HENDRA WIJAYA
DAFTAR ISI
Prinsip:
Filtrat darah bebas protein yang mengandung gula direaksikan dengan
larutan kupritartrat dalam suasana basa. Ion kupri akan direduksi oleh gula
menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu2O. Dengan menambahkan pereaksi
fosfomolibdat maka Cu2O akan melarut lagi dan warna larutan akan menjadi biru
tua, karena adanya oksida Mo. Ekstingsi dari larutan akan diukur pada panjang
gelombang 660 nm dengan spektrofotometer.
Asampel
As tan dar
C s tan dar
Pereaksi
Larutan kupritartrat alkalis
Larutan Fosfomolibdat
Larutan standar glukosa 0.1 dan 0.2 mg/ml
Larutan H2SO4 0.67 N
Larutan Na-wolframat 10%
Cara Kerja
No
Bahan
Tabung a
Tabung b
Tabung c
Filtrat
1 mL
Standar glukosa
1 mL
Akuades
1 mL
Kupritartrat
1 mL
1 mL
1 mL
Uji lipid darah yang paling sering dilakukan ialah uji terhadap kolesterol
total, triasilgliserol (trigliserida), dan kolesterol HDL. Konsentrasi kolesterol LDL
biasanya diperoleh melalui perhitungan. Konsentrasi kolesterol darah yang
meningkat adalah salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya
aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak aterosklerosis yang mengandung ester
kolesterol dan kalsium pada dinding arteri, dan infark otot jantung (myocardial
infarct,Mi).
disertai oleh
meningkatnya konsentrasi trigliserida darah, faktor risiko yang lain ialah: tekanan
darah tinggi (hipertensi), kegemukan (obesitas), merokok, perilaku tipe A, dan
kurang olahraga. Konsentrasi kolesterol dan trigliserida darah yang tinggi dapat
diturunkan melalui pengelolaan pola makan yang rendah lemak dan rendah
kolesterol. Namun pada kasus yang cukup berat tetap harus dibarengi dengan
pemberian obat penurun kadar kolesterol darah.
Prinsip: Kolesterol di dalam ekstrak kloroform akan bereaksi dengan asam asetat
anhdrida dan asam sulfat pekat memberikan reaksi warna serapannya dapat
diukur dengan spektrofotometer.
Pereaksi: larutan alkohol:eter (3:1), H2SO4 pekat, asam asetat anhidrida, standar
kolesterol 0.4 mg/mL, kloroform
Cara Kerja:
1. Masukkan 12 mL campuran alkohol eter ke dalam tabung sentrifus 15 ml
2. Ambil 0.2mL serum/plasma darah dan masukkan ke dalam campuran tadi
dengan perlahan-lahan.
3. Tutup tabung rapat-rapat dan kocoklah baik-baik (bila ada, dengan Vortex)
selama 1 menit; diamkan selama 30 menit.
4. Sentrifus selama 3 menit, gunakan sentrifus klinis (kecepatan rendah).
5 mL
Standar
5 mL
Kloroform
5 mL
2 mL
2 mL
2 mL
0.1 mL
0.1 mL
0.1 mL
Ekstrak kloroform
As.asetat anhdrida
H2SO4 pekat
Bila terjadi gangguan pembentukan air kemih atau bahkan sama sekali
tidak dapat dikeluarkan, akan terjadi peningkatan beberapa senyawa yang terdapat
di dalam plasma darah. Umumnya senyawa itu berupa molekul berukuran kecil
dan mengandung nitrogen dan lazim disebut 'unsur-unsur nitrogen nonprotein'
plasma atau serum darah. Adapun unsur nitrogen nonprotein yang mungkin
meningkat kadarnya pada gangguan fungsi atau penyakit ginjal, terutama ialah
yang berasal dari urea dan kreatinin, dan kadang-kadang asam urat. Dalam hal ini
asam urat bukan menjadi dasar penentuan primer diagnosis gangguan fungsi
ginjal. Demikian pula nitrogen dari urea (N-urea) di dalam darah sesungguhnya
kadarnya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak terkait dengan fungs ginjal atau
ekskresi air kemih melainkan oleh laju katabolisme protein. Konsumsi makanan
berprotein tinggi atau pengaruh homon steoid adrenal akan meningkatkan laju
katabolisme protein sehingga akan meningkatkan kadar ureum dalam darah.
Petunjuk yang lebih tepat bagi fungsi ginjal justru pengukuran kadar kreatinin
darah.
Kreatinin merupakan senyawa buangan yang terbentuk di dalam jaringan
otot ketika senyawa energi tinggi kreatin fosfat (fosfokreatin) bereaksi dengan
ADP membentuk kreatin dan ATP, sebagian kecil kreatin fosfat akan kehilangan
fosfatnya dan membentuk kreatinin. Kreatinin dibuang melalui air kemih dan
jumlah yang dibuang setiap harinya tidak dipengaruhi oleh menu makanan, umur,
jenis kelamin, atau latihan fisik. Kreatinin yang muncul pada filtrat glomerulus
tidak akan diserap baik oleh tubula ginjal, sehingga semua kondisi yang
menurunkan laju filtrasi glomerulus akan mengakibatkan berkurangnya ekskresi
kreatinin keluar tubuh dan mengakibatkan peningkatan jumlahnya di dalam darah.
nonkreatinin lain yang bereaksi menghasilkan warna yang sama dengan pikrat
basa antara lain: Keton, glukosa dan asam karbonat.
Pereaksi: asam pikrat jenuh, NaOH 10%, kreatinin standar 0.005 mg/mL.
Campurkan 15 mL asam pikrat jenuh dengan 3 mL NaOH 10% untuk membuat
asam pikrat basa. Dibuat 15 menit sebelum dipakai.
Cara Kerja:
1. Siapkan serum/plasma bebas protein (filtrat Folin Wu) sebagai berikut:
Bahan
Jumlah
14 mL
H2S04 2/3 N
2 mL
Na-wolframat 10%
2 mL
Darah
2 mL
Bahan
5 mL
Standar
5 mL
5 mL
2.5 mL
2.5 mL
2.5 mL
Filtrat
Campur baik-baik; biarkan selama 20 menit, lalu baca pada =540 nm.
Kadar Kreatinin dalam contoh A = RA/RS
Cara kerja:
1. Isi tabung Sahli dengan larutan HC1 0,1 N sampai angka 10 dalam tabung.
2. Tusuk ujung jari yang sudah dicuci dengan alkohol 70 %, kemudian isap darah
melalui pipet Sahli sampai batas garis 20 mm3
3. Bersihkan pipet, kemudian segera masukkan darah ke dalam tabung Sahli, biarkan
selama 3 menit agar terbentuk hematin asam yang berwarna coklat.
4. Tambahkan akuades tetes demi tetes sambil diaduk, sampai warnanya sama dengan
standar (yang ada di sebelah kiri dan kanan tabung)
5. Baca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli. Pembacaan langsung dengan
melihat pada jalur gr % yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml
darah. Jalur laimiya pada tabung Sahli (bila ada), menunjukkan % hemoglobin yang
dihitung dibandingkan dengan hemoglobin normal (tabungnormal dipakai 15,6 gr
%).
: 520-560 nm
Spektrofotometer
: 546 nm
Kuvet
: Diameter dalam 1 cm
Suhu inkubasi
: 20 - 25 C (suhu kamar)
: 5 ml
Darah
: 0,02 ml
Pipet dibersihkan dengan cara beberapa kali menyedot dan mengeluarkan. Larutan
dicampur dengan baik dan diinkubasi pada suhu 20 - 25c C paling cepet setelah 3 menit
dan paling lambat setelah 24 jam ekstinsi sample diukur terhadap akuades.
Konsentrasi Hemoglobin dalam darah dapat dihitung dengan rumus :
C= 36.77 x E (g/l00 ml) atau
C= 22.82 x E (mmol/L) (Hb/4)
Nilai hematokrit ialah voluma semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan
% dari voluma darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena atau darah
kapiler.
1. Isilah tabung Wintrobe dengan darah Oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda
100 di atas.
2. Masukkanlah tabung itu ke dalam sentrifuge yang cukup besar, pusinglah selama 30
menit pada kecepatan 3000 rpm.
3. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan:
a. Warna plasma diatas: warna kuning itu dapat dibandingkan dengan larutan
kaliumbichromat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satu satuan sesuai
dengan warna kaliumbichromat 1:10000.
b. Tebalnya lapisan putih di atas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit dan
trombosit (buffy coat).
c. Voluma sel-sel darah merah.
10
1. Dengan memakai pipet Wintrobe, masukkan darah oxalate atau darah EDTA
kedalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah jangan sampai
terjadi gelembung atau busa
2. Biarkan tabung Wintrobe dalam posisi tegak lurus pada satu tempat yang tak
banyak angin selama 60 menit
3. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah.
11
selama 60 menit
4. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan hasilnya
sebagai laju endap darah.
12
Pereaksi: amonium oksalat 4%, amonia 25%, asam sulfat 1N, kalium permanganat 0,01
N setara dengan 0,2 mg Ca
Cara Kerja:
1. Siapkan dua buah tabung sentrifus untuk blanko (B) dan sampel Anu (A)
sebagai berikut:
Bahan
Blanko
2 mL
Akuadest
4 mL
2 mL
Amonium oksalat
1 mL
1 mL
Serum
13
Prinsip : Protein diendapkan terlebih dahulu dengan larutan TCA. Filtrat yang
diperoleh akan memiliki pH rendah sehingga reaksinya dengan asam molibdat
membentuk senyawa kompleks. Kompleks ini kemudian direduksi oleh larutan
hidrokuinon membentuk warna biru. Untuk menstabilkan warna digunakan Na-tiosulfat
20%. Serapan diukur dengan spektrofotometer
Cara Kerja:
1. Siapkan filtrat yang akan dianalisis dalam tabung kimia sebagai berikut:
Bahan
Jumlah
Serum
2mL
Akuades
6 mL
TCA 20%
2 mL
Anu
Standar
Blanko
5 mL
Standar P
3 mL
Molibdat
2 mL
2 mL
2 mL
Hidrokuinon
1 mL
1 mL
1 mL
Na-tiosulfat 20%
1 mL
1 mL
1 mL
Akuades
1 mL
3 mL
6 mL
Filtrat
14
15
Pereaksi: asam molibdovanadat, TCA 5%, HCI 5M, Fosfor standar 1 mg/mL
Cara Kerja:
1. Siapkan reagen campuran yang terdiri atas satu bagian volume larutan
molibdovanadat dan satu bagian volume HCI 5M.
2. Siapkan larutan fosfor standar dalam beberapa konsentrasi, dari10 - 200 g per mL.
3. Siapkan filtrat yang akan dianalisis sebagai berikut:
Pipet 1 ml serum, lalu tambahkan 4 mL TCA 5% dan segera kocok dengan
menggunakan Vortex dan lanjutkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit Ambil supematan dengan pipet sebanyak 2 mL.
4. Selanjutnya kerjakan filtrat dan larutan standar sebagai benkut:
Bahan
Anu
Syandar
Blanko
2 mL
Standar P
2 mL
Akuades
6 mL
6 mL
8 mL
Fitrat
2 mL
2 mL
16
2 mL