LAPORAN INDIVIDU
Oleh :
Ilham Akbar
NIM. 0910723004
I.
PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.
II.
KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of
High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :
No
Kategori
Sistolik(mmHg)
Diastolik(mmHg)
1.
Optimal
<120
<80
2.
Normal
120 129
80 84
3.
High Normal
130 139
85 89
4.
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140 159
90 99
Grade 2 (sedang)
160 179
100 109
Grade 3 (berat)
180 209
100 119
>210
>120
ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Stress
Merokok
Minum alkohol
a. Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Tumor
b. Vascular
Aterosklerosis
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
d. Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
e. Obat obatan
IV.
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan
TANDA DANGEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
VI.
b.
Lemas, kelelahan
c.
Sesak nafas
d.
Gelisah
e.
Mual
f.
Muntah
g.
Epistaksis
h.
Kesadaran menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b.
c.
Glukosa
Kalium serum
Kalsium serum
Pemeriksaan tiroid
pembentukan
Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
j.
Asam urat
Steroid urin
IVP
CT scan
EKG
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg.
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
penyakit
hipertensi
dan
pengelolaannya
sehingga
pasien
dapat
Step 3
Step 4
( perawat, dokter )
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa
: ILHAM AKBAR
NIM
: 0910723004
Tgl. Praktik
A. Identitas Klien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
: Ny. Dj
No. RM
: .
: 82 tahun
Tgl. Masuk
: .
: Perempuan
Tgl. Pengkajian : 21 November 2013
: Jl. Simpang Setaman I/52
Sumber informasi : Klien
RT 6 RW 15 Lowokwaru Malang
No. Telp
: ..................................
Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : ...
Status Pernikahan : Janda
..............................
Agama
: Islam
Status
: .............................
Suku
: Jawa
Alamat
: .............................
Pendidikan
: SD
No. Telp
: .............................
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: .............................
Lama Bekerja
: .................................
Pekerjaan
: .............................
GENOGRAM
Perempuan hidup
Orangtua klien
Perempuan Meninggal
Laki-laki Hidup
Laki-Laki Meninggal
Suami klien
Kakak klien
Klie
n
F. Riwayat Lingkungan
Klien memelihara 3 ekor kucing, 2 di dalam dan 1 di luar rumah. Perabotan dan lingkungan
rumah tampak bersih dan rapi namun tercium bau kucing di mana-mana.
G. Pola Aktifitas-Latihan
Makan/minum
10 gelas
Mandi
2x sehari
Berpakaian/berdandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
I.
Jenis diit/makanan
Frekuensi/pola
: 3x sehari
Porsi yg dihabiskan
: habis
Komposisi menu
: nasi+lauk
Pantangan
: tidak ada
Napsu makan
: baik
: tetap
Jenis minuman
Frekuensi/pola minum
: 5x sehari
Gelas yg dihabiskan
: 3-4 gelas
: tidak ada
: seri-molar
: tidak ada
Pola Eliminasi
BAB:
- Frekuensi/pola
: 1x sehari
- Konsistensi
: Lunak
- Kesulitan
- Upaya mengatasi
: tidak ada
BAK:
J.
- Frekuensi/pola
: 10 kali
- Konsistensi
: cair
: orange
- Kesulitan
- Upaya mengatasi
: tidak ada
Pola Tidur-Istirahat
Tidur siang:Lamanya
- Jam s/d
: 4-6 jam
- Jam s/d
: 22.00 04.30
: nyenyak
: tidak ada
- Kesulitan
Upaya mengatasi
: 3 kali sehari
: ya
: 2 hari sekali
: ya
: 3 kali sehari
- Penggunaan odol
: 3 kali sehari
Ganti baju:Frekuensi
: 1 kali sehari
Kesulitan
: Tidak ada
Upaya yg dilakukan
: tidak ada
( ) sendiri
2. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: klien berdiskusi dengan anaknya
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
: 18 x/mnt
TD
: 150/80 mmHg
Nadi
: 93 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Warna
Kebersihan
Distribusi
Kerontokan
Keluhan
Mata:
Bentuk
Konjungtiva
Sclera
Strabismus
Penglihatan
Peradangan
Riwayat katarak
Keluhan
Hidung:
Bentuk
Peradangan
Penciuman
Mukosa
Peradangan/stomatitis
Gigi/Geligi
Radang gusi
Kesulitan mengunyah
Kesulitan menelan
Telinga:
Bentuk
Kebersihan
Peradangan
Pendengaran
Keluhan lain
Posisi Trakea
Leher:
Kaku kuduk
Bentuk dada
Retraksi
Wheezing
Ronchi
Dada:
Nyeri tekan
Kembung
Supel
Bising usus
Massa
Genitalia/anus:
Kebersihan
: tidak terkaji
Hemoroid
Hernia
Ekstremitas:
Massa/tonus otot
Postur tubuh
Gaya berjalan
Rentang gerak
Deformitas
Tremor
Edema kaki
Flebitis
Klaudikasi
Integumen:
Kebersihan
Warna
Kelembaban
: teraba kering
PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK
Nama
: Ny. Dj
Jenis kelamin
: perempuan
Umur
: 82 tahun
Alamat
Status Menikah
: janda
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tingkat Pendidikan
: tidak tamat SD
Riwayat pekerjaan
Salah
No
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jumlah
Aspek
kognitif
Orientasi
Orientasi
2.
Registrasi
Nilai
Nilai
Maksimal Klien
5
Kriteria
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Dimana sekarang kita berada?
Negara
Propinsi
Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)
Kemudian
menjawab:
ditanyakan
kepada
klien,
3.
Perhatian
dan
kalkulasi
4.
Mengingat 3
5.
Bahasa
benda
30
18
Pengkajian ADL
Modifikasi dari Barthel Index
Aktifitas
1. Makan
0= tidak mampu
5= dengan bantuan
10= mandiri
2. Mandi
0= dengan bantuan
5= mandiri
3. Kebersihan diri
0= dengan bantuan
5= mandiri
Skor
10
10
10
4. Berpakaian
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada setengah aktifitas
10
10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
0= inkontinen (termasuk pemberian enema)
10
5= occasional
10= kontinen
6. Mengontrol berkemih
0= inkontinen (termasuk kateter)
5= occasional
10
10= kontinen
7. Penggunaan toilet
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada beberapa aktifitas
10
10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan
5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk
10
10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
15= mandiri
9. Mobilitas (pada permukaan datar)
0= tidak mampu. < 50m
5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan. >50m
10
10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m
15= mandiri (bisa dengan bantuan, mis. tongkat). > 50m
10. Naik turun tangga
0= tidak mampu
5= butuh bantuan
5
10= mandiri
TOTAL (0-100)
95
Interpretasi: ketergantungan ringan
Tes koordinasi
Keterangan
Nilai
1.
Baik
2.
Baik
3.
Baik
4.
Baik
5.
Baik
6.
Baik
7.
Baik
8.
Baik
9.
Baik
10
Berjalan menyamping
Baik
11.
Berjalan mundur
Baik
12
Baik
13.
Baik
14.
Baik
Jumlah
54
Analisa Data
Pengelompokan Data
DS:
Klien mengatakan
bahwa ia merasa nyeri
di dada kanan hingga
ke punggung
DO:
Dada kiri klien agak
menonjol
TTV: TD 150/80mmhg
RR 23x/menit
Nadi 93x/menit
Etiologi
Tekanan darah tinggi
Takikardi
Problem
Penurunan Curah
Jantung
DS:
klien mengatakan
bagian pinggang kiri
belakangnya sering
gatal dan sakit saat
digaruk
skala nyeri 3
Klien mengatakan
sering menggaruk area
gatal jika terasa
DO:
Kulit di sekitar pinggang
belakang terlihat
kehitaman
TTV: RR 23x/menit
Nadi 93x/menit
DS:
Ibu mengatakan tidak
mengetahui cara
mengurangi tekanan
darah
Ibu mengatakan selalu
makan tempe tahu dan
jarang sayur
Ibu mengatakan tidak
tahu makanan apa saja
yang baik dikonsumsi
Pendidikan klien tidak
tamat SD
DO:
Klien terlihat bingung
saat mengatakan
bahwa ia tidak tahu
cara menurunkan
tekanan darah dan
makanan apa saja yang
baik untuknya
Nyeri akut
dengan benar
Mediator nyeri
Nyeri
Pendidikan tidak tinggi
Defisiensi pengetahuan
Kurang
pengetahuan
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah
yang tinggi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik gesekan (garukan) yang terjadi di area
pinggang
3. Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: Ny.Dj
Usia
: 82 tahun
No
1
No. Reg
:
Tgl Pengkajian: 21 November 2013
Dx.Keperawatan
Penurunan
Tujuan
curah Penurunan curah
Kriteria hasil
TD
jantung
jantung Ny. Dj
klien
berhubungan
tidak semakin
(120/80mmHg)
dengan
parah setelah
kompensasi
jantung
akibat
tekanan
darah
yang tinggi
a.
normal
Rasional
Tirah baring
tenang
akan
yang
menurunkan
Pasien
dilakukan tindakan
Intervensi
Pertahankan tirah baring, a.
membantu
sirkulasi
peredaran darah
nyaman b.
Bantu pasien dalam
dan
tidak
ambulasi sesuai kebutuhan
b. membantu ambulasi klien akan
menunjukkan
tampak
keperawatan
selama 3 x 24 jam
tanda-tanda
membantu
distress
klien
normal
(16x/menit)
c.
Anjurkan
pada
klien
untuk
mengurangi
kerja jantung
membatasi aktivitas
c.
d. Pantau TTV sesering mungkin
e.Tinggikan kepala saat berbaring
aktivitas
berlebih
akan
dan
obat-obatan
vasodilator
g. anjurkan klien untuk berobat ke
(garukan)
pinggang
Pasien
keperawatan selama
3 x 24 jam
dalam
mengungkapkan
nafas
Pasien a. Anjurkan pada klien teknik nafas a. mengurangi intensitas nyeri
tampak nyaman
leher, posisi
TTV
dalam
tehnik
batas
dan distraksi
normal
Skala
nyaman,
c.
Beritahu
klien
untuk
tidak
integritas kulit
menggaruk area yang nyeri dan d. obat tersebut
ke 1
gatal
mengurangi
ativan,
diazepam,
valium )
3
Kurang
pengetahuan
hipertensi
Klien memahami
diet tentang diet HT
setelah dilakukan
Pasien a.
dapat
menyebutkan apa
Ajarkan
Klien
secara a.
klien
lansia
biasanya
berhubungan
tindakan
itu hipertensi
klien
Pasien
memahami
harinya
c. keluarga terdekat klien akan
c. Libatkan keluarga dan minta
pengertian, tanda
dan gejala,
penyebab
hipertensi
Klien
dapat
Klien
dapat memahami
dan menyertakan
makanan dalam
diet DASH dengan
baik
Klien
memaparkan
pengetahuan
tsb bagi HT
e. observasi akan memudahkan
makanan yang
untuk
penderita HT
klien
menyebutkan
dikonsumsi untuk
membantu
mengganti
asupan
makanan berlemak
g. observasi akan memudahkan
perawat untuk mengarahkan
klien
pentingnya
pengurangan
garam dalam
penyembuhan HT
dan
mempraktekkan
pengurangan
konsumsi garam
a.
Implementasi
mempertahankan
tirah
Evaluasi
S: - klien mengatakan sering istirahat karena kegiatannya sehari-hari
hanya di rumah saja
Klien mengatakan sehari-harinya hanya bersih-bersih rumah,
Ttd
b.
dan
obat-obatan
vasodilator
g. menganjurkan klien untuk berobat
ke puskesmas atau rumah sakit
jika didapati nyeri dada atau
23/
11/
13
sesak nafas
10.00-11.30 a. menganjurkan pada klien teknik S: - klien mengatakan nyeri kadang masih terasa
klien mengatakan gatal dan nyeri sudah berkurang
nafas dalam
O: klien tidak terlihat menggaruk bagian yang gatal
b. memberi tindakan nonfarmakologi A: implementasi tercapai sebagian
P: terus menganjurkan teknik kompres hangat dan tidak menggaruk area
untuk menghilangkan nyeri
yang gatal
seperti kompres hangat pada
pinggang, pijat punggung dan
leher, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi
dan distraksi
indikasi
analgesik,
diazepam, valium )
11.00-12.00 a.
mengajarkan
secara
sederhana
konsep HT
b.
menggunakan
bahasa
yang
dipahami klien
c. Melibatkan keluarga dan minta
untuk mengingatkan klien dalam
segala aktivitas terutama diet
d.
Mengajarkan
pada
menunjukkan takarannya
- klien mengatakan menyertakan buah jika anaknya membelikan saja
- klien mengatakan tidak suka mengkonsumsi makanan berlemak
O: klien terlihat hanya makan tempe tahu dan nasi saja setiap harinya
A: - implementasi keperawatan tercapai sebagian
klien P: - berusaha mengikut sertakan anggota keluarga dalam sesi perawatan
berkala
f.
mengajarkan
klien
berikutnya.
- terus melakukan observasi pembatasan garam dan lemak
- terus melakukan observasi penyertaan serat dalam menu makan klien
pentingnya
menyertakan
serat
B. Saran
Perlu adanya sesi dengan keluarga terutama anak-anak klien untuk membantu aplikasi diet
hipertensi yang sehat dan membantu aktivitas serta intervensi lanjutan jika klien lupa. Perlu
adanya pertemuan dengan keluarga untuk membahas pola hidup ny. Dj yang tinggal dengan 3
ekor kucing dan lingkungan yang menjadi kurang higienis sehingga dapat ditemukan solusi yang
baik bagi klien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume
XXXIX 2003; 4: 234-8
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006.
Bangkinang 2007.
Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk
Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health
2003;57:734739
Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK
UI. 2006
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006.
Bangkinang 2007
Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta.
2006: 610-14
Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas Kardiovaskuler
Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi Indonesia. XXV (4)
hal: 166 167.
Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and
Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of
Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.
Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi
DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang.