STROKE
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun
neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. Otak
menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total
tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua
pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam
rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem
anastomosis, yaitu sirkulus Willis.
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena
interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan
kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan
mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis
lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke
jantung. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter
100-400 mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh
darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya
aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata,
cabang tembus arterio talamus (talamo perforate arteries) dan cabang-cabang
paramedian
arteria
vertebro-basilaris
mengalami
perubahan-perubahan
degenaratif yang sama. Kenaikan darah yang abrupt atau kenaikan dalam
jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah
terutama pada pagi hari dan sore hari yang menjadi penyebab terjadinya
stroke.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan
otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Dengan demikian pada penderita
stroke diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan paripurna.
Tujuan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada stroke diharapkan mahasiswa
mampu :
a.
stroke.
b.
diberikan.
c.
B. TINJAUAN TEORI
Definisi
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan
gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang
dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral,
misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular
dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan
perkembangan.
Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat:
- fokal dan atau global
- akut
- berlangsung antara 24 jam atau lebih
- disebabkan gangguan aliran darah otak
- tidak disebabkan karena tumor/infeksi
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan
penyakit. Sesuai dengan perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Serangan iskemik sepintas/ TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis
setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala
yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang
dari 24 jam
2. Progresif/ inevolution (stroke yang sedang berkembang) stroke yang terjadi
masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat
dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari
3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal
serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada
saat onset lebih berat, bisa kemudian membaik/menetap
Klasifikasi berdasarkan patologi:
1. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi
antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
2. Stroke non hemoragi: Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis
serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder .
Kesadaran umummnya baik.
Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam
sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis
bermacam-macam.
Kerusakan
dapat
terjadi
melalui
mekanisme berikut :
b.
c.
TIA 24%
d.
e.
f.
DM 9%
Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap
Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti
kaitan antara keduanya itu.
b.
Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang
sama terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak
daripada wanita.
d.
e.
Riwayat keluarga.
PATHWAY
Makanan
Merokok
Kolesterol
dan
Hipertensi
Penumpuka
Tahanan
di
Lanjut Usia
perifer
Elastisitas
lemak
nikotin
meningkat
pembuluh
meningkat di
pembuluh
darah
pembuluh
darah
menurun
darah
Hipertensi/hipotensi
Hemisfer kiri
vaskuler)
Penurunan
fungsi
Kenaikan TIK
Pecah/bekuan darah
motorik
Gangguan
pergerakan
PTIK
tubuh
Gangguan
mobilitas
fisik
Lobus parietalis
Lobus temporalis
Lobus frontalis
Sulit
menyusun
kata
Gangguan
Rangsangan
Hambatan
bicara
gerak/lumpu
terganggu
Kerusakan
Komunikasi
integritas
verbal
kulit
Defisit perawatan
diri
Diagnosis
Pada diagnosis penyakit serebrovaskular, maka tindakan arteriografi adalah
esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. CT Scan kepala
dan MRI merupakan sarana diagnostik yang berharga untuk menunjukan adanya
hematoma, infark atau perdarahan. EEG dapat membantu dalam menentukan
lokasi.
Penatalaksanaan
Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan
pengobatan maksimal)
Therapeutik window ini ada 3 konsensus:
1. Konsensus amerika : 6 jam
2. Konsensus eropa: 1,5 jam
3. Konsensus asia: 12 jam
Prinsip pengobatan pada therapeutic window:
1. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi
iskhemik.
2. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.
Terapi umum
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai
berikut :
1. Menstabilkan tanda tanda vital
a. memepertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan
yang dalam , O2, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila
batang otak terkena)
b. kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing masing
individu ; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun
hipertensi.
2. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter
tinggal; cara ini telah diganti dengan kateterisasi keluar masuk setiap 4
sampai 6 jam.
4. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
a. penderita harus dibalik setiap jam dan latihangerakan pasif setiap 2
jam
b. dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif
penuh sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk
mencegah tekanan pada daerah tertentu dan untuk mencegah
kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki)
Terapi khusus
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi
dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low
heparin, tPA.
1. Pentoxifilin
Mempunyai 3 cara kerja:
Sebagai anti agregasi menghancurkan thrombus
Meningkatkan deformalitas eritrosit
Memperbaiki sirkulasi intraselebral
2. Neuroprotektan
Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO),
tetapi belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk
pembuluh di tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek
sama sekali pada pembuluh darah serebral, terutama bila diberikan secara oral
(asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan sebagainya), berdasarkan uji klinis
ternyata pengobatan berikut ini masih berguna : histamin, aminofilin,
asetazolamid, papaverin intraarteri.
Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit
seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini
dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol
ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian:
1. Perubahan pada tingkat kesadaran atau responivitas yang dibuktikan dengan
gerakan, menolak terhadap perubahan posisi dan respon terhadap stimulasi,
berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
2. Ada atau tidaknya gerakan volunteer atau involunter ekstremitas, tonus otot,
postur tubuh, dan posisi kepala.
3. kekakuan atau flaksiditas leher.
4. Pembukaan mata, ukuran pupil komparatif, dan reaksi pupil terhadap cahaya
dan posisi okular.
5. Warna wajah dan ekstremitas, suhu dan kelembaban kulit.
6. Kualitas dan frekuensi nadi, pernapasan, gas darah arteri sesuai indikasi, suhu
tubuh dan tekanan arteri.
7. kemampuan untuk bicara
8. Volume cairan yang diminum dan volume urin yang dikeluarkan setiap 24
jam.
Diagnosa yang mungkin muncul:
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, kontrol
2. perfusi jaringanm tidak efektif berhubungan dengan perdarahan otak. Oedem
otak
3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan otak
5. Resiko kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik
6. Resiko infeksi b.d penurunan pertahanan primer
RENCANA KEPERAWATAN
N
o
1.
2.
Diagnosa Tujuan/KH
Kerusaka
n
mobilitas
fisik b.d
penuruna
n
kekuatan
otot
Intervensi
Ambulasi/ROM
1. Terapi latihan
normal
Mobilitas sendi
dipertahankan
o Jelaskan
pada
KH:
klien&kelg
tujuan
o Sendi tidak
latihan
pergerakan
kaku
sendi.
o Tidak terjadi
o Monitor
atropi otot
lokasi&ketidaknyama
nan selama latihan
o Gunakan
pakaian
yang longgar
o Kaji kemampuan klien
terhadap pergerakan
o Encourage ROM aktif
o Ajarkan
ROM
aktif/pasif
pada
klien/kelg.
o Ubah posisi klien tiap
2 jam.
o Kaji
perkembangan/kemaju
an latihan
2. Self care Assistance
o Monitor kemandirian
klien
o bantu perawatan diri
klien
dalam
hal:
makan,mandi,
toileting.
o Ajarkan
keluarga
dalam
pemenuhan
perawatan diri klien.
Perfusi
o NOC: perfusi Perawatan sirkulasi
jaringan
Peningkatan perfusi jaringan
jaringan
cerebral
otak
cerebral.
tidak
Setelah
efektif
Aktifitas :
dilakukan
b.d
1. Monitor
status
tindakan
perdarah
neurologik
keperawatan
an otak,
selama 5 x 24 2. monitor status respitasi
oedem
jam
perfusi 3. monitor bunyi jantung
4. letakkan kepala dengan
jaringan
Rasional
Pergerakan
bertujuan
mempertahankan
sendi
aktif/pasif
untuk
fleksibilitas
1.mengetahui kecenderungan
tk kesadaran dan potensial
peningkatan
TIK
dan
mengetahui lokasi. Luas dan
kemajuan kerusakan SSP
2.Ketidakteraturan pernapasan
dapat
memberikan
gambaran
lokasi
kerusakan/peningkatan TIK
3.Bradikardi dapat terjadi
3.
Resiko
infeksi
b.d
penuruna
n
pertahan
primer
4.
Defisit
perawata
adekuat
posisi agak ditinggikan
dengan
dan dalam posisi netral
indikator :
5. kelola obat sesuai order
o Perfusi
6. berikan Oksigen sesuai
indikasi
jaringan yang
adekuat
didasarkan
pada tekanan
nadi
perifer,
kehangatan
kulit,
urine
output
yang
adekuat
dan
tidak
ada
gangguan pada
respirasi
Pasien
tidak 1. Mengobservasi&melapor
mengalami
kan tanda&gejal infeksi,
infeksi
spt kemerahan, hangat,
KH:
rabas dan peningkatan
o Klien
bebas
suhu badan
dari
tanda- 2. mengkaji suhu klien
netropeni setiap 4 jam,
tanda infeksi
melaporkan
jika
o Klien mampu
temperature lebih dari
menjelaskan
380C
tanda&gejala
3. Menggunakan
infeksi
thermometer elektronik
atau
merkuri
untuk
mengkaji suhu
4. Catat7laporkan
nilai
laboratorium
5. kaji
warna
kulit,
kelembaban kulit, tekstur
dan
turgor
lakukan
dokumentasi yang tepat
pada setiap perubahan
6. Dukung untuk konsumsi
diet
seimbang,
penekanan pada protein
untuk
pembentukan
system imun
Klien
dapat 1. Observasi kemampuan
memenuhi
klien
untuk
mandi,
sebagai
akibat
adanya
kerusakan otak.
4.Menurunkan tekanan arteri
dengan
meningkatkan
drainase & meningkatkan
sirkulasi
5.Pencegahan/pengobatan
penurunan TIK
6.Menurunkan hipoksia
1.
Onset
infeksi dengan system imun
diaktivasi&tanda
infeksi
muncul
2.
Klien
dengan netropeni tidak
memproduksi cukup respon
inflamasi karena itu panas
biasanya
tanda&sering
merupakan
satu-satunya
tanda
3.
Nilai
suhu memiliki konsekuensi
yang
penting
terhadap
pengobatan yang tepat
4.
Nilai
lab berkorelasi dgn riwayat
klien&pemeriksaan fisik utk
memberikan
pandangan
menyeluruh
5.
Dapat
mencegah kerusakan kulit,
kulit yang utuh merupakan
pertahanan pertama terhadap
mikroorganisme
6.
Fungsi
imun
dipengaruhi
oleh
intake protein
1. Dengan
menggunakan
intervensi langsung dapat
5.
menentukan
intervensi
yang tepat untuk klien
2. Posisi duduk membantu
proses
menelan
dan
mencegah aspirasi
3. Konservasi
energi
meningkatkan
toleransi
aktivitas dan peningkatan
kemampuan perawatan diri
4. Untuk meningkatkan nafsu
makan
1. Meningkatkan kenyamanan
dan mengurangi resiko
gatal2.
2. Menandakan gejala awal
lajutan kerusakan integritas
kulit
3. Area
yang
tertekan
biasanya
sirkulasinya
kurang optimal shg menjadi
pencetus lecet
4. Memperlancar sirkulasi
5. Status nutrisi baik dapat
membantu
mencegah
keruakan integritas kulit.
Kurang
pengetah
uan b.d
kurang
mengaks
es
informasi
kesehata
n
Pengetahuan
klien meningkat
KH:
-Klien & keluarga
memahami
tentang penyakit
Stroke, perawatan
dan pengobatan
1. Mengkaji
kesiapan&kemampuan
klien untuk belajar
2. Mengkaji
pengetahuan&ketrampil
an klien sebelumnya
tentang
penyakit&pengaruhnya
terhadap
keinginan
belajar
3. Berikan materi yang
paling penting pada
klien
4. Mengidentifikasi sumber
dukungan
utama&perhatikan
kemampuan klien untuk
belajar & mendukung
Daftar Pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
RUANG DAHLIA
RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO
Disusun Oleh:
GIRI KARYONO
NIM
: G1B02070017
Ruang
No
Bobot
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Latar belakang
Pengertian
Etiologi
Patofisiologi
Tanda gejala
Pemeriksaan penunjang
Pathway
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Fokus intervensi
Daftar pustaka
Responsi
Jumlah
Nilai
2 3
Bobot x
Nilai
5
5
5
10
5
5
20
5
5
10
5
20
100
= ..
Purwokerto,
2008
Penilai,
_____________________
NIM
: G1B02070017
Ruang
No
Bobot
1
1
2
3
4
5
6
7
Persiapan conference
Mengidentifikasi masalah /
mengungkapkan issue untuk
diskusi kelompok
Menberi
ide
selama
conference
Mensintesa pengetahuan dan
memakainya
dalam
pemecahan masalah
Menerima ide orang lain
Mengontrol emosi sendiri
Memperlihatkan
perhatian
dalam group dan kerjasama
dalam pencapaian kelompok
Jumlah
Nilai
2 3
Bobot x
Nilai
5
15
20
20
10
10
20
100
= ..
Purwokerto,
2008
Penilai,
____________________
NIM
: G1B02070017
Ruang
No
Bobot
1
1
2
3
4
5
6
Kedisiplinan
Inisiatif
Tanggung jawab
Kepemimpinanan
Kerjasama
Respek
Jumlah
Nilai
2 3
Bobot x
Nilai
5
5
5
10
5
5
100
= ..
Purwokerto,
2008
Penilai,
_______________________
NIM
: G1B02070017
Ruang
No
Bobot
1
PENGKAJIAN
1. Ketepatan penggunaan alat pengkajian
2. Ketrampilan pengambilan data
3. Validitas data
4. Kelengkapan data kajian (data fokus)
PERUMUSAN DIAGNOSA
1. Ketepatan pengelompokkan data
2. Ketepatan menganalisa data
3. Ketepatan rumusan diagnosa keperawatan
PERENCANAAN
1. Ketepatan penyusunan prioritas diagnosa
2. Ketepatan tujuan dan criteria hasil
3. Relevansi
rencana
dengan
diagnosa
keperawatan
PELAKSANAAN
1. Kemampuan mengelola tindakan
2. Kemampuan kolaborasi dengan tim kesehatan
3. Kemampuan melibatkan klien dan keluarga
4. Mendokumentasikan dengan benar
EVALUASI
1. Kualitas isi perkembangan klien :
a. Subjektif, objektif sesuai criteria hasil
b. Ketajaman analisa data
c. Tindak lanjut dan modifikas
2. Validitas proses evaluasi
3. Penampilan klien setelah dirawat
Nilai
2 3
100 %
30
30
20
20
100 %
25
50
25
100 %
25
35
40
100 %
35
20
20
25
100 %
20
25
15
20
20
= ..
Purwokerto,
Penilai
2008
Bobot
x Nilai