PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera
karena salah satu sebab. Penyebab trauma adalah kecelakaan lalu lintas,
industri, olahraga, dan rumah tangga. Di Indonesia kematian akibat
kecelakaan lalu lintas 12.000 orrang per tahun (Chairudin, 1998). Taruma
yang dialami seseorang akan menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut.
1. Biaya yang besar untuk mengembalikan fungsi setelah mengalami trauma.
2. Resiko kematian yang tinggi.
3. Prodiktivitas menurun akibat banyak kehilangna waktu bekerja.
4. Kecatatan sementara dan permanen.
Di masyarakat, seorang perawa/Ners perlu mengetahui perawatan klien
trauma muskuloskletal yang mungkin dijumpai, baik dijalan maupun selama
melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit. Selain itu, ia perlu
mengetahui dasar-dasar penanggulan suatu trauma yang menimbulkan
masalah pada sistem muskuloskletal dengan melakukan penanggulangan awal
dan merujuk ke rumah sakit terdekat agar mengurangi resiko yang lebih
besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cedera muskuloskeletal ?
2. Apa saja macam-macam cedera muskuloskeletal ?
3. Apa yang dimaksud dengan kompres dingin pada cedera muskuloskeletal ?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan terapi kompres dingin ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan kompresi dingin
(Es) pada pasien cedera muskuloskeletal
2. Tujuan khusus
1
a.
b.
c.
d.
muskuloskeletal
e. Unutuk mengetahui prosedur kompresi dingin pada cedera
muskuloskeletal
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penyusun
Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran dan dapat
meningkatkan
keterampilan
dalam
penulisan
bahasa
yang
di
muskuloskeletal.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil makalah ini sebagai referensi untuk pembelajaran khususnya
pada mata kuliah sistem muskuloskeletal dan mahasiswa dapat memahami
analisis jurnal, dasar-dasar dalam pnelitian jurnal.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
dilakukan
dengan pemeriksaan
radiologi,
maka
berilah
3. Strain (peregangan)
Strain otot, dikenal juga sebagai tarikan otot, terjadi bila otot terlalu
meregang atau robek, otot punggung sering mengalami strain bila
seseorang mengangkat benda berat.
Tanda dan gejala
- Derajat I
Peregangan ringan, robekan minor, nyeri lokal, nyeri tekan,
bengkak, spasme otot ringan
- Derajat II
Peregangan sedang-peningkatan jumlah serat yang robek, nyeri
lokal, nyeri tekan,bengkak, dislokasi dan ketidakmampuan untuk
menggunakan tungkai untuk periode lama.
- Derjat III
Peregangan hebat-pemisahan komplet otot dari otot, otot dari
tendon, atau tendon dari tulang, nyeri lokal, nyeri tekan, bengkak dan
pucat.
4. Vulnus (Luka)
Terdapat beberapa jenis luka terbuka:
Abrasi: lama lain abarsi adalah goresan (scrape) lapisan atas kulit
terkelupas dengan sedikit kehilangan darah
Laserasi: kulit yang terpotong dengan pinggir bergerigi. Jenis luka ini
terbuka
akan
pada area yang sudah terjadi edema, karena efek vasokontriksi menurunkan
reabsorbsi cairan. Kompres dingin tidak boleh diteruskan apabila nyeri
semakin bertambah atau edema meningkat atau terjadi kemerah-merahan
berat pada kulit. Unutk mencapai hasil yang maksimal maka kompres dingin
dipasang di tempat selama 20 menit kemudian diambil, dan beri kesempatan
jaringan unuttk hangat kembali.
G. Efek Fisiologis kompres dingin
Menurut Stevens (2000) dalam Khodijah (2011), pemberian unsur
dingin pada tempat tertentu membawa akibat penyempitan pada pembuluhpembuluh darah. Dengan cara ini terjadi pengentalan darah, dan ini dapat
menghalangi atau memebatasi penyebaran darah keluar dari pembuluh darah
bila terjadi suatu bekuan. Maka pemberian unsur dingin ini harus dilakukan
berulang-ulang.
Menurut pendapat novita (2010), respon kulit pada aplikasi kompresi
dingin 5-12 menit anastesi relatif kulit. Pada umumnya dingin lebih mudah
menembus jaringan dibandingkan dengan panas. Ketika otot sudah
mengalami penurunan suhu akibat aplikasi dingin dingin, efek dingin dapat
bertahan lebh lama dibanding dengan panas karena adanya lemak subkutan
yang bertindak sebagai insulator. Di sisi lain lemak subkutan merupakan
barrier utama energi dingin uuntuk menembus otot.
Secara fisiologis, pada 10-15 menit pertama setelah pemberian aplikasi
dingin terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah. Vasokontriksi ini
disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang timbul akibat stimulasi
sistem saraf otonom dan pelepasan epinephrine dan neorepinephrine (novita,
2010).
Kompres
dingin
akan
menimbulkan
efek
analgetik
dengan
10. Setelah prosedur dilakukan bereskan semua alat, bantu pasien untuk
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Cold and compression in the management of musculoskeletal
injuries and orthopedic operative procedures
Peneliti
Sumber
perbaikan lutut ligamen, 8,10,22-27. Tujuh pada lutut total artoplasti, 2,28-33
dan empat pada prosedur lain-lain termasuk pergelangan kaki fractur 34,35
dan bahu surgery 36,37.
E. Perpaduan secara sintesis
1. Keseleo pergelangan kaki
Pasien dengan cedera kaki akut diberi kompres dingin secara
berturut-turut dengan aplikasi 30 menit tunggal cryotherapy. Penilaian ini
dilakukan selama 7 hari pasca-cedera.
Menurut wilkerson dan horn-kingery melakukan penelitian kecil
dari 34 pasien (18%perempuan, usia rata-rata: 20,4 1,8 tahun untuk
semua perbandingan). Pada nyeri pasca-operasi Terdapat kecenderungan
umum yang skor lebih rendah antara pasien kompresi dingin secara
langsung dengan kompresi dingin setelah pasca-operasi 3 bulan.
Menurut brandsson et al 50 pasien berturut-turut (19 dari 50 [38%]
perempuan, usia rata-rata: 26 tahun) memberikan kompresi dingin pada
nyeri selama 48 jam pasca-operasi lebih rendah daripada kelompok
dengan menggunakan perangkat cryocuff dibandingkan dengan kelompok
plasebo.
Menuurut konrath et al27 dievaluasi 100 pasien berturut-turut
dijadwalkan untuk rekonstruksi arthoscopic ACL, perawatan 500 pad
perangkat (Breg inc, vista, CA, USA) dengan 40 sampai 50 F (n= 27)
dengan menggunakan obat, resimen perangkat yang sama ditetapkan pada
70 sampai 80 F (n=23) dengan menggunakan es yang sudah hancur
dalam kantong es. Suhu yang digunakan penelitian ini secara signifikan
lebih rendah. Semua data dalam penelitian tersebut dikumpulkan, namun
tidak ada perbedaan sama sekali antara penggunaan obat nyeri dengan
output drainase.
Menurut edwards et aAL26 melaporkan hasil penelitian serup
dengan konrath dan coworkers. Dengan 71 pasien menjalani operasi ACL
secara acak dengan menggunakan tiga perawatan yaitu: CryoCuff
perangkat (8 dari 26 [31%] perempuan, usia: 29 tahun), CryoCruff
perangkat set pada suhu kamr (4 dari 21 [19%] perempuan, usia rat-rata:
26 tahun), atau tanpa pengobatan (9 dari 24 [38%] perempuan, usia rata-
11
rata: 28 tahun). Tidak ada yang signifikan atau perbedaan yang ditemukan
48 jam pasca-bedah dengan penggunaan obat. Secara signifikan lebh
rendah unutk 41 F pasien dengan terapi dingin daripada kontrol (52 vs 98
mL, P, 0,01), tetapi tidak di antara 51 F .
2. Memperbaiki ligamen lutut
Penelitian lain yang dilakukan oleh cohn et al24 mengevaluasi 54
pasien berturut-turut dari 26 (9 dari 26 [35%] perempuan,usia rata-rata: 23
tahun) pengobatan dengan 50 F melakukan kompresi dingin bersamaan
secara ringan dan terus-menerus di lutut selama 4 hari, dan 28 pasien (13
dari [46%] perempuan usia rata-rata: 25 tahun) menerima perawatan yang
terdiri dari kantong es diterapkan kelutut diruang pemulihan. Pasien yang
diobati dengan kompresi dingin dapat mengurangi 53% obat suntik
meperidine dan 67% mengurangi hydroxyzine dibandingkan dengan
pasien yang kontrol. Reaksi kompres dingin 1,2 hari sedangkan unutuk
pengobatan 3,5 hari. (P, 0,01 unutk kedua perbandingan).
Dalam penelitian schroder dan passler mengevaluasi 44 psien yang
menjalani rekontruksi ACL sehubungan dengan pembengkakan pasca
operasi, tentang gerak, nyeri, persyaratan analgesik. Dengan percobaan
201 pasien (6 dari 21 [29%] perempuan, usia rata-rata: 25 tahun)
mengggunakan kompresi es atau kantong es dalam 3 kali sehari selama 14
hari dan hasil peniaian klinis dilakukan pada hari 1, 2, 3, 6, dan 14. Pasien
yang diobati dengan kompresi dingin lebih cepat gerak.
3. Artroplasti lutut total
Levy dan marmar mengevaluasikan hasil penelitian tetang
kehilangan darah dan nyeri dari 80 kasus unilateral, 40 pasien (33 dari 40
[83%] perempuan, usia rata-rata: 74 tahn) dilakukan secara acak dari
penggunaan kompresi dingin pasca operasi dengan perangkat cryocuff
dan 40 pasien (32 dari 40[80%] prempuan, usia rata-rata:73 tahun)
menggunakan kompres ringan dengan ACE membungkus. Untuk kasusu
bilateral penggunaan terapi kompres dingin dilakukan pada kedua lutut
karena hal ini untuk menghindari kontaminasi bidang steril dan karena
kedua lutut tersebut dalam terbuka.
12
13
pasien tersebut
Perhatikan area yang akan diberi kompres dingin
Lakukan secara terus-menerus 5-10 menit
Periksa area kulit setiap kali pengompresan.
Setelah prosedur dilakukan bereskan semua alat, bantu pasien untuk
14
BAB VI
15
PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah tersebut dapat di simpulkan bahwa Kompres dingin
merupakan metode yang menggunakan cairan atau alat kompres yang dapat
menimbulkan sensasi dingin pada bagaian tubuh yang terasa bermasalah,
Terapi es dingin ini untuk menekan tingkat metabolisme dari jaringan lunak
yang berkembangdisekitarnya. Penurunan metabolisme jaringan berhubungan
dengan penurunan enzimatik aktivitas, mencegah kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh hipoksia. Kompres dingin digunakan unutk mengurangi
nyeri, peradangan, mencegah edema, menurunkan suhu tubuh dan mengontrol
pendarahan dengan meningkatkan vasokontriksi.
B. Saran
Demikianlah malkalah ini kami buat sebagai bahan masukan dalam
proses pembelajaran khususnya cara penanganan secara non farmakologi
terutama penggunaan kompres dingin, agar pasien mendapatkan perawatan
yang optimal dan biasa mengaplikasikannya secara mudah dan mandiri.
Diharapkan untuk mahasiswa lain pembuatan makalah tentang kompres
dingin dapat dilakukan lebih dalam kembali, lebih luas agar mendapatkan
hasil yang lebih maksimal.
16