PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembangunan nasional adalah teercapainya kemampuan untuk
hidup sehat untuk setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Sebagai salah satu unsur kesejaheraan umum dari
tujuan nasional.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
sumber daya manusia khususnya dalam bidang keperawaan dituntut untuk dapat
memberikan Asuhan Keperawaatan. Asuhan Keperawatan mempunyai peranan
penting dalam mentukan keberhasilan pelayanan kesehatan.
Fraktur merupakan akibat dari trauma dimana dikarenakan oleh banyak
hal seperti jatuh, benturan, tabrakan dan lain-lain. banyak orang yang
menganggap bahwa hanya tekena trauma dan sendi keseleo saja maka mereka
tidak menghiraukan traumanya tersebut. Padahal hal ini dapat menyebabkan
fraktur dan bila dibiarkan maka akan mengakibatkan komplikasi. Banyak orang
yang sudah melakukan prosedur yang benar tetapi masih saja penyembuhan
frakturnya mengalami komplikasi. Komplikasi ini disebabkan oleh banyak hal
yang dikarenakan kesalahan orang tersebut yang kurnag memperhatikan
frakturnya tersebut.
1.
Rumusan Masalah
Agar mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dapat melakukan
asuhan
keperawatan
mengenai
fraktur
dan dapat
meminimalkan
hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FRAKTUR DAN DISLOKASI
B. FRAKTUR
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, baik tulang rawan epifisis atau
tulang rawan sendi. Penyebab fraktur adalah trauma. Contoh dari trauma adalah
jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja ataupun lalu lintas, cidera saat olah raga /
aktivitaas. Fraktur dimana dibagi menjadi 2 yaitu trauma langsung dan tidak
langsung.
Misalnya yaitu seorang anak yang jatuh dan berusaha menahan dengan telapak
tangan membentur lantai. Gaya benturan akan diterusakn ke proksimal an dapat
mengakibatkan :
1.
2.
fraktur pathologis atau fraktur dari tulang yang patologik akibat suatu proses
misalnya : pada ostogenesis imperfecta, osteoporosis, infeksi tulang, dan lain-lain.
KERUSAKAN JARINGAN LUNAK
Setiap trauma yang dapat mengakibatkan fraktur juga dapat sekaligus
merusak jaringan lunak disekitar fraktur mulai daaari otot, fascia, kulit sampai
struktur neurovaskuler aatau organ-organ penting. Misalnya, trauma medulla
spinalis pada fraktur tulang belakang, trama pembuluh darah besar dan saraf
perifer pada fraktur disekitar siku dan lutut, trauma paru-paru pada fraktur iga
atau fraktur clavikula. Disamping itu pergeseran segmen fraktur pada saat
kejadian atau pun sesudahnya dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Pada
luka tembak, fragmen-fragmen tulang yang bersiat proyektif juga akan menambah
kerusakan jaringan lunak disekitarnya.
DISKRIPSI FRAKTUR
1.
Hair Fraktur
Buckle Fraktur
spiral
3.
avulsi
Jumlah Garis Patah
a. Fraktur kominutif : garis patah lebih daari satu dan saling berhubungan
b. Fraktur segmental : Garis patah lebih daaari satu tetapii tidak berhubngan.
Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifocal.
c. Fraktur multiple :Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya., misalnya : fraktur femur, fraktur cruris dan fraktur
tulang belakang
Comminutif
4.
segmental
Ad longitudinam
ad axim
ad latus
cum contractionum
5.
Terbuka Tertutup
a. Fraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang
fraktur dengan udara luar atau perukaan kulit.
b. Fraktur tertutupp : bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur
dengan udara luar aau permukaan kulit.
Bila terdapat luka melalui kulit dan subkutis tetapi fascia masih utuh
disebut fraktur yang potensial terbuka. Bilamana fraktur dan luka berada pada
regio yang berlainan atau berjauhan tidak disebut fraktur terbuka. Misalnya
fraktur criris 1/3 distal dengan luka 1/3 proximal yang tidak berhubungan
sama sekali dengan hematoma fraktur tersebut.
DIAGNOSA FRAKTUR
Diagnosa fraktur harus disebut jenis tulang atau bagian tulang yang
mempunyai nama sendiri, kiri atau kanan, bagian mana dari tulang, komplit atau
tidak, tertutup atau terbuka, bentuk garis patah, jumlah garis patah, bergeser atau
tidak dan komplikasi bila ada. Misalnya :
1. Fraktur femoris dextra 1/3 proximal garis patah oblique dislocatio latus
terbuka derajat satu neuro vaskuler distal baik.
2. Fraktur lateralis humerus sinistra, displace, tertutup dengan paralysis n.
radialis.
Diagnosa fraktur ditegakkan berdaasarkan :
1. Anamnesa : ada trauma
kemungkinan polytrauma
Pada anamnesa ada nyeri tetapi bias tidak jelas pada fraktur
inkomplit
2. Pemeriksaan Umum
Dicari kemungkinan komplikaasi umum, misalnya : shock pada
fraktur multiple, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada
fraktur terbuka terinfeksi.
3. Pemeriksaan status lokalis
Tanda-tanda fraktur yang klaasik adalah untuk fraktur tulang panjang.
Tanda-tanda fraktur yang klasik tersebut adalah :
Look
a. Deformitas :
-
angulasi
rotasi
pemendekan
b. Fungsio laesa
Hilangnya fungsi. Misalnya pada fraktur cruris tidak dapat berjalan dan
pada fraktur antebrahii tidak dapat menggunakan lengan
Feel
Terdapat nyeri tekan dan nyeri sumbu
Move
a. Krepitasi :
Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tetapi ini bukan cara yang baik
dan kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran atau beradunya ujungujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau tualng rawan epifisis
tidak terasa krepitasi.
b. Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif
c. Memeriksa seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-grakan
yang tidak mampu dilakukan, range of motion dan kekuaan
d. Gerakan yang tidak normal : gerakan yang terjadi tidak pada sendi,
misalnya pertengahan femur dapat digerakkan. Ini adalah bukti paling
penting adanya fraktur yang membktikan adanya pututsnya kontinuitas
tulang sesuai definisi fraktur. Hal ini penting untuk membuat visum,
misalnya bila tidak ada fasilitas pemeriksaan rontgen.
4. Pemeriksaan Radiologis
Untuk fraktur-fraktur dengan tanda-tanda klasik, diagnosis dapat
dibuat secara klinis sedangkan pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk
melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Untuk
fraktur-fraktur
yang
tidak
memberikan
tanda-tanda
klasik
memang
Malunion
Fraktur sembuh dnegan f\deformitas (anglasi, perpendekan atau rotasi)
2.
Delayed Union
Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal
3.
Nonunion
Fraktur yang tidak menyambung yang juga disebt psuedarthrosis. Disebut
Komplikasi dini
a. Lokal
-Vaskuler : competent syndrome (Volkmanns ischaemia) dan trauma
vaskuler
- Neurologis : lesi meulla spinalis atau saraf perifer
b. Sistemik :emboli lemak
2.
Komplikasi lanjut
Lokal : -
kekakuan sendi/kontraktur
malunion
PENGOBATAN FRAKTUR
Pengobatan fraktur ada 2 yaitu konversif atu operatif, dimana pengobatan
fraktur ini harus mengingat tujuan pengobatan fraktur yaitu mengembalikan
fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin.
a. Terapi Konservatif
1.
Proteksi saja
Misalnya mitella untuk fraktur collum chrurgicum hemeri dengan
kedudukan baik.
2.
3.
4.
Traksi
Taksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh ata
dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak dipakai traksi kulit.
Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-anak
waktu dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi
definitive, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips.
b. Terapi Operatif
pembidaian
2.
3.
4.
5.
6.
Luka di irigasi dengan cairan NaCl steil atau air matang 5-10 liter.
Luka derajat 3 hars disemprot hingga bebes dari kontaminasi (jet lavage).
7.
8.
Eksisi luka lapis demi lapis. Otot-otot yang tidak vital dieksisi.
Tulang-tulang kecil yang tidak melekat pada periosteum dibuang. Fragmen
tulang besar yang perlu untuk stabilitas dipertahankan.
10
9.
10.
11.
6.
DISLOKASI
8.
9.
Joint
sprain
keseleo
ada
robekan
mikroskopik
dari
Ruptur ligament
11.
Dislokasi
Dislokasi adalah suatu kedaruratan yang memerlukan pertolongan segera.
Pada tempat kejadian, dislokasi dapat direposisi tanpa anestesi, misalnya lokasi
siku atau bahu.
DIAGNOSIS DISLOKASI
Anamnesisi :
1. Ada trauma
2. Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada
dislokaasi anterior sendi bahu.
3. Ada rasa sendi keluar
4. Bila trauma minimal hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuren atau habitual
PEMERIKSAAN KLINIS
1. Deformitas
11
a.
Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya deltoi yang rata pada
dislokasi bahu dan Perpendenkan
b.
2. Nyeri
3. Functio laesa gerak terbatas, misalnya dislokasi anterior bahu. Bahu tidak
dapat endorotasi
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Untuk mematistikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur. Pada
dislokasi lama, pemeriksaan radilogis lebih penting oleh karena nyeri dan spasme
otot telah menghilang.
TINDAKAN REPOSISI
1. Reposisi segera
2. Dislokasi sendi kecil dapat diereposisi di tempat kejadian tanpa anastesi,
3. Dislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anestesi local dan obatobat penenang.
4. Dislokasi sendi besar misalnya sendi panggul memerlukan anestesi umum.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn S mengalami kecelakaan pada bulan Agustus 2004 dengan patah
tulang terbuka di kaki sebelah kanan. Saat kecelakaan sampai sekarang ia sudah
dioperasi 2 kali yaitu yang pertama ia dioperasi untuk mengembalikan letak tulang
dan yang kedua untuk penyambungan kulit yang terkelupas. Saat ini Tn S
meggunakan walker satu saja sebelah kiri dan masih terdapat luka yang belum
sembuh di tempat penyambungan kulitnya itu.
Menurut keluarganya, Tn S selalu tidak mau untuk diajari tentang
pengguaan walker yang benar dan ia juga mengatakan bahwa ini lebih baik dan enak
untuk dibuat berjalan. Kaki kanan Tn S sekarang masih mengalami dislokasi pada
patelanya akibat dari komplikasi frakturnya.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn S
Umur
: 55 tahun
Agama
: Islam
Alamat
13
perempuan
=
pasien
.
C.
= keluarga pasien
14
b. Saat sakit
dasar
sehari-harinya
dan
membuat
: Pasien mengatakan
banyak
4. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan BAB dan BAK secara teratur
b. Saat Sakit
5. Pola Kognitif
a. Sebelum Sakit : Pasien selalu berfikir dengan bijak dan rasional saat ia
dihadapkan masalah.
b. Saat Sakit
6. Konsep Diri
a. Sebelum Sakit : Saat dirumah pasien selalu aktif bila ada kegiatan di
Rtnya seperti arisan Bapak-bapak, pengajian, kerja
bakti
15
b. Saat Sakit
7. Pola Koping
a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak mempnyai masalah
b. Saat Sakit
D.
ANALISA DATA
NO
1
DATA
DS : Pasien mengatakan terdapat
ETIOLOGI
Kurangnya
perawatan
secara aseptik
16
luka
PROBLEM
Infeksi dan sepsis
di kaki pasien
2
DS : Keluargapasien mengatakan
k Penatalaksanaan
berjalan
tidak efektif
idak
frakturnya
mendengarkan
mau
k
urangnya
pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
DX
1
TUJUAN
Setelah dilakukan asuhan
INTERVENSI
RENCANA TINDAKAN
Ganti
-
RASIONAL
De
ngan
jam
observasi luka
balutan
diharapkan
pasien
menganti
tiap
hari
tidak
ada
maka
kuman
kriteria hasil :
menempel di sekitar
Agar
luka tersebut
17
yang
pasien
dapat
Beri
melakukan perawatan
penjelasan
yang
metode
perawatan
dapat
aseptik
sehingga
mencegah
tentang
De
ngan perawatan luka
luka
benar
mencegah
terjadinya
terjadinya infeksi
maka
dan
infeksi
menambah
pengetahuan pasien
dalam
melakukanperawtan
luka yang aseptik
2
Setelah dilakukan asuhan
Ajari
De
ngan
yang
terapeutik
menggunakan walker
pasien
dapat
benar
dengan
menggunakan
dapat
proses
pasien
pasien
Beri
pendidikan
tentang
tumpuan
pada
kaki
pasien
manfaat
yang luka
-
walker
-
De
ngan
pemberian
dapat/mau
dengan
benar menggunakan
-
Suruh
pasien
agar
walker
mau -pasien
mau
mau
berjalan
berjalan
pasien
benar
mempercepat
mendengarkan
orang
dan
mendapat
tentang
18
guna kesembuhannya.
lukanya tersebut.
IMPLEMENTASI
NO
DX
1
HARI, TGL
DAN JAM
Kamis,
9/02/2006
TINDAKAN
- menganti
RESPON
balutan
dan
observasi luka
pasien
melihat
Jam 17.30
pengantian
- mengajari cara pengantian
atau perawatan luka yang
benar
sesuai
TTD
cara
balutan
dnegan baik
-
pasien
medengarkan
apayang dibicarakan
dan juga bertanya
pasien
dapat melakukan
pengantian balutan
dengan baik
pasien
mendengarkan apa
yang dibicarakan
pasien
dengan
metode aseptic
- menyuruh pasien untuk
mempraktekkan
aseptic
balutan
teknik
dengan
cara
2
Jumat,
- memberitahu
tentang
10/02/2006
Jam 07.30
baik
dan
memberi
benar
conth
serta
untuk
dilakukannya
- mempraktekkan ke pasien
penggunaan
dan
cara
19
melihat dan
memperhatikan apa
Jam 13.30
20
pasien
dapat melakukan
seperti yang
dicontohkan kemarin
EVALUASI
NO
DX
1
CATATAN PERKEMBANGAN
S : Pasien dapat melakukan perawatan luka dengan benar saat
didampingi
O : Pasien melakukan perawatan luka dengan baik
A :Tujuan tercapai
P : intervensi dilajutkan sampai luka dikaki sembuh
21
PARAF
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, penulis mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
serta pendokumentasian dengan melihat beberapa perbedaan antara kasus yang nyata
dengan teori serta faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn S dengan fraktur tulang terbuka yang penyembhannya
mengalami komplikasi.
1. Pengkajian
Pada tahap ini, penulis mengumpulkan data tentang apa yang dialami
pasien sehingga didapat data seperti yang sudah diuraikan diatas. Setelah data
pasien dikumpulkan, selanjutnya penulis mengelompokkan data dalam analisa
data. Pada tahap ini penulis mengaitkan data yang diperoleh dengan konsep, teori
dan prinsip yang relevan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien sehingga
pasien dapat sembuh.
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam merumuskan diagnosa keperawtan, penulis mengambil dari buku
diagnosa Lynda Juall Carpenito dimana terdapat 8 diagnosa keperawatan yaitu :
a.
b.
c.
d.
Kurangnya
perawatan
diri
berhubugan
dengan
keterbatasan
22
f.
Resiko
terhadap
Penatalaksanaan
Pemeliharaan
Rumah
yang
h.
23
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, intervensi hanya tercapai pada diagnosa yang
pertama dan yang kedua belum tercapai. Diagnosa yang pertama ini berhasil
karena ia sudah merasakan hasilnya dan mau melakukannya. Tetapi pada
diagnosa yang kedua tidak tercapai karena ia menganggap menggunakan walker
di kanan sangat menganggu jalannya saat mau melakukan aktivias. Sehingga pada
intervensi tersebut dilanjutkan lagi sampai pasien mau melakukannya dengan
benar dengan cara memberi contoh yang nyata sesuai dengan kasusnya.
24
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Fraktur dan dislokasi merupakan sesuatu yang disebabkan oleh trauma.
Apabila tidak dilakukan terapi secara benar maka dapat menyebabkan
penyembuhannya mengalami komplikasi. Dalam hal ini pasien / klien mengalami
fraktur terbuka dan dislokasi dimana hal ini terjadi sudah 2 tahun. Pasien / klien
masih terdapat luka sebesar 1 cm dan mengalami dislokasi pada patelanya.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pasien / klien mau menerima
rencana tindakan keperawatan yang sudah dibuat, sehingga ia mau melaksanakan
apa yang sudah direncanakan. Pasien dapat melakukan tehnik perawatan luka
dengan aseptic sehingga hal ini dapat menghindarkan resiko dari infeksi dimana
sebelumnya ia belum mengetahui tindakan yang benar. Disamping itu pasien mau
menerima saran dari orang lain terutama keluarganya sendiri.
B.
SARAN
1.
BAGI PASIEN
a. Sebaiknya pasien / klien terus menerapkan perawatan luka yang benar
sehingga tidak terjadi infeksi yang terjadi pada 2 bulan yang lalu.
b. Sebaiknya pasien mau menerima saran dari orang lain khususnya keluarga
demi kesembuhannya
2.
BAGI PEMBACA
a. Diharapkan semua pembaca dapat melakukan perawatan pada luka secara
aseptik
b. Diharapkan agar mahasiswa khususnya STIKES Surya Global dapat
melakukan perawatan pada pasien home care dengan baik.
25
26
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga pembuatan Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas NSP (Nursing Simulation
Program) dalam mengisi liburan semester ganjil ini dengan judul Asuhan
Keperawatan Pada Tn S Dengan Komplikasi Fraktur Tulang Terbuka .
Penulis mengakui dan sangat sadar bahwa makalah ini merupakan rangkuman
dari berbagai tulisan atau buku dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa dukungan, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Darmasta Maulana selaku dosen pembimbing NSP (Nursing Simulation
Program) STIKES SURYA GLOBAL.
2. Teman-teman yang telah membantu saya dalam mencari sumber makalah ini dan
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
Penulis berharap makalah ini akan memberikan manfaat, baik bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Namun demikian dengan penuh
kesadaran penulis mengakui adanya keterbelakangan pada diri penulis
menjadikan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis menyampaikan
maafsebesar-besarnya. Penulis juga mengaharapkan saran dan kritik guna
menyempurnakan makalah ini
Yogyakarta, 10 Februari 2006
Penyusun
27
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S
DENGAN KOMPLIKASI FRAKTUR TERBUKA DAN
DISLOKASI
Guna memenuhi Tugas NSP (Nursing Simulation Program)
Disusun Oleh :
MULYADI
04.03.0029
A / KP / V
28
29
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................
D. Rumusan Masalah........................................................................
A. FRAKTUR...................................................................................
B. DISLOKASI................................................................................
11
13
A. IDENTITAS PASIEN..................................................................
13
13
14
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................
21
BAB V PENUTUP..........................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
iii
30