Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI

TAHUN AJARAN 2013-2014

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI

Pendahuluan
Berbagai macam atau jenis bahan galian yang terdapat di muka bumi,
berdasarkan proses pembentukannya, biasanya dikelompokkan menjadi dua
yaitu endapan bahan galian primer dan endapan bahan galian sekunder. Yang
pertama biasanya berkaitan dengan proses magmatisme, sedangkan yang
kedua biasanya berkaitan dengan proses pelapukan, erosi dan transportasi hasil
pelapukan, dan pengendapan atau sedimentasinya di suatu tempat.
Dengan demikian, endapan bahan galian pada awal keterjadiannya dapat
terbentuk di dalam perut bumi atau di bawah permukaan (bahan galian primer)
dan di permukaan bumi (endapan sekunder). Bahan galian primer suatu ketika
dapat menyembul ke permukaan (karena adanya gaya endogen) atau tersingkap
(berbentuk singkapan outcrop), sebaliknya bahan galian sekunder karena
timbunan sedimentasi yang terus menerus menindihnya dapat terletak di bawah
permukaan bumi.
Pemetaan bahan galian merupakan salah satu cara eksplorasi untuk
mencari bahan galian yang tersingkap di permukaan atau indikasinya (alterasi)
serta sebarannya secara lateral yang dapat diamati atau diperkirakan di
permukaan.
Selain pemetaan singkapan atau bongkah, kegiatan lapangan biasanya
dilakukan

bersamaan

dengan

pemetaan

geokimia

dan

mineral

berat.

Berdasarkan hasil pemetaan di permukaan selanjutnya dilakukan pembuatan


sumur- dan parit-uji, pemboran, dan penerowongan (tunneling). Semuanya itu
untuk mengetahui sebaran bahan galian ke arah dalam.

Tujuan Praktikum Lapangan


Tujuan praktikum lapangan ini, antara lain :
1. Praktikan dapat mengenali endapan bahan galian secara alamiah di
lapangan untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya mengenai
endapan bahan galian (primer dan sekunder), bentuk dan sebaran bahan
galian, jenisnya dsb sehingga praktikan dapat melakukan pemetaan dan
eksplorasi endapan bahan galian dengan baik.
2. Praktikan dapat melakukan pemetaan atau penyelidikan bahan galian
dengan

cara

mengamati,

memerikan,

dan

mendokumentasikan

singkapan (dan bongkah) di lapangan sehingga dapat disusun peta

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

bahan galian, mendokumentasikan data eksplorasi pada sumur- dan


parit-uji, pemboran, dan lubang tambang.
3. Praktikan dapat melakukan pemercontohan bahan galian dengan
berbagai macam metode di lapangan, baik di permukaan maupun lubang
eksplorasi serta lubang tambang.

Kegiatan Lapangan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kegiatan eksplorasi di lapangan,
dapat berupa :
1. Pengukuran lintasan kegiatan,
2. Pengamatan singkapan (dan bongkah) batuan dan endapan bahan
3.
4.
5.
6.

galian,
Pemerian singkapan dan bongkah,
Pengukuran jurus dan kemiringan bahan galian, ketebalan, panjang dsb,
Pendokumentasian sumur- dan parit-uji, lubang bor, dan lubang tambang,
Pemercontohan batuan, tanah, endapan sungai, mineral berat, inti bor,
dan dalam lubang tambang.

Langkah-langkah Kegiatan :
1. Pembuatan dan Pengukuran Lintasan

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Untuk mengukur dan pembuatan peta lintasan, dapat dilakukan tahaptahap sebagai berikut :

Penentuan titik tetap. Titik tetap ini sebaiknya yang bersifat permanen dan
dapat berupa titik trianggulasi (tersier atau kuarter), muara sungai,

jembatan dan lain sebagainya. Tentukan kordinat titik ini dengan GPS.
Penentuan titik awal lintasan. Ukurlah jarak dari titik tetap ke titik awal.

Hitunglah azimut titik awal dari titik tetap.


Pengukuran jarak dan arah (azimut) dari titik satu ke titik berikutnya.
Penomoran setiap titik pengamatan.
Setiap titik pengamatan harus jelas lokasinya. Oleh karena itu perlu
dilakukan reorientasi di setiap titik pengamatan (stasiun). Pada titik
tertentu, secara berkala dilakukan pengukuran kordinat dengan GPS

(untuk pengecekan dan koreksi).


Bila pada titik itu terdapat singkapan dilakukan pengamatan singkapan
(atau bongkah).

2. Pengamatan dan Pemerian Singkapan


Pemerian singkapan meliputi keadaan singkapan, batuan penyusun
singkapan, ubahan batuan, pemineralan dan keadaannya, strukturnya dan lain
sebagainya. Dalam pemerian singkapan dapat dilakukan beberapa langkah
berikut:
1.

Penentuan lokasi titik pengamatan


Sebelum mulai melakukan pengamatan terhadap singkapan atau batuan
terlebih dulu harus dilakukan orientasi untuk menentukan lokasi di mana
pengamatan itu dilakukan. Penentuan lokasi titik pengamatan dilakukan
dengan cara menentukan titik itu dari titik tertentu yang diketahui secara
pasti lokasinya, misalnya cabang sungai, kampung, jembatan, titik
trianggulasi atau gunung. Titik tertentu itu dapat pula ditentukan dengan
GPS (Global Positioning System). Perkirakan jaraknya dan ukurlah azimut

2.

titik lokasi dari titik tertentu itu. Plot titik lokasi itu dengan teliti di peta.
Pengamatan singkapan
Sebelum memerikan secara rinci hendaknya diamati lebih dulu seluruh
singkapan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan singkapan
adalah:

Singkapan terdapat di tebing kanan, kiri, tengah sungai, atau ketiganya.


Perkiraan luas singkapan.

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Morfologi atau bentuk singkapan. Pengamatan terhadap bentuk permukaan

singkapan akan sangat membantu dalam pendugaan atau penentuan jenis


batuan.
Amati semua batuan pada singkapan dengan mengambil percontoh kecil

(kepingan chip).
(perkiraan ada berapa) jenis batuan yang menyusun

Menyebutkan

singkapan. Bentuk dan hubungan antara batuan satu dengan lainnya.


Kegiatannya sebagai berikut :
1. Siapkan perlengkapan :
Tas, kantong plastik sampel, alat tulis, pensil warna, peta (topografi dan
geologi), kamera, kompas, loupe palu geologi, dan larutan HCl 0.1 N,
2. Sebutkan lokasi praktikum :
Di desa, kecamatan, kab /kota, bagaimana gambaran umum morfologi
daerah tersebut dengan mengamati peta topografi,
3. Lokasi singkapan batuan di plot dalam peta, singkapan batuan insitu,
sebutkan dimana menemukan singkapan batuan :
Tebing/gawir, lembah sungai, galian sumur, fondasi rumah dll,
4. Bagaimana kondisi singkapan batuan tersebut:
Dalam keadaan lapuk/segar, jika dalam keadaan lapuk amati warna
tanahnya dan pelapukan batuan tersebut, lihat vegetasi di sekitarnya.
5. Beri nomor pengamatan, ambil sample batuan tersebut, buat sketsa yang
menggambarkan posisi/letak batuan tersebut dengan yang lainnya.
Pemerian Batuan
Dalam setiap singkapan juga harus dilakukan pendeskripsian batuan. Halhal yang harus diperhatikan dalam pendeskripsian batuan, antara lain:
Warna batuan misalnya abu-abu, gelap, terang, kehijauan, dan lain

sebagainya.
Tekstur misalnya faneritik, afanitik, gelas, kristalin, fragmental, klastik,

ekuigranular, holokristalin, dan lain sebagainya.


Ukuran dan bentuk butir atau kristal misalnya kasar, menengah, halus,

memanjang, menyerabut, dan lain sebagainya.


Kekerasan misalnya keras, getas (brittle), lunak.
Komposisi mineral, mineral pembentuk batuan dan/atau bijih.

Pemerian batuan diawali dari kenampakan fisik batuan secara megaskopis


seperti warna batuan, besar atau ukuran butir, bentuknya (fragmental atau
kristalin), teksturnya dan lain sebagainya. Bila fragmental harus dijelaskan
membulat atau menyudut.

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Batuan segar, mengalami ubahan (altered) atau lapuk (weathered). Bila


ada pelapukan atau ubahan batuan dijelaskan tingkat pelapukan (sangat lapuk,
lapuk, segar fresh) serta jenis dan tingkat ubahan misalnya tidak teralterasi,
segar, lemah, menengah, kuat, hebat dan total.
Bila ada fragmen kasar seperti breksi dan konglomerat agar diamati jenis
batuan komponen atau fragmennya. Agar diperhatikan adanya pengarahan
butiran atau kristal mineral serta jenis mineral penyusun batuan. Hasil
pengamatan dicatat dalam buku lapangan. Bila ada pelapukan atau ubahan
batuan jelaskan tingkat ubahan misalnya tidak teralterasi, segar, lemah,
menengah, kuat, hebat dan total.
Apabila menemukan adanya pemineralan pada batuan, maka hal sebagai
berikut harus dicatat.
Jenis pemineralan (bijih) atau asosiasi mineral seperti kalkopirit, galena,

emas, magnetit dan lain sebagainya.


Bentuk pemineralan atau tubuh bijih (dalam batuan induk) seperti urat

(vein), lapisan, kantong (pocket), dsb.


Hubungan, kedudukan, dan batas (kontak) tubuh bijih dalam batuan induk

(jelas, tidak jelas atau perangsur-angsuran, dan tidak jelas sama sekali).
Sebaran bahan berharganya seperti terserak dalam batuan, veinlets, lensa-

lensa, dan lain sebagainya


Ukuran (ketebalannya) lapisan, urat, dan lain sebagainya

Sedangkan apabila ada bongkah batuan di sekitarnya atau di suatu titik


pengamatan hendaknya dicatat pula keadaan bongkah itu, seperti:
Bentuk

bongkah

(membulat

atau

menyudut).

Bentuk

bongkah

ini

menunjukkan jauh dekatnya sumber atau singkapan batuan.


Jenis batuan. Jenis batuan menunjukkan keterdapatan batuan di bagian

hulu sungainya.
Ukuran bongkah dan lain sebagainya.

Pemerian Struktur
Apabila ditemukan bidang perlapisan, maka perlu dicatat adanya struktur
perlapisan,

rekahan

atau

sesar

pada

singkapan.

Kemudian

dilakukan

pengukuran unsur-unsur struktur seperti jurus dan kemiringan perlapisan,


rekahan, dan sesar. Cacatlah ciri atau indikasi sesar. Kemudian amati ada
tidaknya pengisian mineral tertentu pada rekahan, sedapat mungkin perhatikan
dan pencatatan arah rekahan mana yang terisi mineral atau pemineralan.
Pemerian struktur meliputi jenis atau bentuk struktur (primer, sekunder,
lipatan, sesar, rekahan) dan pengukuran unsur-unsur struktur seperti jurus dan

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

kemiringan. Setiap titik pengamatan diplot pada peta lapangan (Gambar 2.5).
Selain singkapan, bongkah yang ada di sekitar titik pengamatan atau singkapan
sebaiknya juga didokumetasikan.
3. Pengukuran Jurus dan Kemiringan Bahan Galian
Pengukuruan Jurus :
1. Carilah bidang batuan yang agak rata (agar lebih rata, kamu bisa
memakai papan clipboard sebagai alas),
2. Tempelkan sisi E (EAST) badan kompas ke bidang batuan dengan
lengan kompas searah jurus,
3. Geser-geserlah sampai gelembung udara pada level bulat (bull's eye
level) atau juga biasa di sebut nipo kotak usahakan tepat di tengah,
4. Baca derajat yang ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang menunjuk ke
utara ketika kamu menghadap utara).
Pengukuran Kemiringan
1. Tempelkan sisi W (WEST) badan kompas ke bidang batuan dengan
lengan kompas tegak lurus jurus,
2. Di bagian belakang kompas ada tuas kecil untuk memutar level tabung
(clinometer level). Putarlah level tabung sampai gelembung tepat di
tengah,
3. Baca derajat yang ditunjukkan derajat klinometer (ingat, derajat dip
maksimal 90 derajat).
4. Pendokumentasian Sumur dan Parit Uji
Sesuai dengan tahap penyelidikannya, hasil pemetaan atau penyelidikan
bahan galian harus dapat menunjukkan dan menggambarkan jenis bahan galian,
bentuk dan sebarannya, bentuk tubuh bijihnya, dan dimensinya. Kegiatan
pemetaan meliputi:
Sumur Uji

Buatlah rebahan keempat dindingnya.


Berilah tanda posisi arah dinding (misalkan U utara, B barat, S

selatan, T timur).
Cantumkan nomor sumur-uji dan arah (azimut) salah satu dindingnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemerian setiap dinding dari sumur
uji

adalah:
a.
b.

Jenis batuan atau bahan galian.


Ketebalan batuan dan/atau bahan galian.

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

c.
d.
e.

Bentuk tubuh bijih dan/atau sebarannya.


Posisi jurus dan kemiringan (srtike/dip)
Tentukan jurus dan kemiringan lapisan batuan, bahan galian, atau arah
pemineralan dengan cara rekonstruksi tiga titik.
U

B
Humus

Grave
l
Granit lapuk
Grani
t

Rebahan Sumur Uji

Parit Uji

Buatlah rebahan kedua dinding memanjangnya.


Berilah tanda posisi dinding (U utara, B barat, S selatan, T timur)
Cantumkan nomor parit-uji dan arah (azimut) salah satu dindingnya
memanjangnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemerian setiap dinding dari parit uji

antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.

Jenis batuan atau bahan galian


Ketebalan batuan dan/atau bahan galian.
Bentuk tubuh bijih dan/atau sebarannya.
Posisi jurus/strike dan kemiringan/dip.
Tentukan jurus dan kemiringan lapisan batuan, bahan galian, atau arah
pemineralan dengan cara rekonstruksi tiga titik.

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Sumber: JICA-MMAJ, 1988


Rebahan Parit Uji

5. Pemercontohan Bahan Galian


Pemercontohan raih (grab sampling)
Pengambilan percontoh secara acak dan dalam jumlah yang relatif banyak.

Penggunaan
Dilakukan pada tahap awal penyelidikan untuk mengetahui gambaran
pemineralan secara global, pada umumnya untuk endapan bahan galian

yang sebaran unsur berharganya merata.


Pemercontohan keping (chip sampling)
Pengambilan percontoh dalam bentuk potongan (batuan, bijih) kecil.

Penggunaan
Untuk endapan bahan galian yang sebaran komponen berharganya relatif
merata, masif;
Selain untuk analisis kimia juga untuk analisis petrografi atau mineragrafi;
Pengambilan percontoh dengan pola panel;
Pada tahap awal penyelidikan, diambil dari singkapan;
Pada permuka tambang secara panel.
Pemercontohan Alur (Channel Sampling)

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Pengambilan percontoh dengan pembuatan alur;


Ukuran lebar 10 atau 20 cm dan kedalaman 5 atau 10 cm;
Panjang tergantung pada keadaan pemineralan (maksimal satu

m).
Penggunaan
Dilakukan pada setiap tahap eksplorasi;
Untuk endapan bahan galian yang berbentuk lapisan atau urat
(vein);

Sebaran komponen berharganya tidak merata atau merata.


Pemercontohan Ruah (Bulk Sampling)
Pengambilan percontoh dalam jumlah besar.
Penggunaan
Untuk bijih yang sebaran komponen berharganya tidak merata;
Dilakukan terutama dalam rangka penentuan kadar suatu

endapan bijih;
Pemercontohan Komposit (Composite Sampling)
Penggabungan percontoh;
Pertimbangan berat atau keadaan percontoh.
Penggunaan
Untuk mengetahui mutu bahan galian secara keseluruhan dari

beberapa percontoh;
Pengambilan percontoh tidak sama (ketebalan, volume, berat);
Percontoh pemboran yang terdiri dari inti dan sludge.

Pengolahan Data
Kegiatan eksplorasi sebenarnya tidak hanya sebatas kegiatan di
lapangan, tetapi termasuk juga pengolahan data. Output yang diharapkan pada
kegiatan eksplorasi adalah besarnya sumberdaya bahan galian pada suatu
daerah yang di delineasi. Pengolahan data dalam kegiatan eksplorasi dapat
berupa :

Pemlotan (plotting) data singkapan dan lokasi percontoh,


Pembuatan peta lintasan,
Korelasi data singkapan satu sama lain,

PANDUAN PRAKTIKUM LAPANGAN TEKNIK EKSPLORASI


TAHUN AJARAN 2013-2014

Penafsiran sebaran bahan galian,


Penyusunan peta.
Panduan pemetaan bahan galian dan penyelidikan lapangan akan

disusun tersendiri berdasarkan data dan informasi daerah atau lapangan terkait.

Bahan dan Peralatan Praktikum

Peta

geologi/alterasi/pemineralan,
Kompas, palu, lup,
Dulang,
Reagen pengenalan mineral,
Perlengakapan pengambilan percontoh,
Peralatan ukur,
Global Positioning System (GPS).
Komparator Batuan.

topografi,

peta

penginderaan

jauh,

dan

Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembuatan lintasan (Trenching Float) pengukuran dan pengamatan,


Pengamatan singkapan dan batuan,
Pemerian singkapan batuan dan pemineralan (bahan galian),
Pengambilan percontoh,
Dokumentasi percontoh,
Penyusunan Laporan Eksplorasi.

peta

Anda mungkin juga menyukai