Anda di halaman 1dari 3

HANTARAN IMPULS POTENSIAL AKSIaraf dirambat-kan

oleh potensial-potensial aksi


Neuron, seperti sel-sel lainnya, selalu menciptakan gradien ionik antara kedua sisi membran
plasmanya melalui proses pemompaan ion-ion tertentu. Pemompaan yang seringkali
dilibatkan ialah pemompaan (Na+-K+) yang terkait dengan enzim (Na+-K+)-ATPase. Proses
ini memompa ion K kedalam sel namun memompa ion Na keluar sel sehingga menghasilkan
konsentrasi ionik intrasel maupun ekstrasel ion-ion tertentu seperti yang tertera pada Gambar
1 (pada kesetimbangan). Beda potensial membran yang terjadi antara kedua sisi membran,
(potensial sisi luar relatif dengan potensial sisi dalam), dideskripsikan oleh persamaan
Goldman [1, 2, 3]:

Dalam persamaan tersebut, C dan A adalah singkatan untuk konsentrasi Kation dan Anion
dengan asumsi ion-ion monovalen (valensi satu) yang memiliki konsentrasi besar).
Sementara itu, out melambangkan daerah di luar membran dan ini melambangkan daerah di
dalam membran. Pc dan Pa melambangkan koefisien permeabilitas kation dan anion.
Koefisien ini menunjukkan mudah atau tidaknya suatu ion menembus membran.Karena ionion yang dominan ialah ion natrium, kalium, dan klor, maka persamaan di atas dapat ditulis:

Ko dan Ki ialah konsentrasi ion kalium di sisi luar dan dalam membran. Nao dan Nai ialah
konsentrasi ion natrium di sisi luar dan dalam membran. Clo dan Cli ialah konsentrasi ion
klor di sisi luar dan dalam membran. PK, PNa, dan PCl ialah koefisien permeabilitas ion
kalium, ion natrium, dan ion klor. Dengan menerapkan data yang ada di Gambar 1 pada suhu
25oC, didapatlah yang besarnya 83mV (bagian dalam membran lebih negatif). Hasil
yang didapatkan melalui persamaan tersebut sesuai dengan eksperimen. Eksperimen yang
sering dilakukan ialah dengan menggunakan akson katak atau cumicumi besar. Potensial
membran tercipta oleh ketidakseimbangan kecil pada distribusi ion antara sisi membran.
Menurut pengamatan, perbandingan ionion yang terpisah oleh membran ialah sekitar 1
pasang ion per sejuta. Namun dalam ukuran makroskopik dan tebal membran sekitar 5
nanometer, perbandingan ion itu sudah cukup membuat medan listrik yang besar pada

membran yaitu sekitar 170.000 V/cm [1]. Impuls saraf terdiri atas suatu gelombang
depolarisasi membran yang disebut Potensial Aksi dan merambat sepanjang sel saraf. Jika
mikroelektrode ditusukkan ke dalam suatu akson saraf, perekam menunjukkan suatu
peningkatan potensial dari 60mV menuju +30mV selama berlangsungnya potensial aksi di
tempat itu. Depolarisasi tersebut (sebelum potensial mencapai potensial kesetimbangan ion
Na (sekitar +58mV)) segera diikuti oleh repolarisasi sangat cepat dan melebihi batas harga
potensial istirahat (resting potential) [1]. Turunnya potensial ini mencapai potensial
keseimbangan ion K (sekitar 72mV). Keseluruhan proses di atas dapat dilihat pada gambar
2. Selanjutnya, potensial akan perlahan menuju potensial istirahat. Penyebab terjadinya
potensial aksi ini ialah peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na secara transien
(dalam rentang fraksi dari satu milidetik) kemudian diikuti oleh peningkatan permeabilitas
membran terhadap ion K secara transien serta penurunan drastis pada permeabilitas membran
terhadap ion Na. Lihat gambar 3. Hal ini diungkapkan dan didemonstrasikan oleh Alan
Hodgkin dan Andrew Huxley di tahun 1953 [3, 4].
Perubahan permeabilitas yang spesifikion itu (hanya khusus ion tertentu) disebabkan oleh
adanya protein membran transaxonal. Protein tersebut berfungsi sebagai saluran-saluran
spesifik ion (ion Na atau ion K) yang sensitif terhadap beda potensial. Kita dapat
menyebutnya dengan voltage-sensitive channels (saluran yang terbuka hanya jika dikenai
kenaikan tegangan). Saat suatu impuls saraf (pemunculan arus listrik yang tibatiba) mencapai
suatu daerah axon (yang dijadikan daerah pengamatan), beda potensial transmembran akan
lebih positif sehingga memicu terbukanya saluran-saluran ion Na (yang bersifat sensitif
terhadap tegangan) secara transien (mendadak). Akibatnya, ion Na berebutan masuk ke dalam
sel saraf sejumlah 6000 ion per 1ms untuk tiap saluran. Ini jelas merupakan peningkatan
permeabilitas ion Na atau PNa dan peningkatan ini membuat beda potensial transmembran
meningkat. Lalu, secara berurutan, jumlah saluran ion Na yang terbuka akan lebih banyak
karena peningkatan PNa menyebabkan kenaikan dan kenaikan akan merangsang
terbukanya saluran-saluran Na lain. Ledakan input ion Na tersebut meningkat menuju
potensial keseimbangan ion Na (sekitar 60mV) namun sebelum hal tersebut terjadi, saluransaluran ion K terbuka bersamaan dengan menutup-nya saluran ion Na (PNa kembali menuju
harga semula saat istirahat). Karena proses inilah, potensial membran berganti tanda dan
menurun kepada potensial keseimbangan ion K yang ada di bawah potensial istirahat. Pada
akhirnya, saluran-saluran untuk ion K juga menutup dan membran kembali mendapatkan
kondisi dengan potensial istirahatnya. Saluran ion Na yang terbuka hanya selama 0,5 sampai

1 ms tidak akan terbuka kembali sampai membran kembali secara total pada keadaan
istirahatnya. Periode saat saluran ion Na tak dapat terbuka lagi itu disebut periode refraktori
absolut dan periode ini berlangsung kira-kira sepanjang dasar grafik permeabilitas ion Na
pada gambar 2. Adanya sifat ini memberi batasan taraf penghantaran sinyal saraf pada akson
sehingga rangsangan yang datang sebelum saraf benar-benar teristirahatkan tidak akan
mendapat respon.
Suatu potensial aksi itu dipicu oleh sebuah peningkatan sebesar 20mV pada po-tensial
membran menuju 40mV. Maka dari itu, potensial aksi merambat atau berpropa-gasi
sepanjang akson karena hadirnya peningkatan potensial membran. Di samping itu, impuls
saraf secara kontinu diperkuat (amplifikasi) saat merambat sepanjang akson untuk
mempertahankan konstannya impuls saraf. Lihat gambar 4. Bayangkan dua buah partisi saraf
A dan B yang tak terpisah satu sama lain dengan arah impuls mengarah dari A ke B. Jika A
mendapat rangsangan, proses terbukanya saluran-saluran itu akan terjadi di A sehingga beda
potensial transmembran pada daerah A meningkat. Peningkatan beda potensial di A akan
menimbulkan medan listrik yang mempengaruhi daerah B yang ada di dekatnya. Medan
listrik itu akan merangsang saluran-saluran ion di B untuk terbuka dan memulai proses yang
serupa seperti pada A. Dengan cara itulah, rangsangan dihantar dan diperkuat di tiap partisi
melalui pertukaran ion antar kedua sisi membran. Walau ketidakseimbangan relatif ionik
berperan untuk potensial istirahat itu hanyalah kecil, hanya sedikit sekali fraksi gradien Na+K+ yang dikacaukan oleh satu impuls saraf. Jadi, suatu akson dapat menghantar impuls saraf
tiap beberapa milisekon dengan taraf konstan. Di samping itu, semua impuls saraf memiliki
amplitudo sama sehingga besar suatu rangsangan didasarkan pada taraf atau frekuensi
hentakan saraf dan bukan pada besar kecil amplitudonya.
III. Laju impuls saraf ditingkatkan
oleh myelinasi
sarSsumber:

http://home.unpar.ac.id/~integral/Volume%207/Integral

%207%20No%201/NEUROTRANSMISI_ok.pdf

Anda mungkin juga menyukai