Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN SKIZOFRENIA

Skozofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizo yang artinya retak atau pecah (split), dan
frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita skizofrenia adalah
seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian ( Hawari, 2003).
Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang
ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi
kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif
seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada Skizofrenia Tipe II ditemukan
gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada
pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya terjadi pada masa
remaja atau awal dua puluhan.Pria biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat
dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia meninggal karena bunuh diri.
Faktor resiko penyakit ini termasuk :
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau
impulsivitas.
3. Stress lingkungan
4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang sangat kecil.
5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya
gangguan ini.
http://yulia-putri.blogspot.com/2010/02/pengertian-skizofrenia.html

SKIZOFRENIA Istilah skizofrenia berasal dari kata schizos : pecah belah dan phren: jiwa.
Skizofrenia menjelaskan mengenai suatu gangguan jiwa dimana penderita mengalami
perpecahan jiwa adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan
perbuatan, Kraepelin seorang ahli kedokteran jiwa dari kota Munich memaparkan skizofrenia
sebagai bentuk kemunduran intelegensi sebelum waktunya yang dinamakannya demensia prekox
(demensia : kemunduran intelegensi) prekox (muda, sebelum waktunya). Ada banyak perkiraan
sebagai penyebab terjadinya skizofrenia, baik yang berasal dari badaniah (somatogenik) maupun
psikologis (psikogenik). Perkiraan penyebab skizofrenia yang berasal dari segi fisik yang
pertama adalah berasal dari faktor genetik atau faktor keturunan, hal ini telah dibuktikan dengan
penelitian tentang keluarga penderita skizofrenia. Potensi untuk mendapatkan skizofrenia tidak
langsung diturunkan melalui gen resesif, potensi ini mungkin kuat tapi mungkin lemah sebab
selanjutnya juga akan tergantung pada lingkungan individu apakah akan menjadi skizofrenia atau
tidak. Sama seperti penderita diabetes mellitus walaupun ia adalah resesif diabetes namun jika ia
dapat menjaga pola hidup yang sehat maka ia tidak akan menderita diabetes. Selanjutnya adalah
kelainan susunan syaraf pusat, yang terletak pada diensefalon atau kortex otak, kelainan tersebut
mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem. Ada beberapa ahli yang menjelaskan
mengenai teori psikogenik yang pertama adalah teori Adolf Meyer, menurut meyer skizofrenia
merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, oleh karena itu timbul suatu disorganisasi
kepribadian dan lama-kelamaan orang itu menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Kemudian
teori Sigmund Freud, menurut Freud dalam skizofrenia terdapat kelemahan ego, yang dapat
timbul karena penyebab psikogenik maupun somatik, superego dikesampingkan sehingga tidak
bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme. Gejala-gejala
skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder, gejala primer
diantaranya gangguan proses pikiran (bentuk,langkah dan isi pikiran), gangguan afek dan emosi,
gangguan kemauan, banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan.
Mereka tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat mengambil tindakan dalam suatu
keputusan. Dan yang terakhir adalah gejala psikomotor juga dinamakan gejala katatonik atau
gangguan perbuatan. Kemudian gejala sekunder yang terdiri dari waham, waham yang diderita
penderita skizofrenik sering tida logis dan bizar. Tetapi penderita tidak memahami hal tersebut
dan menganggap bahwa wahamnya merupakan fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Gejala sekunder yang kedua adalah halusinasi, pada skizofrenia halusinasi timbul tanpa ada
penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada
keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran, halusinasi
penciuman, halausinasi citarasa atau halusinasi taktil (singgungan). Pengobatan pada skizofrenia
tidak dapat sempurna sembuh tetapi dengan pengobatan dan bimbingan yang baik penderita
dapat ditolong untuk berfungsi terus, bekerja sederhna dirumah ataupun diluar rumah. Keluarga
atau orang lain dilingkungan penderita diberi penerangan (manipulasi lingkungan) agar mereka
lebih sabar menghadapinya.
http://anz123.blogspot.com/2013/09/pengertian-skizofrenia.html

Anda mungkin juga menyukai