BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
Dr. Dwi Suryaning Ayu Aprilizia
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama
: By. P
Umur
: 3 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Berat badan
: 6,3 kg
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Lenteng Agung
MRS
: 2 April 2015
II. ANAMNESIS
(Alloanamnesis dengan ibu penderita, 2 April 2015)
Keluhan utama
: Sesak nafas
Keluhan tambahan
Ryvel (cetirizine 2 Hcl) dan 1 obat lain (ibu lupa nama obat). Keluhan
dirasakan tidak membaik. Batuk pilek tidak disertai mencret. BAK dan BAB
normal.
Lima jam sebelum masuk rumah sakit, pasien tampak sesak. Menurut
ibunya, nafas pasien berbunyi grok-grok kemudian tampak rewel, gelisah
dan demam. Pasien sulit unttuk menyusu dan sempat muntah 1x. Tangisan
masih dirasakan kencang. Oleh ibu pasien dibawa ke RS Aulia, sempat di uap
serta dirontgen. Karena tidak ada tempat maka pasien dirujuk ke RSUD Pasar
Rebo.
1
1 bulan
2 bulan
Hep B
BCG, Polio 1
DPT 1, Polio 2
: compos mentis
Nadi
Pernapasan
: 55 kali/ menit
Suhu
: 38,1 oC
Berat badan
: 6,3 kg
Anemis
: tidak ada
Sianosis
: tidak ada
Ikterus
: tidak ada
Turgor
: baik
Tonus
: eutoni
Edema umum
: tidak ada
Keadaan Spesifik
Kulit
Turgor kulit normal
Kepala
Bentuk
: bulat, simetris
UUB
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Ekstremitas
Akral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada, CRT < 2 detik
IV. DIAGNOSIS BANDING
Bronkopneumonia
Bronkiolitis akut
V. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM (02 April 2015)
Hb
: 10,3 g/dl
Eritrosit
: 4.000.000
Ht
: 31 vol%
Leukosit
: 16.990 /mm3
Trombosit
: 464.000/mm3
VI.
DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
Cariamyl 3 x 5 gtt
Ryvel 2 x 3 gtt
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
X. FOLLOW UP
Tanggal
Keterangan
6-04-2015
: NCH (-)
Thorak
Perkusi
Auskultasi :
Vesikuler (+), RBHN di kedua lapangan paru, wheezing (-)
Abdomen
Taxegram 3 x 250mg IV
Kalmetason 2 x 2mg IV
Aminophilin 4 x 10 mg IV
Mikasin 2 x 30 mg IV
Cariamyl 3 x 5 gtt
Ryvel 2 x 3 gtt
Nebulasi 3x B6N2
: 11,1 g/dl
Eritrosit
: 4.400.000
Ht
: 33 vol%
Leukosit
: 4.960 /mm3
Trombosit
: 735.000/mm3
T : 36,2 oc
: 100 x/menit
Keadaan spesifik
Kepala
: NCH (-)
Thorak
Perkusi
Auskultasi :
Vesikuler (+), Ronki (-) , wheezing (-)
Abdomen
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENDAHULUAN
sejumlah
penyebab
non
infeksi
yang
perlu
dipertimbangkan.
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa.
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian
balita karena pneumonia. Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia 5 per 1000 balita per tahun. Ini
berarti bahwa pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 100.000 balita setiap
tahun, atau hampir 300 balita setiap hari, atau 1 balita setiap 5 menit
II.4
ETIOLOGI
Bronkopneumonia terjadi secara umum dapat disebabkan oleh faktor infeksi dan
non-infeksi.
Faktor Non Infeksi.
Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi :
-
Bronkopneumonia hidrokarbon :
Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung
(zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
Bronkopneumonia lipoid :
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal,
termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme
menelan seperti palatoskizis,pemberian makanan dengan posisi horizontal,
atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang
sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang
terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi
bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan .
Selain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya
Bronkopneumonia. Menurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang
berat seperti AIDS dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan
anak merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
10
Faktor Infeksi
PATOGENESIS
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
11
12
13
Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret
lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
Refleks batuk.
Sekresi enzim enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja
sebagai antimikroba yang non spesifik.
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya.
Mediator-mediator
tersebut
mencakup
histamin
dan
14
II.6 DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-400C dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu,
15
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian menjadi produktif.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Pemeriksaan Laboratorium
1. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/ mm3
dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan
dengan infeksi virus atau mycoplasma.
2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
3. Peningkatan LED.
4. Kultur dahak dapat positif pada 20 50% penderita yang tidak diobati. Selain
kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok
(throat swab).
5. Analisa gas darah ( AGDA ) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi,
karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan
kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh karena itu WHO mengajukan
16
pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman
tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan:
1. Bronkopneumonia sangat berat : Bila terjadi sianosis sentral dan anak
tidak sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotika.
2. Bronkopneumonia berat : Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan
masih sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotika.
3. Bronkopneumonia: Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang
cepat :
-
Bagan 1. Klasifikasi & Tindakan Bayi Batuk Dan Atau Sukar Bernapas
Untuk Kelompok Umur <2 Bulan
18
Bagan 2. Klasifikasi dan Tindakan Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas untuk
kelompok umur 2 bulan - <5 tahun.
II.8. DIAGNOSIS BANDING
Secara klinis pneumonia yang disebabkan oleh kuman (bakteri), virus tidak dapat
dibedakan. Keadaan yang menyerupai pneumonia secara klinik:
Bronkhiolitis
Payah jantung
Aspirasi benda asing
II.9
KOMPLIKASI
Otitis media
Bronkiektasis
Abses paru
Empiema
II.10 PROGNOSIS
19
II.11
PENCEGAHAN
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
DAFTAR PUSTAKA
20
Akut.
dari
(http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48)
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak . Infomedika . Jakarta. 2010; 11:1228-1233
World Health Organization.Pneumonia Kills More Children Than Any Other
Diseases; 2005. Available from : (http://www.who.int)
World Health Organization. Hospital Care for Children in Developing Countries:
Clinical Guidelines and the Need for Evidence. 2013. Available from :
(http://www.who.int)
World Health Organization. Reducing child deaths from pneumonia; 2009.
Available from : (http://www.who.int)
Yuwono, Djoko. Besaran Penyakit pada Balita di Indonesia; 2007. Diunduh dari :
(http://www.bmf.litbang.depkes.go.id)
21