DI SUSUN OLEH :
TIRA SEPTIA
TRISNA
30901301842
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak (noname, 2006).
Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan
kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas
bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang
banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan
kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan
berfungsi efektif. Alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan
usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam
kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak.
Terapi
bermaian
ini
bertujun untuk
mempraktekkan
keterampilan,
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada
anak.
Tujuan Khusus
Untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas mengekpresikan
perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak, memahami kemampuan
diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain, merupakan alat komunikasi
terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak usia todler yang sedang menjalani terapi rawat inap di Ruang Baitul Athfal
Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan jumlah anak 1 anak.
B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Pengertian
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari. (Wholey and wong, 1991).
Bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Kategori Bermain
1 Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri, contohnya :
bermain sepak bola.
2 Bermain Pasif
Yaitu energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas
(hanya melihat) contoh : memberi support.
Ciri-ciri Bermain
1) Selalu bermaian dengan suatu benda.
2) Selalu ada timbal balik interaksi
3) Selalu dinamis
4) Ada aturan tertentu
5) Menuntut ruangan tertentu
Konsep Dasar Todler
Usia todler (1 3 tahun)
1) Mulai berjalan, memanjat, lari
2) Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
3) Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu
4) Perhatiannya singkat
5) Mulai mengerti memiliki ini milikku
6) Karakteristik bermain paralel play
7) Todler selalu bertengkar memeperebutkan mainan
8) Senang musik atau irama
Mainan untuk todler
1) Mainan yang dapat ditarik dan didorong
2) Alat masak
3) Malam, lilin
4) Boneka, telephone, gambar dalam buku, bola, drum yang dapat dipukul,
krayon, kertas
Bermain di Rumah Sakit
Prinsip kegiatan
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Kelompok umur sama
4) Melibatkan keluarga atau orang tua
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. JUDUL PERMAINAN
Mewarnai gambar dengan pensil warna/spidol/pastel pada kertas gambar yang telah
tersedia.
C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/tanggal
Waktu
Tempat
D. PROSES BERMAIN
Persiapan : 5 Menit
Menyiapkan ruangan
Menyiapkan alat
Menyiapkan peserta
Pembukaan : 5 Menit
Perkenalan dengan anak dan keluarga
Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia
Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas
kertas gambar.
Penutup : 5 Menit
G. ANTISIPASI HAMBATAN
H. PENGORGANISASIAN
Leader
: 1 Orang
Fasilitator
: 1 Orang
Observer
: 1 Orang
Anak
Setting tempat
: 1 Orang
Ket :
1
2
1 = Fasilitator
2 = Leader
3 = Observer
4 = Anak/Klien
I. KRITERIA EVALUASI
Setelah dilakukan terapi bermain dapat disimpulkan bahwa : anak menikmati dan mau
melakukan kegiatan mewarnai. Anak cukup kooperatif dengan fasilitator .
Hambatan yang terjadi dalam proses terapi bermain yaitu : anak sering melamun. Anak
asik dengan kegiatannya sendiri atau aktivitasnya sendiri . Kurang memahami terapi
bermain atau kegiatan mewarnai .
J. EVALUASI
Struktur
1. Satuan Acara Pembelajaran(SAP) dibuat 3 hari sebelum Terapi bermain
2. Media telah disediakan 2 hari sebelumnya
3. Telah dibuat suatu kontrak perjanjian
4. Pembimbing telah dihubungi
Proses
1. Penyaji menyampaikan materi dengan baik
2. Petugas menjalankan tugasnya dengan baik
3. Audien tidak meninggalkan terapi bermain sampai acara selesai
4. Audien menghadiri acara tepat pada waktunya
Hasil
Peserta mampu mewarnai dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas
mengekpresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak,
memahami kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain,
merupakan alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal.
SARAN
Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih
selektif dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan kepada
anak . dapat menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat merangsang tumbuh
kembang secara optimal .
DAFTAR PUSTAKA
Foster and humsberger . 2003 . Family Centered Nursing Care of Children . WB
sauders Company . Philadelpia USA
Hurlock E B . 2001 . Perkembangan Anak Jilid 1 . Erlangga . Jakarta
Whaley and Wong . 2001 . Nursing Care Infants and Children . Fourth Edition .
Mosby Year Book . Toronto . Canada
Noname . 2006 . Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak .