Anda di halaman 1dari 10

Portofolio 4 Malaria Falciparum

Nama Peserta : Grace Watung


Nama Wahana : RSUD Noongan
Topik : Malaria Falciparum
Tanggal (kasus) : 29 01 - 2015

No. RM : 060939

Tanggal presentasi :

Nama Pendamping : dr. Lucky Dalos, M.MKes

Tempat Presentasi :
Obyektif presentasi :
KKeilmua

KKeterampila

PPenyegaran
n
n
DDiagnost
MManajemen MMasalah
ik
NNeonat BBay AAn RRemaj
us
i
ak
a

TTinjauan pustaka
IIstimewa

DDewas LLansi
BBumil
a
a

Deskripsi : Wanita, 43 tahun, keluhan demam sejak 5 hari yang lalu dan tampak kuning.
Tujuan : Tatalaksana Malaria falciparum

Bahan bahasan :
Cara membahas

TTinjauan pustaka
DDisku

si

RRise

t
PPresentasi dan
diskusi

KKas

us
EEma
il

AAudit
PPos

Data pasien

Nama : Ny. R. N

Nama klinik : RSUD Noongan

Pekerjaan : IRT

No. Registrasi : 060939


Terdaftar sejak :
29-01-2015

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / gambaran klinis : Keadaan umum tampak sakit dengan keluhan demam terus menerus selama kurang lebih 5 hari. Demam
disertai menggigil dan berkeringat banyak. Keluhan disertai nyeri kepala, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, disertai mual. Pasien
juga merasa mata dan telapak tangan mulai kuning. BAB kehitaman disangkal. BAK biasa.
2. Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi, DM disangkal pasien
3. Riwayat pengobatan : Pasien mengkonsumsi obat penurun panas (paracetamol), tapi kemudian demam muncul lagi.
4. Riwayat kesehatan / penyakit : Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
5. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini
6. Riwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

7. Lain-lain : (PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM, dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan
FASILITAS WAHANA)
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit
Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 95 x/m

Respirasi

: 20 x/m

Suhu badan

: 39,30 C

Kepala

: konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (+/+)

Thoraks

: cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dekstra
Auskultasi : S I-II normal, bising (-)
Pulmo : Inspeksi

: Simetris, Retraksi (-)

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: sonor kanan = kiri

Auskultasi : Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen : Datar. Lemas, BU (+) Normal, NTE (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

b. Laboratorium
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematocrit
Malaria

13,8 gr%
3600/mm3
5,09 juta/mm3
210.000/mm3
40%
Plasmodium Falciparum Gamet (+)

SGOT
SGPT

106 u/l
82 u/l

Daftar pustaka :
Guideline For The Treatment of Malaria Second Edition. World Health Organization. 2010
Pedoman Pelaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Departemen
Kesehatan RI. Tahun 2008
Luciana Kuswibawati. 2002. Kemoprofilaksis malaria bagi wisatawan; SIGMA, Vol. 5, No. 1:69-76. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Hasil pembelajaran :
Mengetahui gejala klinis Malaria
Menegakkan diagnosis Malaria
Dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat pada Malaria

1. Subjektif
Keluhan Utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke RSUD Noongan, dengan keluhan demam terus menerus selama kurang lebih 5 hari. Demam disertai menggigil dan
berkeringat banyak. Keluhan disertai nyeri kepala, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, disertai mual. Pasien juga merasa mata dan
telapak tangan mulai kuning. BAB kehitaman disangkal. BAK biasa.
2. Objektif
Keadaan umum

: Tampak sakit

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 95 x/m

Respirasi

: 20 x/m

Suhu badan

: 39,30 C

Kepala

: konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (+/+)

Thoraks

: cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dekstra
Auskultasi : S I-II normal, bising (-)

Pulmo :

Inspeksi

: Simetris, Retraksi (-)

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: sonor kanan = kiri

Auskultasi : Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen : Datar. Lemas, BU (+) Normal, NTE (+)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Laboratorium
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematocrit
Malaria

13,8 gr%
3600/mm3
5,09 juta/mm3
210.000/mm3
40%
Plasmodium Falciparum Gamet (+)

SGOT
SGPT

106 u/l
82 u/l

3. Assesment
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oelh protozoa genus plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan demam, menggigil anemia dan splenomegali

Plasmodium malaria yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertian dan plasmodium falciparum
yang menyebabkan malaria tropika.
Manifestasi klinis alaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria. Berat/ringannya infeksi
dipengaruhi oleh jenis plasmodium, daerah infeksi, umur, ada dugaan konstitusi genetic, keadaan kesehatan dan nutrisi, kemprofilaksis
dan pengobata sebelumnya.
Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodic, anemia, splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing
plasmodium. Keluhan prodormal dapat berupa malaise, kelesuan, sakit kepala, demam ringan, nyeri sendi dan tulang, anoreksia, diare
ringan dan kadang-kadag dingin. Keluhan prodormal sering pada p. vivax dan ovale. Sedang pada p. falciparum dan malariae keluhan
prodormal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.
Gejala klinis yaitu terjadinya triase malaria secara berurutan :
o Periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil.
o Priode panas : muka penderita merah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti keadaan berkeringat.
o Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperatur turun dan penderita merasa sehat.
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
-

Riwayat demam intermiten atau terus menerus

Riwayat dari atau pergi ke daerah endemik malaria

Trias malaria

Diare (dapat merupakan gejala utama)

B. Pemeriksaan Fisik
-

Konjungtiva Pucat

Sklera Ikterik

Splenomegali

C. Laboratorium
Pemeriksaan tetes darah
-

Tetesan preparat darah tebal : cara terbaik menemukan parasit malaria

Tetesan preparat darah tipis : digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium

Tes antigen : P-F Test


Mendeteksi antigen dari P. Falciparum (Histidine Rich Protein II)
Tes serologi
Mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifisitasnya tinggi

PENGOBATAN
Secara global, WHO telah menetapkan pengobatan malaria dengan ACT (Artemisinin base Combination Therapy).
Kombinasi obat ini dapat berupa kombinasi obat tetap (fixed dose) atau kombinasi tidak tetap (non-fixed dose). Kombinasi dosis

tetap lebih memudahkan pemberian pengobatan. Contohnya ialah Co-Artem, Artekin. Kombinasi tidak tetap misalnya
Artesunat+Meflokuin, Artecom+Primakuin, Artesunat+Klorokuin, dll.
Pada malaria berat pengobatannya berupa Artesunat iv/im 2,4 mg/kgBB diberikan pada jam ke-0, 12, 24, dilanjutkan 1 kali
per hari. Drip Kina HCl 500 mg (10 mg/kgBB) dalam 250-500 ml D5% diberikan dalam 6-8 jam (maksimum 2000 mg) dengan
pemantauan EKG dan kadar gula darah 8-12 jam. Kombinasi kina dengan tetrasiklin 94 mg/kgBB 4 x sehari atau doksisiklin 3
mg/kgBB 1 x sehari.
4. Plan
Diagnosis : Malaria Falciparum
Pengobatan :

IVFD RL 20 gtt/m

Inj. Ranitidine 2x1 amp

Antasida syr 3xCI

Hepamax 1x1 caps

Artesunat 50mg : Hari I 1x4 tab


Hari II 1x4 tab
Hari III 1x4 tab

Amodiaquine 200mg :

Hari I 1x4 tab


Hari II 1x4 tab
Hari III 1x4 tab

Primakuin 1x3 tab (SD)

Paracetamol 3x1 tab

Anda mungkin juga menyukai