Anda di halaman 1dari 39

DiktatSistem Mikrokontroler

PENGENALAN MIKROKONTROLER
Mikrokontroler, jika diterjemahkan secara harfiah, berarti pengendali yang berukuran
mikro. Sekilas mikrokontroler hampir sama dengan mikroprosesor. Namun
mikrokontroler memiliki banyak komponen yang terintegrasi didalamnya, misalnya
timer/counter.Sedangkan pada mikroprosesor, komponen tersebut tidak terintegrasi.
Mikroprosesor umumnya terdapat pada komputer dimana tugas dari mikroprosesor
adalah untuk memproses berbagai macam data input maupun output dari berbagai
sumber. Mikrokontroler lebih sesuai untuk tugas-tugas yang lebih spesifik

Gambar 1 Perbedaan mikrokontroler dengan mikroprosesor


MCS-51 pertama kali dikembangkan oleh Intel Corporation pada tahun 70-an sehingga
dapat dibilang usia MCS-51 sudah lebih dari 23-tahun. MCS-51 merupakan salah satu
keluarga mikrokontroler yang sampai sekarang masih banyak dikembangkan oleh
berbagai produsen semacam Atmel Corp., Philips Semiconductors, Cygnal Integrated
Products, Inc., dan Winbond Electronics Corp. Beberapa contoh mikrokontroler yang
merupakan keluarga MCS-51, yaitu AT89C51, AT89C52, dll.

Gambar 2. Arsitektur MCS51

Page 1 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
REGISTER DAN MEMORI INTERNAL MCS-51
Memori Internal MCS51 terdiri dari 3 bagian yaitu ROM, RAM, SFR
ROM/Read Onli Memory adalah adalah memori tempat menyimpan program / source
code.
Sifat ROM adalah non-volatile, data / program tidak akan hilang walaupun tegangan
supply tidak ada. Kapasitas ROM tergantung dari tipe mikrokontroler. Untuk MCS-51
kapasitas ROM adalah 4 Kbyte yang menempati address 0000 s/d 0FFF.
RAM/Random Acces Memoryadalah memori tempat menyimpan data sementara.
Sifat RAM adalah volatile, data akan hilang jika tegangan supply tidak ada. RAM pada
MCS-51 memiliki kapasitas 128 byte yang menempati alamat (00h-7Fh). Yang dapat
diakses dengan pengalamatan langsung(direct) maupun tidak langsung (indirect).
Contoh:
>>direct
mov 30h,#120
;pindahkan data 120 ke alamat 30h
>>indirect
mov R0, #30h
;isi register R0 dengan 30h
mov @R0, #120
;isikan data 120 ke alamat sesuai isi R0
SFR/Special Function Registeradalah register dengan fungsi tertentu menempati
alamat (80h-FFh). Penjelasan SFR akan dipaparkan pada bagian lain dari modul ini.
Peta Memori Internal MCS-51

Gambar 3. Peta Memori Internal MCS51


Berdasarkan penggunaannya ROM disebut sebagai Program Memory, sedangkan RAM
dan SFR disebut sebagai Data Memory. Program Memori digunakan untuk menyimpan
program / source code dari user. Sedangkan data memori digunakan untuk menyimpan
data.
Internal Program Memory
Program Memory berfungsi untuk menyimpan kode program user yang akan dijalankan.
User dapat menggunakan internal program memory yang tertanam dalam IC MCS-51
dan external program memory. Internal Program Memory selain berisi instruksi user,
juga memiliki beberapa alamat khusus yang ditujukan untuk reset address (alamat yang
dituju saat pertama kali mikrokontroler bekerja) dan interrupt vector address.

Page 2 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Alamat Reset dan Interrupt Vektor


0023h
Serial Interrupt
001Bh
Timer 1 Interrupt
0013h
External Interrupt 1
000Bh
Timer 0 Interrupt
0003h
External Interrupt 0
0000h
Reset
Internal Data Memory
Untuk internal data memory meliputi :
- Register Banks
- Bit-addressable RAM
- General Purpose RAM (Stratch Pad Area)
- Special Function Registers (SFR)
Organisasi Internal data Memory
80h-FFh
Special Function Register
30h-7Fh
General Purpose RAM
20h-2Fh
Bit-addressable RAM
00h-1Fh
Register Banks
General Purpose RAM (30h-7Fh)
General Purpose RAM atau sering disebut juga sebagai Stratch Pad Area adalah
ruang data memory yang bebas digunakan user sebagai tempat penyimpanan
variabel atau sebagai alamat inisialisasi Stack Pointer.General Purpose RAM
hanya dapat diakses per byte.
Bit-Addressable RAM (20h-2Fh)
Bit-addressable RAM memiliki fungsi yang sama dengan General Purpose RAM.
User juga dapat menggunakan ruang ini untuk menyimpan variabel atau alamat
inisialisasi Stack Pointer.Berbeda dengan General Purpose RAM, Bit-addressable
RAM tidak hanya dapat diakses per byte namun juga dapat diakses per bit.
Register Banks (00h-1Fh)
Internal data memory memuat 4 register banks, yaitu: Register Bank0, Register
Bank 1, Register Bank 2, Register Bank 3. Register Banks ini digunakan sebagai
alamat untuk menampung delapan register selebar 1 byte yang diberi nama R0,
R1, dan seterusnya hingga R7. Secara default, kedelapan register ini akan
menempati Register Bank 0.
Pembagian Register Bank
00h-007h Register Bank 0
08h-0Fh
Register Bank 1
10h-17h
Register Bank 2
18h-1Fh
Register Bank 3
Special Function Register
SFR merupakan sejumlah register khusus yang mencakup alamat port,
Accumulator, register B, timer, dan sejumlah register kontrol. Beberapa dari SFR
juga dapat diakses per bit (bit-addressable).
80h
81h

P0
SP

Port 0
Stack Pointer

Page 3 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
82h
83h
87h
88h
89h
8Ah
8Bh
8Ch
8Dh
90h
98h
99h
A0h
A8h
B0h
B8h
D0
E0
F0

DPL
DPH
PCON
TCON
TMOD
TL0
TL1
TH0
TH1
P1
SCON
SBUF
P2
IE
P3
IP
PSW
ACC
B

Data Pointer Low Byte


Data Pointer High Byte
Power Control
Time Control
Time Mode
Register Timer 0 Low Byte
Register Timer 1 Low Byte
Register Timer 0 High Byte
Register Timer 0 High Byte
Port 1
Serial Port Control
Serial Port Buffer
Port 2
Interrupt Enable
Port 3
Interrupt Periority
Program Status Word
Accumlator
Register B

Program Status Word


Program Status Word (PSW) selebar 1 byte mencakup status bit dengan
konfigurasi dari Most Significant Bit (MSB) hingga Least Significant Bit (LSB)
Alokasi Bit PSW
CY
AC
F0
RS1
RS0 OV - P
7
6
5
4
3
2
1 0
Keterangan :
CY
Carry Flag bernilai 1 jika sebuah penjumlahan menghasilkan nilai lebih dari 255
atau FFh. Carry flag juga akan bernilai 1 jika sebuah pengurangan
menghasilkan nilai kurang dari 0. Selain itu, carry flag juga dapat diakses oleh
user secara langsung.
AC
Auxiliary carry flag bernilai 1 jika penjumlahan Binary Coded Decimal (BCD)
menghasilkan nilai lebih dari 9.
F0
Flag 0 merupakan general purpose flag yang dapat digunakan untuk aplikasi
user.
RS0 RS1
Register bank select digunakan untuk menentukan register bank yang aktif untuk
R0 hingga R7.contoh: 00(RS1=0, RS0=0) register bank 0 , 01(RS1=0, RS0=1)
register bank 1 dst.
OV
Overflow flag bernilai 1 jika ada penambahan atau pengurangan signed number
yang menghasilkan nilai lebih dari +127 atau kurang dari -128. Jika proses
penambahan atau pengurangan tidak menggunakan signed number, maka
perubahan OV dapat diabaikan.

Page 4 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
P
Parity Flag digunakan untuk menggenapi jumlah bit yang bernilai 1 pada
accumulator. Parity flag bernilai 1 jika jumlah bit yang bernilai
1 pada
accumulator berjumlah ganjil dan bernilai 0 jika jumlah bit yang bernilai 1 pada
accumulator berjumlah genap.
Register ACC (Accumulator)
Register Accumulator (ACC) banyak digunakan dalam berbagai instruksi. ACC
bersama dengan register B dalam proses perkalian dan pembagian. ACC akan
menyimpan hasil perkalian 8 bit terbawah (low byte) dan hasil bagi. Selain itu
register ACC juga merupakan general purpose register selebar 8 bit yang dapat
digunakan untuk aplikasi user.
Register B
Register B digunakan bersama dengan Accumulator dalam proses perkalian dan
pembagian. Register B akan menyimpan hasil perkalian 8 bit teratas (high byte)
dan sisa pembagian. Selain itu register B juga merupakan general purpose
register selebar 8 bit yang dapat digunakan untuk aplikasi user.
Stack Pointer
Stack Pointer (SP) merupakan register 8 bit yang berisi lokasi dimana data
alamat stack teratas disimpan. Instruksi PUSH, LCALL, proses interrupt, dan
sejenisnya akan menambah nilai pada SP. Sedangkan instruksi POP, RET, RETI,
dan sejenisnya akan mengurangi nilai pada SP.
Data Pointer
Data Pointer (DPTR) merupakan register 16 bit yang terdiri dari 8 bit Data Pointer
High (DPH) dan 8 bit Data Pointer Low (DPL). DPTR umumnya digunakan untuk
mengakses alamat pada memori eksternal.
Port Register (P0,P1,P2 dan P3)
Port register merupakan register yang mewakili alamat port. Register
input/output ini meliputi Port 0 (P0), Port 1 (P1), Port 2 (P2), dan Port 3 (P3).
Timer Register
Timer Register merupakan register yang digunakan untuk mengatur operasi
timer. Register ini meliputi Timer 1 High Byte (TH1), Timer 0 High Byte (TH0),
Timer 1 Low Byte (TL1), Timer 0 Low Byte (TL0), Timer Mode (TMOD), dan Timer
Control (TCON).
Serial Port Register
Serial Port register merupakan register yang digunakan dalam proses komunikasi
serial. Register ini meliputi Serial Data Buffer (SBUFF) dan
Serial Port Control (SCON).
Interrupt Register
Interrupt register merupakan register yang digunakan untuk mengatur proses
interrupt. Register ini meliputi Interrupt Enable (IE) dan Interrupt Priority (IP).

Page 5 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

PIN OUT MCS-51


Pin adalah kaki fisik dari sebuah IC MCS-51. Masing-masing pin memiliki fungsi dan
karakteristik tersendiri yang harus diperhatikan oleh user. MCS-51 memiliki beberapa
pin, ada yang berfungsi sebagai jalur input/output (I/O), ada ang berfungsi sebagai
jalur kontrol, dan ada juga yang berfungsi sebagai address bus atau data bus.

Gambar 4. Pin Out IC AT89C51


Keterangan:
Port 0 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit. Port 0 terdiri dari P0.0, P0.1, hingga P0.7. Selain sebagai
jalur I/O, port 0 juga berfungsi sebagai multiplexed address(A0-A7)/data(D0D7) bus.
Port 1 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit. Port 0 terdiri dari P1.0, P1.1, hingga P1.7. Port 1 tidak
memiliki fungsi lain.
Port 2 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit. Port 2 terdiri dari P2.0, P2.1, hingga P2.7. Selain sebagai
jalur I/O, port 2 juga berfungsi sebagai high byte (A8-A15) address bus.
Port 3 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit. Port 3 terdiri dari P3.0, P3.1, hingga P3.7. Selain sebagai
jalur I/O, port 0 juga berfungsi sebagai jalur penerimaan/pengiriman data
pada komunikasi serial, external interrupt, timer/counter, dan external data
memory write/read strobe.

Page 6 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Bit
P3.0

Nama
RXD

P3.1

TXD

P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.6

T0
T1

Fungsi Lain
Jalur penerimaan data pada komunikasi
serial
Jalur pengiriman data pada komunikasi
serial
External Interrupt 0
External Interrupt 1
Timer/Counter 0 External Input
Timer/Counter 1 External Input
External data memory write strobe
External data memory read strobe

PSEN
Program Store Enable ( PSEN) merupakan jalur kontrol untuk mengakses
external program memory. PSEN umumnya dihubungkan dengan output
enable pada external memory. PSEN akan bernilai low pada saat pembacaan
program dari external memory. PSEN akan bernilai high pada saat pembacaan
program dari internal memory.
ALE
Address Latch Enable (ALE) berfungsi sebagai demultiplexer pada saat port 0
bekerja sebagai multiplexed address/data bus.
EA
External Access ( EA) merupakan pin yang berfungsi sebagai input kontrol.
Jika EA bernilai low, maka program hanya akan dijalankan dari external
program memory. Jika EA bernilai high, maka program akan dijalankan dari
internal program memory.
RST
Pin ini berfungsi sebagai input untuk melakukan reset terhadap MCS-51. Jika
RST bernilai high selama minimal 2 machine cycle, MCS-51 akan di-reset dan
nilai internal register akan dikembalikan seperti keadaan awal pada saat MCS51 baru mulai bekerja.
OSC (On-Chip Oscillator)
Koneksi dengan on-chip oscillator terdiri dari dua pin yaitu XTAL1 dan XTAL2.
Pin XTAL1 merupakan input bagi inverting oscillator amplifier yang terdapat
dalam IC MCS-51. Pin XTAL2 merupakan output dari inverting oscillator
amplifier tersebut.
Dalam mikrokontroler dikenal istilah Machine Cycle (MC) / Siklus Mesin,
dimana : 1 MC= 6 state = 12 periode clock. Jika frekuensi crystal yang
digunakan adalah 12 MHz maka 1 MC = 12/frekuensi crystal = 12/12 MHz
=1uS

Page 7 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

SISTEM MINIMUM MIKROKONTROLER MCS51


Proses perancangan minimum system merupakan tahap yang harus dikuasai agar
sistem yang dirancang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Langkah pertama dalam
merancang sistem adalah menentukan mikrokontroler yang akan digunakan. Varian
yang sering digunakan dalam minimum system adalah 89C51.IC 89C51 memiliki
kemampuan dan fasilitas yang cukup lengkap untuk aplikasi sederhana dan umum.
Minimum system yang baik memiliki kemampuan untuk mengakses external
memory atau perangkat I/O dengan alamat maksimum selebar 16 bit (A0-A15). Untuk
menghubungkan antara mikrokontroler dan memori atau pun perangakat i/o lainnya
dibutuhkan sebuah IC latch pada proses de-multipleks alamat/data (AD0-AD7).
Komponen yang sering digunakan sebagai latch adalah 74LS373.

Gambar 5. Sistem Minimum MCS51


Untuk proses de-multipleks address dan data dilakukan melalui sinyal kontrol ALE
(pin ALE) yang terhubung ke IC Latch 74LS373. Ketika MCS51 mengeluarkan alamat
melalui pin P0.0-P0.7, sinyal ALE akan diset ke kondisi 1 sehingga IC latch akan
melewatkan alamat (A0-A7) ke bus alamat. Selama ALE berada pada kondisi 0 maka
alamat pada keluaran IC Latch akan tertahan atau tidak berubah. Ketika MCS51
mengeluarkan data (D0-D7) maka sinyal akan ALE diset ke kondisi 0.

Page 8 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

PENDEKODEAN ALAMAT MEMORI DAN I/O


Agar MCS51 dapat mengirim/membaca data dari sebuah lokas memori atau port I/O
maka diperlukan alamat atau lokasi data dari perangkat yang terhubung baik memori
atau port I/O. Kemudian perpindahan data disebut valid jika nilai alamat yang
dikeluarkan oleh MCS51 hanya terhubung ke satu perangkat memori atau port I/O saja.
Artinya alamat tersebut hanya untuk satu lokasi data saja apakah itu dari memori atau
dari port I/O. Penulisan/pembacaan data dilakukan melalui bus data.
Agar alamat yang digunakan hanya terhubung ke satu lokasi data saja, maka perlu
dilakukan pendekodean alamat memori dan port I/O. Dalam proses pendekodean alamat
memori pemetaan lokasi memori dan port I/O harus digabung.
IC yang sering digunakan pada pendekodean alamat memori / port I/O adalah IC
dekoder 74LS138. Keluaran dari Y0-Y7 akan aktif (low) sesuai dengan data yang
diinputkan pada pin A,B,C, dengan ketentuan input E1,E2,E3 diberi kondisi sesuai logika
pengaktifnya yaitu E1=1, E2=0 dan E3=0.

Gambar 7. IC Dekoder 74LS138

Perhatikan contoh berikut !


Sistem dirancang dengan pemetaan alamat seperti berikut:
Alamat
30h-37h
800h s/d FFFh

Perangkat
8 buah PORT I/O
1 Buah RAM 2 KB (11 bit Alamat)

Pada pemetaan diatas ketika MCS51 mengakses alamat 800h maka data yang terhubung
ke Bus data adalah data dari/ke perangkat memori. Misalkan MCS51 mengeluarkan
alamat 800h dan data 40h maka data 40h tersebut akan dikirimkan ke perangkat

Page 9 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
memori bukan port I/O. Contoh lainya, misalkan MCS51 mengeluarkan alamat 35h dan
data 23h maka data 23h tersebut akan dikeluarkan melalui Port I/O (8 LED) bukan ke
perangkat lain.
Pendekodean alamat akses memori:
Pada kasus ini alamat memori yang digunakan 800h s/d FFFh
A15
0
0
0

A14
0
0
0

A13
0
0
0

A12
0
0
0

A11
1
1
1

A10
0
x
1

A9
0
x
1

A8
0
x
1

A7
0
x
1

A6
0
x
1

A5
0
X
1

A4
0
x
1

A3
0
x
1

A2
0
x
1

A1 A0
0
0 800h
x
x
s/d
1
1
FFFh
x => 0 atau 1

Perhatikan bit alamat A0-A10 mengalami perubahan jika MCS 51 mengakses lokasi
alamat dari 800h sampai FFFh. Sehingga bit alamat A11-A15 yang digunakan untuk
proses pendekodean alamat.
A15 A14 A13 A12 A11
0
0
0
0
1
Ketika MCS51 mengeluarkan alamat dengan kondisi A11-A15 seperti pada tabel maka
MCS51 akan mengakses data dari memori dengan lokasi sesuai nilai alamat yang
ditunjukan oleh A0-A10.
Proses pendekodean alamat memori dilakukan dengan memperhatikan bit A11-A15. Bitbit alamat ini diinputkan ke rangkaian pendekodean yang dirancang sedemikian rupa
agar ketika bit alamat A11-A15 pada kondisi seperti tabel diatas, maka keluaran dari
rangkaian decoder akan meng-aktifkan IC memori yang terhubung melalui pin CE atau
CS atau OE tergantung IC memori yang digunakan.

Pendekodean alamat untuk akses Port I/O:


A15
0
0
0

A14
0
0
0

A13
0
0
0

A12
0
0
0

A11
0
0
0

A10
0
0
0

A9
0
0
0

A8
0
0
0

A7
0
0
0

A6
0
0
0

A5
1
1
1

A4
1
1
1

A3
0
0
0

A2 A1 A0
0
0
0
30h
x
x
x
s/d
1
1
1
37h
x => bisa 0 atau 1

Sama seperti pendekodean alamat akses memori, dari tabel diatas terlihat bit alamat A4
A15 tidak berubah ketika MCS51 mengakses 8 Port I/O.
Sehingga bit penentu alamat akses memori dan 8 Port I/O tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
A15
0

A14
0

A13
0

A12
0

A11
0

A10
0

A9
0

A8
0

A7
0

A6
0

A5
1

A4
1

A3
0

A2
-

A1
-

A0
-

30h37h
800hFFFh

Perhatikan nomor bit alamat yang dilingkari, bit A11-A13 digunakan untuk membedakan
pengaksesan memori 800h-FFFh (001) atau pengaksesan Port 30h-37h (000) sedangkan
bit A0-A2 digunakan menentukan Port mana yang dipilih dari 8 buah port yang ada
(000-111) yaitu port 30h s/d 37h. Sementara itu bit lainnya dihubung ke gerbang logika
atau dihubungkan langsung ke IC dekoder 74LS138. Bentuk rangkaiannya dapat dilihat
pada gambar berikut:

Page 10 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Gambar 8 Rangkaian dekoder memori dan port I/O

Page 11 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

ANTARMUKA / INTERFACING MEMORI DAN PORT I/O


Untuk melakukan interfacing antara MCS51 dengan memori RAM dibutuhkan sinyal
kontrol RD /WR sebagai sinyal baca/ sinyal tulis dan sinyal Chip Enable(CE), alamat
yang digunakan untuk mengakses memori akan berpengaruh pada pin CE (Chip Enable),
ketika alamat yang diakses berada dalam range lokasi memori yang telah dirancang
sebelumnya, maka pin CE diinputkan sinyal aktif (LOW). Pin CE dihubungkan langsung
ke rangkaian pendekodean alamat memori, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pin hubungan alamat pada memori (misalnya A0-A10 2KB) terhubung ke bus alamat
A0-A10 dari MCS51, sedangkan bus data terhubung ke hubungan data (D0-D7) dari
perangkat memori .perhatikan gambar berikut:

Gambar 9. Contoh Antarmuka MCS51 dengan Memori RAM 2 KB


Pin CE terhubung ke keluaran CS-RAM dari rangkaian pendekodean alamat memori. Pin
OE (Output Enable) terhubung ke pin RD dari MCS51 sebagai sinyal baca (aktif low). Pin
WE (Write Enable) terhubung ke pin WR dari MCST51 sebagai sinyal tulis (aktif low).

Untuk melakukan antar muka PORT I/O ke MCS51 sebagai jalur input, biasanya
digunakan sebuah IC Buffer Bidireksional 74LCS245. Prinsip kerja IC ini adalah
melewatkan data dari A ke B atau sebaliknya. Arah perpindahan data ditentukan dari pin
input AB/BA. Jika pin ini diberi logika 0 maka arah perpindahan data adalah dari B ke A,
sebaliknya jika pin ini diberi logika 1 maka arah data adalah dari A ke B. Pin CE
digunakan sebagi pengaktif chip (Chip Enable) ketika CE bernilai 0 maka IC 74LS245
dapat berfungsi, jika CE bernilai 1 maka IC 74LS245 tidak berfungsi (non-aktif).
Perhatikan gambar berikut :

Page 12 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Gambar 10. Antarmuka Port Input


Pin CE dan AB/BA dihubungkan ke keluaran gerbang OR dari CS-PORT-35H dan sinyal
kontrol RD sebagai sinyal pembacaan data input.
Untuk antarmuka MCS51 dengan PORT sebagai jalur Output, dapat menggunakan IC
Latch 74LS373, IC ini berfungsi sebagai penyangga data. Data keluaran akan tertahan
selama sinyal LE(Latch Enable) berlogika 0 dan akan berubah ketika diberikan sinyal LE
(Latch Enable) logika 1. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 11. Antarmuka Port Output


Sinyal LE diperoleh dari keluaran gerbang NOR yang dihubungkan dengan sinyal CSPORT dan sinyal WR sebagai sinyal write dari MCS51. Ketika MCS51 ingin mengeluarkan
data pada alamat PORT tersebut, sinyal CS-PORT akan berlogika 0 dimana sinyal CSPORT adalah keluaran dari rangkaian pendekodean alamat PORT. Pada selang waktu
berikutnya sinyal WR akan berlogika 0 yang menandakan MCS51 melakukan proses
penulisan data ke alamat PORT tersebut. Sehingga keluaran dari gerbang NOR adalah
logika 1 yang kemudian mengaktifkan Latch Enable dari IC 74LS373 dan menyebabkan
data keluaran Q0-Q7 berubah sesuai dengan data yang dikirimkan MCS1.

Page 13 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Pengenalan Bahasa C untuk MCS51


Bahasa pemrograman C adalah sebuah bahasa 'mid-level', namun memiliki fitur 'highlevel' (seperti support pada fungsi dan modul) dan juga memiliki fitur 'lowlevel' (seperti
mengakses hardware melalui pointer). Dengan menggunakan bahasa C, kita dapat
dengan mudah untuk pindah ke jenis mikrokontroler yang lain, lebih mudah dan cepat
dalam menulis kode program, dan lebih mudah dimengerti, dan lebih mudah dalam
melakukan debugging.
Berikut penjelasan kode kode dasar bahasa C untuk pemrograman mikrokontroler
keluarga MCS51 yang sering digunakan:
Preprosesor
Merupakan bagian program yang digunakan untuk mendefenisikan library
berupa file header (*.h) yang ikutkan (include) ke dalam program. Beberapa
contoh penggunaannya:
#include <at89x51.h> //mengikutsertakan file at89x51.h
#include <string.h>
#include <math.h>
Tipe Data
char : 1 byte ( -128 s/d 127 )
unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )
int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 )
unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )
long : 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )
unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )
float : bilangan desimal
array : kumpulan data-data yang sama tipenya.
Terkadang untuk mendefenisikan tipe data dengan nama tersendiri dapat
menggunakan keyword typedef. Perhatikan contoh berikut :
typedef unsigned char ubyte;
ubyte merupakan nama lain dari tipe data unsigned char
Deklarasi Variabel , Konstanta dan Alamat I/O
Variabel merupakan lokasi memori tempat penyimpanan data yang nilai
datanya dapat diubah pada saat program dijalankan.
Sementara Konstanta merupakan lokasi memori penyimpan data yang nilai
datanya tetap/konstan.
Ketika kita mendeklarasikan suatu variabel atau konstanta secara
otomatis compiler bahasa C akan mengalokasikan sebuah lokasi
memori pada RAM internal MCS51 yang akan digunakan untuk
menyimpan nilai data dari variabel/konstanta tersebut.
Untuk mendeklarasikan variabel data penulisan kode programnya sebagai
berikut:
[tipe data] [nama variabel] [= nilai awal (Optional)]
Contoh:
int counter = 0;
unsigned char sum;

Page 14 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Untuk mendeklarasikan konstanta penulisannya adalah sebagai berikut:
[#define] [nama konstanta] [nilai konstanta]
Contoh:
#define phi 3.14
#define data_led 0xFF
Selain variabel dan konstanta kita juga dapat mendeklarasikan sebuah
variabel data dari sebuah PORT I/O atau Memori External dengan
alamat tertentu. Yaitu dengan cara mengalokasikan lokasi memori
/alamat PORT I/O secara manual menggunakan kata kunci xdata
at(alamat)
Contoh penggunaan xdata at(0x4002)
#include <at89x51.h>
xdata at(0x4002) unsigned char PORT_LED;
unsigned char data_led
void main(){
PORT_LED = 0x40;
}
Pada contoh program diatas, alamat 0x4002 dialokasikan sebagai alamat
PORT_LED.Alamat external ini merupakan alamat yang dikeluarkan melaui
Bus Alamat dari MCS51.
Tipe data yang harus digunakan untuk
mendeklarasikan sebuah PORT adalah unsigned char.
Contoh
menuliskan/mengeluarkan data ke sebuah PORT Output
[nama_port] = [data_port]
PORT_LED = 0x40;
membaca data dari sebuah PORT Input
[variabel_data] = [nama_port]
data_led = PORT_LED;
Struktur Percabangan
Struktur percabangan digunakan untuk memilih atau menyeleksi kondisi yang
dipersyaratkan dalam mengeksekusi perintah dalam pemrograman.
Bentuk penulisannya
If (kondisi1) {perintah1 } else{perintah2}
if(a==0xff){
b=0x1f;
}else{
b=0x00;
}
Jika kondisi1 terpenehi maka barisan perintah1 dieksekusi, jika kondisi1 tidak
terpenuhi maka barisan perintah2 yang dieksekusi.

Page 15 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
If (kondisi1){perintah1} else if(kondisi2) {perintah2}
if(a==0xff){
b=0x1f;
}else if(a==0x00){
b=0x00;
}
Jika kondisi1 terpenuhi maka barisan perintah1 dieksekusi, jika kondisi1 tidak
terpenuhi tetapi kondisi2 terpenuhi maka barisan perintah2 yang dieksekusi.
if (kondisi1){perintah1}else if(kondisi2){pernitah2}
else{perintah3}
if(a==0xff){
b=0x1f;
}else if(a==0x00){
b=0x00;
}else{
b = 0xff;
}
Jika kondisi1 terpenuhi maka barisan perintah1 dieksekusi, jika kondisi1 tidak
terpenuhi tetapi kondisi2 terpenuhi maka barisan perintah2 yang dieksekusi,
dan jika tidak ada kondisi yang terpenuhi maka barisan perintah3 yang
dieksekusi.
Struktur Perulangan
Struktur perulangan digunakan untuk mengeksekusi barisan perintah secara
berulang sesuai dengan kondisi atau jumlah perulangan yang dipersyaratkan.
Perulangan dengan for
Pada Perulangan ini looping dilakukan sesuai dengan jumlah yang
ditentukan. Contoh:
for (n=0;n<10;n++){
b= b+1;
}
Baris perintah b=b+1akan dieksekusi berulang kali. Dimana
perulangan eksekusi dilakukan sebanyak 10 kali dari n = 0 (kondisi
awal) s/d n = 9 (kondisi akhir n<10). Nilai n akan dinaikkan setiap
perulagan (n++)
for (n=10;n>0;n--){
b= b+1;
}
Baris perintah b=b+1 akan dieksekusi berulangkali .dimana
perulangan eksekusi dilakukan sebanyak 10 kali dari n = 10 (kondisi
awal) s/d n = 1 (kondisi akhir n > 0).nilai n akan berkurang setiap
perulangan (n--).
Perulangan dengan while
Perulangan jenis ini kan melakukan looping selama kondisi yang
dipersyaratkan terpenuhi.

Page 16 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Contoh
PORT_LED2 = 0xFF;
while(data_led !=0xFF){
data_led = PORT_LED1;
}
PORT_LED2 = 0x00;
Kondisi awal PORT_LED2 adalah 0xFF kemudian program akan
melakukan perulangan while(). Pada perulangan ini program akan
mengeksekusi perintah data_led = PORT_LED1 atau perintah
membaca data pada PORT_LED1 berulangkali. Selama data_led tidak
sama (!=) dengan 0xFF maka perulangan akan terus terjadi.
ketikadata_led=0xFF maka perulangan akan berhenti. Dan program
akan lanjut ke baris perintah dibawahnya yaitu perintah PORT_LED2 =
0x00.
Fungsi dan Subrutin
Fungsi adalah blok program yang digunakan untuk melakukan sekumpulan
instruksi akan mengembalikan nilai tertentu setelah semua instruksi
dilaksanakan.
Subrutin adalah blok program yang digunakan untuk melakukan sekumpulan
instruksi tertentu. Perbedaannya dengan fungsi adalah subrutin hanya
menjalankan sekumpulan instruksi dan tidak mengembalikan nilai tertentu.
//contoh subrutin
void counter_up(){
counter++;
}
//contoh fungsi
int kalikan(int ct){
int temp;
temp = 2 * ct;
return temp; //pengembalian nilai
}
Prototype fungsi dan subrutin
Jika sebuah penulisan kode fungsi atau subrutin berada dibawah program
utama (subrutin main()), agar fungsi atau subrutin tersebut dapat dipanggil
oleh program utama maka perlu dilakukan deklarasi fungsi/subrutin atau yang
disebut dengan prototype. Perhatikan contoh berikut:
#include <at89x51.h>
int hasil = 0;
int counter = 0;
int kalikan(int); //prototype fungsi kalikan
void counter_up(); //prototype subrutin counter_up
void main(){
counter_up();
hasil = kalikan(counter);
}
void counter_up(){
counter++;
}
int kalikan(int ct){
int temp;
temp = 2 * ct;
return temp;
}

Page 17 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Operasi relasional (perbandingan)
Sama dengan : ==
Tidak sama dengan : !=
Lebih besar : >
Lebih besar sama dengan : >=
Lebih kecil : <
Lebih kecil sama dengan : <=
Operasi aritmatika
+ , , * , / : tambah,kurang,kali,bagi
+= , -= , *= , /= : nilai di sebelah kiri operator di tambah/kurang/kali/bagi
dengan nilai di sebelah kanan operator
% : sisa bagi
++ , : tambah satu (increment) , kurang satu (decrement)
Contoh :
a = 5 * 6 + 2 / 2 -1 ;
maka nilai a adalah 30 a *= 5 ;
jika nilai awal a adalah 30, maka nilai a = 305 = 150. a += 3 ;
jika nilai awal a adalah 30, maka nilai a = 30+5 = 33. a++ ;
jika nilai awal a adalah 5 maka nilai a = a+1 = 6. a ;
jika nilai awal a adalah 5 maka nilai a = a-1 = 4.
Operasi logika dan biner Logika
Logika AND :&&
Logika NOT : !
Logika OR : ||
Biner AND : &
Biner OR : |
Biner XOR : ^
Shift right biner: >>
Shift left biner : <<
Komplemen : ~
Beberapa struktur dan elemen bahasa C lainnya dapat dilihat pada literatur
yang ada baik di-internet maupun di buku.

Page 18 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

APLIKASI SISTEM MINIMUM MCS51


Sistem minimum MCS51 yang digunakan untuk beberapa aplikasi biasanya memiliki
alamat PORT I/O yang cukup banyak.Sehingga sistem minimum MCS-51 nantinya dapat
diimplemantasikan untuk aplikasi yang luas dan mudah dalam pengembangannya.
Pada diktat ini, sistem MCS51 yang digunakan pada beberapa contoh aplikasi , memiliki
16 Port I/O dan 2K RAM Eksternal. Peta Alokasi Memori RAM dan PORT I/O dapat dilihat
pada tabel berikut:
Port / Memori
Alamat
1 buah RAM 2 KB
0x0000 0x07FF
7 buah Port I/O
0x1200 0x1207
7 buah Port I/O
0x1300 0x1307
A15

A14

A13

A12

A11

A10

A9

A8

A7

A6

A5

A4

A3

A2

A1

A0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0x0000
RAM 2KB
0x07FF

0
0
0

0
0
0

0
0
0

1
1
1

0
0
0

0
0
0

1
1
1

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0x1200
8 PORT
0x1207

0
0
0

0
0
0

0
0
0

1
1
1

0
0
0

0
0
0

1
1
1

1
1
1

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
x
1

0
x
1

0
x
1

0x1300
8 PORT
0x13007

Rangkaian Dekoder sistem minimum MCS-51

Gambar 12. Rangkaian Dekoder Alamat Memori dan 16 Port I/O

Page 19 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

APLIKASI LED
Aplikasi Running LED
Berikut ini adalah aplikasi running led dengan menggunakan PORT I/O pada alamat
1200H. Rangkaian LED dan PORT I/O yang digunakan, dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 13.Rangkaian Aplikasi 8 LED pada PORT 1200H


Program Aplikasi :
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte;
xdata at(0x1200) ubyte PORT_LED;
ubyte led ;
void delay (int);
void main(){
while(1){
if (led == 0x00){
led = 0x01;
}
PORT_LED = led;
delay(400);
led<<=1; //led = led << 1 geser data led ke kiri 1 kali
}
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}

Page 20 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Aplikasi Led dan Input Switch
Pada aplikasi berikut digunakan 2 buah PORT yang berbeda, salah satu PORT
digunakan sebagai jalur input dan PORT lainnya sebagai jalur Output. PORT input
digunakan untuk membaca data switch, sedangkan PORT Output digunakan untuk
display 8 led yang merepresentasikan kondisi switch. Berikut rangkaian aplikasinya

Gambar 14.Rangkaian Input Switch pada Alamat PORT 1201H


Program Aplikasi Menampilkan data input switch bit ke displah LED :
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte;
xdata at(0x1200) ubyte PORT_LED;
xdata at(0x1201) ubyte PORT_SW;
ubyte led ;
void delay (int);
void main(){
while(1){
led = PORT_SW;
PORT_LED = led;
delay(200);
}
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}

Page 21 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

APLIKASI 7 SEGMEN
Untuk mempermudah display data dengan 7 segmen,biasanya digunakan komponen
dekoder BCD to 7 Segmen. Dekoder yang digunakan adalah IC 7447. Prinsip utama dari
dekoder ini adalah mendekodekan data BCD ke data display 7 segmen common katoda.
Data BCD yang digunakan untuk 1 buah dekoder 7 segmen adalah 4 bit yang mewakili
angka 0 sampai 9. Contoh rangkaian aplikasi seven segmen dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 15.Aplikasi Seven Segmen Common Anode pada PORT 1202H

Page 22 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Program Aplikasi Menampilkan angka ke Seven Segmen
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte;
xdata at(0x1202) ubyte PORT_7SEG;
ubyte angka ;
ubyte data_seg;
void delay (int);
void main(){
angka = 34;
data_seg = (angka / 10)*16 + (angka % 10);
PORT_7SEG = data_seg;
delay(800);
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}
Program Aplikasi Counting Up dengan display 7 segmen
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte;
xdata at(0x1202) ubyte PORT_7SEG;
ubyte angka ;
ubyte data_seg;
void delay (int);
void main(){
while(1){
if (angka > 99){angka = 0;}
data_seg = (angka / 10)*16 + (angka % 10);
PORT_7SEG = data_seg;
angka++;
delay(800);
}
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}

Page 23 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

KEYPAD 4x3
Proses scaning keypad dilakukan untuk setiap kolom C0-C2 dengan memberikan logika
0 pada kolom yang akan diaktifkan dan memberikan logika 1 pada kolom lainya.
Kemudian membaca data pada baris R0-R3.Jika terjadi penekanan tombol pada keypad
maka tombol yang ditekan dapat diketahui dengan melihat baris dan kolom yang
berlogika 0.

Gambar 16. Keypad 4x3


Proses
meng-aktifkan kolom dilakukan secara bergantian. Berikut adalah table
hubungan antara data kolom dan data baris serta tombol yang ditekan pada keypad.
C0-C2 dihubungkan dengan (Output) keluaran dari Mikroprosesor R0-R3 dihubungkan
(Input) masukan ke Mikroprosesor
C0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1

C1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1

C2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0

R0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1

R1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1

Page 24 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

R2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1

R3
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0

KEY
1
4
7
*
2
5
8
0
3
6
9
#

Keterangan
Kolom 0 Aktif
Kolom 1
Aktif

Kolom 2
Aktif

DiktatSistem Mikrokontroler

Gambar 16. Rangkaian Keypad pada Port 1204h dan 1205h

Program Aplikasi:
Scanning Keypad dengan display 7 Segmen (gambar 16)
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte;
xdata at(0x1204) ubyte PORT_BARIS ;
xdata at(0x1205) ubyte PORT_KOLOM ;
xdata at(0x1202) ubyte PORT_7SEG;
ubyte tabel_key[3][4];
ubyte scan_keypad();
void init_tabel_keypad();
void delay(int);
void main(){
ubyte key;
init_tabel_keypad();
while(1){
key = scan_keypad();
if (key !=0xFF){
PORT_7SEG = key;
}
delay(80);
}
}

Page 25 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
ubyte scan_keypad(){
ubyte k;
ubyte data_kolom;
ubyte data_baris;
ubyte s_key= 0xFF;
for (k =0;k<3;k++){
data_kolom = (0x01 << k) ^ 0xFF;
PORT_KOLOM = data_kolom;
data_baris = PORT_BARIS;
data_baris = data_baris & 0x0F;
if (data_baris !=0x0F){
if(data_baris ==0x0E){
s_key = tabel_key[k][0];
}else if(data_baris == 0x0D){
s_key = tabel_key[k][1];
}else if(data_baris == 0x0B){
s_key = tabel_key[k][2];
}else if(data_baris == 0x07){
s_key = tabel_key[k][3];
}
while(data_baris !=0x0F){
data_baris = PORT_BARIS;
data_baris = data_baris & 0x0F;
}
return s_key;
}
}
return s_key;
}
void init_tabel_keypad(){
//tabel_key[kolom][baris]
tabel_key[0][0] = 1;
tabel_key[0][1] = 4;
tabel_key[0][2] = 7;
tabel_key[0][3] = 10; //tanda *
tabel_key[1][0]
tabel_key[1][1]
tabel_key[1][2]
tabel_key[1][3]

=
=
=
=

2;
5;
8;
0;

tabel_key[2][0]
tabel_key[2][1]
tabel_key[2][2]
tabel_key[2][3]

=
=
=
=

3;
6;
9;
11; //tanda #

}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}

Page 26 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Fungsi ubyte scan_keypad()akan melakukan scanning keypad mulai dari kolom 0
sampai kolom 3. Setiap kali melakukan scanning pada kolom , MCS51 akan
mengeluarkan logic 0 pada kolom tersebut dan logic 1 pada kolom lainya.Data kolom
dikeluarkan melalui PORT_KOLOM (0x1205). Kemudian dilakukan pengecekan pada
setiap barisnya, melalui pembacaan PORT_BARIS (0x1204). Setiap pasangan kolom dan
baris disesuaikan dengan tabel_key[3][4]. Fungsi ini akan mengembalikan sebuah nilai
dari tombol yang ditekan ke variable key dari program utama.

Page 27 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

DISPLAY Liquid Cristal Dysplay (LCD)


Liquid Cristal Dysplay (LCD) merupakan suatu modul display. LCD tersusun dari susunan
dot matrik kristal cair. Suatu LCD tersusun dari dot matrix LCD Controller, segment
driver, serta LCD Panel. Dimana controller LCD telah terintegrasi dengan RAM/ROM
pembangkit karakter atau CGRAM (Character Generator RAM) dan RAM data display atau
DDRAM (Display Data RAM). Semua fungsi display dikendalikan oleh instruksi-instruksi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler. LCD yang
digunakan yaitu VCM- 162A atau M1632 dimana LCD ini memiliki fitur-fitur sebagai
berikut:
- Memiliki 16 karakter dan 2 baris (LCD 16 x 2)
- RAM pembangkit karakter untuk 192 tipe karakter (5 x 8 dot matrix)
- Mudah dihubungkan dengan mikroprosesor/mikrokontroler
- RAM data display (DDARAM) dan RAM pembangkit karakter (CGRAM)
dapat diambil dari mikroprosesor/mikrokontroler,
Modul LCD ini memiliki 16 kaki pin dimana fungsi dan letak pin tersebut ditunjukkan
pada tabel berikut :

Pada dasarnya akses dari microcontroller ke Modul LCD ini terdiri dari 4 jenis sebagai
berikut:
Pengiriman Instruksi Register
Pembacaan Address Counter dan Busy Flag
Pengiriman Data Register
Pembacaan Data Register
Register
LCD mempunyai dua buah Register yang aksesnya diatur dengan menggunakan kaki RS.
Pada saat RS berlogika 0, maka register yang diakses adalah Register Perintah dan pada
saat RS berlogika 1, maka register yang diakses adalah Register Data

Page 28 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Register Perintah
Register ini adalah register di mana perintah-perintah dari mikrokontroler ke HD44780
pada saat proses penulisan data atau tempat status dari HD44780 dapat dibaca pada
saat pembacaan data.
Penulisan Data ke Register Perintah
Penulisan data ke Register Perintah dilakukan dengan tujuan mengatur tampilan LCD,
inisialisasi dan mengatur Address Counter maupun Address Data. Gambar 17
menunjukkan proses penulisan data ke register perintah dengan menggunakan mode 4
bit interface. Kondisi RS berlogika 0 menunjukkan akses data ke Register Perintah. RW
berlogika 0 yang menunjukkan proses penulisan data akan dilakukan. Data instruksi
dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada sinyal E Clock dan dalam selang waktu
yang singkat sinyal E di kembalikan ke logika 0.

Register Data
Register ini adalah register di mana mikrokontroler dapat menuliskan atau membaca
data ke atau dari DDRAM. Penulisan data pada register ini akan menempatkan data
tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Penulisan Data ke Register Data
Penulisan data pada Register Data dilakukan untuk mengirimkan data yang akan
ditampilkan pada LCD. Proses diawali dengan adanya logika 1 pada RS yang
menunjukkan akses ke Register Data, kondisi R/W diatur pada logika 0 yang
menunjukkan proses penulisan data. Data karakter dikirimkan dengan diawali pulsa
logika 1 pada sinyal E Clock dan dalam selang waktu yang singkat sinyal E di kembalikan
ke logika 0.

Page 29 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Gambar 18. Interfacing LCD pada PORT 1206H dan PORT 1207H
Program Aplikasi:
Menampilkan Tulisan LCD-MCS51 pada baris pertama
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte ;
xdata at(0x1206) ubyte PORT_LCD_DATA;
xdata at(0x1207) ubyte PORT_LCD_CTL;
//D0-D7 => PORT_LCD_DATA
//PORT_LCD_CTL: bit0-E bit1-RS bit2-RW
#define
#define
#define
#define

funcset
clrscreen
displayon_cursoroff
cursor_inc

0x38
0x01
0x0C
0x06

void kirim_karakter(ubyte);
void kirim_instruksi(ubyte);
void delay(int);
void main(){
//inisialisasi lcd
kirim_instruksi(funcset);
kirim_instruksi(clrscreen);
kirim_instruksi(displayon_cursoroff);
kirim_instruksi(cursor_inc);
kirim_instruksi(0x80); //posisikan cursor kolom 0 baris 0
//kirim karkater
kirim_karakter('L');
kirim_karakter('C');
kirim_karakter('D');
kirim_karakter('-');
kirim_karakter('M');
kirim_karakter('C');
kirim_karakter('S');

Page 30 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
kirim_karakter('5');
kirim_karakter('1');
}
void kirim_instruksi(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
PORT_LCD_CTL = 0x01; //E = 1 RS 0 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x00; //E = 0 RS 0 RW 0;
delay(5);
}
void kirim_karakter(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x03; //E 1 RS 1 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x02; //E 0 RS 1 RW 0;
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}
Subruitn kirim_instruksi() digunakan untuk mengirimkan perintah ke register perintah
LCD. Jenis perintah yang dikirimkan dapat dilihat pada table instruksi LCD.sedangkan
fungsi kirim_karakater() digunakan untuk mengirimkan data karakter ke register data
sesuai dengan counter alamat atau posisi cursor. Pada program aplikasi diatas posisi
cursor dinaikkan setiap kali mengirimkan data karakter ke LCD ini dikarenakan adanya
data instruksi cursor_inc (0x06).
Program Aplikasi:
Menampilkan Tulisan POLITEKNIK pada baris pertama dan
Tulisan JAMBI pada baris kedua.
#include <at89x51.h>
#include <string.h>
typedef unsigned char ubyte ;
xdata at(0x1206) ubyte PORT_LCD_DATA;
xdata at(0x1207) ubyte PORT_LCD_CTL;
//D0-D7 => PORT_LCD_DATA
//PORT_LCD_CTL: bit0-E bit1-RS bit2-RW
#define
#define
#define
#define
#define

funcset
0x38
clrscreen
displayon_cursoroff
cursor_inc
shifentry_left

0x01
0x0C
0x06
0x05

void kirim_karakter(ubyte);
void kirim_instruksi(ubyte);

Page 31 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
void kirim_string(char *str);
void delay(int);
void main(){
//inisialisasi lcd
kirim_instruksi(funcset);
kirim_instruksi(clrscreen);
kirim_instruksi(displayon_cursoroff);
kirim_instruksi(cursor_inc);
kirim_instruksi(0x80); //posisikan cursor kolom 0 baris 1
kirim_string("POLITEKNIK");
kirim_instruksi(0xC0); //posisikan cursor kolom 0 baris 2
kirim_string("JAMBI");
}
void kirim_instruksi(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
PORT_LCD_CTL = 0x01; //E = 1 RS 0 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x00; //E = 0 RS 0 RW 0;
delay(5);
}
void kirim_karakter(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x03; //E 1 RS 1 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x02; //E 0 RS 1 RW 0;
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}
void kirim_string(char *str){
ubyte n;
if (str[n]!=0){
kirim_karakter(str[n]);
}

}
Program aplikasi ini sama seperti program aplikasi LCD sebelumnya hanya saja ada
penambahan subrutin kirim_string() yang berfungsi untuk mengirimkan satu-persatu
karakter yang diinputkan melalui variable str.

Page 32 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Analog to Digital Converter (ADC)


Konverter analog ke digital (ADC) tersedia secara komersial sebagai rangkaian
terpadu dengan resolusi 8 bit sampai dengan 16 bit. Pada percobaan ini akan
memperkenalkan ADC0804, yaitu sebagai sebuah konverter ADC 8 bit yang mudah
diinterfacekan dengan sistem mikrokontroller.
ADC
ini
menggunakan
metode
approksimasi
berturut-turut
untuk
mengkonversikan masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8 bit yang
ekivalen.ADC0804 mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan catu daya
+5V dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100us.

Gambar 19. Konfigurasi Pin ADC 0804


Gambar 19 menunjukkan diagram konfigurasi pin ADC0804. Pin 11 sampai 18
(keluaran digital) adalah keluaran tiga keadaan, yang dapat dihubungkan langsung
dengan bus data bilamana diperlukan. Apabila CS ( pin 1 ) atau RD (pin2) dalam
keadaan high (1), pin 11 sampai 18 akan mengambang ( high impedance ), apabila CS
dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran.
Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3).Untuk memulai suatu konversi, CS harus
rendah.Bilamana WR menjadi rendah, konverter akam mengalami reset, dan ketika WR
kembali kepada keadaan high, konversi segera dimulai. Konversi detak konverter harus
terletak dalam daerah frekuensi 100 sampai 800kHz. CLK IN ( pin 4) dapat diturunkan
dari detak mikrokontroller, sebagai kemungkinan lain, kita dapat mempergunakan
pembangkit clock internal dengan memasang rangkaian RC antara CLN IN ( pin 4) dan
CLK R ( pin 19).
Pin 5 adalah saluran yang digunakan untuk INTR, sinyal selesai konversi. INTR
akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan akan aktiv rendah bila konversi
telah selesai. Tepi turun sinyal INTR dapat dipergunakan untuk menginterupsi sistem
mikrokontroller, supaya mikrokontroller melakukan pencabangan ke subrutine pelayanan
yang memproses keluaran konverter.
Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial bagi sinyal analog. A/D ini mempunyai dua
ground, AGND (pin 8) dan DGND ( pin10). Kedua pin ini harus dihubungkan dengan
ground. Pin 20 harus dihubungkan dengan catu daya +5V
Pada A/D 0804 merupakan tegangan referensi yang digunakan untuk offset suatu
keluaran digital maksimum. Dengan persamaan sebagai berikut:
VREF =0.5 x Vin
Misalnya diinginkan masuk analog maksimum sebesar 4 V, maka:V REF=0.5 x 4 = 2 volt

Page 33 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
Resolusi ADC untuk permisalan di atas mempunyai arti seperti ditunjukkan padsa tabel
berikut:
Tabel Tegangan Resolusi ADC 0804 untuk Tegangan Maks 4 Volt
Vin (Volt)
Data Digital
Data Desimal
(biner)
0
00000000
0
0,0156
00000001
1
0,0313
00000010
2
...
...
...
4
11111111
255
ADC ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara kontinu.Untuk
melaksanakannya, kita harus menghubungkan CS, dan RD ke ground dan
menyambungkan WR dengan INTR seperti pada gambar dibawah ini. Maka dengan ini
keluaran digital yang kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan masukan
WR. Pada akhir konversi INTR berubah menjadi low, sehingga keadaan ini akan mereset
konverter dan mulai konversi.
Untuk membaca nilai tegangan Input (Vin) dapat menggunakan Rumus Berikut:

Rangkaian ADC 0804 dengan MCS51

Gambar 21 Rangkaian Interface ADC0804 sebagai Volmeter Digital

Page 34 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Program Aplikasi Menampilkan data ADC Pada LED (PORT LED gambar 13)
#include <at89x51.h>
typedef unsigned char ubyte ;
xdata at(0x1302) ubyte PORT_ADC;
xdata at(0x1200) ubyte PORT_LED;
//P1.5 RD adc
//P1.6 WR adc
//P1.7 INTR adc
#define RD_ADC P1_5
#define WR_ADC P1_6
#define INT_ADC P1_7
ubyte data_adc;
void delay(int);
void main(){
while(1){
WR_ADC = 0;
while(INT_ADC==0){}
WR_ADC = 1;
RD_ADC = 0;
data_adc = PORT_ADC;
RD_ADC = 1;
PORT_LED = data_adc;
delay(1000);
}
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}
Langkah langkah membaca data ADC 0804
- Sinyal WR di set logika 0
- Tunggu sampai konversi selesai atau tunggu pin INTR berlokgika 0
- Sinyal WR di set logika 1
- Sinyal RD di set logika 0
- Baca data dari keluaran D0-D7 dari ADC
- Setelah data di baca sinyal RD di set kembali ke logika 1

Page 35 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

Program Aplikasi Menampilkan data ADC Pada LCD (PORT LCD gambar 18)
#include
#include
#include
#include
#include
#include

<at89x51.h>
<stdlib.h>
<math.h>
<string.h>
<float.h>
<float_str.h>

typedef unsigned
xdata at(0x1302)
xdata at(0x1206)
xdata at(0x1207)

char ubyte ;
ubyte PORT_ADC;
ubyte PORT_LCD_DATA;
ubyte PORT_LCD_CTL;

//P1.5 RD adc
//P1.6 WR adc
//P1.7 INTR adc
#define RD_ADC P1_5
#define WR_ADC P1_6
#define INT_ADC P1_7
#define
#define
#define
#define

funcset
0x38
clrscreen
0x01
displayon_cursoroff
cursor_inc
0x06

0x0C

void kirim_karakter(ubyte);
void kirim_instruksi(ubyte);
void delay(int);
ubyte read_adc();
void init_lcd();
void kirim_string(char *str);
ubyte
float
float
ubyte

str_adc[16];
VMAX = 5;
VIN;
ADC;

void main(){
init_lcd();
while(1){
ADC = read_adc();
VIN = __uchar2fs(ADC);
VIN = __fsdiv(VIN * VMAX,255);
float2str(VIN, str_adc);
kirim_instruksi(0x01);
kirim_instruksi(0x80);
kirim_string(str_adc);
kirim_string(" Volt");
delay(500);
}
}
ubyte read_adc(){
ubyte data_adc;
WR_ADC = 0;
while(INT_ADC==0){}
WR_ADC = 1;
RD_ADC = 0;
data_adc = PORT_ADC;
RD_ADC = 1;
return data_adc;
}

Page 36 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
void init_lcd(){
kirim_instruksi(funcset);
kirim_instruksi(clrscreen);
kirim_instruksi(displayon_cursoroff);
kirim_instruksi(cursor_inc);
kirim_instruksi(0x80); //posisikan cursor kolom 0 baris 0
}
void kirim_instruksi(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
PORT_LCD_CTL = 0x01; //E = 1 RS 0 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x00; //E = 0 RS 0 RW 0;
delay(5);
}
void kirim_karakter(ubyte data_lcd){
PORT_LCD_DATA = data_lcd;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x03; //E 1 RS 1 RW 0;
delay(5);
PORT_LCD_CTL = 0x02; //E 0 RS 1 RW 0;
}
void kirim_string(char *str){
ubyte n;
for (n = 0;n <strlen(str);n++){
if (str[n]!=0){
kirim_karakter(str[n]);
}
}
}
void delay(int n){
int temp;
ubyte m;
temp = n;
while(temp > 0){
for (m=0;m<0xFF;m++){}
temp--;
}
}

Prinsip program aplikasi diatas adalah menampilkan data adc yang di konversikan ke nilai tegangan yang sesuai
dengan rumus konversi ADC , kemudian hasil perhitungan ini di tampilkan ke LCD.
Sebelum program aplikasi dibuat buatlah terlebih dahulu library float_str.h.Isi library float_str.h adalah sebagai
berikut:
void float2str(float n , unsigned char *str){
long temp;
float f_bulat;
float f_pecahan;
unsigned char pre = 5;
unsigned char i ;
unsigned char j ;
unsigned char str1[16];
unsigned char str2[16];
for (i = 0; i < 16;i++){
str[i] = 0;
}
j = 0;
if (n < 0){
str[j] = '-';
j++;
}

Page 37 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler
n = fabsf(n);
f_bulat = floorf(n);
temp = __fs2slong(f_bulat);
_ltoa(temp,str1,10);
for(i = 0; i < strlen(str1); i++){
str[j] = str1[i];
j++;
}
n = n-f_bulat;
str[j] = '.';
j++;
if (n < 0.1){
str[j] = '0';
j++;
}else if(n<0.01){
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
}
else if(n<0.001){
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
}else if (n <0.0001){
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
}
else if (n <0.00001){
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
str[j] = '0';
j++;
n = 0.0000000;
}
if (n > 0.0000000){
f_pecahan = n * 1000000;
temp = __fs2slong(f_pecahan);
_ltoa(temp, str2,10);
for (i=strlen(str2)-1;i>=pre;i--){
if(str2[i]>=('0'+5)){
str2[i-1]+=1;
}
}
for (i=0; i<pre;i++){
str[j] = str2[i];
j++;
}
}

Page 38 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

DiktatSistem Mikrokontroler

for (i = 0; i < strlen(str);i++){


if ((str[i]<'0' || str[i] >'9') && str[i] !='-' && str[i]!='.'){
str[i] = 0;
}
}
}

Simpan kode library diatas sebagai file header (*.h) dengan nama float_str.h simpan ke directori tempat
program aplikasi ADC disimpan. Fungsi library ini adalah untuk mengkonversikan bilangan decimal (float) ke
bentuk string, sehingga dapat di tampilkan ke LCD.

Page 39 | Politeknik Jambi Irwan Kurniawan, ST

Anda mungkin juga menyukai