Anda di halaman 1dari 7

Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara

Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan


Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
1. Makna Persamaan
Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling
menghormati dan menghargai orang lain dengan tanpa membeda-bedakan suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA). Timbulnya berbagai suasana tidak
nyaman dan ketakutan bagi setiap manusia (masyarakat) disuatu tempat, karena
adanya segelintir orang yang mempunyai keinginan/ kpentingan tertentu dengan
cara-cara yang tidak beradab.
Di negara-negara berkembang pada umunya (termasuk Indonesia), memakai
persamaan hidup lebih bersifat kultural karena faktor adat-istiadat dan budaya
yang diterapkan secar turun temurun. Penghormatan dan penghargaan yang
tulus masih terasa cukup kuat terutama pada masyarakat pedesaan. Namun di
kota-kota besar pada umumnya dengan masyarakatnya yang sudah sangat
kompleks (heterogen) dan multikultural, tentu tidak banyak yang diharapkan.
2. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)
Dalam kehidupan berbangsa Indonesia secara kultural, jaminan terhadap
persamaan hidup telah tertanam melalui adat dan budaya daerah yang relatif
memiliki nilai-nilai yang hampir sama. Beberapa nilai kulural bangsa Indonesia
yang patut kita lestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan hidup
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, antara lain :
a. Nilai religius
Realitas kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang hingga
sekarang ini sarat dengan nilainilai regius, meskipun disadari bahwa tata cara
ritual dan bentuk-bentuk yang disembah berbeda.
b. Nilai gotong royong
Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai gotong royong masih sangat
kuat dipertahankan sebagai wujud kepedulian dan mau membantu sesama.
c. Nilai ramah tanah

Kebiasaan dalam pergaulan hidup yang mengembangkan sopan santun dan


ramah tamah merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakan dengan bangsa-bangsa lain didunia.
d. Nilai kerelaan
Berkorban dan cinta tanah air Rela berkorban dan cinta tanah air merupakan
wujud ketulusan pengorbanan seseorang dalam bentuk harta benda maupun
nyawa untuk kepentingan harga diri, harkat martabat bangsa dan negara.
3. Jaminan Persamaan Hidup dalam Konstitusi Negara
Masa penjajahan yang berlangsung sejak zaman Belanda (lk. 350 tahun) dan
zaman (lk.3,5 tahun) telah membuka mata seluruh masyarakat dan pemimpin
bangsa Indonesia agar mampu menata kehidupan bangsa yang merdeka dan
berdaulat serta sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang beradab.
Para pendiri negara sangat menyadari bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka,
Negara yang akan di bangun adalah Negara yang berisi masyarakat Indonesia
yang Bhineka Tunggal Ika dengan keberagaman suku, agama, ras dan golongan
dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab itu, dasar Negarayang menjadi
pedoman penyelengaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
harus mampu mewadahi kepentingan-kepentingan masyarakat dan bangsa
secara keseluruhan.
Mengingat konstruksi yang dibangun oleh bangsa Indonesia dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia bersumber dari keberagaman suku,
agama, ras, dan golongan, maka sudah menjadi kewajiban Negara untuk
memberikan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Jaminan persamaan hidup wrga Negara di dalam
konstitusi Negara, dapat disebutkan antara lain :
a. Pembukaan UUD 1945
Pada alinea pembukaan UUD 1945 disebutkan bawa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan
perikeadilan. Kalimat tersebut mengandung makna adanya pengakuan jaminan
persamaan hidup bagi bangsa beradab mana pun di dunia, karena tak satu pun
bangsa yang mau di jajah oleh bangsa lain.
Dalam alinea ke- 4 Pembukaan UUD 1945, dinyatakan: .. Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social, Kalimat

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia . Jadi,


jelaslah bahwa perial jaminan persamaan hidup di Indonesiasecara
konstitusional termaktub di dalam pembukaan UUD 1945. Jaminan persamaan
kehidupan
telah
secara
eksplisit
dinyatakan
untuk
selanjutnya
diimplementasikan kedalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sila-sila Pancasila
Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia juga telah dirumuskan secara fisolofis
dalam dasar Negara Pancasila melalui sila-sila Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Bahwa segala agama dan kepercayaan yang beradab di Indonesiaterpusat pada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, makna utama dalam sila pertama ini
yaitu adanya pengakuan persamaan jaminan hidup bagi warga Negara Indonesia
untuk beragama dan melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan keyakinan
mesing-masing.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menunjukan ekspresi bangsa Indonesia yang mempunyai keinginan kuat bahwa
dalam aspek-aspek hubungan antar manusia adanya jaminan persamaan hidup
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, berdasrkan moralitas yang adil
dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
Dengan dasar persatuan dan kesatuan Indonesia, maka setiap bangsa Indonesia
mampu meletakan kepentingan diri sendiri dan golongan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
Merupakan keinginan hidup berbangsa dan bernegara yang demokratis baik
dalam arti formal maupun material berdasarkan dalam permusyawaratn /
perwakilan. Ketuhanan Yang Maha Esa dan moralitas kemanusiaan yang adil
dan beradab dengan senantiasa menjunjung tinggi persatuam dan kesatuan
bangsa.
5. Keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia
Dimaksudkan dalam rangka pengaturan hubungan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur, material maupun spiritual.
c. UUD 1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya

Bila memperhatikan komitmen bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan


Negara yang ingin mewujudkan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan
bermasyarakn, berbangsa, danbernegara, sudah sangat jelas bahwa hal tersebut
ingin segera diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
BERBAGAI ASPEK PERSAMAAN KEDUDUKAN SETIAP WARGA
NEGARA
1. Aspek kehidupan Ideologi: yaitu terkai dengan dasar negara/ideologi negara
Indonesia yaitu Pancasila. Setiap warga negara
berkewajiban untuk mendukung dan meyakini kebenaran serta mengamalkan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Aspek kehidupan Politik: sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 pasal :
27 ayat (1); 28; 28 D ayat (1); 28 D ayat (3); 28 E ayat
(3)
3. Aspek kehidupan Sosial: sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 pasal :
27 ayat (2); 28 H; 28 I; 34.
4. Aspek Ekonomi : sebagaimana yang diatur dalan UUD 1945 pasal : 33.
5. Aspek Pertahanan dan keamanan : sebagaimana yang diatur dalan UUD 1945
pasal : 27 ayat (3); 30 ayat (1).
6. Aspek pendidikan dan kebudayaan : sebagaiman yang diatur dalam UUD
1945 pasal : 28 E; 31; 32.
7. Aspek kehidupan beragama : sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945
pasal : 29.
MENGHARGAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA
TANPA MEMBEDAKAN SARA
Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,
agama, gender, golongan, budaya dan suku.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa,
agama, ras, dan budaya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai keanekaragaman
tersebut.
1. Suku bangsa
Suku bangsa merupakan kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan
sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas budaya, khususnya bahasa.
Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa yang tersebar dari sabang
hingga merauke yang disebut dengan istilah nusantara.
Tiap tiap suku memiliki ciri budaya dan bahasa yang berbeda beda namun
mereka disatukan dengan semboyan bhineka tunggal ika, hal tersebut
menunjukkan bahwa bangsa indonesia mengakui persamaan kedudukan warga
negara tanpa membedakan suku bangsa, karena semua suku bangsa yang ada di

indonesia adalah satu yaitu dalam kesatuan NKRI. Untuk menyatukan suku
bangsa yang sangat majemuk tersebut perlu dibangun tumbuhny rasa kesadaran
nasional. Karena kesadaran nasional merupakan hal yang paling besar dalam
menyatukan bangsa indonesia ini.
2. Agama
Indonesia bukanlah negara agama, namun bangsa indonesia merupakan bangsa
beragama. Hal tersebut dapat kita buktikan dari sejarah pembentukan bangsa
indonesia. Dan kemudian tercermin dalam dasar negara dan ideologi negara
Pancasila di mana dalam sila yang pertama disebutkan ketuhanan yang maha
esa selain itu dalam pembukaan UUD 45 juga disebutkan dengan rahmat
tuhan yang maha esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur..... hal tersebut
membuktikan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang beragama.
3. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan besarta
pengalamannya dan dijadikan pedoman tingkah laku serta amal perbuatan.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, kebudayaan daerah menjadi kerangka
dasar ayng saling berintegrasi menuju kesatuan budaya bangsa atau disebut
budaya nasional. Adapun kebudayaan menjadi kerangka dasar untuk
mewujudkan integrasi bangsa atau nasional yang kuat dan tangguh, integrasi
nasional sendiri diartikan sebgagai prosses penyatuan berbagai kelompok sosial
budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembetukan suatu identitas nasional.
4. Ras
Menurut Koentjaningrat, ras merupakan suatu golongan manusia yang
menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan frekuensi yang besar.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa ras, yaitu Malaya
Mongoloid yang sebagian besar tinggal di Jawa, ras Negroid yang tinggal di
Papua, serta ras Veddoid yang tinggal di Sulawesi Selatan.
Keanekaragaman ras menjadi salah satu kekayaan bangsa indonesia dan harus
disikapi dengan arif bijaksana, karena perbedaan ras sering kali menjadi benih
benih konflik jika tidak disikapi secara bijaksana. Hal mendasar yang harus
diingat adalah bahwa setiap ras memiliki kedudukan yang sama.
5. Gender
Gender merupakan pembedaan pria dan wanita dalam aspek budaya.
Pembedaan ini lahir dari proses sosialisasi (penanaman nilai-nilai) yang terjadi
dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa adanya asumsi yang
berkebag di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, lahir keinginan kuat untuk menyamakan
kedudukan antara pria dan wanita. Hak-hak wanita yang selama ini dianggap

membelenggu mulai dikendurkan sehingga wanita memiliki hak yang sama


dengan pria.
Sebagai negara yang multikultural, tiap warga negara harus memiliki kesadaran
akan pentingya mengenai kedudukan warga negara tanpa membedakan ras.
Agama, gender, golongan, budaya, maupun suku. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan adanya toleransi dan empati serta menghilangkan segala bentuk
diskriminasi sehingga tercipta multikulturalisme.
Toleranasi adalah sikap menghargai, (membiarkan, membolehkan), pendirian
(pendapat, pandangan,kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
berbeda atau berlainan dengan pendirian sendiri. Kunci dari toleransi adalah
penghargaan terhadap perbedaan yang ada sehingga toleransi sosial dimaknai
sebagai sikap yang menghargai perbedaan sosial yang terdapat dalam
masyarakat baik ras, agama, gender, golongan, budaya mupun suku. Sebagai
bentuk penghargaan terhadap penghargaan hak dan kedudukan yang dimiliki
oleh setiap orang atau warga negara.
Adapun empati adalah kedaan mental yang membuat seseorang turut merasakan
perasaan, pikiran, atau keadan orang atu kelompok lain. Dengan empati,
seseorang berusaha memahami perbedaan kelompok yang berbeda. Dengan
demikian diharapkan setiap warga negara akan berpiir ulang jika akan terjadi
pada dirinya sehingga hal tersebut tidaj terjadi.
Sedangkan yang dimaksud dengan diskriminasi adalah tindakan yang tidak adil
terhadap seseorang atau sekelopok orang, akibat adanya karakteristik tertentu
dalam seseorang atau sekelompok orang tersebut. Karakteristik tersebut dapat
berupa ras, agama, budaya, golongan, suku, maupun status sosial dan ekonomi
seseorang.
Tindakan diskriminatif merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, karena hal
tersebut sama artinya dengan tidak menghargai hak asasi orang lain, meskipu
orang tersebut berbeda dengan kita.
Apabila seluruh waga dapat menerapkan sikap toleransi, empati, dan
menghilangkan segala betuk diskriminasi maka akan terciptalah
multikulturalisme, yaitu kebijakan publik yang mendorong seluruh kelompok
budaya dalam masyarakat untuk bersedia dan menerima berinteraksi dengan
kelompok lain secara sederajat, tanpa memerlukan perbedaan ras,
agama,budaya, golongan, etnik, dan gender. Seain itu, aparat pemerintah juga
harus memberikan teladan dalam mewujudkan tegaknya prinsip persamaan
kedudukan warga negara dengan penciptaan dan penerapan hukum secara
konsisten sebagaimana yang amanatkan konstitusi.
Selain hal-hal diatas, dala rangka menghargai persamaan kedudukan bagi setiap
warga negara perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Regulasi yang dilakukan oleh lembaga legislatif maupun eksekutif


2. Sosialisasi atas peraturan dan kebijaksanaan yang telah dibuat agar
masyarakat mengetahui dan merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan benegara, hingga rakyatpun turut berpartisipasi.
3. Implementsi suatu kebijakan atau aturan yang profesional dan sesuai dengan
apa yang talah ditetapkan
4. Adanya pembelajaran bagi mansyarakat atas pentingnya kesadaran hukum
dan tertib hukum maupun segala peraturan birokrasi yang berlaku.
5. Penanaman nilai-nilai dan keteladanan melalui pembelahjaran yang
berkelanjutan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
6. Adanya kesiapan dan langkah-langkah antisipasi terhadap potensi-potensi
konflik yang disebabkan oleh adanya perbedaan ras, golongan, agama, budaya,
dan suku bangsa.
CONTOH PERILAKU YANG MENAMPILKAN PERSAMAAN
KEDUDUKAN WARGA NEGARA.
1. Dalam bidan hukum : setiap orang yang menjadi terdakwa berhak
mendapatkan bantuan hukum
2. Dalam bidang Pemerintah : setiap orang berhak untuk mendaftarkan diri
menjadi pegawai negeri
3. Dalam bidang politik : setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat.
4. Dalam bidang ekonomi : setiap orang berhak untuk berusaha dan
mendapatkan pekerjaan
5. Dalam bidan sosial budaya : setiap orang berhak mengembangkan
kebudayaan,
6 Dalam bidang pertahanan dan keamanan : setiap orang berhak untuk
mengikuti pendidikan militer.

Anda mungkin juga menyukai