Manajemen Proyek
Week 4 - The Project Team
Nama
NIM
Kelas
: SUYADI
: 1801423093
: LCM5
24/06/2015
1. Develop and write a job description for hiring a project manager to manage an Enterprise
Resource Planning (ERP) project. Once the job description is complete, describe how you
might go about finding this person externally. What sources would you use?
Jawaban :
Seorang manajer proyek memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola proyek
Enterprise Resource Planning ERP. Tugas dari seorang manajer proyek, sbb :
Mengontrol semua pekerjaan proyek ERP dari awal mulai hingga proyek selesai dan
menjaga serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.
Bertanggung jawab untuk membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat
baik dalam struktur horizontal maupun vertical dalam pengerjaan proyek ERP.
Melakukan inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga selama
pengerjaan proyek ERP.
Mengintegrasikan sumber daya yang ada agar sesuai dengan posisi dan jadwal yang
sudah dibuat dalam perencanaan, Manajer proyek harus mampu mengelola perubahan
dalam hal sumber daya, manusia maupun lingkungan. Sumber-sumber daya memiliki
kategori-kategori, yaitu orang, layanan, fasilitas-fasilitas dan perlengkapan, persediaan
barang dan material, dan Uang
Memonitor perkembangan proyek ERP terhadap lingkup, jadwal, dan anggaran dan, jika
perlu, membuat penyesuaian pada lingkup, jadwal, dan sumber-sumber daya.
Menilai Hasil dan Pengalaman Proyek ERP, Aktivitas final ini melibatkan pengumpulan
umpan balik dari anggota-anggota tim proyek mengenai pengalaman-pengalaman yang
didapat selama pengerjaan proyek ERP dan saran-saran yang ditujukan untuk
memperbaiki manajemen proyek dan proses organisasi.
2. What is the purpose of defining a role and objective for each stakeholder identified in the
stakeholder analysis?
Jawaban :
Tujuan dari mendefinisikan peran dan tujuan untuk masing-masing stakeholder yang
teridentifikasi dalam analisis stakeholder, yaitu untuk dapat mengelola ekspektasi yang
akan ditetapkan pihak penyelenggara proyek. Jika ekspektasi dari stakeholder terlalu
tinggi atau tidak realistis, mereka akan merasa tidak puas dengan kemajuan proyek
bahkan hasil akhirnya. Kegagalan dalam mengidentifikasi stakeholder utama dapat
menyebabkan kesalahan fatal untuk pelaksanaan proyek.
3. What is the difference between a performance based goal and an activity-based goal?
Give an example of each.
Jawaban :
Perbedaan antara performance based goal dan activity-based goal, sbb :
Performance based goal yaitu tujuan yang ditetapkan berdasarkan apa yang harus
dicapai setiap individu di perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung jawab yang
diberikan kepadanya sesuai dengan posisi yang didudukinya saat ini di perusahaan.
Manajer dan karyawan harus memiliki kesepakatan dalam penetapan performance based
goal dengan menggunakan teknik SMART untuk mengidentifikasi tujuan kinerja. Teknik
SMART membutuhkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan sensitif
terhadap waktu. Menggunakan filosofi SMART adalah cara yang paling efektif untuk
menetapkan performance based goal karyawan dan menciptakan jalan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Teknik SMART yaitu :
Specific (tujuan yang ditetapkan jelas)
Measurable (terukur)
Achievable (menantang tapi realistis)
Relevan (sesuai dengan kemampuan)
Time-limited (menetapkan tenggat waktu untuk pencapaian)
Contohnya : Perusahaan menetapkan projek implementasi sistem IT diselesaikan 100%
pada minggu terakhir semester II.
Activity-based goal merupakan suatu penilaian terhadap tujuan suatu kegiatan yang ada
dalam organisasi yang meliputi saran untuk nenilih dan memelihara kegiatan-kegiatan
yang memberikan nilai tambah. Sedang yang dimaksud dengan kegiatan yang
memberikan nilai tambah (value added activities) merupakan kegiatan yang efisien,
misalnya tenaga kerja langsung, bahan baku tambahan, pengolahan dll. Sebaliknya
kegiatan yang tidak memerikan nilai tambah misalnya perpindahan, menunggu, inspeksi
dan penyimpanan.
Dimensi Proses dalam penentuan activity based goal meliputi hal-hal sebagai berikut:
Jika saya bekerja dengan siswa lain pada tugas proyek semester, tentunya saya akan
menganggap diri saya lebih dari angota kelompok kerja saya. Menurut saya hal ini
merupakan salah satu bentuk rasa percaya diri, dan penting untuk ditanamkan dalam diri
masing-masing anggota, tidak hanya oleh saya secara pribadi. Sebab pada dasarnya
setiap individu yang terlibat dalam suatu tim proyek berkeinginan untuk berkontribusi
secara optimal dalam tim.
Hal ini tentunya akan bermanfaat baik, karena seluruh anggota kemungkinan besar
bersedia untuk menjadi pemimpin. Pemimpin yang tidak terlalu agresif atau menguliahi
anggota tim yang lain, karena setiap anggota harus belajar untuk mendengarkan dan
mengamati dari pada terlalu banyak bicara. Semakin banyak bicara, semakin sedikit
orang lain mendengarkan. Pada dasarnya, mendengarkan itu memiliki manfaat tambahan
yaitu membantu kita untuk menjadi lebih banyak tahu. Sehingga saat tiba waktunya bagi
kita untuk berbicara, maka kita akan memiliki sesuatu yang cerdas untuk disampaikan
dalam upaya memberikan solusi yang perlu diambil dalam upaya penyelesaian tugas
proyek semester ini.
5. What is projectitis? When might you expect to encounter projectitis? How could an
organization minimize the likelihood of projectitis?
Jawaban :
Dalam konteks manajemen proyek, projectitis adalah jenis perilaku atau perasaan bahwa
seseorang menderita karena keterikatan yang mendalam dengan proyek.
Hal ini dapat terjadi ketika anggota tim proyek bekerja pada sebuah proyek pada waktu
yang cukup lama dan sudah menikmati pekerjaannya. Kemudian proyek berakhir dan tim
harus dibongkar, depresi secara psikologis menghampiri para anggota tim, inilah yang
disebut projectitis.
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya projectitis di lingkungan, pemimpim
perusahaan dapat dapat menerapkan struktur organisasi matrik di perusahaan yang
dipimpinnya. Organisasi matrik sering disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek
yang berevolusi. Struktur organisasi ini dibuat dengan tujuan untuk menutupi kekurangan
dari organisasi fungsional dan organisasi berbasis proyek. Jenis organisasi ini berfungsi
sangat baik bila ada beberapa proyek dikoordinasikan sekaligus. Dimana para manajer
fungsional dapat mengawasi staf, penugasan dan evaluasi personil proyek. Sedangkan
para spesialis fungsional ditugaskan satu atau lebih dari proyek yang ada serta dapat
mengawasi proyek-proyek tersebut secara individual.
Meskipun banyak yang mengakui kelebihan dari struktur ini, organisasi matrix masih
memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya karyawan diwajibkan untuk melaporkan
hasil dari pekerjaanya kepada minimal dua manajer, dimana hal ini sering menyebabkan
ambiguitas dan konflik. Tetapi masalah tersebut dapat dihindari melalui komunikasi yang
baik dan kepemimpinan yang solid antara manajer.
Referensi :
LN week 4
https://www.academia.edu/7022445/Tugas_Manajemen_Proyek
https://ohsonline.com/Articles/2006/07/Developing-Performance-Based-Goals-andOutcomes.aspx
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-berbasis-kegiatan