Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh
Nama

: Tulus Suharsih

NIPP

: 20154030014

Minggu

: IV (Keempat)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015

A. DEFINISI NUTRISI

Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Wartonah, 2010). Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi
adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Masalah nutrisi berhubungan dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi
terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, anoreksia.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
B. FISIOLOGI NUTRISI DAN METABOLISME
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada
semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolik
(membangun) atau katabolik (merusak). Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia
membutuhkan energi untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan.Makanan merupakan sumber utama energi manusia.Besarnya energi yang
dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal
adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 c. 1
kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.
2. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
phospat seperti ATP.Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan, peristaltik
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah.Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi
ini.Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya
dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik).Massa makanan yang
berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung,
menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung.Di
dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik
menjadi pepsin, enzim pemecah protein.Lambung juga mengeluarkan sejumlah
kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturutturut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di
dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
intestinal, sekresi pangkreas.Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.Sepanjang daerah ini
terdapat penonjolan kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop yang disebut dengan vili, untuk meningkatkan area permukaan
absorbsi.Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan
pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan
melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua
tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis
nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.

d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh.Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang
disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di
hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika
keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan,
maka energi yang disimpan digunakan.Sebaliknya energi yang tidak digunakan
harus disimpan terutama lemak.
C. KEBUTUHAN NUTRISI DAN METABOLISME
Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang
perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat
seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain
sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.
1. Neonatus
KecukupanEnergi : 550 kkal
Kecukupan Protein : 10 gram
2. Bayi
Kecukupan Energi : 650 kkal
Kecukupan Protein : 16 gram
3. Toddler
Kecukupan Energi : 650 kkal
Kecukupan Protein : 16 gram
4. Prasekolah
Kecukupan Energi : 1800 kkal
Kecukupan Protein : 45 gram
5. Usia anak sekolah
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
Kecukupan Energi : 2050 kkal
Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
Kecukupan Energi : 2050 kkal
Kecukupan Protein : 50 gram
6. Remaja
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
Kecukupan Energi : 2600 kkal
Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
Kecukupan Energi : 2200 kkal
Kecukupan Protein : 55 gram
7. Dewasa
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
Kecukupan Energi : 2550 kkal
Kecukupan Protein : 60 gram

Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :


Kecukupan Energi : 1900 kkal
Kecukupan Protein : 50 gram
8. Lansia
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
Kecukupan Energi : 2250 kkal
Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
Kecukupan Energi : 1750 kkal
Kecukupan Protein : 50 gram
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI
1. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
2. Faktor Psikologis seperti stress dan ketegangan.
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.
3. Obat
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial.
Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat
gizi di dalam intestine.
4. Pengetahuan
yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi
makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

5. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
6. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
7. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
8. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan


makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
E. MASALAH-MASALAH GANGGUAN NUTRISI
1. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebihdari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
2. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lainlain.
3. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
4. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutris merupakan keadaan yang di alami seseoarang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan dibawah ideal.
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
5. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang


mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
Tanda klinis:
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e. Aktivitas menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :
a. Penurunan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
6. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berapt badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
F. PATHWAY (etiologi-mekanisme-tanda dan gejala-masalah keperawatan)

Sosial ekonomi
rendah

Malabsorbsi, infeksi
anoreksia

Intake kurang dari kebutuhan

Defisiensi protein dan kalori

Daya tahan tubuh menurun

Keadaan umum lemah

Resiko infeksi saluran pencernaan

G. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
Anoreksia, diare
- Keluhan utama
- Riwayat kesehatan sebelum masuk rumah sakit
- Status sosio-ekonomi
- Riwayat alergiKetidakseimbangan Nutrisi Kurang
3. Pemeriksaan fisik
dari Kebutuhan Tubuh
- Keadaan umum

Kegagalan melakukan
sintesis protein dan kalori

- Tanda-tanda vital
- Head to toe
4. Data biologis
- Pola nutrisimakan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Frekuensi
Jenis
Porsi/Jumlah
Keluhan
Makanan yang dipantang
Alergi terhadap makanan
Suplemen yang dikonsumsi

- Minum
a. Jenis
b. Jumlah
5. Pola Eliminasi
a. BAB
b. BAK
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d infut yang kurang
Batasan karakteristik
1. Menghindari makan
2. Kurang minat pada makanan
3. Diare
4. Kurang makanan
5. Membran mukosa pucat
6. Sariawan rongga mulut
7. Bising usus hiperaktif
8. Kelemahan otot pengunyah
9. Kelemahan otot menelan
10. Kurang informasi
11. Keluhan mual dan muntah
12. Tonus otot menurun
13. BB menurun (BMI < 18,5)
14. Hemoglobin < 11
15. Riwayat pembedahan
16. Riwayat penyakit DM
Faktor yang berhubungan
a. Factor mekanis
1. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
2. Ketidakmampuan untuk menelan makanan
3. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
c. Faktor psikologis
1. Stress
2. Cemas

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
NOC
1.
2.
3.
4.
5.

Makanan habis 1 porsi makan


Berat badan stabil atau bertambah
Nafsu makan bertambah
Tanda mual dan muntah tidak ada
Fungsi penyerapan dalam batas normal

NIC
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kaji keluhan mual muntah dan sakit menelan


Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
Timbang berat badan klien secara berkala
Beri diit tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Monitor jumlah kalori dan intake kalori
Catat adanya odema
Berikan cairan IV sesuai indikasi
Kolaborasi dengan ahli gizi

DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Nanda, 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika
Herdman, T. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta. EGC.
Tarwoto & Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai