Anda di halaman 1dari 4

Project team performance is influenced by four main factors

work design, composition, context, and process.


Work design characteristics include autonomy, skill variety, task identity, and task significance.
Composition factors may include ability, personality, roles and diversity, size, flexibility, and
preference to team work.
Contextual factors take into account adequate resources, leadership, climate of trust, and
performance evaluation and rewards.
Process factors that influence team performance consist of common purpose and goals,
confidence, and low to moderate conflict levels.
(Fuller, 2008, p.81).

1) Desain Pekerjaan
Kerja tim berlangsung sangat baik ketika karyawan memiliki kebebasan dan
otonomi, mempunyai kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan bakat
yang berbeda, kemampuan menyelesaikan tugas atau produk keseluruhan yang
dapat diidentifikasi, dan menyelesaikan tugas atau proyek yang mempunyai
dampak substansial kepada orang lain. Bukti menunjukkan bahwa karakteristikkarakteristik ini meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap
pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih menarik untuk dilakukan.
2) Komposisi
Agar kinerjanya efektif, sebuah tim membutuhkan tiga jenis ketrampilan
yang berbeda. Tim memerlukan orang-orang dengan keahlian teknis. Tim
membutuhkan orang-orang dengan ketrampilan memecahkan masalah dan
membuat keputusan. Selain itu tim juga memerlukan orang-orang yang trampil
dalam mendengarkan, memberikan umpan balik, menyelesaikan konflik dan
mempunyai kemampuan interpersonal yang baik.
Kepribadian mempengaruhi perilaku tim secara signifikan. Secara spesifik,
tim yang memiliki peringkat tinggi di dalam hal keterbukaan, keramahan,

kesungguhan serta stabilitas emosionalnya, akan cenderung menerima peringkat


manajerial yang tinggi untuk kinerja tim.
Tim yang paling efektif bukan tim yang sangat kecil (di bawah 4 atau 5),
bukan pula tim yang sangat besar (lebih dari 12 orang). Tim yang sangat kecil
mungkin tidak mempunyai keragaman pandangan, dan tim yang lebih dari 12
orang akan kesulitan untuk berbuatt banyak.
Tim yang terbentuk dari individu-individu fleksibel memiliki anggota yang
dapat melengkapi tugas satu sama lain. Ini jelas merupakan nilai tambah bagi
suatu tim, karena fleksibilitas sangat memperbaiki kemampuan adaptis tim dan
membuatnya kurang bersandar hanya pada satu anggota saja.
Tidak setiap karyawan merupakan pemain tim. Ketika orang yang lebih suka
bekerja sendirian dibutuhkan untuk masuk tim, ada ancaman langsung kepada
moral tim. Disarankan agar ketika memilih amggota tim, preferensi individu
hendaknya dipertimbangkan sebagaimana kemampuan, kepribadian, dan
keterampilan.
3) Konteks
Tiga faktor kontekstual yang tampaknya memiliki hubungan paling
signifikan dengan kinerja tim ialah kehadiran sumber daya yang memadai,
kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja serta sistem penghargaan yang
merefleksikan kontribusi tim.
Kelompok-kelompok baru adalah bagian dari sistem organisasi yang lebih
besar. Dengan demikian, seluruh tim kerja besandar pada sumber daya di luar
kelompok untuk mempertahankannya. Kelangkaan sumber daya mengurangi
secara langsung kemampuan tim untuk menjalankan pekerjaanya secara efektif.

Sumber daya yang supportif antara lain informasi yang tepat waktu, peralatan,
staf yang mencukupi, dorongan, dan bantuan alternatif.
Anggota tim harus bersepakat mengenai siapa melakukan apa dan
memastikan bahwa seluruh anggota berkontribusi setara di dalam berbagi beban
pekerjaan. Di samping itu, tim perlu menentukan bagaimana jadwal akan
ditetapkan, ketrampilan apa yang perlu dikembangkan, bagaimana kelompok
akan menyelesaikan konflik dan bagaimana kelompok akan membuat
keputusan. Bersepakat mengenai hal-hal spesifik berkenaan pekerjaan dan
bagaimana mereka menyesuaikan bersama untuk mengintegrasikan ketrampilan
individual membutuhkan kepemimpinan dan struktur tim.
Sistem penghargaan dan evaluasi tradisional yang berorientasi individu perlu
dimodifikasi agar mencerminkan kinerja tim. Disamping mengevaluasi dan
menghargai karyawan atas kontribusi individual mereka, manajemen harus
mempertimbangkan penilaian berbasis kelompok, insentif kelompok-kecil, dan
modifikasi system lain yang akan menegakkan upaya dan komitmen.
4) Proses
Kategori final yang terkait dengan efektivitas tim adalah variable-variabel
proses. Ini mencakup komitmen anggota kepada tujuan bersama, penetapan
sasaran tim yang spesifik, dan tingkat konflik yang terkelola. Tim yang efektif
mencurahkan banyak upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai tujuan
bersama dan penuh arti, yang menyediakan arah momentum dan komitmen bagi
semua angggotanya.
Tim yang berhasil menerjemahkan tujuan bersama mereka ke dalam sasaran
kinerja yang spesifik, terukur dan realistis. Sasaran-sasaran ini membantu tim
menjaga fokus mereka pada pencapaian kinerja.

Konflik pada sebuah tim tidaklah selalu berakibat buruk. Konflik dapat
memperbaiki efektivitas tim ketika konflik tersebut menstimulasi diskusi,
mempromosikan penialain kristis terhadap persoalan dan opsi-opsi, serta
membawa kepada keputusan tim yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai