terdiri dari : bibir, mulut, gigi, lidah - Bibir - Mulut: Cavitas Buccalis Cavitas Oris - Gigi : Fungsi: memanipulasi makanan (memarut, memotong), menyerang, memegang mangsa, membantu lokomosi. Jml & jenis bervariasi.
Fungsi : membantu menelan, bicara
Bagian belakang : jar limfoid tonsila lingualis Bagian depan: kasar, ditutupi papillae (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum vallata)
Menghasilkan air liur/air ludah/salivayang bersifat
pekat dan licin. Saliva ini banyak mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki pH sekitar 6,8 7,0 dengan suhu 37o C. Fungsi air liur/saliva : Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan. Melindungi selaput mulut. Mencerna makanan secara kimiawi.
Terdiri dari 3 macam kelenjar ludah
berdasarkan letaknya : Glandula parotis yaitu kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga. Menghasilkan ludah berbentuk cair yang disebut serosa. Merupakan kelenjar ludah terbesar. Glandula submandibularis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah rahang bawah. Menghasilkan air dan lendir yang disebut seromucus. Glandula sublingualis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah lidah. Menghasilkan getah yang sama dengan glandula submandibularis
Percabangan antara esofagus dan trachea
terdapat epiglottis Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu : Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut dan sal. Eustakhius. Lapisan fibrosa, Lapisan berotot. otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis)
Reflek menelan menggerakan makanan dari pharynx ke
dalam kerongkongan/esophagus Pada saat hal ini terjadi makanan juga dijaga supaya tidak masuk ke dalam tenggorokan
Sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik
mencampur makanan dgn enzim
Lapisan peritoneal (lapisan serosa).
Lapisan berotot terdiri: Cardia : langsung berhubungan dengan esofagus. terdapat sfincter cardinae, sel kolumner mucus Fundus : tebal, terdapat kelenjar gastrik, sel kolumner enzim, HCl, mucus Pylorus : berhubungan dgn duodenum, terdapat sfingter phylorica Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe) Lapisan mukosa
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan
banyak saluran limfe. Permukaan mukosa dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung berupa : 1. Kelenjar kardia, berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dengan mengeluarkan sekret mukus alkali 2. Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja yang berisi berbagai jenis sel yaitu sel asam (asam pada getah lambung) dan musin. 3. Kelenjar pilorik berbentuk tubuler yang menghasilkan mukus alkali
Getah lambung Menghentikan kerja amilase,
Menghancurkan matrix extrasel,makanan, Membunuh mikroba. Beberapa enzim pencernaan yang terdapat dalam getah lambung : 1. pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidrokhlorida dan bekerja atas protein diubah menjadi pepton (mudah larut) 2. Rennin membentuk susu dan kasien dari karsinogen yang mudah larut (pembekuan susu menjadi keju). 3. Lipase (enzim pemecah lemak) sebagai awal pencernaan lemak dalam lambung
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m
dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : 1. Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m. 2. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m. 3. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.
Fungsi usus halus
1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe. 2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino. 3. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.
Proses penyerapan (dalam jejunum dan ileum)
nutrisi (asam amino+gula) epitelium usus halus epitelium uniseluler kapiler (laktea) distribusi kilomikron (lemak+kolesterol dilapisi protein) limfa vena + jantung ~ aktea, kapiler, dan vena vili menyatu menyatu pembuluh portal hati berhubungan dengan hati molekul-molekul organik yang lain glukosa 0,1% jantung dan seluruh tubuh.
Kelenjar dalam usus halus
1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik. 2. Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino. 3. Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida. 4. Maltosa mengubah maitosa menjadi monosakarida. 5. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara
duodenum dan limpa. Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim tersebut yaitu : 1. Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltose. 2. Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan gliserol. 3. Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino. 4. Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase. 5. Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam
tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menghasilkan cairan empedu.
Menawarkan racun. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot). Mengubah provitamin A menjadi vitamin A. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
Panjangnya . l m,lebarnya 5 - 6cm.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar; 1. Selaput lendir. 2. Lapisan otot melingkar. 3. Laplsan otot memanjang. 4. Jaringan ikat. Fungsi usus besar, terdiri dari: 1. Menyerap air dan makanan. 2. Tempat tinggal baktert koli. 3. Tempat feses.
Di bawah seikum terdapat appendiks
Vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup
Panjangnya 13 cm, terletak di bawah
abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
Bagian dari usus besar yang muncul seperti
corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon
asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat Fleksura Lienalis
Panjangnya . 25 cm, terletakdi bawah
abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Merupakan lanjutan dari kolon desendens
terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Terletak dibawah kolon
sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Adalah bagian dan saluran pencernaan
yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter: 1. Spinter Ani internus, bekerja tidak menurut kehendak. 2. Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak menurut kehendak. 3. Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut kehendak.
Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus
besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat.
Jika buang air besar tidak
dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas da n dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare.
Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus
meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja. Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paruparu menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi.