Oleh :
Kelompok Kromosom
1. Kurniahtunnisa
2. Aulia Zulfatun Nisa
3. Irma Aprilia
( 4401412062 )
( 4401412060 )
(4401412084 )
KEGIATAN PRAKTIKUM 5
Kegiatan 2 (frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua)
Nama
Zanuar
Diyah
Uswatan
Nia
Aulia Z
Irma A
Yulia H
Lisanaah
Nur Jazilah
Aulia Nur Lita
Tiya Istiani
Rizki Andita
Suherdi
Nofitasari
Faizatin
Aisyah
Siti Khalimah
Linailis
Susi
Erlita
Annastalia
Farkhana
Devi
Ibnu
Ani J
Aini Maria
Melisa
Arif K
Hidayatun
Arif Nur
Ayu
Kori
Golongan Darah
A
B
B
B
O
O
O
O
A
O
A
A
O
B
B
O
A
B
O
B
B
AB
B
B
B
B
A
B
A
O
A
A
Alel ganda
Hasil kelas
Jumlah
1 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
4 / 32 x 100%
21/32 x 100 %
H1
H2
H3
H4
H5
Persentase
3,125%
9,375 %
9,375 %
12,5 %
65,625 %
Pembahasan
Kegiatan 1 (Golongan darah sistem ABO)
Pada kegiatan praktikum 1 mengenai sistem golongan darah ABO, setiap mahasiswa
dalam kelas didata jenis golongan darahnya sehingga akan terkumpul data kelas berisi seluruh
jenis golongan darah. Dalam mengetahui golongan darah seorang praktikan, bahan utama
yang digunakan adalah darah praktikan, serum anti A, anti B dan anti AB. Jika darah praktikan
pada serum anti A terjadi penggumpalan, begitu juga jika ditetesi serum anti AB berarti dalam
darahnya terkandung antigen A dengan kata lain praktikan tersebut bergolongan darah A.
Apabila darah mengalami penggumpalan ketika ditetesi serum anti B dan serum anti AB, maka
bergolongan darah B. Apabila darah tersebut menggumpal saat ditetesi aerum anti A, anti B
dan anti AB, maka golongan darah praktikan adalah AB, sedangkan jika tidak terjadi
penggumpalan saat ditetesi ketiga serum tersebut maka golongan darah praktikan adalah O,
karena pada orang yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A maupun B. Orang yang
mempunyai golongan darah A dalam eritrositnya terdapa antigen A dan di dalam plasma
darahnya terdapat zat anti B.
Orang yang bergolongan darah B memiliki antigen B di dalam eritrositnya dan zat anti A di
dalam plasma darahnya. Orang yang bergolongan darah AB memiliki antigen A dan antigen B
di dalam eritrositnya, namun tidak memiliki zat anti A dan B di dalam plasma darahnya.
Sedangkan orang yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A dan B dalam eritrositnya
dan hany memiliki zat anti A dan zat anti B di dalam plasma darahya ( Widianti,2014 ). Dalam
hal ini jika dalam darah seseorang terjadi aglutinasi ( penggumpalan ) maka akan dapat
menyebabkan kematian.golongan darah sangat penting sekali untuk diperhatikan, terutama
dalam hal tranfusi darah. Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun,
terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi
dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein
pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. Serum adalah zat anti yang
disebut sebagai antibodi atau agglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang
disebut dengan anti serum adalah zat anti atau agglutinin yang tidak dihasilkan seseorang di
dalam sel darahnya.
Dari data pengamatan dapat dianalisis sebagai berikut :
Golongan darah
A
B
AB
O
Jumlah
9 / 32 x 100 %
13 / 32 x 100 %
1 / 32 x 100 %
9 / 32 x 100%
Persentase
28,125 %
40,625%
3,125 %
28,125 %
= 0.8 r
= 0.8 0.5
= 0.3
(p+q+r)
=1
q
= 1 ( p+r )
= 1 ( 0.3 + 0.5 )
= 0.2
Golongan darah berdasarkan hukum Hardy Weinberg :
a. Golongan darah A
- Homozigot = p2
x jumlah probandus
=( 0.3 ) 2
x 32
= 2.88
- Heterozigot= 2pr
x jumlah probandus
= 2 ( 0.3x 0.5 )x 32
= 9.6
b. Golongan darah B
- Homozigot = q2
x jumlah probandus
= ( 0.2 ) 2
x 32
= 1.28
- Heterozigot=2qr
x jumlah probandus
= 2 ( 0.2 x 0.5)x 32
= 6.4
c. Golongan darah AB
= 2pq x jumlah probandus
= 2 (0.3 x 0.2 ) x 32
= 3.84
d. Golongan darah O
= r2 x jumlah probandus
= ( 0.5 ) 2 x 32
=8
Berdasarkan tabel presentase, golongan darah dengan persentase tertinggi di dalam kelas
adalah golongan darah B dengan jumlah 13 probandus dan persentase 40,625 %. Persentase
tersebut dianggap dominan dalam populasi kelas. Selanjutnya diurutan berikutnya ada jenis
golongan darah A dan O dengan jumlah dan persentase yang sama yaitu berjumlah 9
probandus dengan persentase dalam kelas 28,125 %. Persentase paling sedikit yang ada di
dalam kelas adalah jenis golongan darah AB, hanya satu probandus yang memiliki golongan
darah AB dalam kelas yaitu Farkhana, persentasenya hanya bernilai 3,125 %. Hukum Hardy
Weinberg menunjukkan presentase golongan darah berdasarkan genotipnya. Seperti yang kita
ketahui bahwa golongan darah merupakan variasi sifat pada manusia yang ditentukan oleh alel
ganda. Pada analisis menggunakan hukum Hardy Weinberg, frekuensi alel IA dilambangkan
dengan p, alel IB dengan q , dan alel I dengan r. Sehingga diperoleh hasil alel IA sebesar 0.3,
elel IB sebesar 0.2 dan alel i sebesar 0.5.
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa frekuensi alel i lebih banyak dibandingkan
yang lain. Alel i memiliki kemungkinan besar terhadap munculnya genotip bergolongan darah O.
Karena banyaknya kemungkinan perkawinan yang menghasilkan golongan darah O, sehingga
dapat menyebabkan jumlah individu yang bergolongan darah O secara umum berjumlah
banyak. Hal ini karena pada probandus yang bergolongan darah A maupun B tidak serta merta
homozigot IAIA atau IBIB, bisa juga heterozigot sehingga dalam golongan darahnya terdapat alel
i. Dan apabila terjadi perkawinan antar heterozigot maka anakannya memiliki kemungkinan
bergolongan darah O. Sedangkan untuk frekuensi golongan darah AB sangat kecil seperti yang
terjadi pada data kelas. Hanya 1 probandus yang memiliki golongan darah AB dari 32
probandus. Hal ini dikarenakan golongan darah AB kemungkinan hanya lahir dari pasangan
bergolongan darah A homozigot dan B homozigot, golongan darah AB dengan AB dan golongan
VI. Simpulan
1. Beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda antara lain
golongan darah system ABO dan sifat rambut pada segmen digitalis kedua. Golongan
darah system ABO alelnya adalah sebgai berikut IA, IB dan i. Sedangkan pada sifat
rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan adalah sebagai berikut :
H1: rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak termasuk
H2: rambut pada jari kelingking, manis dan tengah
H3: rambut pada jari manis dan tengah
H4: rambut pada jari manis saja
H5: tidak terdapat rambut pada keempat jari
2. Distribusi golongan darah system ABO dalam populasi kelas yaitu :
Golongan darah
Jumlah
Persentase
A
9 / 32 x 100 %
28,125 %
B
13 / 32 x 100 %
40,625%
AB
1 / 32 x 100 %
3,125 %
O
9 / 32 x 100%
28,125 %
3. Frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan :
Alel ganda
Hasil kelas
Jumlah
1 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
4 / 32 x 100%
21/32 x 100 %
H1
H2
H3
H4
H5
Persentase
3,125%
9,375 %
9,375 %
12,5 %
65,625 %
Campbell, Neil A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Susanto, Agus Hery. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graha ilmu
Corebima, AD. 1997. Genetika Mendel. Surabaya : Airlangga University Press
Siti,
Annisa,
2011.
Faktor
penentu
penggolongan
darah.
http://Sitianiezha.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 21.00
WIB
Widianti, Tuti. 2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang : FMIPA UNNES
Jumlah
9 / 32 x 100 %
13 / 32 x 100 %
1 / 32 x 100 %
9 / 32 x 100%
Golongan darah A
: 9 orang
Golongan darah B
: 13 orang
Golongan darah AB
: 1 orang
Golongan darah O
: 9 orang
Persentase
28,125 %
40,625%
3,125 %
28,125 %
Frekuansi masing masing golongan darah sesuai pada umumnya. Golongan darah O relative
banyak meskipun belum mendominasi, sedangkan golongan darah AB paling sedikit dalam
populasi kelas.
3. Dapat.
Nia
><
IAIA
G
F1
Ayah
Ibu
IBIB
Didik ,
Nia,
Uni
IAIA
IBIB
IBIB
Aulia
: Ayah
><
Ibu
ii
F1
ii
Salafudin , Imam , Ghufron , Aulia , Hasim
ii
Irma
: Ayah
ii
F1
ii
><
ii
ii
ii
Ibu
ii
Irma , rezal
ii , ii
4. Alel H5 merupakan seri alel ganda yang paling banyak ditemukan dalam populasi kelas.
Dapat dibuktikan dengan tabel berikut :
Alel ganda
H1
H2
H3
H4
H5
Hasil kelas
Jumlah
1 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
3 / 32 x 100 %
4 / 32 x 100%
21/32 x 100 %
Persentase
3,125%
9,375 %
9,375 %
12,5 %
65,625 %