Anda di halaman 1dari 12

BERBAGAI KELAINAN FUNGSIONAL

Stella Ilone
1. DIARE FUNGSIONAL
DIAGNOSIS:
Buang air besar cair tanpa nyeri pada sekurangnya 75% defekasi yang berlangsung selama 3
bulan dalam 6 bulan terakhir
TATALAKSANA
1. Perubahan jenis makanan yang dimakan dapat mengurangi gejala. Hindari makanan
yang mengandung kafein atau pemanis buatan. Diet kaya serat atau menggunakan
suplemen serat. Hindari makanan yang menyebabkan diare.
2. Antikolinergik, antispasmodik, antimotilitas, dan antidiare
3. Antidepresan atau antianxietas dapat bermanfaat
Sumber: Rome III Diagnostic Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders
2. FIBROMIALGIA
Fibromialgia adalah kondisi kronis yang menyebabkan rasa nyeri, kekakuan dan kepekaan
otot, tendon, serta sendi. Hal ini juga ditandai dengan sulit tidur, perasaan capai, kelelahan
kronis, kecemasan, depresi, dan gangguan dalam fungsi usus. Fibromialgia kadang-kadang
disebut sebagai sindrom fibromialgia dan disingkat FMS.
DIAGNOSIS
Memenuhi 3 gejala:
1. Widespread pain index (WPI) 7 and symptom severity (SS) scale score 5 or WPI 3 - 6
and SS scale score 9.
2. Symptoms have been present at a similar level for at least 3 months.
3. The patient does not have a disorder that would otherwise explain the pain.
Ascertainment
1. WPI: note the number areas in which the patient has had pain over the last week. In how
many areas has the patient had pain? Score will be between 0 and 19.
2. SS scale score:
Fatigue
Waking unrefreshed
Cognitive symptoms
For the each of the 3 symptoms above, indicate the level of severity over the past week
using the following scale:

0 = no problem
1 = slight or mild problems, generally mild or intermittent
2 = moderate, considerable problems, often present and/or at a moderate level
3 = severe: pervasive, continuous, life-disturbing problems.
TATALAKSANA
Psikofarmaka:
1. yang mempengaruhi serotonin dan norepinefrin untuk mengontrol nyeri: duloxetine
(Cymbalta) dan milnacipran (Savella), amitriptyline (Elavil), cyclobenzaprine (Flexeril)
atau venlafaxine (Effexor).
2. Pregabalin (Lyrica) dan gabapentin (gabapentin), bekerja dengan menghambat aktivitas
yang berlebihan dari sel-sel saraf yang terlibat dalam transmisi nyeri. Efek samping:
pusing, mengantuk, bengkak dan kenaikan berat badan.
3. Analgesik: opioid (tramadol), asetaminofen, NSAIDs (ibuprofen, naproxen). Obat ini
kemungkinan mengobati pemicu sakit seperti artritis, daripada fibromyalgia sendiri.
Terapi lain:
1. Terapi berbasis tubuh (Tai Chi, yoga)
2. Terapi perilaku kognitif
3. Terapi komplementer dan alternatif (CAM), seperti akupunktur, chiropractic dan pijat
Sumber: American College of Rheumatology, 2010
3. SINDROM LELAH KRONIK
Sindrom lelah kronik merupakan suatu keadaan fisiologis yang berhubungan dengan aktivitas
fisik maupun psikis, tetapi dapat juga merupakan suatu gejala penyakit yang mendorong
seseorang untuk berobat ke dokter seperti keluhan rasa lelah yang berkepanjangan.
DIAGNOSIS:
2 kriteria mayor dan > 6 kriteria minor (gejala) + 2 kriteria minor (pemeriksaan fisik)
Atau > 8 kriteria minor (gejala)
Kriteria mayor
a. Onset baru kelelahan yang berlangsung selama 6 bula terakhir, cukup parah untuk
membuat penurunan akivitas sehari-hari hingga >50% dari aktivitas harian rata-rata dan
tidak membaik dengan istirahat (tirah baring)
b. Tidak ada kondisi lain yang menyebabkan kelelahan (kondisi kronik, kelainan psikiatrik)
Kriteria minor (gejala)
a. Demam tidak terlalu tinggi (37,5-38,6 oral) atau mengigil
b. Nyeri tenggorokkan
c. Nyeri KGB servikal anterior, atau posterior atau KGB aksila

d. Kelemahan otot menyeluruh yang tidak dapat dijelaskan


e. Mialgia, tidak nyaman pada otot-otot
f. Kelelahan menyeluruh yang berkepanjangan (>24 jam) pasca aktivitas yang sebelumnya
dapat ditoleransi
g. Nyeri kepala menyeluruh onset baru
h. Gejala neuropsikologis: fotofobia, transient visual skotoma, mudah lupa, iritabel
berlebihan, confusion, sulit berpikir, sulit konsentrasi, represi
i. Nyeri sendi noninflamatorik berpindah
j. Gangguan tidur
k. Onset akut atau subakut
Pemeriksaan fisik (oleh 2 dokter dalam 2 pertemuan terpisah minimal 1 bulan)
a. Demam tidak terlalu tinggi (37,5-38,6 oral atau 37,8-38,8 rektal)
b. Faringitis noneksudatif
c. Pembesaran KGB (diameter <2cm) atau nyeri pada penekanan KGB servikalis anterior
atau posterior atau aksilaris
TATALAKSANA
Aktifitas fisik yang tidak berlebihan, memberikan edukasi tentang pola hidup sehat,
pemberian antivirus seperti acylclovir bila kelainan serologis virus positif, pemberian
antidepresan bila terdapat indikasi. Terapi kognitif dan perilaku CBT, latihan dan rehabilitasi
fisik, melakukan konsumsi diet yang baik, dan pemberian multivitamin dan mineral.
Sumber: Buku ajar ilmu penyakit dalam, CDC 1988
4. ANOREKSIA NERVOSA
Anoreksia Nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan berat badan yang
disengaja, yang dimulai dan atau dipertahankan oleh pasien. Gangguan terjadi umumnya
pada gadis remaja atau perempuan muda, tetapi dapat juga terjadi pada remaja laki-laki atau
pria muda meskipun sangat jarang, demikian pula pada anak menjelang pubertas atau pada
perempuan menjelang menopause.
DIAGNOSIS

BB tetap 15% di bawah normal atau IMT <17,5


Pengurangan makanan dilakukan sendiri dengan mengurangi diet lemak atau merangsang
pengeluaran makanan, olah raga berlebihan, makan obat penekanan nafsu makan,

diuretik.
Distorsi citra diri
Gangguan aksis HPA
Dapat terjadi gangguan pubertas (bila awitan prapubertas)

TATALAKSANA
Tata laksana lebih ditekankan pada terapi individual, namun demikian langkah-langkah di
bawahini akan sangat berguna penatalaksanaan gangguan makan secara umum: 1). Asesmcn
dan analisis masalah yang relevan berhubungan dengan gangguan makan; 2). Target terapi
jelas terutama terhadap gejala gangguan makan, berat badan, dan masalah psikososial; 3).
Memahami kchidupan individu dan keluarganya; 4). Melibatkan keluarga dalam pengobatan;
5). Follow up teratur selama 3 sampai 6 bulan
Sumber: WHO
5. BULIMIA NERVOSA
Bulimia Nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai oleh serangan berulang perilaku makan
berlebih dan preokupasi berlebihan perihal berat badannya, sehingga pasien rnenggunakan
cara yang sangat ketat untuk mengurangi efek menggemukkan dari makanan. Gangguan
ini dapat juga merupakan sekuele dari anoreksia nervosa

yang menetap. Pasien yang

mulanya anoreksia kemudian tampak membaik dengan adanya kenaikkan berat badannya
dan timbulnya kembali mentruasi tetapi diikuti dengan pola makan berlebih dan muntah.
Muntah yang berulang cenderung menyebabkan gangguan elektrolit

lubuh, komplikasi

sik(seperti kejang, aritmia kordis, kelcmahan otot) dan penurunan berat badan.
DIAGNOSIS

Keinginan makan yang tak tertahankan


Berupaya melawan efek menggemukkan dengan merangsang muntah, memakai pencahar,

puasa berkala, menggunakan obat-obatan untuk menekan nafsu makan.


Rasa khawatir berlebihan terhadap kegemukan

TATALAKSANA
1. Perbaiki kondisi klinis pasien seperti dehidrasi, gangguan elektrolit, asupan.
2. Psikoterapi kognitif dan perilaku
Sumber : WHO
6. DISPEPSIA FUNGSIONAL
DIAGNOSIS
1. Satu atau lebih dari hal berikut
a. Rasa penuh setelah makan
yang menganggu
b. Mudah kenyang

c. nyeri epigastrium
d. Sensasi terbakar di epigastriuM
2. Tidak ada bukti penyakit struktural yang dapat menjelaskan gejala (Endoskopi saluran
cerna atas)
Kriteria terpenuhi sekurang-kurangnya dalam 3 bulan terakhir dengan onset gejala
setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
TATALAKSANA
1. Diet :
- Menghindari makanan berlemak (yang dapat memperlambat pengosongan lambung)
- Makan kecil, teratur.
2. Obat yang mengurangi asam lambung:
- Proton pump inhibitor (PPI) Contoh: omeprazole (Prilosec), esomeprazole (Nexium),
lansoprazole (Prevacid), dexlansoprazole (Kapidex), pantoprazole (Protonix), dan
-

rabeprazole (Aciphex).
Histamin blocker. Contohnya termasuk ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid),

cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid).


Pengobatan H. pylori
3. Antidepresan trisiklik (TCA) contohnya: amitriptilin dan desipramin.
4. CAM: peppermint.
-

Sumber: Rome III Diagnostic Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders


7. SINDROM KOLON IRITABLE
DIAGNOSIS
Nyeri perut berulang atau rasa tidak nyaman di perut yang berlangsung setidaknya 3 hari
/bulan dalam periode 3 bulan terakhir yang berhubungan dengan dua atau lebih hal berikut
ini:
1. Membaik dengan defekasi
2. Onset berhubungan dengan perubahan frekuensi BAB
3. Onset berhubungan dengan perubahan konsistensi BAB
Kriteria di atas harus terpenuhi selama 3 bulan terakhir dengan onset gejala sekurangnyanya
6 bulan sebelum diagnosis
TATALAKSANA
1. Diet tinggi serat untuk memperbaiki konstipasi, sedangkan laksatif diberikan bila perlu
dan hanya dalam jangka pendek
2. Untuk nyeri yang mengganggu dapat diberikan antispasmodik seperti mebeverin
hidroklorid, atau obat-obat anti kolinergik
3. Keluhan diare diobati dengan loperamid 2-4 mg empat kali sehari
4. Bila gejala psikis menonjol diberikan ansiolitik atau anti depresan yang sesuai
5. Psikoterapi

Sumber: Rome III Diagnostic Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders


8. KONSTIPASI FUNGSIONAL
DIAGNOSIS
1. Kriteria diagnosis terpenuhi dua atau lebih dari:
Mengejan sekurangnya pada 25% defekasi
BAB keras sekurangnya pada 25% defekasi
Sensasi evakuasi tidak sempurna sekurangnya pada 25% defekasi
Sensasi obstruksi anorektal sekurangnya pada 25% defekasi
Perlu dilakukan manuver manual sekurangnya pada 25% defekasi
Kurang dari 3 kali BAB perminggu
2. BAB lunak jarang dijumpai tanpa penggunaan laksatif
3. Tidak memenuhi kriteria IBS
Kriteria harus dipenuhi sepenuhnya selama 3 bulan terakhir dengan onset keluhan timbul 6
bulan sebelum diagnosis.
TATALAKSANA
1.
2.
3.
4.

Psikoterapi tentang penyakitnya


Edukasi diet tinggi serat
Cairan yang cukup (1,5-2 liter/hari
Laxative osmotic, dan laxative stimulant (bisacodyl)

Sumber: Rome III Diagnostic Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders


9. GANGGUAN FUNGSIONAL JANTUNG
DIAGNOSIS
Keluhan dan gejala dapat berupa keluhan sederhana, misalnya palpitasi atau takikardia saja,
atau sesak napas saat beraktivitas. Pasien seringkali mengeluhkan nyeri dada yang tidak
spesifik, tidak menjalar, dan terus-menerus serta rasa lelah terutama di pagi hari. Gejala lain
yang dapat ditemukan adalah sakit kepala, pusing, sesak napas, dan sebagainya dan pada
pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan jantung. Gangguan jantung fungsional ini
merupakan bagian dari gangguan ansietas panik, dimana terdapat rumus 4 yaitu dalam 4
minggu terjadi 4 kali serangan panik dengan minimal 4 gejala yang menonjol antara lain
nyeri dada, palpitasi, perasaan, mau pingsan, pusing, takut menjadi gila, takut mati dan
kehilangan kendali diri
TATALAKANA
1. Edukasi dan psikoterapi: CBT
2. Simtomatik dapat diberikan
3. Analgetik dan vasodilator koroner

4. Dapat diberikan antiansietas atau obat lain sesuai indikasi


Sumber: Buku ajar ilmu penyakit dalam
10. EJAKULASI DINI
DIAGNOSIS
Ejakulasi yang berulang atau persisten dengan rangsangan seksual minimal sebelum, saat,
atau segera setelah penetrasi dan terjadi sebelum keinginan orang tersebut. Klinisi hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, seperti usia, hal baru
dari pasangan seksual atau situasi, dan frekuensi terbaru dari aktivitas seksual. Gangguan
menyebabkan distress or interpersonal difficulty serta ejakulasi dini bukan merupakan efek
langsung dari suatu zat (withdrawal from opioids).
TATALAKSANA:
1. Psikoterapi edukatif dan suportif pasien dan pasangan
2. Tranquilizer untuk stress emosional
3. Antidepresan dan antianxietas sesuai indikasi
Sumber: DSM IV-TR
11. DISFUNGSI EREKSI
DIAGNOSIS
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan yang bersifat persisten atau berulang untuk
mencapai, atau mempertahankan sampai selesainya aktivitas seksual dengan ereksi yang
memadai, gangguan menyebabkan timbulnya penderitaan atau kesulitan interpersonal,
disfungsi ereksi tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan lain Axis I (selain Disfungsi
Seksual) dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan
obat) dan kondisi medis umum.
TATALAKSANA:
1. Psikoterapi edukatif dan suportif pasien dan pasangan
2. Tranquilizer untuk stress emosional
3. Antidepresan dan antianxietas sesuai indikasi
Parameter
Dosis oral, mg
Waktu

untuk

Vardenafil
20

Tadalafil
20

60

40-60

120

efek

3-4 jam

4-5 jam

17,5

Waktu paruh

411 g/L

17

376

Konsentrasi maksimal

Makanan berlemak

Makanan berlemak

Interaksi makanan

Tidak

Tidak

Mungkin

Interaksi alkohol

Penyesuaian dosis

Tidak

Usia >65

mencapai

Sildenafil
100

perlu

penyesuaian dosis

Tidak

perlu

penyesuaian dosis

Mekanisme

Menghambat

enzim

PDE-5

Sanma sildenafil

sehingga C-GMP terakumulasi


di penis
25-100 mg, 100 mg efektif

Dosis

2,5-20 mg

2,5-20,

pada 75 % pasien, 1 jam


sebelum
Efek samping

hubungan

masa

kerja

mencapai 36 jam

seksual,

efektif hingga 4 jam


Sakit
kepala,
dispepsia,

ES

vasodilatasi, diare, pandangan

gangguan visual

sama

tanpa

ES sama tanpa visual


efek

biru

Sumber: DSM IV-TR


12. NYERI PELVIS KRONIK
DIAGNOSIS
Durasi berlangsung 6 bulan atau lebih, Incomplete relief with most treatments, gangguan
fungsional yang bermakna di tempat kerja maupun tempat tinggal, tanda-tanda depresi,
seperti kelelahan, penurunan berat badan, atau anoreksia serta adanya perubahan peran
keluarga.
TATALAKSANA
1.
2.
3.
4.

Psikoterapi CBT
Analgesik
Antidepresan
Tatalaksana etiologi spesifik bila ada

Sumber: DSM IV-TR


13. IRRITABLE BLADDER
DIAGNOSIS
Sensibilitas kandung kemih yang berlebihan atau ambang rangsang yang rendah yang bersifat
psikovegetatif, yang dapat ditemukan dengan pengukuran tekanan intra vesika
Diagnosis: keluhan pasien sering berkemih, urgensi, dan frekuensi. Evaluasi ada tidaknya
komponen psikis atau gangguan fisik. Dapat dilakukan perangsangan intravesika dimana
terdapat ambang rangsang yang rendah
TATALAKSANA
1. Psikoterapi
2. Antianxietas, dan antidepresan sesuai indikasi
Sumber: Buku ajar ilmu penyakit dalam

14. NYERI PSIKOGENIK

DIAGNOSIS
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Tidak ada onset yang jelas


Tidak terlokalisasi
Muncul di banyak tempat
Intensitas nyeri bervariasi sesuai mood pasien.
Menghilang dengan alkohol dan atau pengobatan psikotropik
Jarang menghilang dengan analgesik
Tidak mengganggu tidur
Kadang terdapat gejala neurotik
Kadang terdapat gangguan kepribadian

TATALAKSANA:
1. Psikoedukasi, hipnosis, relaksasi, sugesti (meningkatkan ambang rasa sakit)
2. Analgetik, muscle relaxan
3. Antiansietas, antidepresan
15. SINDROM HIPERVENTILASI
DIAGNOSIS
Menurut Arautigam (1973) secara psikologis penycbab yang mencetuskan penyakit ini, ialah
perubahan pernapasan, yang ia namakan

sindrom pernapasan nervous yang biasanya

disebabkan oleh faktor emosional atau stres psikis.


Terdapat 2 jcnis pernapasan yang dapat dilemukan, yaitu:
a) Pemapasan yang tidak teratur yang dianggap sebagai pengutaraan rasa takut yang khas
b).Pernapasan yang dangkal diselingi dengan penarikan napas dalam, sebagai pengutaraan
situasi pribadi yang bersifat keletihan dan pasrah, yaitu penanda lujuan tidak dapat dicapai
kendati sudah diusahakan.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan:
a. Gejala klinis:
Parestesia: ujung jari tangan dan kaki, sekiat mulut, bibir, dan lidah
gejala sentral: gangguan penglihatan, melayang, blurry eyes, pusing, bingung
gejala pernapasan: sesak napas
keluhan jantung: angina pektoris
b. Alkalosis respiratorik dengan penurunan ion kalsium, fosfat, dan magnesium
c. Hipereksitabilitas saraf dan otot: Tanda Chovstek, tanda Trousseau, spasme karpopedal,
kejang tangan dan kaki, tangan obstetrik
d. Perubahan perdarahan regional: otak ( pre-kolaps dengan blurry eyes, jatuh pingsan), kulit
(suhu kulit menurun, akrosianosis)
e. Aktivitas simpatik pada EKG: takikardia, ekstrasistol
Sumber: Buku ajar ilmu penyakit dalam

16. GLOBUS HISTERETIKUS


DIAGNOSIS
Harus memenuhi semua gejala di bawah:
a.
b.
c.
d.
e.

Sensasi adanya ganjalan atau benda asing di kerongkongan yang persisten atau intermiten
Sensasi muncul pada periode di antara waktu makan
Tidak dijumpai adanya disfagia atau odinofagia
Tidak ada bukti bahwa refluks gastroesophagus merupakan penyebab
Tidak adanya bukti histopatologi berupa gangguan motilitas pada esophagus

Manajemen akut
1. Penjelasan tentang gejala, menenangkan pasien, menghilangkan stres, dan motivasi
untuk bernapas secara normal.
2. Dapat diberikan dosis kecil dari benzodiazepin kerja cepat.
3. Bernapas dalam kantong kertas dapat menyebabkan perbaikan gejala dan
menormalkan kadar PaCO2
Pengobatan untuk mencegah rekurensi:
1.
2.
3.
4.

CBT
Breathing exercise
Penyekat beta (bisoprolol 5 mg sekali sehari
Benzodiazepin

Sumber: Rome III Diagnostic Criteria for Functional Gastrointestinal Disorders


17. VAGINISMUS
DIAGNOSIS

Spasme involunter yang menetap atau berulang pada otot-otot sepertiga bagian bawah

vagina yang menggangu hubungan seksual


Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan interpersonal
Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan aksis I lainnya (misalnya,
gangguan somatisasi), dan tidak terjadi secara ekslusif oleh karena efek langsung dari
suatu kondisi medis umum

TATALAKSANA
1. Psikoterapi edukatif dan suportif pasien dan pasangan
2. Tranquilizer untuk stress emosional
3. Antidepresan dan antianxietas sesuai indikasi
Sumber: DSM IV TR
18. DISPAREUNIA
DIAGNOSIS

Nyeri genital menetap atau berulang yang berhubungan dengan hubungan seksual

baik pada laki-laki maupun wanita


Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan interpersonal
Gangguan tidak terjadi secara ekslusif disebabkan oleh vaginismus atau tidak ada
atau kurangnya pelumasan, tidak lebih baik dijelaskan oleh agngguan aksis I lainnya
(kecuali disfungsui seksual lainnya), tidak secara ekslusif oleh karena efek
fisologislangsung dari zat (misala,penyalahgunaan zat, pengobatan) atu suatu kondisi
medis umum

TATALAKSANA
1. Psikoterapi edukatif dan suportif pasien dan pasangan
2. Tranquilizer untuk stress emosional
3. Antidepresan dan antianxietas sesuai indikasi
Sumber: DSM IV - TR
19. SINDROM PREMENSTRUASI
DIAGNOSIS

Gejala psikis meliputi depresi, kemarahan yang tidak terkontrol, iritable, sering
menangis, kelelahan, kebingungan, menarik diri dari lingkungan sosial, konsentrasi

buruk, insomnia, banyak tidur, perubahan nafsu seksual.


Gejala fisik meliputi cepat haus dan sering lapar, payudara membesar, perut kembung,
peningkatan berat badan, tangan dan kaki membengkak, sakit kepala, gangguan saluran
cerna, nyeri perut.

Untuk mendiagnosis sindrom premenstruasi diperlukan:


a. Gejala muncul 5 hari sebelum menstruasi dan muncul pada 3 kali siklus menstruasi
berturut-turut.
b. Berakhir pada 4 hari awal menstruasi
c. Berhubungan dengan aktivitas normal
TATALAKSANA
Dapat diberikan SSRI, antidepresan, dan benzodiazepin.
Sumber: ACOG
20. GANGGUAN ORGASME
DIAGNOSIS

Keterlambatan atau tidak adanya orgasme yang menetap atau berulang setelah fase
rangsangan seksual yang normal. Wanita menunjukka variasi yang luas dalam jenis

atau intensitas stimulasi yang mencetuskan orgasme. Diagnosis gangguan orgasme


wanita harus didasarkan pada pertimbangan klinisi bahwa kapasitas orgasmik wanita
adalah kuarang dari yang pantas menurut usia, pengalaman seksual, dan kecukupan

stimulasi seksual yang diterimanya.


Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan interpersonal
Disfungsi orgasme tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan aksis I lainnya (kecuali
disfungsi seksual lainnya), dan tidak terjadi secara ekslusif karena efek fisiologis
langsung dari zat atau suatu kondisi medis umum

TATALAKSANA
1. Psikoterapi edukatif dan suportif pasien dan pasangan
2. Tranquilizer untuk stress emosional
3. Antidepresan dan antianxietas sesuai indikasi
Sumber: DSM IV - TR

Anda mungkin juga menyukai