Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE DAN OBJEK PENELITIAN


3.1

Metodologi Penelitian

3.1.1

Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pendekatan ilmiah terhadap penetapan

tata cara penelitian yang dilakukan secara tersusun dan sistematik untuk mencapai
tujuan penelitian yang dirumuskan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis yang dipergunakan untuk menyusun dan
menganalisis data sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai masalah yang
dihadapi saat penelitian.
Metode penelitian deskriptif ini mengacu pada pendapat Sugiyono, yaitu :
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan
variabel lain. (Sugiyono, 2007 : 11)
Metode deskriptif analisis merupakan satu

metode dengan cara

mengumpulkan data kemudian disusun dan dianalisis untuk memperoleh


gambaran mengenai masalah yang dihadapi pada saat penelitian. Seperti yang
dikemukakan oleh Hadari Nawai, yaitu :
Metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan mendeskripsikan fakta-fakta, pada tahap permulaan tertuju pada
usaha mengemukakan gejala-gejala secara bertahap di dalam aspek yang
diteliti dan kondisinya. Pada tahap berikutnya metode ini dikembangkan
dengan memberikan penafsiran yang cukup terhadap fakta-fakta yang
ditemukan dengan kata lain metode ini tidak terbatas sampai pada
penelitian data, tetapi meliputi juga analisis dan interpretasi tentang arti
data itu. (Nawawi, 2001 : 63).

17

18

Metode merupakan suatu konsep pemecahan masalah dengan prosedur


tertentu. Pada metode dalam artian Nawawi bahwa metode mempunyai tafsiran
yang beragam. Nawai juga menegaskan bahwa metode tidak terbatas oleh alat-alat
penelitian yang ad, namun metode yang digunakan adalah bergantung pada cara
dan sudut pandang seorang peneliti.
3.1.2

Aspek-aspek yang di teliti


Untuk memperoleh dan memperjelas dalam pembahasan , penulis

mengemukakan aspek-aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini berdasarkan


salah satu teori Edward III sebagai berikut :
Faktor komunikasi merupakan komunikasi sebagai proses penyampaian
informasi komunikator kepada komunikan. Informasi perlu disampaikan kepada
pelaku kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat mengetahui apa yang harus
mereka persiapkan dan lakukan untuk menjalankan kebijakan tersebut sehingga
tujuan dan sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapakan. Pada
komunikasi terdapat beberapa hal pula yang harus diperhatikan untuk mendapati
komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik haruslah berdasarkan pada
kredibilitas, konteks, konsistensi, kejelasan, kesinambungan dan kemampuan
pihak penerima berita agar informasi dapat diterima dengan baik.
3.1.3

Teknik Pengumpulan Data


Bila dilihat dari sumber datanya, maka penelitian ini menggunakan dua

sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan data

19

sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2005:156). Untuk mendapatkan data pada penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan :
1). Sumber data sekunder didapat melalui studi literatur atau kepustakaan,
yaitu suatu teknik pengumpulan data dan fakta dengan mempelajari
buku-buku dan bahan-bahan tertulis yang ada kaitanya dengan
pengawasan

termasuk

mempelajari

dokumen-dokumen

yang

berhubungan dengan implementasi kebijakan terkhusus dalam bidang


reformasi birokrasi dalam sebuah organisasi.
2). Sumber data primer didapat melalui studi lapangan yaitu, teknik
pengumpulan data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan
langsung pada objek penelitian, yaitu di Badan Pertanahan Nasional
Kantor Wilayah Jawa Barat. Studi lapangan dapat dilakukan dengan caracara sebagai berikut:
a). Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan pihak berwenang yang dapat memberikan data yang
berhubungan dengan implementasi kebijakan reformasi di Badan
Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Jawa Barat.
b). Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara penelitian
mendalam dengan pihak berwenang. Dalam hal ini kami meneliti
langsung dengan tim manajemen perubahan di Badan Pertanahan
Nasional Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.

3.1.4

Teknik Analisis Data

20

Penelitian kualitatatif menggunakan analisis data mulai dari awal


penelitian berlangsung sampai kepada proses penelitian berlangsung. Bentuk data
yang diperoleh dari sumber yang layak dihimpun dan diolah menjadi data yang
dapat dipergunakan secara ilmiah. Data yang diperoleh dengan wawancara
dilakukan proses editing ,mengklasifikasikan, menilai,mereduksi sampai kepada
menyajikan data dan menyimpulkan data. Teknik menganalisa dalam penelitian
ini menggunakan teknik yang di utarakan oleh Miles dan Huberman.
Penarikan verivikasi atau proses menarik kesimpulan, yitu peneliti
melakukan tinjauan ulang terhadap catatan yang sudah ada. Dimulai dengan
pengumpulan

data,proses

reduksi,proses

klasifikasi,

kemudian

diadakan

verifikasi. Pengolahan data tersebut bisa dengan cara Triangulasi data dengan
media tabel triangulasi data. Adapun contoh tabel trianglasi data adalah sebagai
berikut
Tabel.1 Contoh Triangulasi Data

No

Wawancara
Pegawai Low
Pegawai top level
level

Observasi

Dokumentasi

Tabel 2. menjelaskan adanya mencari kevalidan suatu data dengan menilai


dua sisi yang berbeda. Wawancara dilaksanakan pada dua objek yang berbeda
untuk memastikan dari dua sudut pandang yang berbeda. Pada observasi dan
dokumentasi jelas untuk membuktikan keabsahan suatu data dengan bukti- bukti

21

yang otentik. Setelah data tersebut dimasukkan ke tabel triangulasi,kemudian


dianalisis dan dipilah pilah. Tabel ini digunakan unruk mempermudah peneliti
dalam menganalisis data.
3.1.5

Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif


Pengumpulan data dilakukan dengan dimulai dari penghimpunan data

kemudian data dinilai, diklasifikasikan sampai dengan direduksi. Proses reduksi


digunakan untuk menyaring bagian-bagian pokok yang mencakup kebutuhan
penelitian. Selanjutnya data di sajikan menjadi data keseluruhan yang
menggambarkan kondisi yang dihadapi. Pada akhirnya data menjadi bahan
pertimbangan akhir untuk menarik sebuah kesimpulan dan menjawab dari
rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
Proses yang telah dilewati mulai dari pengumpulan data, penyaringan data
samapai penyajian data dalam bentuk gambaran umum dapat diklasifikasikan
saling keterkaitannya. Akurasi data dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
kuat data yang dimiliki menjadi bahan pegangan dan seberapa pula akurasi dari
data yang dimiliki untuk menjawab permasalahan penelitian ini.
3.1.6

Lokasi dan Jadwal Penelitian


Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Badan Pertanahan Nasional Kantor

Wilayah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta no. 586
Bandung.
Waktu Penelitian

22

Adapun kegiatan penelitian dilakukan dari bulan April 2013 sampai


dengan bulan Juni 2013. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.2 Waktu Penelitian
NO
1
2
3
4
5

3.2

KEGIATAN
Perizinan
Studi Literatur
Observasi
Penyusunan Usulan
Penelitian
Sidang Ristek
Sumber : Penelitian 2013

APRIL
V
V

WAKTU
MEI
V
V
V

JUNI

V
V
V

Objek Penelitian

3.2.1 Sejarah Umum Kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa


Barat
Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah suatu lembaga non departemen
yang didirikan berdasarkan Kep Pres No. 26 Tahun 1988 pada tanggal 19 Juli
1988. Pada tingkat propinsi Jawa Barat yang dalam pelaksanaan tugas Bidang
Pertanahan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada Kabupaten / Kota
terdapat Kantor Pertanahan yang melaksanakan tugas secara teknis operasionl
dibidang pertanahan sesuai kewenangannya. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Jawa Barat beralamat di jl. Soekarno Hatta No. 586 Bandung.
Tugas utama Badan Pertanahan Nasional adalah memberikan jaminan kepastian
hukum suatu hak atas tanah.
Hal ini berarti setiap hak atas tanah yang ditetapkan oleh pemerintah c.q.
Badan Pertanahan Nasional telah memberikan legitimasi kepemilikan tanah yang

23

sejati. Artinya data yang tercantum di administrasi pertanahan merupakan data


yang benar.
3.2.2

Visi dan Misi Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat


Visi pembangunan pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Provinsi Jawa Barat adalah "Terselenggaranya pengelolaan pelayanan


pertanahan yang berkualitas dengan mengutamakan pemberdayaan dan kemitraan
masyarakat".
Dalam rangka mencapai atau mewujudkan Visi tersebut, maka
penyelenggaraan pengelolaan pertanahan di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan
dengan

memperhatikan

pengembangan

wilayah

yang

berdasarkan

pada

pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif di setiap Kabupaten/Kota


agar tercipta keserasian pertumbuhan ekonomi antar Kabupaten/Kota. Dalam
pengembangan

wilayah

tersebut

maka

pengelolaan

pertanahan

perlu

mempertimbangkan keterkaitan antara pembangunan pedesaan, perkotaan,


wilayah tertinggal, daerah perbatasan dan wilayah potensial lainnya dengan tetap
memperhatikan penataan ruang pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam
serta lingkungan.
Misi pembangunan pertanahan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Jawa Barat adalah :
1). Melaksanakan dan menjabarkan reformasi kebijakan peraturan dan
perundangandari pemerintah di bidang pertanahan sesuai kewenangan yang
ada dalam lingkup wilayah Provinsi Jawa Barat.
2). Meningkatkan kualitas pelayanan dan administrasi pertanahan.

24

3). Mengupayakan pengembangan dan penguatan kelembagaan pelayanan dan


pengelolaan pertanahan di Provinsi Jawa Barat.
4). Menyelenggarakan

penyediaan

informasi

pertanahan

bagi

keperluan

masyarakat , pembangunan dan investasi di Provinsi Jawa Barat.


5). Meningkatkan pengaturan dan pelaksanaan penataan dan pengendalian,
penguasaan, penggunaan, pemanfaatan dan pemilikan tanah di wilayah
Provinsi Jawa Barat.
6). Meningkatkan penyelesaian sengketa dan permasalahan yang muncul
kepermukaan di bidang pertanahan di wilayah Provinsi Jawa Barat.

3.2.3

Struktur Organisasi Kanwil BPN Jawa Barat

25

KTUR ORGANISASI SUB BAGIAN KEUANGAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROP

KEPALA SUB
BAGIAN KEUANGAN

BENDAHARAWAN PENGELUARAN

BENDAHARAWAN PENERIMAAN
BENDAHARAWAN
NON DIPA

PEMBANTU
PEMBANTU
PEMBANTU
BENDAHARAWAN
BENDAHARAWAN
BENDAHARAWAN
KEG. ADM UMUM PEMERIKSAAN TANAH
PAP

PEMBANTU
BENDAHARAWAN
PENERIMAAN

SUB KEGIATAN
PELAYANAN
UMUM PELAPORAN TP/TGR
SUB KEGIATAN
SUB PERENCANAAN
SUB KEGIATAN
DAN KEBENDAHARAAN
PELAPORAN ANGGARAN
DIPA SE-JAWA
BARAT
SUB KEGIATAN
PEMBINAAN KEUANGAN

Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang


menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masingmasing fungsi memiliki wawenang dan tanggungjawab yang melekat sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat
tercapai melalui efesiensi dan efektifitas kerja.

26

Pengertian organisasi secara luas merupakan penentuan pengelompokan


serta pengaturan dari berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan. Organisasi harus
dapat menampung dan mengatasi aktifitas perusahaan. Pada perusahaan yang
besar dimana aktifitas dan tujuan semakin kompleks, maka tujuan tersebut dibagi
ke unit yang terkecil atau sub unit organisasi.
Dengan demikian struktur organisasi dapat mencerminkan tanggung jawab
dan wewenang yang jelas dan didukung oleh urusan tugas yang baik, sehingga
dapat menunjang tujuan perusahaan.
Struktur Organisasi Sub Bagian Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat terdiri
dari beberapa bidang dan bagian (Lampiran 1), yaitu :
1). Bagian Tata Usaha
a). Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b). Sub Bagian Kepegawaian
c). Sub Bagian Umum dan Informasi
2). Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan
a). Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar
b). Seksi Pemetaan Tematik
c). Seksi Pengukuran Bidang
d). Seksi Survei Potensi Tanah
3). Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
a). Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan
b). Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum
c). Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah
d). Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT
4). Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
a). Seksi Penatagunaan Tanah
b). Seksi Penataan Kawasan Tertentu
c). Seksi Landreform
d). Seksi Konsolidasi Tanah
5). Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
a). Seksi Pengendalian Pertanahan
b). Seksi Pemberdayaan Masyarakat
6). Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
a). Seksi Pengkajian dan PenangananSengketa dan Konflik Pertanahan
b). Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan

27

Pada struktur organisasi di atas terlihat bahwa Kantor Wilayah BPN


Propinsi Jawa Barat memiliki satu Bagian Tata Usaha yang terdiri dari tiga sub
bagian dan lima Bidang yang menangani masalah Pertanahan, antara lain Bidang
Survei, Pengukuran dan Pemetaan yang terdiri dari empat seksi, Bidang Hak
Tanah dan Pendaftaran Tanah yang terdiri dari empat seksi, Bidang Pengaturan
dan Penataan Pertanahan yang terdiri dari empat seksi, Bidang Pengendalian
Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat yang terdiri dari dua seksi, Bidang
Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan yang terdiri dari
dua seksi.
Struktur organisasi pada Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kantor
Wilayah BPN Propinsi Jawa Barat terdiri dari:
1). Kepala Sub Bagian Keuangan
2). Bendaharawan Pengeluaran
a). Pembantu Bendaharawan Kegiatan Administrasi Umum
b). Pembantu Bendaharawan Pemeriksaan Tanah
c). Pembantu Bendaharawan PAP
3). Bendaharawan penerimaan
a). Pembantu Bendaharawan Penerimaan
4). Bendaharawan Non DIPA
5). Sub Kegiatan Pembinaan Keuangan
6). Sub Perencanaan dan Kebendaharaan
7). Sub Kegiatan Pelaporan Anggaran DIPA Se-Jawa Barat
8). Sub Kegiatan Pelayanan Umum
9). Sub Kegiatan Pelaporan TP/TGR
3.2.4

Deskripsi Jabatan Kanwil BPN Jawa Barat


Di sini penulis hanya menjelaskan tugas-tugas yang dilakukan di bagian

tata usaha khususnya di Sub Bagian Keuangan. Adapun fungsi dan tugas dari
Bagian Tata Usaha pada Kanwil BPN Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

28

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi


kepada semua satuan organisasi Kanwil BPN Propinsi Jawa Barat, serta
menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan
perundang-undangan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1). Melakukan tugas kepegawaian.
2). Melakukan urusan keuangan.
3). Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4). Menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan
perundang-undangan.
5). Menyusun laporan.
Bagian tata usaha ini terdiri dari Sub Bagian Kepegawaian yang bertugas
melakukan urusan kepegawaian; Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan yang
bertugas melakukan urusan keuangan; dan Sub Bagian Umum dan Informasi
yang bertugas melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga.
Tugas - tugas di Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kanwil Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1). Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, bertugas:
a). Memimpin,

mengatur, dan

mengendalikan

kegiatan

administrasi

keuangan di bidang perencanaan dan evaluasi serta laporan pengelolaan


keuangan.

29

b). Menyiapkan dan menyusun belanja rutin yang dirangkum melalui Daftar
Isian Penggunaan Anggaran (DIPA).
c). Mengevaluasi

dan

melaporkan

serta

mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas - tugasnya.


2). Bendaharawan Pengeluaran, bertugas:
Melakukan pembukuan, bendaharawan pengeluaran dibantu oleh:
a). Pembantu Bendaharawan Kegiatan Administrasi Umum, bertugas
membantu Bendahara Pengeluaran mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan penggajian, antara lain:
a. Membuat konsep daftar gaji baik rutin maupun susulan.
b. Menyiapkan, menghimpun dan mengedit potongan gaji.
b). Pembantu Bendaharawan Pemeriksaan Tanah, bertugas membantu
Bendahara Pengeluaran dalam membuat dan menyiapkan SK Bendahara
se-Jawa Barat.
c). Pembantu Bendaharawan

PAP,

bertugas

membantu

Bendahara

Pengeluaran, antara lain :


a. Membuat konsep dan menyiapkan SK Pejabat dan Bendahara pada
Kantor Pertanahan se-Jawa Barat.
b. Membuat usulan rencana kegiatan rutin.
c. Membuat konsep revisi, SK-SK Bendahara DIPA.
d. Membuat konsep surat mengenai keuangan.
e. Keperluan keuangan lainnya.
3). Bendaharawan penerimaan, bertugas:
a). Membantu menghimpun laporan LKKUP dari daerah.
b). Menghimpun peraturan yang berhubungan dengan keuangan.
c). Menghimpun laporan dan rencana penggunaan anggaran dari masingmasing bidang.
d). Mengkoordinasikan penggunaan anggaran DIPA.
e). Melakukan pengontrolan dalam rangka penggunaan anggaran PNPB.

30

A.

Pembantu Bendaharawan Penerimaan, bertugas membantu


Bendahara Penerimaan dalam pelaporan DIPA pemeriksaan tanah Kanwil dan
Kantor Pertanahan se- Jawa Barat.

1).

Bendaharawan Non DIPA, bertugas:


a).

Membuat dan menyampaikan SK Bendahara se - Jawa Barat.

b).

Melakukan kegiatan umum keuangan.

2).

Sub Kegiatan Pembinaan Keuangan, bertugas:


a). Ikut dalam Tim Pembinaan Bendahara ke daerah Tk. II.
b). Menyiapkan formulir dan questioner dalam rangka Pembinaan
Bendahara.

3).

Sub Perencanaan dan Kebendaharaan, bertugas:


a). Menghimpun laporan dari Tk. II sebagai arsip.
b). Koordinasi ke Biro Keuangan BPN Pusat.
c). Koordinasi ke Biro Perencanaan BPN Pusat.
d). Koordinasi ke Tk. II se- Jawa Barat.
e). Koordinasi ka DepKeu RI dan DJPb.

4).

Sub Kegiatan Pelaporan Anggaran DIPA SeJawa Barat, bertugas:


a). Membuat Rekapitulasi Laporan LKKUP, DIPA(Belanja Pegawai, Belanja
Barang) Kanwil dan Kantor Pertanahan se-Jawa Barat.
b). Mengirim laporan ke BPN Pusat.
c). Menyampaikan surat ke DJPb dan KPPN

31

d). Menyampaikan berkas-berkas mutasi apabila ada perintah dari Pusat


(mutasi Pejabat)
5).

Sub Kegiatan Pelayanan Umum, bertugas:


a). Mengagendakan surat masuk dan keluar, dll.
b). Membayar jasa telepon dan litrik.
c). Membantu Bendaharawan DIPA untuk keperluan lain-lain.

6).

Sub Kegiatan Pelaporan TP/TGR, bertugas:


a). Menerimalaporan bulanan TP/TGR dari daerah - daerah untuk diproses
dan dikirim ke BPN Pusat.
b). Menindaklanjuti surat-surat dari daerah untuk dikirim ke BPN Pusat.
c). Dinas luar ke daerah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak
dapat diselesaikan dengan surat menyurat.

3.2.5

Aspek Kegiatan Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat


Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Propinsi


Jawa Barat, adapun fungsi dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1).

Melaksanakan

penyusunan program pelaksanakan petugas dibidang

pertanahan.
2).

Mengkoordinasikan

pengaturan

penguasaan

dan

pemilikan

tanah,

penatagunaan tanah, pengurusan hak atas tanah serta pengukuran dan


pendaftaran tanah.

32

3).

Melaksanakan bimbingan dan pengendalian serta melakukan tugas


dibidang pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah,
pengurusan hak-hak tanah serta pengukuran dan pendaftaran tanah.

4).

Melaksanakan urusan tata usaha dan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai