Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISA DAN DISKUSI

HUKUM PERSAINGAN USAHA DAN ANTIMONOPOLI

PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TERHADAP PT. PERTAMINA


(PERSERO) ATAS PELANGGARAN PASAL 19 HURUF (D) UNDANG UNDANG no. 9
tahun 1999 tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA
TIDAK SEHAT

Nama : Raymond Armando Letidjawa


NPM : 322015

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALTIGA
2016

Uraian Singkat Duduk Perkara


Bahwa Komisi menerima laporan tertanggal 15 Desember 2005 dan
tanggal 11 Januari 2006 tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap
Undang - undang Nomor 5 Tahun 1999 berkaitan dengan proyek perubahan
logo PT PERTAMINA (Persero). Selanjutnya

Sekretariat Komisi melakukan

klarifikasi atau penelitian terhadap laporan tersebut yang pokoknya adalah


sebagai berikut:

PT PERTAMINA (Persero) telah melakukan pelanggaran ketentuan yang


berlaku dalam melakukan perubahan logonya dengan menunjuk

langsung LANDOR tanpa melalui proses tender;


Kebijakan PT PERTAMINA (Persero) dalam proyek perubahan logo telah
mendiskriminasikan

pelaku

usaha

lain

dengan

memperlakukan

LANDOR secara istimewa;


Kebijakan PT PERTAMINA (Persero) dalam proyek perubahan logo telah
mengakibatkan kerugian bagi negara;
Kemudian melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi pada hari

Selasa, tanggal 12 September 2006 dan dibacakan di muka persidangan yang


dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Rabu , tanggal 13 September 2006
oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Erwin Syahril, S.H., sebagai Ketua
Majelis, Faisal H. Basri, S.E., M.A. dan Dr. Syamsul Maarif, S.H., LL.M.,
Menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut :
1. Menyatakan PT PERTAMINA (Persero) secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 19
huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat karena menunjuk secara langsung LANDOR untuk
pembuatan logo PT PERTAMINA (Persero) tanpa alasan yang sah;
2. Menghukum PT PERTAMINA (Persero) untuk membayar denda sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang harus disetorkan ke kas Negara sebagai setoran
penerimaan

negara

bukan

pajak

Departemen

Keuangan

Direktoral

Jenderal

Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta I yang beralamat di Jl.


Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta Pusat melalui bank pemerintah dengan kode penerimaan
1212;
yang kemudian pihak Terlapor melakukan upaya hukum banding ke Pengadilan Negeri dan
kasasi Ke Mahkamah Agung yang hasil putusan upaya hukum tersebut kurang lebih sama
dengan Putusan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha.
Dalam pemeriksaan kasus di atas KPPU telah menjerat PT. Pertamina dengan pasal 19
huruf (d) Undang - undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang berbunyi :
Pelaku usaha dilarang untuk melakukan suatu atau beberapa
kegiatan baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat berupa :
. d. melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
Bahwa perbuatan yang dilanggar dalam pasal 19 mempunyai sifat rule
of reason yang dapat di maknai bahwa pelaku usaha yang melakukan suatu
kegiatan atau membuat perjanjian yang dapat mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat. Jadi dalam pendekatan ini perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku usaha tidak dapat langsung serta merta dikatakan suatu pelanggaran
kalau tidak disertai akibat dari perbuatan tersebut.
Dalam kasus pergantian logo oleh PT. Pertamina dengan menggunakan
jasa PT. LANDOR KPPU berpendapat bahwa perbuatan PT. Pertamina telah
menghambat terjadinya Persaingan usaha di bidang jasa Desain Logo di
Indonesia karena menunjuk langsung pihak LANDOR sebagai pihak yang
mendisain Logo baru PT.Pertamina tampa melalui tender.

Dengan melihat kenyataan tersebut muncul Pertanyaan, apakah


maksud dari pasal 19 UU antimonopoli ini dimaksudkan untuk menjerat
Pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dalam pasar yang bersagkutan yang
sejenis dan/atau pasar yang berbeda tetapi mempunyai hubungan yang erat
dalam menjalakan kegiatan usahanya masing masing ? Atau apakah
makna dari pasal 19 ini merujuk pada pengertian yang dimaksud oleh KPPU
lewat putusannya tersebut?
Apabila pasal 19 UU antimonopoli dimaknai sesuai dengan pertanyaan
pertama di atas maka dapat disimpulkan sementara bahwa Perbuatan yang
dilakukan oleh PT. Pertamina dengan menunjuk pihak LANDOR sebagai
desainer Logo baru PT. Pertamina tidak melanggar ketentuan dalam pasal 19
UU antimonopoly tersebut karena kedua belah pihak mempunyai pasar yang
berbeda

dan

tidak

mempunyai

hubungan

kaitan

yang

erat

dalam

menjalankan usaha. Namun apabila pasal 19 UU antimonopoli dimaknai


sesuai dengan apa yang diuraikan KPPU dalam Putusannya maka hal ini
mempunyai

beberapa

dampak

yang

berkaitan

erat

dengan

hukum

diantaranya Pihak pelaku usaha tidak memiliki kebebasan untuk berkontrak.


Kaitannya dengan kasus yang diangkat adalah bahwa pihak pelaku usaha
tidak memiliki kebebasan untuk memilih mitra kerja yang menurutnya
mempunyai kualitas yang baik dan yang berkompeten, karena dalam bisnis
pelaku usaha tidak hanya melihat keuntungan dari segi penggunaan jasa
yang murah tetapi ada factor lain seperti berpengalaman, mempunyai trak
record yang baik dan yang terpenting adalah pihak pengguna jasa tersebut
memiliki kepercayaan pada penyedia jasa tersebut (factor subyektif dari
pihak pengguna jasa).
Dampak lainya juga dari pemaknaan pasal 19 oleh KPPU khusunya
pada

kasus

yang

diangkat

adalah

mengenai

waktu,

bahwa

dalam

menjalakan bisnis ketepatan waktu sangatlah penting untuk menjalakan


usaha. Kaitannya dengan kasus ini adalah apabila pihak Pengguna Jasa

memperkirakan bahwa dengan dilakukannya kegiatan tender maka pihak


pengguna jasa tidak mempunyai waktu yang cukup dalam mencapai target
pemasasran bisninya maka pihak pengguna jasa perlu untuk melakukan
penunjukan langsung dalam pemilihan penyedia jasa demi mencapai target
pemasaran.
Maka melihat kondisi ini perlu diadakan pengkajian kembali makna
pasal 19 UU antimonopoli agar terciptanya nilai nilai keadilan dalam
masyarakat khususnya dalam bidang Persaingan usaha.

Anda mungkin juga menyukai