Anda di halaman 1dari 36

STUDI KASUS

HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN WANITA DENGAN OBESITAS DAN


MASALAH ASPEK INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

Oleh :
Renny Dwi Sandhitia S
1102010235

Pembimbing :
dr. Dian Mardhiyah, MKK
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 7 SEPTEMBER 9 OKTOBER 2015


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: Ny. S

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 38 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Betawi

Alamat

: Jln. Johar Baru Utara No.26

Tanggal Berobat

: 16 September 2015

Tanggal Kunjungan

: 16 September 2015

B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 16 September 2015 pukul
11.30 WIB di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.
1. Keluhan Utama

: Nyeri kepala

2. Keluhan Tambahan

:Tengkuk pegal

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Johar baru dengan keluhan nyeri
kepala sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu
.Letak nyeri kepala berpindah-pindah namun lebih sering dirasakan di daerah
belakang kepala. Pasien mengeluh tengkuk terasa pegal yang diakui pasien datang
bersamaan ketika nyeri kepala terjadi dan sering berlanjut meskipun nyeri kepalanya
sudah hilang atau berkurang.
Riwayat mengalami trauma pada kepala dan leher disangkal . Adanya mual
dan muntah disangkal pasien . Adanya lemah anggota tubuh ,bicara pelo dan mulut
mencong disangkal. Keluhan sesak nafas bila beraktivitas, nyeri dada sebelah kiri

yang menjalar ke leher kiri hingga lengan kiri di sangkal. keluhan pilek berulang
disetai nyeri pada daerah wajah disangkal .Keluhan penglihatan tiba tiba buram
disangkal.
Pasien mengaku dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah
diketahuinya sejak 1 tahun yang lalu. Pertama kali pasien

mengetahui dirinya

menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala dan pundak terasa tegang. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
dan hasilnya tinggi, yaitu 160/90 mmHg. Tekanan darah tertinggi yang pernah
dialami diakui pasien 170 /100 mmHg. Oleh dokter, pasien dianjurkan untuk berobat
rutin dan harus kontrol tiap satu minggu sekali. Namun pasien tidak rutin kontrol dan
sejak 2 bulan terakhir pasien tidak minum obat darah tinggi maupun datang ke
puskesmas untuk kontrol dengan alasan takut jika harus minum obat terus menerus.
Pasien mengaku takut tekanan darah nya terus meningkat dan dapat
mengakibatkan penyakit lainnya seperti stroke yang telah dialami ibunya, Pasien
memahami jika penyakit darah tinggi belum dapat disembuhkan namun tekanan
darah dapat di kontrol dengan berobat yang rutin. Pasien berharap tekanan darah tidak
semakin meningkat dan keluhan seperti nyeri kepala dan tengkuk terasa pegal dapat
terobati.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a) Riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu, namun tidak rutin
minum obat.
b) Riwayat Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, TB paru, Penyakit Ginjal dan Asma,
disangkal oleh pasien
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a) Riwayat hipertensi pada ibu pasien yang saat ini mengalami stroke.
b) Riwayat Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, TB paru, Penyakit Ginjal dan Asma,
pada keluarga disangkal oleh pasien
6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suaminya , kedua anak dan
kedua orang tuanya. Pasien tinggal di rumah tersebut sejak berusia 20 tahun,setelah
pasien menikah.
Suami pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil sementara pasien sebagai
ibu rumah tangga,pasien memiliki kontrakan disamping rumahnya.Dari usaha
kontrakan dan gaji suami paaien sebagai PNS dalam satu bulan keluarga ini
mendapatkan penghasilan sebesar Rp.6000.000,00 , sehingga keadaan ekonomi
keluarga ini termasuk kategori menengah. Dengan penghasilan ini keluarga Ny. S
dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung.
Pasien merupakan seorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungannya.
Ny.S suka mengikuti kegiatan perkumpulan seperti arisan ,pengajian dan gotong
royong di RT/RW setempat. Begitu pula dengan suaminya yang sering mengikuti
kegiatan yang diadakan di masjid maupun lingkungan RT/RW setempat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien dan keluarganya memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam . Pasien
mengaku jarang mengonsumsi ikan asin namun ia memang lebih menyukai masakan
yang asin dan gurih dibandingkan dengan yang manis. Semenjak didiagnosis
memiliki tekanan darah tinggi oleh dokter pasien tetap sering memakan makanan
yang asin dan gurih. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok . Namun suami,ayah
dan anak pertama pasien sering kali merokok di rumah. Pasien menyangkal riwayat
keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Kegiatan pasien sehari-hari
adalah memasak, membersihkan rumah dan bersosialisasi dengan warga sekitar
tempat tinggalnya.

Pasien tidak menyisihkan waktu untuk berolahraga dalam

kegiatan sehari-harinya.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

: Tampak Sakit Ringan

2. Vital sign
a) Kesadaran

: Compos Mentis

b) Tekanan Darah

: 160/90 mmHg

c) Frekuensi Nadi

: 82 x/menit

d) Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit


: 36,5 o C

e) Suhu
3. Status Generalis:
Kepala

: Normocephal, rambut lurus, tidak mudah dicabut.

Mata

: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik,


refleks cahaya langsung +/+,refleks cahaya tidak
langsung +/+,pupil bulat isokhor.

Leher

: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan


kelenjar tiroid. Jugular Venous Pressure 3 + 1 cm
H2O.

Thoraks
Cor

:
I

: Iktus Kordis Tidak terlihat

: Iktus Kordis Teraba di ICS V linea midclavicularis


sinistra

: Batas Jantung kanan di ICS IV linea parasternalis


dextra
Batas Jantung kiri di ICS V linea midclavicularis
sinistra
Batas Pinggang jantung di ICS III linea parasternalis
sinistra

Pulmo

: S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

: pergerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris,


bentuk dada simetris, retraksi sela iga (-)

: Fremitus Taktil dan Fremitus Vokal normal

: Sonor pada seluruh lapang paru

Abdomen

: Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

: Sikatrik (-), tidak tampak masa (-)

: Timpani pada seluruh lapang abdomen, bising usus


(+) normal

: Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Hepar dan lien tidak
teraba, undulasi (-), nyeri ketok CVA (-)

: shiffting dullness (-)

Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot ke empat


ekstremitas Normal.

4. Status Gizi
BB

: 69 kg

TB

: 151 cm

BB Ideal

: (151-100) (10 % x 51) = 45.9 kg

Status Gizi

: (BB aktual : BB ideal) x 100 %

69 : 45.9 x

100 % = 150%
IMT

: (BB : TB (m2)) = 69 : 2.25 = 30.6%

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh


IMT
STATUS GIZI
<18,5
Berat Badan Kurang
18,5 22,9
Berat Badan Normal
>23,0
Kelebihan Berat Badan
23,0 24,9
Beresiko Menjadi Obes
25,0 29,9
Obes I
>30,0
Obes II
Sumber : Center For Obesity Research and Education, 2007
Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obes II

Tabel 2. Kriteria Brocca


Status Gizi
< 90 % BBI
90 110 % BBI

KATEGORI
Berat badan kurang
Berat badan normal
7

110 120 % BBI


Kelebihan berat badan
> 120 % BBI
Gemuk BB
Sumber :Centre for Obesity Research and Education 2007
D. Pemeriksaan Penunjang

a)
b)
c)
d)
e)

Gula Darah Sewaktu : 86 mg/dl


Saran Pemerikasaan
EKG
Kolesterol , HDL , LDL
Urin Rutin
Ureum, Kreatinin
Foto thoraks
BERKAS KELUARGA
A.Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga

: Tn. S berusia 42 tahun pekerjaan pegawai


negeri sipil

b. Identitas Pasangan

: Pasien bernama Ny. S berusia 38 tahun dan


bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga

c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan
No
1.

Nama dalam
Tn. S

Keluarga
Kepala
Keluarga

Keterangan
Gender Umur Pendidikan

Pekerjaan Tambahan

pegawai

42 th

S1

Pemilik Rumah

negeri
sipil
8

2.

Ny. S

Istri

38 th

SMA

Ibu rumah Pasien +

3.
4.
5.
6.

An. A
An. C
Tn. R
Ny.W

Anak
Anak
Ayah
Ibu

L
P
L
P

16 th
13 th
63 th
60 th

SMA
SMP
SMP
SMP

tangga
pelajar
pelajar
-

B.Genogram
1.Bentuk keluarga
Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn..S

berusia 42 tahun yang merupakan suami dari pasien Ny. S berusia 38

tahun,yang tinggal bersama kedua anaknya An. A 16 tahun dan An.C 13 tahun, serta
orang tua Ny. S yaitu Tn.R 63 tahun dan Ny.W 60 thn Bentuk keluarga adalah
keluarga Besar (Extended Family).
Bentuk Bentuk Keluarga :
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
2. anak-anak.
3. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak
saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
4. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
5. Keluarga Duda/janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
6. Keluarga

berkomposisi

(Composite)

adalah

keluarga

yang

perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.


7. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
2.Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn.S dan Ny. S termasuk ke dalam tahap keluarga ke
5 yaitu keluarga dengan anak remaja,tahap di mana pasangan memiliki anak remaja
dan perlu menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda ,menyertakan
9

remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga ,mencegah adanya gap komunikasi dan
mempertahankan filosufi hidup dalam keluarga .
Tn. S sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. S (Pasien) dan memiliki 2
orang anak yang tinggal bersama di rumah. Anak pertama bernama An.A 16 tahun
laki-laki seorang pelajar SMA. Anak kedua bernama An. C 13 tahun perempuan yang
merupakan seorang pelajar SMP.
Tahap Perkembangan Keluarga :
Tahap Perkembangan Keluarga Duvall (1978) mengembangkan model tahap
kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali
(realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk,
keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan
menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk
perkembangan keluarga.
1. Pasangan baru (keluarga baru)
a) Membina hubungan dan kepuasan bersama
b) Menetapkan tujuan bersama
c) Mengembangkan keakraban
d) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
e) Diskusi tentang anak yang diharapkan
2. Child bearing (menanti kelahiran)
a. Persiapan untuk bayi
b. Role masing-masing dan tanggung jawab
c. Persiapan biaya
d. Adaptasi dengan pola hubungan seksual
e. Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3. Keluarga dengan anak pra-remaja
a. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga

10

b. Merencanakan kelahiran anak kemudian


c. Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4. Keluarga dengan anak sekolah
a. Menyediakan aktivitas untuk anak
b. Biaya yang diperlukan semakin meningkat
c. Kerjasama dengan penyelenggara kerja
d. Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
e. Sistem komunikasi keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
a. Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
b. Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
c. Mencegah adanya gap komunikasi
d. Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
a) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
b) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
c) Kembali suasana suami istri
d) Mempertahankan komunikasi terbuka
e) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7. Keluarga dengan usia pertengahan
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
c) Keakraban pasangan
d) Mempertahankan kontak dengan anak
e) Partisipasi aktivitas sosial

11

8. Keluarga dengan usia lanjut


a) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
b) Kesadaran untuk saling merawat
c) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
d) Pertahankan kontak dengan anak cucu
e) Menemukan arti hidup
f) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

3. Family Map (gambar)

Sudah meninggal
saat berusia 78 th
karena usia tua

Sudah meninggal
saat berusia 73 th.
Karena Usia Tua

Tn. R 63 thn

Ny. W 60 thn
,dengan riwayat
hipertensi dan
stroke

12

Ny.S
(pasien)

Tn. S
42 th

An. A
16 thn

An. C
13 thn

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: laki-laki (meninggal)

: perempuan
(meninggal)

: perempuan (mengidap penyakit)


: laki-laki meninggal
(mengidap penyakit)
--------

: garis pernikahan
: anggota keluarga serumah

:perempuan
meninggal
(mengidap
peNyakit)
: garis keturunan

3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a.Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah

: Milik Sendiri

Daerah perumahan
: Padat penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 9 x 8 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Kesimpulan
Keluarga Ny. S tinggal di rumah milik
sendiri dengan lingkungan sekitar yang

13

Bertingkat : Lantai rumah dari: Keramik


Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1500 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
Gambar

1.

Denah

bersih

namun

padat

penduduk.

Ketersediaan air bersih, jamban keluarga


serta tempat pembuangan sampah baik.

Rumah

Keluarga

Pasangan

Tn.

dan

Ny.

8m

9m

Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan Rumah


Tangga)
a) 1 buah televisi
b) 2 buah kipas angin
c) 1 buah sepeda motor
14

d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

3 buah handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah penanak nasi
4 buah sofa
1 buah meja makan
4 buah kursi kayu
1 buah lemari pendingin satu pintu
Secara kepemilikan barang dari keluarga Tn. S dikatakan Cukup

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a.

Sebutkan jenis tempat berobat

: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

b.

Balita

: KMS (-) tidak ada balita dalam keluarga.

c.

Asuransi/Jaminan kesehatan

: Kartu BPJS.

d.

Perilaku Kesehatan

: Apabila terdapat anggota keluarga yang sakit

hingga mengganggu aktivitas sehari- hari

akan langsung dibawa berobat ke

puskesmas.
e.

Perilaku Terhadap Makanan

: Keluarga dan pasien memiliki kebiasaan

makan 3 kali sehari, pasien dan keluarga senang mengkonsumsi makanan asin dan
gurih. Makanan yang dimakan adalah masakan Ny. S daN makanan yang terkadang
di beli diluar.
Kesan:
Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan terlihat bahwa pasien dan keluarga
memiliki kepedulian tentang kesehatan, dengan memliki kartu BPJS dan berobat ke
puskesmas apabila terdapat anggota keluarga yang sakit. Keluarga pasien memiliki
kebiasaan makan-makanan asin dan terkadang juga membeli makanan di luar.

15

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor

Keterangan

Cara mencapai pusat pelayanan


kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan

Kesimpulan

Angkot atau Kendaran Pasien

jika

Bermotor

langsung

dirinya

Puskesmas.
Gratis

mengalami
berobat

Karena

sakit
ke

biayanya

gratis dan jarak yang tidak terlalu


jauh dari rumah pasien, sehingga
dapat

Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

ditempuh

dengan

naik

angkot (Puskesmas Johar baru).


Dan pasien juga merasa cukup
puas dengan pelayanan yang ada
di Puskesmas Johar baru

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a.

Kebiasaan makan
Sebelum terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluargannya makan sebanyak 3

kali sehari, sering mengkonsumsi makanan asin dan gurih.


Setelah terdiagnosis hipertensi pasien dan keluarganya makan 3 kali sehari,
dengan menu makanan sehari-hari keluarga Tn. S dan Ny. S tidak menentu dan
bervariasi. Masakan lebih sering digoreng daripada dengan cara memasak yang
16

lainnya. Ny. S mengatakan dialah yang memasak untuk keluarga dan jarang membeli
jajanan di luar rumah. Ia mengaku makan tepat waktu dengan anak pertama dan
keduanya. Ny. S menyukai makanan yang asin dan gurih dibandingkan dengan
makanan yang manis-manis. Ny.S mengaku jarang mengkonsumsi ikan asin.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:


Keluarga Tn. S dan Ny. S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi
seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola makan
gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
Tabel Food Recall Ny.S

17

Tanggal

Waktu

Pagi

Menu
1 buah pisang goreng, 2 buah kue
lumpur,1 gelas teh manis (2 sdm
gula), 1 gelas air putih (@200 ml)

Jumlah Kalori

Kalori : 1169
Siang

1 porsi Nasi Soto Daging (Nasi kal


,Minyak
goreng
,Sayuran Karbohidrat:
Daging,kacang)2

16

gelas

(@200 ml)

Septembe

air

putih 728 kal


Protein:

108

kal

r 2015

Lemak:

292

kal
1 porsi nasi putih, 1 potong ayam Natrium
goreng, 1 potong tempe goreng, 2 17,5 gr

gelas air putih (@200 ml)


Malam

Tanggal

Waktu

Menu

Jumlah Kalori

1 porsi nasi putih, 1 buah telur dadar ,


Pagi

1 gelas teh manis (2 sdm gula),1 gelas


air putih (@200 ml)
Kalori : 1084
kal
Karbohidrat :
560 kal

15
Septembe

Siang

r 2015

gado Protein : 220


-gado(lontong,sayur,tahu,tempe,bumb kal
1
u

porsi

kacang,telur),kerupuk

putih 2 gelas (@200 ml)

udang,air Lemak
299kal
Natrium
22,5 gr

1 porsi nasi putih,1 potong ikan


Malam

sarden,1 posi sayur asem,1 gelas air

:
:
18

Analisis makanan
Tanggal 16 September 2015
1 pisang goreng

= 190 kalori

Karbohidrat

= 32 gr x4 = 128 kal

Lemak

= 10 gr x4 = 40 kal

2 kue lumpur

= 250 kalori

Lemak

= 5 gr x 9

= 45 kal

Protein

= 5 gr x 4

= 20 kal

Karbohidrat

= 32 gr x 4 = 128 kal

Natrium

= 1sdt x 5gr = 5 gr

1 gelas teh manis

= 104 kal

Karbohidrat

= 26 gr x 4 = 104kal

1 porsi nasi

= 175 kal

Karbohidrat

= 40 gr x 4 = 160 kkal

Protein

= 4 gr x 4 = 16 kal

1 porsi soto daging

= 100 kal

Lemak

= 10 gr x 9 = 90 kal

protein

= 5 gr x 4 = 20 kal

Natrium

= 1 sdt x 5 gr = 5 gr

1 porsi nasi

= 175 kal

Karbohidrat

= 40 gr x 4 = 160 kkal

Protein

= 4 gr x 4 = 16 kal

1 potong ayam goreng= 100 kal


Karbohidrat

= 2 gr x 10 = 20 kal

Lemak

= 10 gr x 9 = 90 kal

19

Protein

= 2 gr x 4 = 8 kal

Natrium

= 1 sdt x 5 gr = 5gr

1 potong tempe goreng= 75 kal


Karbohidrat

= 7 gr x 4 = 28 kal

Lemak

= 3 gr x 9 = 27 kal

Protein

= 5 gr x 4 = 20 kal

Natrium

= sdt x 5 gr = 2.5 gr

Tanggal 15 September 2015


1 porsi nasi

= 175 kal

Karbohidrat

= 40 gr x 4 = 160 kal

Protein

= 4 gr x 4 = 16 kal

1 porsi telur dadar

= 90 kal

Lemak

= 7 gr x 9 = 63 kal

Protein

=7 gr x 4 = 28 kal

Natrium

= 1 sdt x 5 gr = 5 gr

1 gelas teh manis

= 104 kal

Karbohidrat

= 26 gr x 4 = 104 kal

1 porsi gado-gado

= 210 kal

Karbohidrat

= 21 gr x 4 = 44 kal

Lemak

= 15 gr x 9 = 135 kal

Protein

= 8 gr x 4 = 32 kal

Natrium

= 1sdt x 5gr = 5 gr

2 buah kerupuk udang = 100 kal

20

Karbohidrat

= 10 gr x4 = 40 kal

Lemak

= 5 gr x 9 = 45 kal

Natrium

= sdt x 5 gr = 2,5 gr

1 porsi nasi

= 175 kal

Karbohidrat

= 40 gr x 4 = 160 kal

Protein

= 4 gr x 4 = 16 kal

1 porsi sarden

= 150 kal

Lemak

= 8 gr x 4 = 32

Protein

= 29 gr x 4 = 116

Natrium

=1sdt x 5 gr = 5gr

1 porsi sayur asem

= 80 kal

Karbohidrat

= 12,9 gr x 4 = 51,6 kal

Lemak

= 2,76 gr x 9 = 24,84 kal

Protein

= 3,18 gr x 4 = 12,72 kal

Natrium

= 1 sdt x 5gr = 5 gr

Tanggal 14 September 2015


1 porsi bakwan udang = 281 kal
Karbohidrat

= 32,5 gr x4 = 130 kal

Lemak

= 15 gr x 9 = 135 kal

Protein

= 5 gr x 4

Natrium

= 1 sdt x 5gr = 5gr

= 20 kal

1 porsi indomi rebus = 192 kkal


Karbohidrat

= 43,82 gr x 4 = 175,28 kal

Lemak

= 0,35 gr x 9 = 2,8 kal

Protein

= 1,6 gr x 4 = 6,4 kal

21

Natrium

= 5 gr

1 gelas teh manis

= 104 kal

Karbohidrat

= 26 gr x 4 = 104kal

1 porsi nasi

= 175 kkal

Karbohidrat

= 40 gr x 4 = 160 kal

Protein

= 4 gr x 4 = 16 kal

1 porsi rendang daging= 220 kal


Lemak

= 20 gr x 9 = 180 kal

Protein

= 10 gr x 4 = 40 kal

Natrium

= 2 sdt x 5gr = 10 gr

1 porsi gulai nangka = 120 kal


Karbohidrat

= 20 gr x4 = 80 kal

Lemak

= 10 gr x 4 = 40 kal

Natrium

= 1 sdt x 5 gr = 5 gr

1 porsi nasi goreng ayam = 320 kal


Karbohidrat

= 42 gr x 4 = 168 kal

Lemak

= 12 gr x 9 = 108 kal

Protein

= 10 gr x 4 = 40 kal

Natrium

= 2 sdt x 5 gr = 10 gr

1 porsi empek-empek = 240 kkal


Karbohidrat

= 32 gr x 4 = 128 kal

Lemak

= 10 gr x 9 = 90 kal

Protein

= 8 gr x 4 = 32 kal

Natrium

= 2 sdt x 5 gr = 10 gr

22

Perhitungan kebutuhan energi pasien berdasarkan rule of thumb pada pasien


obesitas yaitu :
- Kebutuhan Kalori Basal = BB ideal x 25 kalori = 45.9 x 25 kalori = 1147 kalori
- Kebutuhan Untuk Aktivitas Ringan Ditambah 10% = 10% x 1147 kalori = 114.7
kalori
- Koreksi Karena Kelebihan Berat Badan Dikurangi 20% = 20% x 1147 kalori =
229.4 kalori
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
1147 kalori + 114,7 kalori - 229,4 kalori = 1032,3 kalori
Sedangkan kalori rata-rata yang dimakan Ny. S dalam sehari melebihi kebutuhan
yaitu 1301 kalori.
a)

Kebutuhan protein
Kebutuhan protein untuk penderita hipertensi ialah 15% dari total energi

sehari.
Jadi, anjuran kebutuhan protein harian Ny. S ialah :
15 x 1239,3 = 185.8 kalori
100
Asupan protein rata-rata Ny.S dalam sehari kurang dari kebutuhan yaitu 130 kalori.
b)

Kebutuhan lemak
konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20% - 25%

Kebutuhan lemak harian anjuran ialah :


20 x 1239,3 = 247,8 kalori atau 25 x 1239,3 = 309,7 kalori
100

100

Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Ny.S adalah 247 kalori sampai 310
kalori.

23

Asupan lemak rata-rata Ny.S dalam sehari melebihi kebutuhan yaitu 382 kalori.
c)

Kebutuhan karbohidrat
Perhitungan kebutuhan karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi

setelah dikurangi energi dari protein dan lemak. Dianjurkan mengkonsumsi


karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan kalori.
Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Ny.S ialah :
60 x 1239.3 = 743.3 kalori atau

65 x 1239.3 = 805.3 kalori

100

100

Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Ny.S ialah 743 hingga 805 kalori
Asupan karbohidrat rata-rata Ny. S kurang dari kebutuhan yaitu 744,3 kalori.
d)

Serat
Kebutuhan serat anjuran 25-30 gram/ hari.

e)

Kebutuhan cairan
kebutuhan cairan pasien hipertensi antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).

Asupan cairan rata-rata Ny.S dalam sehari 6 gelas .


f)

Natrium
Menurut pedoman gizi (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur

diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh, sedangkan asupan natrium rata-rata
Ny.S dalam sehari melebihi kebutuhan yaitu 28,3 gr.
Pasien Ny.S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu
makanan sehari-hari, dan masih menggunakan bumbu penyedap rasa secara
berlebihan. Hal tersebut karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang
kurang.
6.

Pola Dukungan Keluarga

a.

Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:


24

Pasien selalu didukung untuk berobat oleh suami dan ayah pasien. Bahkan
ayah pasien terkadang mengantar pasien berobat ke Puskesmas Kecamatan Johar
Baru.
b.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:


Dalam penanggulangan penyakit Ny.S ini peran serta dari seluruh anggota

keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari-hari. Pasien
tetap memakan makanan yang gurih dan tinggi garam. Diakui pasien,pasien pernah
mencoba memasak dan mengurangi kadar garam dalam masakannya,namun mendapat
respon yang tidak baik dari anak dan suami pasien yang mengeluh masakan nya tidak
enak dan kemudian suami pasien melarang istrinya untuk mengurangi kadar garam
dalam masakannya. Sehingga pasien tidak berani untuk mengurangi kadar garam
dalam makanan sehari- hari keluarga tersebut.
7. Dinamika Keluarga
Pasien merupakan seorang ibu yang memiliki dua anak yang berusia remaja
dan belum berkeluarga. Pasien berinteraksi sangat baik dengan semua anggota
keluarga. Apabila pasien memiliki masalah maka akan langsung menceritakan kepada
suami dan meminta saran kepada kedua anaknya terutama pada anak pertama. Selain
tinggal dengan suami dan kedua anaknya pasien juga tinggal bersama ayah dan
ibunya. Pasien juga sibuk mengurus ibunya yang sedang mengalami stroke.Pasien
tidak memiliki asisten rumah tangga.

8. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1978) antara lain:
a. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah
di dunia ini.

25

b. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma


tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
d. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
e. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga :Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan
menghabiskan sebagian waktunya untuk mebersihkan rumah dan memasak ,sementara
suami pasien adlah PNS. Pasangan ini memiliki dua orang anak remaja yang masih
duduk di bangku SMA dan SMP yang butuh perhatian, sehingga dalam mengingatkan
pasien untuk menerapkan pola makan sehat serta minum obat dan kontrol ke
puskesmas kurang dalam keluarga ini. Pasien juga sibuk mengurus kedua orang tua
pasien yang tinggal bersama pasien,dan ibu pasien yang sedang mengalami
stroke.Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang
baru diketahui selama 1 tahun terakhir. Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi dan saat
ini mengalami stroke.
3. Masalah

dalam

fungsi

psikologis:

Pasien

seorang ibu rumah tangga yang

kesehariannya sibuk mengurus keluarga, rumah dan kontrakan. Anak pasien sibuk

26

mengurus sekolah sehingga dukungan keluarga untuk kesehatan pasien kurang.


4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan
utama pada keluarga adalah dari gaji suami pasien sebagai PNS dan hasil kontrakan.
Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu BPJS dari program kesehatan
Pemerintah, dengan begitu pasien dapat berobat gratis.
5. Masalah lingkungan: Kebersihan lingkungan kurang terjaga, serta padat sehingga
jarak antar rumah saling berdekatan.
6. Masalah lingkungan: Kebersihan lingkungan kurang terjaga, serta padat dan jarak
antar rumah saling berdekatan.
7. Masalah

perilaku

kesehatan:

Keluarga

kurang

mengerti

akan

pentingnya

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola


makan dan gaya hidup kurang diperhatikan
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
a. Kedatangan :Pasien datang berobat ke Puskesmas atas keinginannya
sendiri dan dorongan dari ayah pasien karena keluhan sering mengalami
nyeri kepala berdenyut di kepala bagian belakang dan tengkuk terasa
pegal-pegal sejak 2 hari yang lalu. Pasien memilih berobat ke Puskesmas
kecamatan Johar Baru dengan alasan jarak yang lebih dekat dari rumah
pasien dan biaya konsultasi maupun pengobatn gratis serta kualitas
pelayanan kesehatan yang dirasakan memuaskan.
b. Harapan : pasien datang berobat ke puskesmas kecamatan Johar Baru
dengan Harapan setelah berobat nyeri kepala dan pegal-pegal pada
lehernya hilang dan tidak timbul lagi serta tekanan darahnya dapat
turun .Pasien juga berharap agar penyakitnya tidak menyebabkan timbul
penyakit lain yang lebih serius seperti stroke dan gangguan jantung.
c. Kekhawatiran pasien sat ini adalah takut jika tekanan darah pasien terus
tinggi dapat mengalami stroke seperti yang dialami ibu pasien saat ini.
Pasien juga mengatakan jika pasien takut ketergantungan obat apabila
pasien terus menerus minum obat untuk mengatasi tekanan darah

27

tingginya,pasien juga takut efek samping yang akan dialaminya apabila


pasien terlalu sering meminum obat.

2.

Aspek klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

a) Diagnosis kerja

: dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik,


pasien didiagnosis menderita hipertensi grade II.

b) Diagnosis Banding
3.

:-

Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah


kesehatan

pasien)

a) Pasien memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi yaitu ibunya yang saat ini
mengalami stroke(faktor genetik).
b) Pola makan yang sering mengonsumsi makanan asin dan gurih mempengaruhi
tekanan darah pasien.
c) Pasien tidak menyisihkan waktunya untuk berolahraga.
d) Pasien menjadi perokok pasif dirumah karna suami,ayah dan juga anak laki-lakinya
sering kali merokok didalam rumah.
4.

Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah

kesehatan pasien)

a) Kepadatan dalam rumah dan kurangnya ventilasi juga mempengaruhi kesehatan


pasien karena asap rokok terkumpul di dalam ruangan dan hal ini membuat pasien
kesal.
b) Peran keluarga dalam mendukung pasien seperti mengingatkan minum obat,
mengingatkan agar rutin berobat ke Puskesmas, mengingatkan untuk mengurangi
makan makanan yang asin-asin diakui pasien sangat jarang dilakukan.
5.

Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

28

Ny. S mengaku masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan merawat diri
sendiri. Terkadang nyeri kepala membuatnya sulit melakukan aktivitas terutama jika
ingin melakukan pekerjaan rumah tangga.
Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien
menjalani aktifitas sehari-hari dengan normal disertai dengan beberapa gejala dan
keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana
pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membebani dirinya sendiri dalam
beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan
olahraga. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.

Tabel 3.1 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)

29

E. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Hasil
diharapkan

Biaya

30

Keterangan

Aspek
personal

Menginformasikan
kepada pasien
tentang penyakit
yang dideritanya.
Menganjurkan untuk
rajin kontrol tekanan
darahnya di
Puskesmas dan
minum obat
antihipertensi secara
teratur serta segera
berobat ke
Puskesmas jika
terasa keluhan.
Menjelaskan kepada
anggota keluarga
dan pasien tentang
komplikasi yang
akan dialami dan
mengobati apabila
terdapat komplikasi
agar komplikasi
tidak berlanjut.

Menjelaskan
mengenai
pengobatan penyakit
hipertensi yang
bersifat seumur
hidup, namun dapat
dikontrol dengan
rutin mengkonsumsi
obat anti hipertensi.

Ny. S
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas
Dan saat
kunjungan
ke rumah

Pasien benarbenar paham


akan penyakit
hipertensinya.
Tekanan darah
pasien dapat
turun dan
stabil sehingga
keluhan nyeri
kepala dapat
hilang, serta
agar pasien
taat minum
obat.
Pasien tenang ,
tidak khawatir
dan tidak perlu
takut tentang
komplikasi
dari
penyakitnya
dan
mengetahui
apa yang harus
dilakukan
pasien agar
tidak timbul
komplikasi dan
mencegah
komplikasi
bertambah
parah.
Pasien
mengerti
bahwa
penyakitnya
membutuhkan
pengobatan
seumur hidup,
sehingga
pasien rajin
untuk berobat

31

dan tau
manfaat dari
konsumsi obat
tersebut..

Aspek
klinik

Memberikan obat
antihipertensi
(captopril 2x25mg)
memberikan
analgetik as.
Mefenamat
3x500mg

Ny.S

Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas

Pasien
memiliki
tekanan darah
dalam rentang
normal.
Keluhan nyeri
kepala dan
tengkuk tersa
pegal terobati.
Pasien
mengerti
pentingnya
obat anti
hipertensi,
khasiat obat
dan cara
penggunaan
obat secara
tepat untuk
proses
penyembuhan
serta
mencegah
komplikasi

Ny.S dan
keluarga

Saat
pasien
berobat ke
Puskesmas
dan saat
kunjungan
rumah.

Menjaga
tekanan darah
stabil dan
keluarga dapat
melakukan
perannya
untuk
mendukung

Menganjurkan
pasien untuk rutin
kontrol berobat
ketika obat mau
habis dan kontrol
tekanan darah
pasien.

Aspek
risiko
internal

Menjelaskan kepada
pasien dan keluarga
tentang faktor risiko
dari kebiasaan yang
dimiliki, Memberi
edukasi pada pasien
untuk merubah pola
makan, menghindari

32

Aspek
psikososial
keluarga

makanan dengan
kandungan tinngi
garam (dengan
membatasi konsumsi
garam sebanyak 1/2
sendok teh),
kolesterol tinggi
yaitu menghindarkan
makanan yang
dimasak dengan cara
digoreng, mengganti
dengan masakan
yang direbus, serta
menghindari kondisi
stress seperti banyak
pikiran dan
menganjurkan
pendekatan spiritual
sehingga tidak
gampang stress.

pengobatan
pasien.

Menyarankan pasien
untuk olahraga
ringan seperti jalan
santai di sekitar
lingkungan rumah
selama 30 menit
sehari,minimal 3 kali
dalam seminggu dan
dilakukan secara
rutin.

Pasien
berolahraga
setiap pagi
untuk menjaga
kebugaran dan
membantu
mengatasi
obesitas
pasien.

memberikan edukasi
kepada keluarga
untuk tetap memberi
dukungan kepada
pasien seperti
mengingatkan untuk
meminum obat
secara teratur,
mengantarkan

Ny. S
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

Keluarga
memahami
keadaan fisik
pasien untuk
pemulihan
kesehatan
pasien.

33

berobat agar dapat


menjaga
kesehatannya dengan
pola makan yang
baik dengan
membatasi
pemakaian garam
sebanyak 6
gram/hari atau
sebanyak 1 sendok
teh
Menganjurkan agar
jangan merokok di
dalam rumah kepada
anggota keluarga
sehingga tidak
membuat kesal
pasien.

Aspek
fungsional

Menganjurkan
pasien untuk
melakukan olahraga
ringan seperti jalan
santai atau senam
secara rutin sehingga
memperbaiki
sirkulasi darah
pasien dan
menasehati pasien
untuk tidak stres dan
menjaga kestabilan
emosi.

Menjaga
kestabilan
emosi pasien

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
kerumah

Kondisi tubuh
pasien prima
untuk
melakukan
aktivitas
sehari-hari

F. Prognosis
1.

Ad vitam

: ad bonam

2.

Ad sanasionam : dubia ad malam

3.

Ad fungsionam : dubia ad bonam

34

Lampiran 1
10 pola gizi seimbang yaitu
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan;
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok;
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Jam
07.00 WIB
10.00 WIB
13.00 WIB

16.00 WIB
19.00 WIB

Bahan
Roti putih
Selai nanas
Buah
Nasi
Ayam
Tempe
Sayur Buncis
Minyak goreng
Buah
Nasi
Daging Sapi

Berat
80 gr
10 gr
100 gr
100 gr
50 gr
50 gr
100 gr
10 gr
50 gr
50 gr
50 gr

ukuran
2 lembar
1 sendok makan
1 buah
gelas
1 potong sedang
1 potong
1 gelas
2 sendok teh
1 buah
gelas
1 potong sedang

Minyak Goreng 5 gr
1 sendok teh
Bayam
100 gr
1 gelas
Buah
50 gr
buah sedang
Total : 45 gr protein, 33 gr lemak, 160 gr karbohidrat

1.
2.
3.
4.

Contoh menu
Roti selai nanas
Pisang Ambon
Nasi Putih
Steam Ayam
Tempe orek
Tumis buncis
Jeruk
Nasi putih
gepuk
Sup Bayam
Mangga

Lampiran 2
Beberapa Makanan yang Sebaiknya Dikurangi;
Makanan Berlemak dan berminyak
Makanan Asin dan gurih yang mengandung tinggi garam
Kafein
Makanan dan minuman beralkohol.

35

DAFTAR PUSTAKA
Anies. Konseling dalam Pelayanan Kedokteran Keluarga. Buku Ajar
Kedokteran Keluarga. Bab V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
2012
Azwar A. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan IDI.
Jakarta. 1997
Departemen Kesehatan RI. Masalah Hipertensi di Indonesia. 2012. Diunduh
pada

tanggal

26

September

2015.

Tersedia

dalam:

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah-hipertensi-diindonesia.html
Sudoyo, Aru W., dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed. IV. Jakarta: FKUI.
2006.

36

Anda mungkin juga menyukai