Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pengaruh nikotin dalam merokok dapat membuat seseorang menjadi pencandu

atau ketergantungan pada rokok. Remaja yang sudah kecanduan merokok pada
umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk tidak merokok, mereka cenderung
sensitive terhadap efek dari nikotin.
Perilaku merokok lebih tinggi ditemukan oleh orang yang mengalami stress dari
pada tidak. Data yang dihasilkan menyatakan bahwa perokok yang mengalami stress
atau mengalami kejadian hidup yang tidak menyenangkan susah untuk berhenti
merokok. Walaupun perokok menyatakan bahwa merokok dapat mengurangi rasa stress
tapi kenyataannya berhenti merokok dapat mengurangi stress.
Perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika
diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19
tahun. Remaja laki-laki pada umumnya mengkonsumsi 11-20 batang/hari (49,8%) dan
yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6%. Yayasan Kanker Indonesia
menemukan 27,1% dari 1961 responden pelajar pria SMA/SMK, sudah mulai atau
bahkan terbiasa merokok, umumnya siswa kelas satu menghisap satu sampai empat
batang perhari, sementara siswa kelas tiga mengkonsumsi rokok lebih dari sepuluh
batang perhari.Penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 1998 menyatakan
bahwa lebih dari 4 miliar remaja adalah perokok, di mana konsumsi rokok paling
banyak adalah murid high school.
Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami gejala-gejala
seperti batuk-batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian, sebagian dari
pemula yang mengabaikan gejala-gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasaan
dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai
kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Gejala ini dapat dijelaskan dari
konsep tobacco depency(ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok merupakan
perilaku yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal

ini disebabkan sifat nikotin adalah adiktif, jika dihentikan secara tiba-tiba akan
menimbulkan stress.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2020, diperkirakan rokok akan
menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan yang menewaskan lebih dari 10 juta
orang tiap tahunnya. 2 juta diantaranya terdapat di Cina, jadi menyebabkan lebih banyak
kematian di seluruh dunia.
Lebih banyak dari gabungan kematian yang disebabkan HIV,TBC,Kematian
persalinan,kecelakaan lalu lintas,bunuh diri dan pembunuhan. Satu dari dua perokok
yang merokok pada usia muda dan terus merokok seumur hidup, akhirnya akan
meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok. Rata-rata perokok yang mulai
merokok pada usia remaja akan meninggal pada usia setengah baya, sebelum 70 tahun,
atau kehilangan sekitar 22 tahun harapan hidup normal. Para perokok yang terus
merokok dalam jangka waktu panjang akan menghadapi kemungkinan kematian tiga
kali lebih tinggi daripada mereka yang bukan perokok.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan penulis bahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
A. Pengertian rokok dan zat-zat yang terdapat di dalamnya
B. Bahaya rokok
C. Rokok ditinjau dari sosiologi
D. Upaya pencegahannya
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut :
A. Untuk mengetahui pengertian rokok dan zat-zat yang terdapat di dalamnya
B. Untuk mengetahui bahaya rokok
C. Untuk mengetahui rokok yang ditinjau dari sosiologi
D. Untuk mengetahui upaya pencegahannya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Dan menyebabkan gejala yang sangat fatal bila tidak dihentikan. Kebiasaan
merokok selain mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi kepribadian. Perokok
biasanya berkepribadian yang keras dan apabila tidak merokok sekali saja, maka
kelakuannya semakin menjadi-jadi.
Asap rokok mengandung krang lebih 4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Zat yang
terkandung meliputi :
1. Nikotin, merupakan unsur kimia beracun memiliki susunan seperti alkali. Unsur
inilah yang paling banyak pengaruhnya bagi perokok.
2. Tar/tir, merupakn benda yang lengket sejenis cat, biasanya digunakan untuk
pengaspalan jalan, ter ini berguna untuk memberikan nyala pada tembakau, berwarna
kehitam-hitaman yang dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernapasan.
3. Karbon monoksida dan karbon dioksida, merupakan gas beracun yang tidak berbau
dan berwarna, dan dapat dikategorikan sebagai zat yang berbahaya. Zat ini dihasilkan
dari proses pembakaran tembakau dan kertas pembungkus rokok.
Dan zat yang lainnya adalah zat methol, Baridin, Nitrogen oksida, gas amoniak
kaustik, Arsenik, Aseton, Butan, sianida, Amoniak, senyawa hidrokarbon, Binzopiren,
Fenol, Kadmium, Nitroberin dan lain-lain.
2..2

Sejarah Rokok di Indonesia


Industri rokok tembakau di Indonesia dimulai bersamaan dengan berkuasanya

kolonial Belanda di negeri ini. Dimulai dengan penamaan pertama pada 1609, pada
1650 tembakau dijumpai di banyak daerah di Nusantara. VOC melakukan penamaan
tembakau secara besar-besaran di daerah kedu, Bagelen, Malang, dan Priangan. Dari

abad ke-17 hingga ke-19, penamaan tembakau mencapai daerah Deli, Padang,
Palembang, Cirebon, Tegal, Kedu, Bagelen, Banyumas, Semarang, Rembang, Kediri,
Besuki, Lumajang, Malang, Surabaya, Pasuruan, bahkan juga di Kalimantan, Sulawesi,
Ambon, dan Irian.
Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Menurut Amen Budiman & Onghokham
dalam buku Rokok Kretek : lintasan Sejarah dan Artinya Bagi Pembangunan Bangsa
dan Negara (1987), pembuatan rokok kretek di Indonesia di mulai oleh seorang
bernama Haji Jamahari. Awal mulanya, penduduk asli kota kudus, pantai utara Jawa, itu
telah lama mengidap rasa nyeri di dadanya. Untuk mengurangi rasa sakitnya itu, ia
mengusapkan dada da pinggangnya dengan minyak cengkeh. Hasilnya, rasa sakitnya
kemudian banyak berkurang.
Lantas timbul gagasan dari Haji Jamahari untuk memakai rempah-rempah itu
sebagai obat dengan cara berbeda. Lalu ia merajang cengkeh sampai halus, kemudian
mencampurnya dengan tembakau, dan dibungkus dengan daun jangung, dan kemudian
di bakar ujungnya. Dengan cara menghirup asapnya sampai masuk ke paru, ia merasa
sakit di dadanya berangsur-angsur sembuh.
Kemudian berita ini sampai keseluruh penduduk, masyarakat pun mengenal
dengan naman rokok kretek. Pada tahun 1928, terjadi kegagalan panen cengkeh di Zanzibar dan Madagaskar yang mengakibatjan harga cengkeh yang dalam keadaan normal
hanya f.75., setiap pikul, menjadi melonjak hingga f.160., per pikul. Dampak dari hal ini
banyak perusahaan rokok yang menutup pabriknya. Jadi, cara mereka mengatasi
masalah ini dengan cara menurunkan mutu dari tembakau, dan menurunkan harga
rokok. Hal ini pasti menurunkan reputasi rokok kretek kudus dan berakibat pasaran
rokok kretek buatan kudus di pulau Jawa, terutama di daerah Jawa Timur mengalami
kemunduran. Sebaliknya peristiwa ini justru menguntungkan pusat-pusat industri rokok
kretek di Jawa Timur, lantaran meskipun perusahaan rokok di Jawa Timur juga
mengalami kesulitan mendapatkan cengkeh, namun mereka masih berusaha menjaga
mutu rokok buatannya.

2.3. Bahaya Rokok


Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya mulai terasa pada waktu orang baru
mulai mengisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena dihisap, tembakau
kurang sempurna sehingga menghasilkan CO, yang disamping asapnya sendiri tar dan
nikotin dihirup masuk kedalam nafas. CO, tar dan nikotin tersebut berpengaruh terhadap
syaraf yang menyebabkan :gelisah, tangan gemetar, kemudian pada ibu hamil yang
suka merokok juga dapat kemungkinan terjadi keguguran pada kandungannya, mereka
cenderung memiliki bayi yang lebih kecil dibandingkan dari ibu yang tidak merokok.
Selain itu, kandungan senyawa karnbon monoksida di dalam darah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen di dalam jaringan janin, sehingga dapat menghambat
perkembangan janin.
Nikotin itu di terima oleh reseptor asetil kolin-nikotinik yang kemudian
membaginya kejalur imbalan dan jalur adrenergic pada jalur imbalan, perokok akan
merasakan rasa nikmat memacu system dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa
lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.
Sementara di jalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan system adrenergic pada bagian
otak lokus seruleous yang mengeluarkan serotonim. Meningkatnya serotonim
menimbulkjan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal
inilah yang mengakibatkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan terhadap nikotin.
Selain itu, rokok juga dapat mengakibatkan mata kering, katarak hingga
kebutaan. Menurut kepala Bagian

Glaukoma Departemen Mata FKUI-RSCM dan

Ketua Glaucoma Center Jakarta Eye Center, DR. Dr Ikke Wiyogo, Spm, rokok memiliki
efek negatife terhadap mata, yaitu menyebabkan kekeringan pada mata. Penyebab
katarak adalah karena adanya proses oksidasi yang berlebihan di mata, dan rokok
dianggap dapat mempercepat proses oksidasi tersebut. Selain menyebabkan katarak,
rokok dapat menyebabkan infertilitas, pada prinsipnya nikotin merusak sel sehingga
menjadikan tubuh kekurangan produksi sel,sperma atau sel telur yang menyebabkan
sulitnya mempunyai keturunan.

2.4.

Rokok ditinjau dari perspektif sosiologi


Fenomena merokok adalah fenomena global, ketika kadar penggunaan rokok di

kalangan Negara-negara meningkat, di barat keadaannya jauh berbeda. Puncak


merokok bisa dilihat dari faktor psikologi dan sosio budaya. Afganistan sebuah Negara
produksi candu utama dunia, anak kecil menjadi ketagihan candu susu ibunya. Namun,
membuat rumusan umur mengenai puncak merokok berdasarkan faktor psikobiologi
adalah kurang tepat, karena hingga sekarang belum ada penelitian yang mengkaji
mengenai pengaruh genetic terhadap kecendrungan merokok.
Satu kajian yang dilakukan oleh penyelidik di London mendapati bahwa
kebanyakan remaja di London, Britain dan juga Ottawa, Kanada, merokok Karena
dapat menguruskan berat badan. Menurut penyelidikan tersebut, ia memperkirakan
kira-kira 2800 remaja perempuan di kedua-dua Negara dalam lingkungan usia 11-18
tahun. Sejumlah 20% daripada mereka dikatakan merokok.
Kajian ini seharusnya menimbulkan rasa takut di kalangan ibu bapak serta
masyarakat umumnya. Karena disebabkan adanya remaja perempuan yang akan
dipengaruhi oleh hujjah-hujjah yang sama. Kajian sosio budaya di banyak tempat
sering menonjolkan bahwa banyak wanita percaya, berat badan mereka akan turun
dalam masa dua decade yang lalu,sedangkan yang sebenarnya kebanyakan daripada
mereka yang mengalami berat badan yang meningkat.
Mengikuti suatu kajian pada tahun 1996, kaitan merokok dengan berat badan
telah di paparkan melalui iklan-iklan rokok sejak tahun 1920, khususnya Amerika
Serikat. Sebagai contoh satu iklan jenama rokok lucky strike, telah mengutarakan
slogan Reach for a lucky Instead of a sweet(cobalah lucky daripada gula-gula).
Mereka bukan saja menggunakan remaja perempuan berbadan langsing sebagai model
dalam iklan-iklan, tetapi seringkali mengiklankan nama-nama rokok yang ada
kaitannya

dengan

kelangsingan

badan dengan

menggunakan

istilah seperti

Slenderness(ramping) dan slimness(langsing).


Hal ini menunjukkan persatuan tembakau mempunyai strategiuntuk memperluas
pasaran mereka di kalangan wanita yang hingga kini masih belum di eksploitasi
sepenuhnya. Di Amerika Serikat,industri tembakau membelanjakan sebanyak US$4,6
bilion setahun ataupun US$12,6 milion(anggaran RM 50 juta) perhari untuk

pengiklanan.

Iklan-iklan

ini

dipaparkan

sebagai

satu

simbol

kebebasan,

kedewasaan, kejayaan, impian serta juga cara-cara untuk bersosiolisasi dan


bersoronok. Ia hanya memberikan gambaran bahwa penggunaan rokok adalah hal
biasa.
Gambaran diri terhadap perempuan lebih mengarah kepada pelanggaran norma
sosio-budaya, hal ini juga diiringi dengan cirri keanggunan, seksi, sehat, dan juga
menyeronokkan sebagai daya tarikaan kepada mereka. Pengiklanan seperti ini yang
khususnya didasarkan kepada wanita lewat tahun 60-an dan awal 70-an, didapatkan
peningkatan permulaan merokok dikalangan wanita pada waktu yang sama. Persoalan
yang diselidiki di Amerika Serikat sekitar tahun 1967 yang melibatkan lebih daripada
102,626 wanita menunjukkan peningkata yang mendadak dalam permulaan merokok
bagi remaja perempuan berumur di bawah 18 tahun.
Oleh karena itu, seharusnya masyarakat umum dan ibu bapak khususnya perlu
perhatian menggunakan cara-cara yang sama untuk mempengaruhi remaja-remaja
kepada perilaku merokok. Dengan kesadaran ini, diharapkan pihak yang bertanggung
jawab agar lebih berperan dalam melindungi remaja kita. Khususnya remaja
perempuan, daripada terjebak dari pengaruh tembakau. Satu cara yang jelas dengan
cara menyekat pengiklanan sedemikian rupa supaya remaja kita tidak lagi tertipu.
Dengan berbagai nilai palsu yang ingin diterapkan oleh serikat rokok tentang
gambaran diri termasuk yang berkaitan dengan berat badan. Seandainya kita tidak
cepat menanggulangi masalah ini, kita pasti akan mengalami berbagai gejala sosial
lainnya yang timbul di kalangan remaja perempuan pada masa kini. WHO mengatakan
ada sekitar 3 juta kematian setiap tahunnya akibta asap rokok pada selama kurun waktu
90-an. Penyebabnya bukan hanya peroko aktif tetaopi juga perokok pasif. Perokok
pasif meupakan orang yang paling merugi.
Dikarenakan ia biasa terkena pengaruh dari rokok sedangkan ia tidak merokok.
hal ini disebabkan oleh adanya interaksi sosial, namun secara langsung kita tidak biasa
mencegah adanya interksi sosial, karena dalam hidup ini sangat dibutuhkan adanya
hubungan sosial,

oleh sebab itulah kita sebagai masyarakat harus menimbulkan

kesadaran diri kita sendiri. karena jika bukan kita, maka siapa lagi yang akan menjaga
kesehatan kita bersama.

2.5.

Upaya Pencegahannya
Cara penanggulannya pertama di bebankan kepada negara melalui media masa

secara luas, seperti melalui surat kabar, majalah-majalah, siaran-siaran radio dan
televisi yang penerangan tentang besarnya bahaya merokok kepada para pemuda dan
masyarakat luas. Kemudian meminta bantuan kepada orang yang berpengalaman, para
ahli,, pemikir dan penulis. Di samping itu, hendaknya Negara menaikkan pajak dan
harga rokok, kemudian melarangnya secara keseluruhan di tempat-tempat umum dan
keramaian. Pelaksanaan seperti ini merupakan suatu langkah periodical yang pada
akhirnya harus diadakan larangan secara total, sebagaimana dilakukan di negaranegara besar, seperti Amerika, Inggris, dan lain-lain dewasa ini.
Kemudian untuk orang dewasa yang sudah terbiasa merokok, hendaknya selalu
ingat dan takut kepada Allah Swt. Sehingga mereka akan menjauhi hal-hal yang
haram,seperti merokok. Hendaknya mereka mempunyai tekad yang bulat untuk
mengalahkan hawa nafsunya, di samping mempunyai pemikiran dan kebijaksanaan
yang mendorong untuk mengikuti jalan yang benar. Jika seseorang telah memiliki iman
yang teguh, kuat, sudah barang tentu ia akan memiliki sifat yang sempurna dan hidup
dengan tenang dan tentram.
Anak-anak yang terbiasa merokok dan melakukan hal-hal negative, banyak
disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya pengawasan dari para pendidik dan
keluarganya. Oleh karena itu tugas para pendidik tidak lain adalah memperhatikan dan
mengawasi tingkah laku anak dan meluruskan kenakalan dan penyimpangannya.
Sehingga dapat mengembalikan mereka kepada kebenaran dan mereka mendapatkan
keselamatan kembali.
Selain tindakan di atas, maka dapat juga dilakukan hal di bawah ini :
1.sebelum anda berhenti merokok, tempellah secarik kertas catatan di bungkus rokok
anda dan catatlah setiap merokok sebatang rokok sigaret.
2. putuskan akan berhenti segera, jika anda berhenti merokok segera, gantikanlah
dengan permen karet atau kegiatan olahraga, latihan pernapasan, meditasi, dan teknik
relaksasi.
3. niatnya harus kuat, jika usaha untuk merokok hanya setengah hati, anda pasti belum
siap.

4.dukungan keluarga dan teman-teman terdekat,.


5. jangan berhenti lagi untuk berusaha lagi, bila suatu saat anda merokok lagi,
kekambuhan ini manusiawi, jangan merasa bersalah Mulailah berusaha lagi, jangan di
tunda untuk menghentikannya lagi.
Petunjuk-petunjuk bagi yang belum siap berhenti merokok, diantaranya :
a.kurangi tar dan nikotin yang anda isap
b. jangan mengisap rokok dalam-dalam
c.perlama jarak waktu antara satu isapan dengan isapan berikutnya
d.jangan mengisap sampai mendekati pangkal rokok.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tembakau pertama kali berasal dari benua Amerika
2. Motivasi seseorang merokok di antaranya sebagai sikap sosial, pengganti makan,
menumbuhkan rasa percaya diri.
3. zat yang terdapat pada rokok yang paling berbahaya yaitu : Nikotin, tar, dan Co.
4. Merokok dapat menyebabakan selera makan berkurang, terjadi keguguran pada
kehamilan, katarak, gelisah.
5. Jika anda ingin berhenti merokok maka harus memiliki niat yang kuat, meminta
dukungan yang kuat dari orang tua, saudara bahkan teman terdekat.
6. Rokok di tinjau dari sosiologinya merupakan masalah sosial, dimana zaman
sekarang merupakan bahaya global.
7. Banyak hal yang menyebabkan seorang remaja terpengaruh, diantaranya : faktor
psikologis, lingkungan, demografis, sosio budaya, sosio politik, dan biologis.
3.2 Saran
1. Sudah seharusnya upaya penghentian kebiasaan merokok menjadi tugas tanggung
jawab dari segenap lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat sendiri, mereka
harus mempunyai kesadaran sendiri untuk tidak merokok.
2. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat
pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya rokok, usaha kesehatan
sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
3. Tokoh panutan masyarakat termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas
kesehatan,orang tua sudah sepatutnya menjadi panutan dengan cara tidak merokok.
4. Iklan tidak merokok harus dibuat hingga tercipta negara dan bangsa Indonesia yang
sehat dan makmur.

10

Anda mungkin juga menyukai