Anda di halaman 1dari 6

Sintesis dan Karakterisasi Tinta Serbuk (TONER) berbahan baku Pasir Besi

Menggunakan XRD dan SEM-EDAX

Prita Yustisia Wardani Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
Malang, 2013

ABSTRAK : Proses sintesis pada penelitian ini dilakukan dengan metode pencampuran dan
penggerusan bahan, kemudian sampel yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan alat XRD
sehingga didapatkan fase dari hasil sintesis toner berbahan baku pasir besi, yang kemudian fase
tersebut dibandingkan dengan hasil sintesis standar toner. Serta dapat mengetahui ukuran bulir
dan persentase komposisi toner hasil sintesis dengan menggunakan SEM-EDAX.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa persentase komposisi Fe sebelum dan sesudah proses
sintesis mengalami peningkatan sebesar 17%. Pada toner hasil sintesis terbentuk beberapa fase
kristalin Fe3O4 dan fase amorf polimer. Puncak-puncak yang terbentuk sesuai dengan puncak
Fe3O4 dan beberapa puncak kecil lainnya sesuai dengan puncak karbon serta memiliki ukuran
bulir sebesar 5-17 µm.

Kata Kunci :Toner, Fe2O3, Fe3O4, X-Ray Diffraction (X-RD), SEM-EDAX, polimer, amorf,
kristalin

PENDAHULUAN Untuk meningkatkan kualitas toner


Mineral magnetite banyak ditemukan perlu dilakukan pengontrolan terhadap
di alam, salah satunya Pasir Besi. Mineral beberapa karakteristik toner, antara lain
yang mendominasi pasir besi adalah ukuran partikel, sifat leleh termal, perilaku
magnetit (Fe3O4). Hasil uji XRF pada adesif dan fluidisitasnya (Tanaka, 2006).
penelitian sebelumnya menunjukan bahwa Karakteristik toner dapat ditentukan dengan
toner memiliki kandungan mineral magnetik menggunakan XRD (X-Ray Difraction).
berupa magnetite (Fe3O4) sebanyak 95,01%. Sedangkan untuk memeriksa ukuran bulir
Mineral magnetik ini merupakan mineral digunakan metode Scanning Electron
dominan dalam toner dengan komposisi > Microscopy (SEM), sehingga kita dapat
90% (Lestyowati, 2013). melihat bagaimana bentuk dan ukuran bulir
Toner adalah bahan berbentuk tersebut, kita juga dapat mengetahui
serbuk yang digunakan dalam mesin kehomogenan dari ukuran bulir tersebut
fotokopi atau printer laser. Pada dasarnya (Ivan, 2005).
toner terbuat dari bubuk karbon, namun Menurut Bannerje, 2010 sintesis
karbon tersebut biasanya dicampur dengan toner dapat dilakukan dengan dua metode
beberapa bahan adiktif seperti styrene akrilat yaitu metode penghancuran dan
kopolimer, styrene kopolimer, styrene penggerusan bahan (crushing) dan
polimer, resin hidrokarbon atau bahan lain polimerisasi kimia. Pada penilitian ini
sehingga meningkatkan kualitas cetak dan metode sintesis yang digunakan metode
daya rekat pada kertas. Toner yang memiliki crushing (penghancuran)
ukuran yang lebih kecil akan menghasilkan Tujuan dari penelitian ini antara lain
cetakan yang lebih baik pula, karena dapat membuat toner dengan metode
hasilnya akan terlihat tajam (Mang, 2010). penghancuran dan pencampuran,
mengetahui fase yang terbentuk, ukuran
bulir, sehingga dapat digunakan acuan untuk
penelitian berikutnya.

METODE
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
penelitian ini antara lain, Pasir Besi pantai
senggigi sebagai bahan baku utama,
klorofom, H2SO4, Sterofoam, serbuk carbon
black. Tahap pertama dilakukan pembuatan (a) (b)
polimer serbuk berasal dari sterofoam Gambar 1. Hasil SEM dengan
dengan cara dicampur dengan klorofom dan perbesaran1500 kali (a) dan 2.500 kali (b)
H2SO4, kemudian dipanaskan selama ± 2 Dari data di atas tampak bahwa
jam. Kemudian dibiarkan dingin hingga ukuran bulir antara 5µm-14µm. Dari gambar
dapat dihancurkan menjadi serbuk. Polimer terlihat bahwa ukuran bulir di bawah 14 µm,
yang sudah berbentuk serbuk 65gr dicampur namun tidak kurang dari 5 µm.
dengan pasir besi 10gr yang sudah
diekstraksi selama 4 jam dan ditambah Tabel 1. Hasil EDAX bahan toner 1
dengan carbon black 5gr, kemudian di
milling selama 12 jam. Selanjutnya Element Wt% At%
penelitian dilakukan dengan variasi CK 58.44 70.75
persentase komposisi toner dengan tujuan OK 25.73 23.38
mengetahui bagaimana fase yang terbentuk. AlK 00.12 00.07
Tahap selanjutnya melakukan SK 08.84 04.01
analisis unsur dalam bahan dengan FeK 06.86 01.79
menggunakan SEM/EDAX. Dan XRD. Matrix Correction ZAF
Hasil karakterisasi menggunakan XRD
beruapa pola difraksi di analisis Dari hasil EDAX di atas tampak
menggunakan software high score, dan cell bahwa hasil milling dari bahan Toner 1
reff untuk mengetahui fasa yang terbentuk, mengandung komposisi bahan antara lain
kemudian dibandingkan dengan fasa yang karbon, O, dan Fe dengan persentase atomik
terbentuk pada tinta kering yang ada di karbon sebanyak 70.75%, Oksigen 23.38%,
pasaran. Untuk menampilkan hasil grafiknya Fe 01.79%. dari hasil uji EDAX juga terlihat
dianalisis menggunakan winplot. Hasil XRD bahwa persentase berat karbon sebanyak
juga dianalisis dengan software origin untuk 58,44% berat Oksigen 25,73%, berat Fe
menghitung ukuran partikel, kemudian 06,86.
dibandingkan dengan ukuran bulir yang ada
di pasaran dan ukuran bulir hasil analisis
SEM.

HASIL PENELITIAN
Sampel merupakan mineral toner
yang terdiri atas 65% polimer, 15% Pasir
Besi, dan 20 % Karbon. Seluruh bahan
tersebut di campur dengan metode milling
menggunakan alat ball milling selama 20
(a) (b)
jam.
Gambar 2 Hasil SEM toner 2 perbesaran fasa dengan menggunakan program yang
1500 kali (a) dan 2500 kali (b) disebut dengan high score. Dari gambar
Dengan melihat data diatas, terlihat tersebut terlihat bahwa fase yang terbentuk
bahwa ukuran bulir terkecil 1.515 dan terdapat 4 fase yakni, Fe2O3 (Iron(III)
terbesar 9.802. Gambar di atas juga oxide), Fe3O4 (iron diiron(III) oxide,
menunjukan bahwa ukuran bulir kebanyakan magnetite, low), Fe2O3 (hematite HP,
di ukurannya 8 µm - 10 µm. iron(III) oxide),dan C (Karbon).
Berdasarkan gambar 4 dapat
Tabel 2. Hasil EDAX bahan toner 2 diketahui keberadaan puncak-puncak
difraksi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
Element Wt% At% fase yang terbentuk terdapat 3 fase yakni,
CK 49.41 64.52 Fe2O3 (Iron(III) oxide), Fe3O4 (iron
OK 26.98 26.45 diiron(III) oxide), dan C (Karbon).
SK 11.54 05.64
FeK 12.07 03.39
Matrix Correction ZAF

Dari hasil EDAX di atas tampak


bahwa hasil milling dari bahan Toner 2
mengandung komposisi bahan antara lain
karbon, Oksigen, dan Fe dengan persentase
atomik Karbon sebanyak 64.52%, Oksigen
26.45%, Fe 03.39 dari hasil uji EDAX juga
terlihat bahwa persentase berat karbon Gambar 4. Grafik XRD sampel 2
sebanyak 49,41% berat Oksigen 26,98%, Ukuran bulir mineral magnetik juga
berat Fe 12,07%. dapat ditentukan dari hasil uji XRD dengan
Untuk mengetahui fasa yang menggunakan program origin. Untuk
terbentuk pada toner dapat dilakukan proses menghitung besar ukuran bulir mineral
karakterisasi menggunakan XRD. Hasil magnetik dihitung menggunakan persamaan
XRD menunjukan pola difraksi dari sampel scherrer.
yang diuji, kemudian mengidentifikasi fasa
dengan memplot pola difraksi antara fasa
toner buatan dengan fasa toner yang dibeli Dimana:
di pasaran. L= ukuran partikel (nm)
k= konstanta (= 0,9, berdasarkan jurnal
sintesis Ag oleh Majeed Khan) λ= panjang
gelombang sinar x yang digunakan, λ=
1,54187 Å
β = lebar puncak pada setengah maksimum/
FWHM dalam radian (diperoleh setelah
refinement)
θ= sudut difraksi (degree)

Gambar 3 Grafik XRD Sampel 1


Dengan mengidentifikasi struktur
fasa pada hasil XRD dapat diketahui struktur
Tabel 3. Ukuran bulir yang terbentuk Berdasarkan Hasil dari uji
berdasarkan data XRD komposisi yang telah dilakukan pada sampel
1 menggunakan SEM, menunjukkan bahwa
Bahan Ukuran Partikel (µm) ukuran bulir pada toner hasil sintesis sebesar
5-14 µm. Sehingga sampel 1 dan 2 Toner
Toner 1 0.52
dari hasil sintesis tersebut memiliki ukuran
Toner 2 0.56 bulir magnetic yang sudah mendekati sesuai
dengan toner yang ada di pasaran, dan toner
Toner Refill 0.99 yang telah di teliti sebelumnya, namun
dalam hal ini toner hasil sintesis ukurannya
Canon IR 5000 0.95 maupun bentuk bulirnya masih belum
Toner Bekas 0.96
homogen, hal ini di sebabkan oleh beberapa
faktor antara lain pada saat melakukan
Hp Laser Jet 0.88 proses milling menggunakan ball milling
waktu yang diperlukan masih kurang lama,
bola-bola yang digunakan untuk menggerus
di dalam alat ball milling jumlahnya kurang.
PEMBAHASAN Terbukti dengan ukuran sampel 1 yang lebih
Berdasarkan hasil uji SEM EDAX homogen dan lebih kecil dibandingkan
pada toner yang ada di pasaran menunjukan sampel 2 karena sampel 1 mengalami proses
bahwa toner dengan merek dagang canon IR milling menggunakan mortal selama 15 jam.
5000 menunjukan bahwa toner tersebut Berdasarkan hasil perhitungan
mengandung 60,41% karbon, 12,5% Oksida, menggunakan data hasil XRD diperoleh
27,00 % besi, 00,54% Si sebagai impurity. hasil ukuran partikel hasil sintesis toner
Untuk merek dagang Toner Hp 1102 sampel 1 sebesar 515.85 nm. Sampel 2
mengandung karbon 53.40%, Oksigen sebesar 708.34 nm, sedangkan untuk toner
10.85%, Besi 35.27%. Sedangkan hasil uji yang ada di pasaran dengan merek HP Laser
SEM EDAX sampel 1 menunjukan bahwa Jet ukuran bulirnya sebesar 880.99 nm, Hal
sampel tersebut mengandung carbon ini menunjukan bahwa toner hasil sintesis
56,76%, Oksigen 30.87%, Besi 11.65%, dan sampel 2 sudah mendekati ukuran toner
Magnesium sebagai impurity 00.72%. Untuk yang ada di pasaran.
hasil SEM EDAX sampel 2 menunjukan
bahwa bahan tersebut mengandung karbon
49.41%, 26,98% Oksigen, Besi 12.07%.
Menurut komposisi toner dapat diketahui
bahwa sampel 1 dan 2 hasil sintesis toner
sudah mendekati struktur komposisi toner
yang ada di pasaran maupun yang ada di
sumber referensi, namun dalam hal ini
kandungan Oksigen dan Besi masih beda
jauh dengan kandungan Besi dan Oksigen Berdasarkan uji XRD pada Toner
yang ada di Pasaran maupun di jurnal, hal yang di jual di pasaran tampak bahwa
ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, terbentuk fase Fe2O3 namun ada beberapa
antara lain persentase komposisi bahan Pasir peak yang tidak sesuai dengan peak Fe2O3
Besi sebelum di sintesis tidak sesuai dengan namun sesuai dengan Fe3O4 dan graphite.
jurnal yang telah tersedia. Grafik tersebut menggambarkan
hasil uji XRD yang dilakukan pada sampel
1 dan 2 juga menghasilkan beberapa fase DAFTAR RUJUKAN
antara lain Fe2O3, dan Fe3O4 hal ini A. Ahmadi, B.H. Williamson, T.L. Theis,
menunjukan bahwa toner mengandung S.E. Powers. 2002. Life-cycle
pasir besi. Pasir Besi yang ada di dalam inventory of toner produced for
mineral toner merupakan pasir besi xerographic processes. Jurnal of
hematite. Dari Hasil XRD tampak bahwa Cleaner Production. USA
fase yang terbentuk sudah hampir sesuai Banerjee, Soumya. 2010. Development of a
dengan yang diharapkan berdasarkan teori, Novel Toner for Electrophotography
sedangkan hasil XRD toner sintesis sampel based Additive Manufacturing
1 dan 2 juga sudah terbentuk fase yang Process. Leicester : De Monfort
sama dengan fase toner yang sudah ada di University
pasaran, meskipun grafik yang terbentuk Bijaksana, S. 2002. Kajian Sifat Magnetik
oleh sampel 1 dan 2 tidak sesuai dengan pada Endapan Pasir Besi di Wilayah
grafik yang di hasilkan oleh uji XRD toner Cilacap dan Upaya Pemanfaatannya
yang ada di pasaran. Hal ini di pengaruhi untuk Bahan Industri. Laporan
oleh beberapa hal salah satunya faktor Penelitian Hibah Bersama: ITB
persentase komposisi Pasir Besi yang Gana Riski, 2009, Pembuatan Karbon Aktif
terkandung pada toner berbeda jauh dengan Dari Tempurung Kelapa Wilayah
Pasir besi yang terkandung pada toner di Propinsi Banten, Cilegon,
pasaran, sehingga puncak yang muncul Wordpress.
tidak sesuai dengan puncak yang ada pada Goaldstein, Yoseph. 2003. Canning
toner pasaran. Sedangkan munculnya peak- Electron Microscopy and X-Ray
peak kecil pada sampel 1 dan 2 dikarenakan Microanalysis. Plenum Publisher
adanya kandungan bahan lain yang Hanke, D, Larry. P.E. Handbook of
berbeda dengan kandungan bahan pada Analitycal Methodes for Materials.
toner pasaran. Dengan bantuan program Material evaluation and Enginering,
cell reff dapat diketahui bahwa peak-peak Inc
kecil tersebut sesuai dengan peak graphite Irvan, Muhammad. 2005. Karakterisasi
dengan melihat posisi peak pada 2θ. Tinta Kering (Toner) dengan Metode
Magnetik dan Scanning Electro
PENUTUP Microcroscopy (SEM). Skripsi: ITB
Kesimpulan Kim, Samsoo dkk. (2004). Dry Toner
Dari hasil analisis data dan Technology PVA Chemical Toner.
pembahasan dalam penelitian ini, bisa Yeungnam University: School of
didapatkan kesimpulan sebagai berikut. Textile
1. Proses sintesis toner pada penelitian ini Lestyowati, Titis. 2013. Pengaruh Rasio
mengalami kegagalan. Rasio : Dan
2. Pada toner hasil sintesis terbentuk Ukuran Bulir Mineral Magnetik
beberapa fase antara lain, C, Fe2O3, Pada Suseptibilitas Magnetik Toner.
Fe3O4, pada toner yang ad di pasaran Skripsi: UM
fase yang terbentuk hanya Fe3O4. Mang, Mark E., Chang Hui, Cox P dan
3. Ukuran Bulir mineral magnetik toner Leonardo. 2010. Toner additive. US
antara 5-17µm. Ukuran bulir hasil Patent No. 7,678,215
penelitian tidak jauh berbeda dengan Murjito,2010,Penerapan Teknologi Powder
ukuran bulir yang terdapat di pasaran Metalurgy Untuk Pembuatan
yakni antara 8-13 µm.
Komponen Mesin Berbasis Pasir
Besi Lokal,Malang,
Russ, C, John. 1984 Fundamental of Energy
Dispersive X-Ray Analisis. Boston.
Butterworth
Tanaka, M and Kamiya H. 2006. Analysis of
the Grinding of Toner Sheet Using
Vicker Hardness as an Index of
Grindibility. 164.82 - 88
Warren, 8.E., 1969. X-Ray Diffraction,
Addittion-wesley pub:
Messach$ssetfs.
Yulianto, A. S. Bijaksana, W. Loeksmato.
2002. Karakterisasi magnetik dari
pasir besi Cilacap. Jurnal Fisika
Himpunan Fisika Indonesia vol A5
no 0527.

Anda mungkin juga menyukai