Anda di halaman 1dari 34

DEPARTEMEN GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

LAPORAN INDIVIDU

Untuk Memenuhi Tugas Profesi PKM Kendalsari Malang

Oleh :
Ilham Akbar
NIM. 0910723004

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

I.

PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.

II.

KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of
High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :
No

Kategori

Sistolik(mmHg)

Diastolik(mmHg)

1.

Optimal

<120

<80

2.

Normal

120 129

80 84

3.

High Normal

130 139

85 89

4.

Hipertensi
Grade 1 (ringan)

140 159

90 99

Grade 2 (sedang)

160 179

100 109

Grade 3 (berat)

180 209

100 119

Grade 4 (sangat berat)

>210

>120

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.


III.

ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alkohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

Glomerulonefritis

Pielonefritis

Nekrosis tubular akut

Tumor

b. Vascular

Aterosklerosis

Hiperplasia

Trombosis

Aneurisma

Emboli kolestrol

Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

DM

Hipertiroidisme

Hipotiroidisme

d. Saraf

Stroke

Ensepalitis

SGB

e. Obat obatan

IV.

Kontrasepsi oral

Kortikosteroid

PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu

disebabkan

kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer


(Darmojo, 1999).
V.

TANDA DANGEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.

b. Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing

VI.

b.

Lemas, kelelahan

c.

Sesak nafas

d.

Gelisah

e.

Mual

f.

Muntah

g.

Epistaksis

h.

Kesadaran menurun

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b.

BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal

c.

Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh


peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
d.

Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi


efek samping terapi diuretik.
e.

Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi


f.

Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya


plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g.

Pemeriksaan tiroid

pembentukan

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi


h.

Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )


i.

Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
j.

Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi


k.

Steroid urin

Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme


l.

IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu


ginjal / ureter
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
n.

CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati


o.

EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,


peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
VII.

PENATALAKSANAAN

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :


a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap
tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien


tentang

penyakit

hipertensi

dan

pengelolaannya

sehingga

pasien

dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND
TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat
diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan
sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit
lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
-

Dosis obat pertama dinaikkan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca


antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

Step 3

: Alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Ditambah obat ke-3 jenis lain

Step 4

: Alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi

c. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi


yang baik antara pasien dan petugas kesehatan

( perawat, dokter )

dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan
darahnya
2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan
darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
dengan mengukur memakai alat tensimeter
5. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
6. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
7. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
8. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga
dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
9. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari
atau 2 x sehari
10. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping
dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti
obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
12. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
14. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa

: ILHAM AKBAR

Tempat Praktik : Puskesmas Kendalsari

NIM

: 0910723004

Tgl. Praktik

: 19-30 November 2013

A. Identitas Klien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat

: Ny. Dj
No. RM
: .
: 82 tahun
Tgl. Masuk
: .
: Perempuan
Tgl. Pengkajian : 21 November 2013
: Jl. Simpang Setaman I/52
Sumber informasi : Klien
RT 6 RW 15 Lowokwaru Malang
No. Telp
: ..................................
Nama klg. dekat yg bisa dihubungi : ...
Status Pernikahan : Janda
..............................
Agama
: Islam
Status
: .............................
Suku
: Jawa
Alamat
: .............................
Pendidikan
: SD
No. Telp
: .............................
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: .............................
Lama Bekerja
: .................................
Pekerjaan
: .............................

B. Status Kesehatan Saat ini


1. Keluhan Utama
: Klien mengatakan nyeri pinggang kiri bagian belakang, kadang
gatal. Klien mengeluh tidak mengerti makanan yang dapat
menurunkan tekanan darah, klien merasa cemas dengan kondisi
tekanan darahnya yang tinggi dan kurangnya informasi yang
dimiliki. Klien mengatakan pernah merasa nyeri di dada kanan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

sampai ke punggung belakang


Lama Keluhan
: 1 bulan
Kualitas Keluhan : Nyeri tumpul. Skala 3
Faktor Pencetus
: Klien tidak mengetahui penyebab gejala muncul.
Faktor Pemberat : Klien memiliki riwayat hipertensi
Upaya yg telah dilakukan : Digaruk dan dipijat
Keluhan saat pengkajian : Klien mengeluh nyeri pinggang kiri bagian belakang,
kadang gatal

C. Riwayat Kesehatan Saat ini


Klien semenjak beberapa bulan lalu tes tekanan darah didapati tinggi, klien merasa cemas
dan tidak mengetahui cara mengurangi tekanan darah. Sejak satu bulan yang lalu klien
merasa nyeri tumpul di pinggang belakang kiri, dan sering merasa gatal. Klien berusaha
untuk mengurangi rasa gatal dan nyeri dengan menggaruk atau memijat bagian yang terasa
nyeri dan gatal
1. Diagnosa Medis :

a. Tekanan Darah Tinggi


Tanggal : 19 November 2013
b. ...................................
Tanggal : ........................
c. ...................................
Tanggal : ........................
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : Klien tidak pernah mengalami kecelakaan
b. Operasi (jenis & waktu)
: Klien tidak pernah melakukan operasi
c. Penyakit
:
Kronis
: Hipertensi
Akut
: nyeri di pinggang klien
d. Terakhir masuk RS
: klien tidak ingat terakhir kali masuk rumah sakit
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : klien tidak alergi
3. Imunisasi : tidak terkaji
4. Kebiasaan : Klien memiliki kebiasaan untuk memelihara kucing terhitung 3 ekor di
dalam rumah
5. Obat-obatan yang digunakan: Klien tidak minum obat untuk mengatasi gatal maupun
tekanan darah tingginya.
E. Riwayat Keluarga
Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan meninggal karena serangan

jantung (sudah meninggal 20 tahun lalu)


Ibu klien memiliki riwayat penyakit hipertensi (klien lupa kapan ibunya meninggal)
Kakak perempuan klien memiliki penyakit hipertensi (sudah meninggal 5 tahun lalu)

GENOGRAM
Perempuan hidup

Orangtua klien

Perempuan Meninggal
Laki-laki Hidup
Laki-Laki Meninggal

Suami klien
Kakak klien
Klie
n

F. Riwayat Lingkungan
Klien memelihara 3 ekor kucing, 2 di dalam dan 1 di luar rumah. Perabotan dan lingkungan
rumah tampak bersih dan rapi namun tercium bau kucing di mana-mana.
G. Pola Aktifitas-Latihan
Makan/minum

Minum Kopi 1 cangkir, Air Putih

10 gelas
Mandi

2x sehari

Berpakaian/berdandan

Klien melakukan sendiri

Toileting

Klien tidak ada kesulitan melakukan sendiri

Mobilitas di tempat tidur

Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan

Berpindah

Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan

Berjalan

Klien dapat melakukan mobilitas tanpa hambatan

Naik tangga

Tidak ada tangga di rumah klien

H. Pola Nutrisi Metabolik

I.

Jenis diit/makanan

: Nasi tempe tahu

Frekuensi/pola

: 3x sehari

Porsi yg dihabiskan

: habis

Komposisi menu

: nasi+lauk

Pantangan

: tidak ada

Napsu makan

: baik

Fluktuasi BB 6 bln. terakhir

: tetap

Jenis minuman

: air putih, susu

Frekuensi/pola minum

: 5x sehari

Gelas yg dihabiskan

: 3-4 gelas

Sukar menelan (padat/cair)

: tidak ada

Pemakaian gigi palsu (area)

: seri-molar

Riw. masalah penyembuhan luka

: tidak ada

Pola Eliminasi
BAB:
- Frekuensi/pola

: 1x sehari

- Konsistensi

: Lunak

- Warna & bau

: kekuningan dan bau

- Kesulitan

: tidak ada kesulitan

- Upaya mengatasi

: tidak ada

BAK:

J.

- Frekuensi/pola

: 10 kali

- Konsistensi

: cair

- Warna & bau

: orange

- Kesulitan

: tidak ada kesulitan

- Upaya mengatasi

: tidak ada

Pola Tidur-Istirahat
Tidur siang:Lamanya
- Jam s/d

: Klien tidak pernah tidur siang


: Klien tidak pernah tidur siang

Kenyamanan stlh. tidur

: Klien tidak pernah tidur siang

Tidur malam: Lamanya

: 4-6 jam

- Jam s/d

: 22.00 04.30

- Kenyamanan stlh. tidur

: nyenyak

- Kebiasaan sblm. tidur

: tidak ada

- Kesulitan

: tidak ada kesulitan

Upaya mengatasi

: tidak ada kesulitan

K. Pola Kebersihan Diri


Mandi: Frekuensi
- Penggunaan sabun
Keramas: Frekuensi
- Penggunaan shampoo

: 3 kali sehari
: ya
: 2 hari sekali
: ya

Gosok gigi: Frekuensi

: 3 kali sehari

- Penggunaan odol

: 3 kali sehari

Ganti baju:Frekuensi

: 1 kali sehari

Memotong kuku: Frekuensi

: dua minggu sekali

Kesulitan

: Tidak ada

Upaya yg dilakukan

: tidak ada

L. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan:

( ) sendiri

( ) dibantu orang lain, sebutkan,

2. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: klien berdiskusi dengan anaknya

3. Harapan setelah menjalani perawatan: ingin segera tekanan darahnya normal


kembali dan gatal/nyeri pinggangnya hilang
4. Perubahan yang dirasa setelah sakit: badan sering merasa tidak nyaman
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : klien lebih senang tinggal sendirian daripada dengan anak-anaknya
2. Ideal diri : klien merasa mampu mengurus dirinya sendiri
3. Harga diri : klien tidak mengalami gangguan harga diri
4. Peran : Pasien hidup sendiri di rumah
5. Identitas : klien dapat menempatkan diri di masyarakat dengan baik

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK GERONTIK


Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

TTV & status gizi:


Suhu : 37 oC
RR

: 18 x/mnt

TD

: 150/80 mmHg

Nadi

: 93 x/menit

Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Warna

: sebagian besar rambut klien beruban

Kebersihan

: kepala klien tampak bersih

Distribusi

: rambut terlihat mulai jarang

Kerontokan

: klien mengatakan rambutnya rontok

Keluhan

: Tidak ada keluhan pada pemeriksaan kepala

Mata:
Bentuk

: bentuk mata simetris

Konjungtiva

: konjungtiva terlihat merah muda

Sclera

: sclera klien berwarna putih

Strabismus

: mata klien tidak ada strabismus

Penglihatan

: klien tidak dapat mengenali orang dari jarak jauh karena


pandangan kabur

Peradangan

: Tidak nampak peradangan pada area mata

Riwayat katarak

: klien mengatakan tidak ada riwayat katarak

Keluhan

: Klien mengeluh pandangannya kabur, tetapi tidak memiliki


riwayat penyakit katarak sebelumnya.

Hidung:
Bentuk

: hidung klien terlihat simetris

Peradangan

: Tidak tampak peradangan di area hidung

Penciuman

: klien dapat membedakan bau-bauan

Mulut dan tenggorokan:


Kebersihan

: mulut klien tingkat kebersihannya sedang

Mukosa

: mukosa mulut klien terlihat kering

Peradangan/stomatitis

: Tidak terlihat tanda peradangan

Gigi/Geligi

: Ompong, menggunakan gigi palsu

Radang gusi

: Tidak tampak radang gusi

Kesulitan mengunyah

: klien dapat makan dan mengunyah dengan lancar

Kesulitan menelan

: klien tidak sulit menelan

Telinga:
Bentuk

: hidung klien terlihat simetris

Kebersihan

: tingkat kebersihan hidung klien sedang

Peradangan

: Tidak terlihat tanda peradangan

Pendengaran

: klien dapat merespon pembicaraan dengan spontan

Keluhan lain

: Tidak ada keluhan

Posisi Trakea

: posisi trakea klien simetris

Leher:

Pembesaran kel.tiroid : Tidak ada pembesaran kel.tiroid


JVD

: Tidak ada JVD

Kaku kuduk

: Tidak ada Kaku kuduk

Bentuk dada

: Dada kiri agak menonjol saat di inspeksi dan palpasi

Retraksi

: Tidak ada retraksi dinding

Wheezing

: Tidak terdengar suara mengi

Ronchi

: Tidak terdengar suara ronchi

Dada:

Suara jantung tambahan : Tidak terdengar suara jantung tambahan


Abdomen:
Bentuk

: perut klien terlihat Flat

Nyeri tekan

: Tidak terasa nyeri tekan

Kembung

: Tidak terasa kembung

Supel

: Tidak terasa supel

Bising usus

: terdengar dengan frekuensi: 12 x/mnt

Massa

: Tidak teraba tonjolan massa

Genitalia/anus:
Kebersihan

: tidak terkaji

Hemoroid

: klien mengatakan tidak memiliki riwayat wasir

Hernia

: klien mengatakan tidak memiliki riwayat hernia

Ekstremitas:
Massa/tonus otot

: nilainya 4 (melawan gravitasi dengan tahanan)

Postur tubuh

: Normal, klien dapat berdiri dengan tegak

Gaya berjalan

: Normal, klien tidak sempoyongan

Rentang gerak

: Klien dapat bergerak secara maksimal, tapi untuk berjalan jauh


dengan kondisi jalan yang naik turun klien mengalami kesusahan.

Deformitas

: tidak teraba adanya deformitas tulang

Tremor

: klien tampak tremor pada tubuh dan tangan

Edema kaki

: Tidak teraba adanya edema kaki

Flebitis

: Tidak teraba adanya flebitis

Klaudikasi

: Tidak teraba adanya klaudikasi

Integumen:
Kebersihan

: kulit klien bersih

Warna

: kulit klien berwarna sawo matang

Kelembaban

: teraba kering

Gangguan pada kulit : tidak ada gangguan

PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK
Nama

: Ny. Dj

Jenis kelamin

: perempuan

Umur

: 82 tahun

Alamat

: Jl. Simpang Setaman I/52 RT 6 RW 15 Lowokwaru Malang

Status Menikah

: janda

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Tingkat Pendidikan

: tidak tamat SD

Riwayat pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

1. Masalah emosional : Klien tidak memiliki masalah emosional


2. Tingkat Kerusakan Intelektual
SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire)
Benar

Salah

No

Pertanyaan

1.

Tanggal berapa hari ini ?

2.

Hari apa sekarang ?

3.

Apa nama tempat ini ?

4.

Dimana alamat Anda ?

5.

Berapa nomor rumah Anda ?

6.

Kapan Anda lahir ?

7.

Siapa presiden Indonesia ?

8.

Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

9.

Siapa nama ibu Anda ?

10.

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka


baru, semua secara menurun.

Jumlah

Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

3. Identifikasi aspek kognitif


Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
No.
1.

Aspek
kognitif
Orientasi

Orientasi

2.

Registrasi

Nilai
Nilai
Maksimal Klien
5

Kriteria

Menyebutkan dengan benar

Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Dimana sekarang kita berada?

Negara
Propinsi
Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)
Kemudian
menjawab:

ditanyakan

kepada

klien,

3.

Perhatian
dan
kalkulasi

Meminta klien berhitung mulai dari 100,


kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat:

4.

Mengingat 3

Meminta klien untuk menyebutkan objek


pada poin 2:

5.

Bahasa

Menanyakan pada klien tentang


(sambil menunjuk benda tersebut):

benda

Meminta klien untuk mengulangi kata berikut


tak ada jika, dan, atau, tetapi.
Klien menjawab........
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah. Ambil ballpoint
di tangan Anda, ambil kertas, menulis saya
mau tidur.
Perintahkan klien untuk hal berikut (Bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)
tutup mata Anda
Perintahkan pada klien untuk menulis atau
kalimat dan menyalin gambar
Total Nilai

30

18

Kerusakan kognitif ringan

Pengkajian ADL
Modifikasi dari Barthel Index
Aktifitas

1. Makan
0= tidak mampu
5= dengan bantuan
10= mandiri
2. Mandi
0= dengan bantuan
5= mandiri
3. Kebersihan diri
0= dengan bantuan
5= mandiri

Skor

10

10

10

4. Berpakaian
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada setengah aktifitas
10
10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
0= inkontinen (termasuk pemberian enema)
10
5= occasional
10= kontinen
6. Mengontrol berkemih
0= inkontinen (termasuk kateter)
5= occasional
10
10= kontinen
7. Penggunaan toilet
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada beberapa aktifitas
10
10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan
5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk
10
10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
15= mandiri
9. Mobilitas (pada permukaan datar)
0= tidak mampu. < 50m
5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan. >50m
10
10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m
15= mandiri (bisa dengan bantuan, mis. tongkat). > 50m
10. Naik turun tangga
0= tidak mampu
5= butuh bantuan
5
10= mandiri

TOTAL (0-100)
95
Interpretasi: ketergantungan ringan

Pengkajian Posisi dan Keseimbangan (Sullivan)


No.

Tes koordinasi

Keterangan

Nilai

1.

Berdiri dengan postur normal

Baik

2.

Berdiri dengan postur normal, menutup


mata

Baik

3.

Berdiri dengan kaki rapat

Baik

4.

Berdiri pada satu kaki

Baik

5.

Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi


netral

Baik

6.

Berdiri, lateral dan flksi trunk

Baik

7.

Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki


di depan jari kaki yang lain

Baik

8.

Berjalan sepanjang garis lurus

Baik

9.

Berjalan mengikuti tanda gambar pada


lantai

Baik

10

Berjalan menyamping

Baik

11.

Berjalan mundur

Baik

12

Berjalan mengikuti lingkaran

Baik

13.

Berjalan pada tumit

Baik

14.

Berjalan dengan ujung kaki

Baik

Jumlah

54

Nilai: 54= Mampu melakukan aktifitas

Analisa Data
Pengelompokan Data
DS:
Klien mengatakan
bahwa ia merasa nyeri
di dada kanan hingga
ke punggung
DO:
Dada kiri klien agak
menonjol
TTV: TD 150/80mmhg
RR 23x/menit
Nadi 93x/menit

Etiologi
Tekanan darah tinggi

Viskositas darah meningkat

Aliran darah yang masuk ke jantung


meningkat

Jantung mengalami kompensasi

Kerja jantung meningkat

Takikardi

Nadi cepat RR naik

Tekanan Systole meningkat

Problem
Penurunan Curah
Jantung

DS:
klien mengatakan
bagian pinggang kiri
belakangnya sering
gatal dan sakit saat
digaruk
skala nyeri 3
Klien mengatakan
sering menggaruk area
gatal jika terasa
DO:
Kulit di sekitar pinggang
belakang terlihat
kehitaman
TTV: RR 23x/menit
Nadi 93x/menit
DS:
Ibu mengatakan tidak
mengetahui cara
mengurangi tekanan
darah
Ibu mengatakan selalu
makan tempe tahu dan
jarang sayur
Ibu mengatakan tidak
tahu makanan apa saja
yang baik dikonsumsi
Pendidikan klien tidak
tamat SD
DO:
Klien terlihat bingung
saat mengatakan
bahwa ia tidak tahu
cara menurunkan
tekanan darah dan
makanan apa saja yang
baik untuknya

Penurunan curah jantung


Gatal dan nyeri

Tidak mengetahui cara menangani

Nyeri akut

dengan benar

menggaruk area gatal/nyeri

membekas kehitaman pada area


nyeri

Kerusakan integritas kulit

Mediator nyeri

Pelepasan brandikinin dan


prostaglandin

Nyeri
Pendidikan tidak tinggi

Kurangnya paparan informasi

Terkena tekanan darah tinggi

Klien merasa cemas

Klien tidak tahu diet yang baik

Klien tidak tahu penatalaksanaan


hipertensi

Klien banyak bertanya

Defisiensi pengetahuan

Kurang
pengetahuan

Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kompensasi jantung akibat tekanan darah
yang tinggi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik gesekan (garukan) yang terjadi di area

pinggang
3. Kurang pengetahuan diet hipertensi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: Ny.Dj
Usia
: 82 tahun
No
1

No. Reg
:
Tgl Pengkajian: 21 November 2013

Dx.Keperawatan
Penurunan

Tujuan
curah Penurunan curah

Kriteria hasil

TD

jantung

jantung Ny. Dj

klien

berhubungan

tidak semakin

(120/80mmHg)

dengan

parah setelah

kompensasi
jantung

akibat

tekanan

darah

yang tinggi

a.

lingkungan yang tenang

normal

Rasional
Tirah baring
tenang

akan

yang

menurunkan

gejala penurunan curah jantung


dan

Pasien

dilakukan tindakan

Intervensi
Pertahankan tirah baring, a.

membantu

sirkulasi

peredaran darah
nyaman b.
Bantu pasien dalam
dan
tidak
ambulasi sesuai kebutuhan
b. membantu ambulasi klien akan
menunjukkan
tampak

keperawatan
selama 3 x 24 jam

tanda-tanda

membantu

distress

pemakaian energi dan beban


RR

klien

normal

(16x/menit)

c.

Anjurkan

pada

klien

untuk

mengurangi

kerja jantung

membatasi aktivitas
c.
d. Pantau TTV sesering mungkin
e.Tinggikan kepala saat berbaring

aktivitas

berlebih

akan

meningkatkan kerja jantung


d. untuk mengetahui kondisi klien
secara berkala
e. melancarkan peredaran darah

f. Kolaborasi pemberian obat anti


HT sesuai indikasi : Captopril, ace
inhibitor,

dan

f. meregangkan pembuluh darah

obat-obatan

vasodilator
g. anjurkan klien untuk berobat ke

g. gejala tersebut adalah tanda-

puskesmas atau rumah sakit jika

tanda gangguan jantung

didapati nyeri dada atau sesak


2

Nyeri berhubungan Nyeri yang


dengan
terjadi

gesekan dirasakan oleh

(garukan)
pinggang

b. kompres hangat untuk


b.
Beri
tindakan
nonfarmakologi
tidak
adanya
mengurangi nyeri dan pegal
untuk
menghilangkan
nyeri
gatal dan nyeri

area berkurang setelah


dilakukan tindakan

seperti kompres hangat pada

Pasien

keperawatan selama
3 x 24 jam

dalam

mengungkapkan

yang Ny.Dj hilang atau


di

nafas
Pasien a. Anjurkan pada klien teknik nafas a. mengurangi intensitas nyeri

pinggang, pijat punggung dan

tampak nyaman

leher, posisi

TTV

dalam

tehnik

relaksasi, bimbingan imajinasi

batas

dan distraksi

normal
Skala

nyaman,

c.

Beritahu

c. menggaruk area yang gatal


akan menyebabkan kulit mudah
teriritasi dan memicu gangguan

klien

untuk

tidak

nyeri turun dari 3

integritas kulit
menggaruk area yang nyeri dan d. obat tersebut

ke 1

gatal

mengurangi

intensitas nyeri karena bersifat


antihistamin

d. Kolaborasi pemberian obat sesuai


indikasi : analgesik, antiansietas
(lorazepam,

ativan,

diazepam,

valium )
3

Kurang
pengetahuan
hipertensi

Klien memahami
diet tentang diet HT

setelah dilakukan

Pasien a.

dapat

menyebutkan apa

Ajarkan

Klien

secara a.

sederhana mengenai konsep HT


b. gunakan bahasa yang dipahami

klien

lansia

biasanya

mengalami penurunan kognitif


b. klien lansia memakai bahasa
daerah dan memahami dengan

berhubungan

tindakan

dengan kurangnya keperawatan


terpapar informasi
selama 7 x 24 jam

itu hipertensi

klien

Pasien

memahami

harinya
c. keluarga terdekat klien akan
c. Libatkan keluarga dan minta

pengertian, tanda

untuk mengingatkan klien dalam

dan gejala,

segala aktivitas terutama diet

penyebab
hipertensi
Klien

dapat

garam pada klien secara berkala

Klien
dapat memahami
dan menyertakan
makanan dalam
diet DASH dengan
baik

Klien
memaparkan

mengingatkan detail penting


mengenai diet
d. meningkatkan

pengetahuan

tsb bagi HT
e. observasi akan memudahkan

makanan yang

untuk

mengurangi asupan lemak dan


e. observasi masukan lemak dan

penderita HT

klien

klien tentang bahaya makanan

menyebutkan

dikonsumsi untuk

membantu

d. Ajarkan pada klien pentingnya


garam

baik dan tidak baik

baik dengan bahasa sehari-

f. Ajarkan pada klien pentingnya


menyertakan serat dalam menu
makan (sayur dan buah)
g. observasi masukan serat pada
klien secara berkala

perawat untuk mengarahkan


klien
f. serat dapat memudahkan BAB
dan memperbaiki fungsi organ
serta

mengganti

asupan

makanan berlemak
g. observasi akan memudahkan
perawat untuk mengarahkan
klien

pentingnya
pengurangan
garam dalam
penyembuhan HT
dan
mempraktekkan
pengurangan
konsumsi garam

INTERVENSI DAN EVALUASI


Perawat: Ilham Akbar S. Kep
NIM : 0910723004
Tgl Dx
Jam
21/ 1 9.30-11.00
11/
13

a.

Implementasi
mempertahankan

tirah

baring, lingkungan yang tenang

Evaluasi
S: - klien mengatakan sering istirahat karena kegiatannya sehari-hari
hanya di rumah saja
Klien mengatakan sehari-harinya hanya bersih-bersih rumah,

Ttd

b.

membantu pasien dalam

mengurus kucing dan menonton televisi


O: - klien tampak sering duduk-duduk sambil melihat televisi
ambulasi sesuai kebutuhan
Pada saat perawat datang klien sedang menyapu
c. menganjurkan pada klien untuk A: implementasi yang diajukan tercapai sebagian
P: memantau kembali kondisi klien, ttv dan aktivitasnya
membatasi aktivitas
d. memantau TTV sesering mungkin
e.meninggikan kepala saat berbaring
f. berkolaborasi pemberian obat anti
HT sesuai indikasi : Captopril, ace
inhibitor,

dan

obat-obatan

vasodilator
g. menganjurkan klien untuk berobat
ke puskesmas atau rumah sakit
jika didapati nyeri dada atau
23/
11/
13

sesak nafas
10.00-11.30 a. menganjurkan pada klien teknik S: - klien mengatakan nyeri kadang masih terasa
klien mengatakan gatal dan nyeri sudah berkurang
nafas dalam
O: klien tidak terlihat menggaruk bagian yang gatal
b. memberi tindakan nonfarmakologi A: implementasi tercapai sebagian
P: terus menganjurkan teknik kompres hangat dan tidak menggaruk area
untuk menghilangkan nyeri
yang gatal
seperti kompres hangat pada
pinggang, pijat punggung dan
leher, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi
dan distraksi

c. memberitahu klien untuk tidak


menggaruk area yang nyeri dan
gatal
d. berkolaborasi pemberian obat
sesuai

indikasi

analgesik,

antiansietas (lorazepam, ativan,


28/
11/
13

diazepam, valium )
11.00-12.00 a.
mengajarkan
secara

sederhana

konsep HT
b.

menggunakan

Klien S: - klien dapat menyebutkan kembali konsep HT secara singkat


- klien dapat menyebutkan kembali tentang diet DASH dan pembatasan
mengenai
garam

bahasa

yang

- klien mengatakan bahwa penggunaan garam hanya sejumput dan

dipahami klien
c. Melibatkan keluarga dan minta
untuk mengingatkan klien dalam
segala aktivitas terutama diet
d.

Mengajarkan

pada

lemak dan garam


e. mengobservasi masukan lemak
dan garam pada klien secara
pada

menunjukkan takarannya
- klien mengatakan menyertakan buah jika anaknya membelikan saja
- klien mengatakan tidak suka mengkonsumsi makanan berlemak

O: klien terlihat hanya makan tempe tahu dan nasi saja setiap harinya
A: - implementasi keperawatan tercapai sebagian
klien P: - berusaha mengikut sertakan anggota keluarga dalam sesi perawatan

pentingnya mengurangi asupan

berkala
f.
mengajarkan

- klien dapat memahami bahasa yang digunakan perawat dengan baik

klien

berikutnya.
- terus melakukan observasi pembatasan garam dan lemak
- terus melakukan observasi penyertaan serat dalam menu makan klien

pentingnya

menyertakan

serat

dalam menu makan (sayur dan


buah)
g. mengobservasi masukan serat
pada klien secara berkala

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari intervensi yang telah dilakukan didapatkan hasil tingkat nyeri yang dirasakan klien
tidak lagi terasa pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Klien mengikuti anjuran perawat untuk
memberikan kompres hangat pada area nyeri/gatal. Klien tidak mengeluhkan adanya pusing atau
nyeri tengkuk.
Untuk intervensi yang berkaitan dengan pengetahuan klien, perawat telah memberikan
penyuluhan dan home visit sebanyak 5 kali kunjungan untuk mengetahui perkembangan
pemahaman klien mengenai diet hipertensi dan DASH. Melalui hasil observasi tekanan darah
secara berkala didapatkan tekanan darah klien relative stabil dikarenakan pola makan klien
berkisar nasi dengan lauk tempe tahu dan sayur seadanya tanpa tambahan makanan berlemak
lainnya. Klien mengatakan tidak menyukai makanan berlemak sehingga tidak menyertakannya
dalam menu makan harian. Klien sesekali menyertakan kandungan serat berupa buah-buahan.
Untuk penggunaan garam, klien mengatakan tidak menyukai makanan asin sehingga
hanya menggunakan sejumput garam dalam setiap menu masakannya, ditambah lagi karena klien
hanya makan tempe dan tahu setiap harinya.
Beberapa keterbatasan dalam pemberian intervensi pada klien Ny. DJ adalah perawat
masih tidak dapat menemui anak klien karena klien tinggal sendiri. Berikutnya adalah klien hanya
tinggal dengan 3 ekor kucing yang menyebabkan lingkungan rumah menjadi kurang higienis.
Secara keseluruhan klien merasa kesehatannya mulai membaik dengan adanya kunjungan
rutin dari perawat.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan keperawatan terhadap ny.Dj adalah tekanan
darah ny.Dj sudah mulai stabil. Konsumsi makanan yang berserat perlu ditingkatkan sementara
konsumsi makana berlemak sudah cukup baik. Penggunaan garam ny. Dj sudah cukup baik karena
hanya menggunakan kurang dari 1 sendok teh (2300 mg).

B. Saran
Perlu adanya sesi dengan keluarga terutama anak-anak klien untuk membantu aplikasi diet
hipertensi yang sehat dan membantu aktivitas serta intervensi lanjutan jika klien lupa. Perlu
adanya pertemuan dengan keluarga untuk membahas pola hidup ny. Dj yang tinggal dengan 3
ekor kucing dan lingkungan yang menjadi kurang higienis sehingga dapat ditemukan solusi yang
baik bagi klien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume
XXXIX 2003; 4: 234-8
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006.
Bangkinang 2007.
Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk
Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health
2003;57:734739
Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK
UI. 2006
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006.
Bangkinang 2007

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta.
2006: 610-14
Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas Kardiovaskuler
Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi Indonesia. XXV (4)
hal: 166 167.
Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and
Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of
Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.
Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi
DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai