Pokok Bahasan: Model dan Gambaran Umum Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi
Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model multi tahap, model kegunaan dan kepuasan,
model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta penghantar pada teori komunikasi massa)
Tujuan: mahasiswa mengerti, memahami dan mampu menjelaskan model dan Gambaran Umum
Teori Komunikasi Massa. Model Komunikasi Massa (Model satu tahap, model dua tahap, model
multi tahap, model kegunaan dan kepuasan, model Wilbur Schramm, Model Maletzke, serta
penghantar pada teori komunikasi massa)
Materi Modul
1. Pengertian Model
Membicarakan komunikasi sebagai sebuah ilmu maupun keterampilan,
menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas manusia yang terlepas dari komunikasi. Demi
eksistensi dan keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain melalui
komunikasi nya. Kemudian semakin maju dan berkembangnya manusia maka semakin
luas pembahasan kommunikasi sebagai cabang ilmu. Aktivitas berkomunikasi yang
dilakukan individu, kelompok, maupun khalayak yang lebih luas sering disebut sebagai
fenomena komunikasi.
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan modelmodel komunikasi. Dimana model merupakan representasi suatu fenomena baik nyata
maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Akan
tetapi perlu diingat model bukanlah fenomena itu sendiri. Akan tetapi peminat
komunikasi termasuk mahasiswa sering mencampuradukkan model komunikasi dengan
fenomena komunikasi. Model hanya digunakan sebagai alat untuk memudahkan kita
dalam melihat dan membahas fenomena komunikasi. Hanya saja model tersebut
sekaligus mereduksi fenomena komunikasi yang berarti ada nuansa komunikasi lainnya
yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan dalam model tersebut. Akibatnya jika kita
tidak hati-hati dalam menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Ini lah sisi
negative dari model (Mulyana, 2013:131).
Beberapa pendapat lain mengenai defenisi model seperti yang disebutkan oleh
Sereno dan Mortensen dalam (Ardiyanto dkk, 2007: 67) model komunikasi merupakan
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Defenisi ini
mengantarkan kita pada sebuah pengertian bahwa model mewakili atau menunjukkan
komponen-komponen apa saja yang harus ada agar komunikasi dapat berjalan efektif.
Werner J.Severin dan James W. Tankard Jr menyebutkan bahwa model membantu
merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena itu hubungan antara model
dan teori begitu erat, sehingga sering sekali dicampur adukkan dengan teori. Melalui
defenisi yang dibuat oleh severin dan Tankard menjadi penguat pentingnya memahami
model komunikasi sebelum masuk pada pembahasan teori komunikasi.
Agar percampuradukkan tidak terjadi ketika memahami model dan teori, maka
perlu dipahami bahwa model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih
kompleks, alat untuk menjelaskan toeri, dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki
konsep (Mulyana, 2013:132).
Melalui beberapa kumpulan defenisi model, kita telah mendapatkan gambaran
bahwa model merupakan gambaran dari fenomena komunikasi, dimana akan melalui
model yang dibuat memudahkan kita memahami teori komunikasi.
s
tiv
k
a
K
(fe
n
u
m
o
)
s im
ia
n
u
lk
e
d
o
m
s
a
lk
p
tfo
n
e
ite
s
a
n
u
m
rk
o
Intra personalinterpersonal
group
mass
2. Pesan lebih personal, terspesialisasi, dan umum. Tahapan ini sangat mungkin
terjadi sebab penerima pesan berasal dari lapisan masyarakat yang jumlahnya
relatif besar.
3. Masing-masing audience secara fisik dan emosional dipisahkan oleh ruang
dan waktu dari komunikator dalam komunikasi massa. Berita surat kabar
misalnya dibaca oleh orang dengan perbedaan waktu dan tempat. Sementara
itu, komunikator dalam komunikasi massa, tidak secara pasti mengetahui
secara detail siapa pembaca surat kabar-nya. Ikatan emosional antara
komunikator dengan pembacanya pun sangat rendah.
4. Media massa menjadi syarat mutlak bagi saluran komunikasi massa. Bahkan
komunikasi massa itu sendiri tidak akan pernah terjadi tanpa organisasi yang
kompleks.
Melalui pemahaman dasar yang disampaikan diatas, dapat kita menyimpulkan
bahwa model komunikasi massa tidak berbeda jauh sebenarnya dengan model
komunikasi pada umumnya. Apalagi sekarang dengan kemajuan teknologi yang pesat,
menjadikan komunikasi antarpesona pun termediasi dengan alat (teknologi komunikasi).
Dimana dalam hal ini kita kategorikan dalam bentuk komunikasi massa dengan kategori
penggunaan alat.
Selanjutnya fenomena komunikasi massa yang kompleks tersebut perlu kita
pahami dengan representasi dalam model-model komunikasi massa berikut ini. Modelmodel ini dibuat berdasarkan pada era masyarakatnya sekaligus menuju pada era
perkembangan teknologi komunikasi.
a. Model komunikasi massa berdasarkan era perkembangan masyarakatnya
1. Model Komunikasi Massa Satu Tahap (one step flow model)
Model ini sebenarnya sudah jarang terjadi dalam fenomena komunikasi massa. Hanya
saja mahasiswa perlu memahami alur perkembangan model komunikasi massa, supaya
memahami era ini pernah terjadi dalam aktivitas komunikasi massa. Model komunikasi
satu tahap ini menjelaskan kepada kita bahwa media massa secara langsung memberikan
informasi nya kepada komunikan tanpa menggunakan perantara. Media masssa dalam
model ini dikatakan memiliki pengaruh yang sangat kuat kepada komunikan. Sementara
itu komunikan atau audience media dipandang sebagai pihak yang tidak memiliki
kekuatan dan kekuasaan dalam menghindari pesan-pesan media massa. Sejalan dengan
perkembangan masyarakat model ini pun menuai kritikan, karena dianggap tidak semua
masyarakat terkena pengaruh media massa, dan media massa bukanlah sumber informasi
utama bagi masyarakatnya.
Media Massa
Komunikan
(Audience
Media)
m O ep di n i ai
M a s y a ra k a t
banyak tahap muncul sebagai representasi dari fenomena komunikasi massa. Model ini
mengatakan bahwa terjadi hubungan timbal balik dari media ke khalayak, dimana
khalayak juga berinteraksi dengan khalayak yang lain dengan menggunakan sebagaian
informasi yang didapatkan melalui media massa. Pada model ini memperlihatkan bahwa
khalayak atau audiens media bisa menerima pesan baik secara langsung maupun tidak
langsung dari media massa. Tidak langsung menandakan masih ada nya peran tokoh atau
pemimpin masyarakat. Selanjutnya informasi yang diberikan oleh media massa juga bisa
digunakan oleh audiens untuk mempengaruhi oleh orang lain dalam hal ini untuk
memperkuat data-data. Sebaliknya para audiens media pun bisa memberikan umpan balik
kepada media massa atau menjadi sumberi informasi (refleksi) untuk media massa.
sum
ber
G
4
O
L
O
L
G
1
1
2
G
2
G
3
3
4
6
2.
Pera
lata
n
med
ia
Pe
pen
mas
sum
ma
salu
eri
sa
ber
nca
ran
gan
ma
r
ggu
pe
pen
an
tuju
salu
ma
eri
an
ran
nca
Peralat
ma
r
an
umpan
balik
Model Komunikasi Massa HUB (Hiebert, Ungurait, Bohn)
tuju
an
sum
ber
audiences
feedback
co
nte
nts
filters
regulators
media
gatekeepers
codes
ccccc
communicator
cc contents Media
amplification
co
nte
nts
fba
x1
x3
fca
fbc
x4
4. Model Komunikasi Massa Shannon dan Weaver
Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan
tingkat kecermatannya. Pada model ini menjelaskan bahwa suatu
sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang
penerima yang menyandi balik atau mencipta-ulang pesan
Su
mbe
sinyal sinyal
trans
pen
r
tuju
mitte
erim
info
an
pesan r
pesan
a
rma
si
Sumber
ganggua
n
Who Sayswht
Inwhicael
Towhm Withwaeffc
Berb
Mengh
or
terha
agai
asilkan
sosi
dap
Kebu
pola
gratifi
Konse
al
tuha
medi
pen
kasi
kuensi
n
psik
a
gah
kebutu
yang
lain
ologi
atau
ada
mela
han
yang
s
sumb
pan
hirka
(6)
tidak
men
er
med
n (2)
diingin
imb
lain
ia
Melalui model-modelyang
komunikasi massa yang kan
sudah
ulka
(5)
disebutkan
diatas,
diharapkan
setelah
memahaminya,
(7)
n (1)
meng
mahasiswa memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk
arahk
mempelajari teori komunikasi
massa.
an (34)
Pertanyaan diskusi:
Bahan Rujukan:
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala-Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Baran, Stanley J. 2010. Teori Komunikasi Massa, dasar pergolakan dan masa depan.
Jakarta: Salemba Humanika
DeVito, joseph A. 1996. Komunikasi Antar Pribadi. Alih bahasa: Agus Maulana. Jakarta: Profesional
books
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa, Kontroversi, Teori dan Aplikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media
Werner J.Severin dan James W.Tankard,Jr.1992.Communication Theories: Origins,
Methods, and Use in the Mass Media. New York:Longman