BAB I
PENDAHULUAN
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan
atau saat periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon
dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu
sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.2 Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suamiistri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa
untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,
dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi
saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf
parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan
dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.
2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan
lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan
pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma
(penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi
hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal
dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG
atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan :
Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang lakilaki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga
Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien
nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di
diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S
keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka
mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A
juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena
Hipertensi sebelumnya.
Data Umum :
: Tn. A
: Tuban
eluarga
: pedagang toko
Keluarga
: SMP
Nama
Jenis
Hubungan
Umur
Pendidikan
Kelami
dengan KK
1.
Tn. A
n
L
Suami
50 th
SMA
2.
Ny. S
Istri
45 th
SMP
3.
Nn. Z
Anak
13 th
SMP
4.
An. D
Anak
6 th
SD
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Hub. Perkawinan
: Menikah
____ : Garis Keturunan
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
----- : Tinggal serumah
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.
Jawa Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada
status kesehatan keluarga Ny.S
mi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu
karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti,
sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S
mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap
hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.
Keluarga.
Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman
sebayanya dan menonton TV dirumah.
Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim
liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Imunisasi
No
Nama
Umur
DPT/HB/
kesehatan
Tindakan
Yang telah
dilakukan
Campak
50 th
Tn. A
Ny. S
45 th
13 th
An.Z
1.
6 th
An. D
2.
3.
4.
60
48
Baik
27
Sakit
25
Baik
Baik
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Gangguan
nutrisi
-
Membantu
pemenuhan
nutrisi
Ny.S tanpa
membawa
ke
pelayanan
kesehatan
-
Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang
tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan
milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya
cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga
tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air
dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari
jarak belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua
tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan
tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke
musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat
Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi
sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti
keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan
kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S
aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin
yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji
di mushola dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus
meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan
keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan
mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat
membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta
mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan
kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S
dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih
memilih ke dokter desa.
IV. Struktur Keluarga
sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling
menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak
mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun
tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau
sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan
dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan
keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan
masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya
dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan Tn.A jarang
berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
VI.
Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksa
an
Fisik
Kepala
Tn. A
Leher
An. Z
An. D
Simetris,
Simetris,tidak
Simetris,
Simetris,
rambut
ada
rambut
rambut
berwarna
ketombe,Ram
berwarna
berwarna
hitam,
2.
Ny.S
tidak but
ada ketombe.
kusut
leher
tidak leher
nampak
nampak
sedikit hitam,
tidak hitam,
tidak
ada ketombe.
ada ketombe.
tidak leher
tidak leher
tidak
nampak
nampak
adanya
adanya
adanya
adanya
peningkatan
peningkatan
peningkatan
peningkatan
vena tekanan
dan jugularis
vena tekanan
dan jugularis
vena
dan jugularis
dan
teraba tidak
teraba tidak
teraba tidak
teraba
adanya
adanya
adanya
adanya
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
Mata
(struma).
Konjungtiva
tidak
(struma).
Konjungtiva
terlihat tidak
(struma).
Konjungtiva
terlihat tidak
(struma).
Konjungtiva
terlihat tidak
terlihat
4.
5.
Telinga
Hidung
katarak, ada
katarak,
penglihatan
penglihatan
penglihatan
jelas
Simetris,
jelas
Simetris,
jelas
Simetris,
jelas
Simetris,
keadaan
keadaan
keadaan
keadaan
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
baik
baik
baik
baik
Simetris,keada Simetris,keada Simetris,keada Simetris,keada
an
an
an
an
bersih,Tidak
bersih,Tidak
bersih,Tidak
bersih,Tidak
kelainan ada
yang
Mulut
katarak, ada
penglihatan
ada
6.
katarak, ada
kelainan ada
yang
kelainan ada
yang
ditemukan
ditemukan
ditemukan
Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaa agak
sedikit
yang
ditemukan
Mukosa mulut
n bersih,Tidak kering,Mulut
ada kelainan
kelainan
n bersih,Tidak
makan 1x/hari
bersih,Tidak
ada kelainan
7.
Dada
porsi habis .
Pergerakan
Pergerakan
dada
terlihat dada
Pergerakan
terlihat dada
Pergerakan
terlihat dada
terlihat
8.
Abdomen
jantung
S1 jantung
S1 jantung
S1 jantung S1 dan
dan
S2 dan
S2 dan
S2 S2
tunggal,tidak
tunggal,tidak
tunggal,tidak
tunggal,tidak
terdapat
terdapat
terdapat
terdapat
palpitasi,
palpitasi,
palpitasi,
palpitasi, suara
(-),
(-), ronchi (-), (-), ronchi (-), (-), ronchi (-), ronchi
(-),
wheezing (-)
Pada
wheezing (-)
Pada
wheezing (-)
Pada
wheezing (-)
Pada
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
didapatkan
didapatkan
didapatkan
adanya
adanya
adanya
adanya
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
hepar,
tidak hepar,
tidak hepar,
tidak hepar,
tidak
kembung,
kembung,
kembung,
kembung,
pergerakan
pergerakan
pergerakan
pergerakan
peristaltik
peristaltik
peristaltik
peristaltik
9.
TTV
dan
tidak
ada tidak
ada tidak
ada tidak
ada
bekas
luka bekas
luka bekas
luka bekas
luka
operasi
operasi
TD : 120/80 TD
operasi
operasi
: TD:
110/80 TD:
105/63
ekstremita
mmHg,
160/100mmH
N : 74x/m,
g,
: R: 18 x/mnt
R: 18 x/mnt
S : 360C
100x/m, S : N: 84 x/mnt
N: 72 x/mnt
R: 20x/m
36,50C
S: 370C
mmHg
S: 37,2OC
mmHg
R: 20x/m
5 5
5
5
5
5
4 4
5 5
5 5
5 5
Perawat
NIM.
VIII.
Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
Etiologi
Masalah
DS:
pemenuhan
mengatakan
mual,muntah,lemas,
nutrisi
nafsu
makan menurun.
Kompensasi tubuh
DO:
(pusing)
Gangguan
dari
kurang
kebutuhan
tubuh.
mempengaruhi
hipothalamus
kurang nafsu makan
Kurang nutrisi
Riwayat hipertensi, gaya
DS:
dan lemas.
Ny.S
mengatakan
menderita
penyakit
Penumpukan kolesterol
dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
meskipun
hanya
Tekanan darah meningkat
sekedar periksa.
dari
pagi
sore
sampai
sehingga
Hipertensi
kurang istirah
dan
bumbu
santan.
Kekuatan otot:
4
5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A
terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.
No
1.
2.
3.
Kriteria
Sifat masalah
Perhitungan
Skor
Pembenahan
3/3 x 1
1.aktual (3)
3. potensial (1)
Kemungkinan masalah
segera.
1/2x 2
dapat diubah
1.tinggi (2)
2. sedang (1)
dijangkau keluarga.
3. rendah (0)
Potensi untuk mence-
3/3 x 1
3/3
gah masalah
untuk
tidak
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
buruk
keadaan
dilakukan
1.
Menonjolnya masalah
dapat
Ny.S
keluarga
2/2 x 1
dan
dengan
memperbaiki
4.
memper-
hidup sehat.
Keluarga
perilaku
menyadari
adanya
perlu
penanganan
masalah
tetapi
2.
segera. (2)
Masalah di rasakan,
penyakit .
tidak
dirasakan (0)
Total Skor
3/3
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
No
Kriteria
1.
Sifat masalah
1.
2.
3.
2.
Actual (3)
Resiko tinggi (2)
Potensial (1)
Kemungkinan masalah
Perhitungan
Skor
Pembenahan
3/3 x 1
1/2 x 2
dapat diubah
1.
2.
3.
4.
1.
untuk
2/3 x 1
2/3
ke
kesehatan
mendapatkan
pengobatan
dan
perawatan.
Pencegahan
bias
gah masalah
dilakukan
Mudah (3)
Cukup (2)
Tidak dapat (1)
Menonjolnya masalah
dengan
pola makan.
2/2 x 1
Tn.A
dan
Ny.S
bisa
menerima
perlu
segera (2)
2.
Masalah
penanganan
belum stabil.
dirasakan,
Ny.S
pelayanan
1. Tinggi (2)
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
3.
membawa
segera (2)
Masalah
tidak
di
keadaan
rasakan (0)
Total Skor
3 2/3
Diagnosis Kep.
Tujuan
Umum
Khusus
Keluarga
Gangguan
Setelah
di Setelah
pemenuhan
lakukan
lakukan
nutrisi
kurang tindakan
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Standart
di
Verbal
kunjungan
sampai 1 hari
keluarga bisa
memahami
selama
materi yang di
menit
kekurangefektifan pasien
diharapkan
keluarga
pasien
dari
kebutuhan diharapkan
dalam terpenuhi
30
berikan.
secara
keluarga
memenuhi
sembang
mampu
memahami
keluarga
tentang
.
kebutuhan nutrisinya ny
perlahan-lahan sambil m
mampu melaksanakannya
kebutuhan nutrisi
sakit.
dan
membantu
yang
Pasien dan
Rencana Inte
pentingnya
nutrisi.
Setelah
di
lakukan
Perilaku
Pasien mampu
kunjungan
sampai
makan dan
1-2
minum
hari selama 30
Secara
menit
seimbang
diharapkan
makan 3x/hari
habis
dan minum 8
gelas
hari.
air
porsi
habis
tanpa bagi
tubuh
dan
seb
kesembuhan penyakit.
bantuan
Minum air putih 82. Memotivasi Ny.S u
gelas perhari tanpa aktifitas tersebut.
3. Membantu keluarga su
bantuan
dalam membantu Ny.S d
pasien mampu
porsi
tujuan terpenuhi.
2.
Hipertensi
pada Setelah
1.
Ny.S
keluarga dilakukan
Tn.A
kunjungan
berhubungan
keperawatan,
dengan
keadaan
menit
ketidakmampuan
penyakit
Keluarga
keluarga
Ny.S
dapat
mengenal
berangsur
mengenal ka-
darah tinggi
karakteristik
membaik
rakteristik
pen-yakit
hipertensi
benar.
penyakit
dilakukan
dan
perawatannya
dapat
dan benar
karakteristik
b. Penyebab :
perawatannya.
Keturunan
jelas
Kelelahan
Penyakit
penyakit
2.
Mendiskusikan
karakteristik
be
penyakit
perawatannya.
5. Menanggapi pertanyaan
6. Membimbing keluarga
setelah
dilakukan
Verbal
Pasien
30menit
membuat
kepu-tusan
tepat
tentang upaya
pengobatan
ke
sarana
kesehatan dan
bersedia
dapat
Ny.S
Keluarga
yang
Keputusan
memberikan
perawatan
yang baik dan
benar.
3. pada
akhir Perilaku
pertemuan
Pasien
yang cukup
Keluarga
melaksanakn
- makan teratur
sepakat
di
evaluasi
dengan baik
waktu.
2.
Menjelaskan
bahwa
jika apa yang sudah - meluangkan waktu dilanjutkan jika hasil eva
diadakan
sewaktu-
waktu.
keluarga.
keputusan
yan
EVALUASI
No
Diagnosa
1 Gangguan
Implementasi
Tgl 11-04-2012 Jam 08.30- S:
pemenuhan
2012 Jam
Keluarga menjawab salam
Tn.A mengatakan Ny.S 08.30Mengucapkan salam
Memvalidasi
keadaan masih mual, pahit di mulut, 09.00
pada keluarga
Mengingatkan kontrak
Ny.S keluarga
Menjelaskan tujuan
Tn.A
b.d
tubuh
kekurangefekti
fan
Waktu
Tgl 11-04-
09.00
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Evaluasi
TUK
keluarga
1. Memberitahu kepada pasien
dalam
dan
membantu
pentingnya
memenuhi
keseimbangan
keluarga
betapa
menjaga
nutrisi
kebutuhan
makannya.
Keluarga
menyetujui
nutrisi
dan
komposisi seimbangnya.
Keluarga
mengatakan
pada
keluarga
bertanya
untuk
Keluarga mendengarkan
penjelasan apa yang sudah
penjelasan yang diberikan.
kita ajarkan.
Keluarga membantu proses
4.
Memberitahu keluarga
untuk
dan
lebih
aktif
pemenuhan nutrisi
membantu
kebutuhan
5.
nutrisi
anggota
dan
kebutuhan
Ny.S
sampai
motivasi
minum.
Ny.S belum menghabiskan
membantu
parsial.
Memberikan
pasien
dalam pemenuhan
keluarga
2012
08.3009.00
jam
nutrisi
sampai
A:
tercapai.
P:
Lanjutkan intervensi.
Hipertensi
pada
dengan
ketidakmampu
an
keluarga
mengenal
karakteristik
penyakit
Ny.S 09.00
keluarga Tn.A
berhubungan
1.
dan
perawatannya
Tgl 13-04-
2012 Jam
Keluarga menjawab salam
Tn.A mengatakan Ny.S 08.30Mengucapkan salam
Memvalidasi
keadaan masih sedikit pusing dan 09.00
keluarga
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
belum
TUK
bisa
sepenuhnya
melakukan aktifitas.
Keluarga
menyetujui
pertemuan saat ini selama
Memberikan
berobat
ke
yang baik.
O:
Mengajukan kontrak waktu
Keluarga mendengarkan
Ny.S dan keluarga.
penjelasan yang diberikan.
lebih baik.
TD: 130/90mmHg
A:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi
sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung
(etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer
tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat
seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
http://hestimeiprett.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-keluargadengan.html