bila dysplasia berat/Ca in situ dirawat dengan:
Excisi (bila diameter lesi kecil)
Cryosurgery/Laser beam therapy (bila lesi sangat luas)
Etiologi
Bila diketahui etiologinya harus disingkirkan (misalnya dilarang merokok/minum
alkohol)
Jenisnya
Bila jenisnya verrucosa/ erosiva perlu kepastian diagnostik dengan biopsi
Bila positif dilakukan eksisi/Cryosurgery/Laser beam therapi
ERITROPLAKIA
1. Definisi
Eritroplakia adalah bercak merah beludru, menetap yang tidak dapat digolongkan
secara klinis sebagai keadaan lain apapun. Keadaan lesi yang merah diakibatkan dari
terjadinya atrofi pada lapisan mukosa, sehingga submukosa lebih tampak dengan
banyaknya vaskularisasi dibagian submukosa ini.
Pemeriksaan klinis serta histopatologi tidak disebabkan inflamasi atau penyakit lain.
Sebagian besar lesi ini, terutama yang berada di bawah lidah, dasar mulut, palatum molle,
dan pilar faucial anterior memiliki kecenderungan menjadi ganas. Diduga sebagai lesi
awal karsinoma sel skuamosa oral. Jarang ditemukan karena tidak mencolok dan
asimtomatik, karena itu pemeriksaan mulut harus dilakukan dalam keadaan kering dan
dengan teliti. Tidak memiliki predileksi jenis kelamin, meski mungkin berhubungan
dengan kebiasaan merokok dan minuman keras.
Rokok
Kandungan dalam rokok yaitu tembakau,merupakan inisiator mutasi dan
promotor proliferasi sel. Sehingga, baik secara langsung maupun tidak
langsung, tembakau dapat merusak DNA
2.
Alkohol
Sifat mudah menguap yang dimiliki alkohol, dapat merusak pertahanan dindingdinding sel di rongga mulut. Jika terjadi kerusakan maka iritasi mauun infeksi
dapat lebih mudah terjadi dan merusak sel.
Alkohol penguapan cairan intersisial keluar dari jaringan melalui dinding
sel yang semi permeabel pengerutan sel dinding sel menjadi permeabel
zat karsinogen masuk kerusakan sel
3.
Candida albicans
Jamur dapat pula menjadi penyebab terjadinya eritoplakia, yaitu Candida
albicans
3. Klasifikasi
Tiga varian eritoplakia :
1.
2.
3.
4. Pemeriksaan Klinis
Gambaran Klinis :
1.
2.
3.
4.
Paling sering terjadi pada lipatan mukobukal mandibula, orofaring, dasar mulut
Tepi lesi berbatas jelas
Terjadi sering pada usia > 60 th
Lesi merah terang
Gambaran Histopatologi :
-
Terdapat displasia epitel yang parah, sehingga tingkat menjadi Karsinoma lebih
5. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
Diagnosis pasti dengan biopsi.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sama dengan leukoplakia. Dapat dengan dua cara yaitu terapi
nonbedah dan terapi bedah. Terapi nonbedah dengan pemberian vitamin A 1 x 25.000 IU
atau 50.000 IU/hari selama tiga bulan, vitamin E, makanan dengan kadar karoten tinggi,
penghentian rokok dan pemakaian obat kumur beralkohol, serta pemakaian obat jamur
selama 1-2 minggu. Biopsi harus dilakukan namun observasi selama 1-2 minggu sambil
menghilangkan iritan yang dicurigai dapat diterima.
7. Diagnosa banding
Kandidosis, stomatistis dentata, tuberkulosis, histoplasmosis, iritasi mekanis.
a. Kandidosis
Adalah penyakit jamur, yang bersifat akut, disebabkan oleh jamur candida. Biasanya
oleh jamur candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku atau
saluran pernapasan.