Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PPOM


3.1 Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan informasi tentang gejala-gejala terakhir juga
manifestasi penyakit sebelumnya. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa digunakan
sebagai pedoman untuk mendapatkan riwayat kesehatan yang jelas dari proses penyakit :

Sudah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan ?

Apakah aktivitas meningkatkan dispnea? Jenis aktivitas apa?

Berapa jauh batasan pasien terhadap toleransi aktivitas?

Kapan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napas?

Apakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh?

Apa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinya?

Data tambahan dikumpulkan melalui observasi dan pemeriksaan; pertanyaan yang patut
dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lanjut termasuk :

Berapa frekuensi nadi dan pernapasan pasien?

Apakah pernapasan sama dan tanpa upaya?

Apakah pasien mengkonstriksi otot-otot abdomen selama inspirasi?

Apakah pasien menggunakan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan?

Apakah tampak sianosis?

Apakah vena leher pasien tampak membesar?

Apakah pasien mengalami edema perifer?

Apakah pasien batuk?

Apa warna, jumlah dan konsistensi sputum pasien?

Bagaimana status sensorium pasien?

Apakah terdapat peningkatan stupor? Kegelisahan?

3.2 Diagnosa Keperawatan PPOM


a)

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan

pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.


b)

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi

c)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi

sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea


d)

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi

e)

Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.

3.3 Intervensi PPOM


a)

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan

pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.


. Intervensi / Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekresi.
Tujuan : Mengefektifkan jalan nafas
Hasil yang diharapkan : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih / jelas
-

Menunjukkan

perilaku

untuk

memperbaiki

bersihan

jalan

nafas

Misal : Batuk efektif dan mengeluarkan sekret.


Intervensi

- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misal : mengi, krekels, ronki.
Rasional : Beberapa derajat bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius, misal: krekels basah (bronkhitis),bunyi nafas
redup
-

Kaji

dengan
/

pantau

frekuensi

ekspirasi
pernafasan,

mengi

catat

rasio

(emfisema).

inspirasi

mengi

(emfisema)

Rasional : takipnea ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan / selama
stress / adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat
melambat

dan

ferkuensi

ekspirasi

memanjang

dibanding

inspirasi.

- Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misal: peninggian kepala tempat tidur, duduk dan
sandaran tempat tidur.

Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan


menggunakan gravitasi, namun pasien dengan slifres berat akan mencari posisi yang paling
mudah untuk bernafas.
- Pertahankan polusi lingkungan minimum debu, asap dll
Rasional : Pencitus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat mentrigen episode akut.
- Bantu latihan nafas abdomen / bibir
Rasional : Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan
menurunkan jebakan udara.
- Ajarkan teknik nafas dalam batu efektif
Rasional : Batuk dapat menetap tetapi efektif khususnya bila pada lansia,sakit akut, atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi / kepala dibawah setelah perkusi dada.
Kolaborasi
- Berikan obat sesuai indikasi
Brokodilator mis, B-agonis, Epinefrin (adrenalin, vaponefrim) albuterol (Proventil, Ventolin)
terbulatin

(Brethine,

Brethaire),

isoetarin

(Brokosol,

Bronkometer).

Rasional : Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan
nafas mengi, dan produksi mukosa, obat-obat mungkin per oral, injeksi / inhalasi.

Xantin,

mis

aminofilin,

oxtrifilin

(Choledyl),

teofilin

(Bonkoddyl,

Theo-Dur)

Rasional : Menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos dengan meningkatkan langsung
siklus AMP. Dapat juga menurunkan kelemahan otot / kegagalan pernafasan dengan
meningkatkan

kontraktilitis

diafragma.

Berikan humidifikasi tambahan mis nubuter nubuliser, humidiper aerosol ruangan dan
membantu

menurunkan

mencegah

pembentukan

mukosa

tebal

pada

Rasional : Menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran dan membantu


Intervensi :
Mandiri

Auskultasi bunyi nafas

Kaji frekuensi pernapasan

bronkus.

Kaji adanya dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan dan penggunaan otot bantu

pernapasan

Berikan posisi yang nyaman pada pasien : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada

sandaran tempat tidur.

Hindarkan dari polusi lingkungan misal : asap, debu, bulu bantal

Dorong latihan napas abdomen

Observasi karakteristik batuk misalnya : menetap, batuk pendek, basah

Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung

Berikan air hangat

Kolaborasi :

Berikan obat sesuai indikasi : bronkodilator, Xantin, Kromolin, Steroid oral/IV dan

inhalasi, antimikrobial, analgesik

Berikan humidifikasi tambahan : misal nebuliserultranik

Fisioterapi dada

Awasi GDA, foto dada, nadi oksimetri

b)

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi

Mandiri :

Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan alat bantu pernapasan

Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernapas

Kaji kulit dan warna membran mukosa

Dorong mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan

Auskulatasi bunyi nafas

Palpasi fremitus

Awasi tingkat kesadaran

Batasi aktivitas pasien

Awasi TV dan irama jantung

Kolaborasi :

Awasi GDA dan nadi oksimetri

Berikan oksigen sesuai indikasi

Berikan penekan SSP (antiansietas, sedatif atau narkotik)

Bantu intubasi, berikan ventilasi mekanik

c)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea


Intervensi :
Mandiri :

Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Evalusi berat badan

Auskultasi bunyi usus

Berikan perawatan oral sering

Berikan porsi makan kecil tapi sering

Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat

Hindari makanan yang sangat panas dan sangat dingin

Timbang BB

Kolaborasi :

Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna

Kaji pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum

Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi

Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi

d)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelemahan

efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual / muntah.


Tujuan : Memenuhi kebutuhan nutrisi klien secara adekuat

Kriteria hasil yang diharapkan :


-

Menunjukkan

peningkatan

berat

badan

menuju

tujuan

yang

tepat.

- Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan / mempertahankan berat
yang tepat.
Intervensi
- Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini, catat derajat kesulitan makan, evalusi BB dan
ukuran tubuh.
Rasional : Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum dan
obat. Selain itu banyak pasien PPOM mempunyai kebiasaan makan buruk, meskipun kegagalan
pernafasan membuat status hipermetalik dengan meningkatkan kebutuhan kalori.
- Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering, dan masukan cairan
adekuat.
Rasional : Aktifitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan
resiko terjadi infeksi paru.
-

Tunjukkan

dan

bantu

pasien

tentang

pembuangan

tisu

dan

sputum

Rasional : Cegah penyebaran patogen melalui cairan.


- Dorong keseimbangan antara aktifitas dan istirahat
Rasional : Menurunkan konsumsi / kebutuhan keseimbangan oksigen dan memperbaiki
pertahanan

pasien

terhadap

infeksi,

meningkatkan

penyembuhan.

Kolaborasi
- Dapatkan spesimen dengan batuk / penghisapan untuk pewarnaan kuman gram kultur /
sensitivitas.
Rasional : Dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab dan kerentanan terhadap
berbagai anti mikrobia.
- Berikan anti mikrobia sesuai indikasi
Rasional : Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kulturdan
sensitivitas,

atau

diberikan

secara

profilaktik

karena

resiko

tinggi.

e)

Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang

informasi.

Jelaskan proses penyakit

Jelaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif

Diskusikan efek samping dan reaksi obat

Tunjukkan teknik penggunaan dosis inhaler

Tekankan pentingnya perawatan gigi /mulut

Diskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi

Diskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering,

asap, polusi udara. Cari cara untuk modifikasi lingkungan

Jelaskan efek, bahaya merokok


Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas, aktivitas pilihan dengan periode

istirahat

Diskusikan untuk mengikuti perawatan dan pengobatan

Diskusikan cara perawatan di rumah jika pasien diindikasikan pulang

F. Defisit pengetahuan tentang PPOM berhubungan dengan kurang informasi, salah


mengerti tentang informasi, kurang mengingat / keterbatasan kognitif.
Tujuan : Klien mampu untuk mengetahui tentang pengertian / informasi PPOM.
Kriteria hasil yang diharapkan :
- Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubungkan
dengan faktor penyebab.
Intervensi :
- Jelaskan / kuatkan penjelasan proses penyakit individu
Rasional : Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana
pengobatan.
- Instruksikan / kuatkan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.

Rasional : Nafas bibir + nafas abdominal / diafragmatik menguatkan otot pernafasan, membantu
meminimalkan kolaps jalan nafas kecil dan memberikan individu arti untuk mengontrol dispnea.
Latihan kondisi umum meningkatkan toleransi aktivitas, kekuatan otot dan rasa sehat.
-

Diskusikan

obat

pernafasan,

efek

samping

reaksi

yang

tak

diinginkan

Rasional : Pasien ini sering mendapat obat pernafasan banyak sekaligus yang mempunyai efek
samping hampir sama + potensial interaksi obat, penting bagi pasien memahami perbedaan
antara

efek

samping

mengganggu

dan

efek

samping

merugikan.

- Tekankan pentingnya perawatan oral / kebersihan gigi


Rasional : Menurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut, dimana dapat menimbulkan infeksi
saluran nafas atas.
- Diskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi mis: udara terlalu kering, angin,
lingkungan dengan suhu ekstrem, serbuk, asap tembakau, sprei aerosol, polusi udara.
Rasional : Faktor lingkungan ini dapat menimbulkan iritasi bronkial menimbulkan peningkatan
produksi sekret dan hambatan jalan nafas.
- Diskusikan pentingnya mengikuti perawatan medik, foto dada periodik dan kultur sputum.
Rasional : Pengawasan proses penyakit untuk membuat program terapi untuk memenuhi
perubahan

kebutuhan

dan

dapat

membantu

mencegah

komplikasi

( Doenges, 2000 : 152).


3.4. Evaluasi
Fokus utama pada klien Lansia dengan COPD adalah untuk mengembalikan kemampuan
dalam ADLS, mengontrol gejala, dan tercapainya hasil yang diharapkan. Klien Lansia mungkin
membutuhkan perawatan tambahan di rumah, evaluasi juga termasuk memonitor kemampuan
beradaptasi dan menggunakan tehnik energi conserving, untuk mengurangi sesak nafas, dan
kecemasan yang diajarkan dalam rehabilitasi paru. Klien Lansia membutuhkan waktu yang lama
untuk mempelajari tehnik rehabilitasi yang diajarkan. Bagaimanapun, saat pertama kali
mengajar, mereka harus mempunyai pemahaman yang baik dan mampu untuk beradaptasi
dengan gaya hidup mereka.(Leukenotte, M A, 2000 : 502)
http://ndangsudrajat.blogspot.com/2013/04/askep-ppok-penyakit-paruobstruktif.html

Anda mungkin juga menyukai