Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM), atau Hand, Foot and Mouth
Disease (HFMD) dan dikenal juga dengan istilah Flu Singapura adalah penyakit
yang umumnya diderita oleh bayi dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Periode
usia yang terkena yaitu antara usia 6 bulan sampai 3 tahun, namun ada laporan
kasus yang menyebutkan bahwa bayi baru lahir atau usia dewasa di atas 25 tahun
dapat terkena penyakit ini.
Tangan, kaki dan penyakit mulut (HFMD) adalah infeksi virus yang
biasanya ringan dan selflimiting disease. Hal ini ditandai dengan demam
prodromal singkat, diikuti oleh faringitis, ulkus pada mulut dan ruam pada tangan
dan kaki. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari anggota Enterovirus dari genus
Picornaviridae misalnya Coxsackievirus tipe A (CA) dan Enterovirus 71 (EV71),
dengan gambaran klinis yang berbeda. Transmisi terjadi dari manusia ke manusia
melalui kontak langsung dengan air liur, tinja, cairan tubuh atau droplet dari
saluran napas dari orang yang terinfeksi dan secara tidak langsung melalui
benda(2). Di Singapura, wabah pertama HFMD dilaporkan pada bulan Juni sampai
Juli 1970 namun agen etiologinya belum diketahui. Dua wabah lainnya terkait
dengan CA16 yang dilaporkan selama periode antara September 1972 dan Januari
1973, dan antara September dan Desember 1981. Wabah terbesar dari HFMD
yang disebabkan oleh EV71 dengan 3790 kasus dan 4 kematian terjadi di
Singapura antara September dan Desember 2000. Temuan patologis utama yang
didapat dari hasil pada otopsi adalah pneumonitis interstitial, miokarditis dan
ensefalitis.
Dari berbagai sumber dilaporkan bahwa akhir-akhir ini penyakit tersebut
sudah banyak penderitanya di Indonesia. Penyakit ini banyak berjangkit pada
musim panas dan kering, dan pada masa awal turunnya hujan. Meskipun di
Indonesia penyakit ini dinyatakan bukan merupakan penyakit yang digolongkan
berbahaya, namun wabah yang terjadi selama April sampai Juli 1998 di Taiwan,
dimana Enterovirus 71 (EV71) telah diidentifikasi sebagai agen etiologi yang
utama. Wabah itu dikaitkan dengan tingkat kematian sangat tinggi pada anak-anak

kecil. Setidaknya terdapat 55 kasus fatal yang awalnya dilaporkan pada anak-anak
yang memiliki keluhan yang sulit disembuhkan setelah fase prodromal akut
penyakit, banyak dari mereka yang mengalami gangguan neurologis selama sakit
dan meninggal dalam waktu 24 jam rawat inap. Selain itu dari April sampai Juni
1997, 29 anak yang sebelumnya sehat berusia kurang dari 6 tahun di Sarawak,
Malaysia, meninggal karena kegagalan kardiorespirasi cepat progresif selama
wabah HFMD yang terutama disebabkan oleh enterovirus 71 (EV71) .
Untuk pengobatan HFMD, sampai sekarang belum ada obat spesifik untuk
mengatasinya kecuali obat-obatan simptomatik untuk menekan gejala. Penyakit
ini disebabkan oleh virus yang sama sekali berbeda dengan penyakit kaki dan
mulut pada binatang ternak. Gejalanya yang mirip dengan sindroma StevensJohnson akibat alergi terhadap penggunaan beberapa jenis obat, dan juga mirip
dengan cacar air tetapi lokasi pertumbuhan vesikel dan ulkus di kulit secara
spesifik banyak timbul di rongga mulut, telapak tangan, dan telapak kaki.

BAB II
LAPORAN KASUS
I.

Identitas Pasien

II.

Nama

: Ny. RV

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 22 Tahun

Alamat

: Secang, Magelang

Pekerjaan

: Pegawai Salon Kecantikan

Agama

: Islam

Tanggal Pemeriksaan

: 5 Mei 2016

Data Dasar

Keluhan Utama
Terdapat bintil bintil berisi nanah pada kedua telapak tangan, kaki dan mulut
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang bersama anak dan suaminya ke Poli Kulit dan Kelamin RST
Dr. Soedjono Magelang dengan keluhan muncul bintil-bintil pada kedua telapak
tangan, kedua kaki dan mulut pasien sejak 2 minggu sebelum pasien datang ke
rumah sakit. Bintil-bintil dikatakan muncul mendadak, awalnya hanya beberapa
namun jumlahnya makin bertambah. Awalnya bintil-bintil berwarna kemerahan
dan berisis cairan bening. Terasa sangat gatal sekali terutama pada malam hari,
siang hari gatal berkurang. 2 hari sebelum pasien datang berobat bintil-bintil
berubah menjadi seperti berisi nanah dan berwarna putih. Namun rasa gatal
sedikit berkurang. Muncul keluhan serupa di bagian tubuh lain disangkal.
Pasien juga mengalami demam namun tidak terlalu tinggi dan turun dengan
pemberian paracetamol. Nafsu makan dikatakan sedikit menurun karena sariawan
yang muncul beberapa di mulut. Keluhan lain seperti mual, muntah, BAB cair
disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah mendapat Paracetamol, panas dikatakan menurun dengan
pemberian obat tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien
dikatakan sudah pernah menderita cacar air sebelumnya. Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-).
Riwayat Keluarga
Anak pasien yang berusia 6 bulan juga mengalami keluhan serupa dengan
pasien. Muncul bintil-bintil kemerahan dan berisi nanah di kedua telapak tangan,
kaki dan mulut. Mengalami demam namun tidak terlalu tinggi.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang ibu yang memiliki satu orang anak. Pasien
bekerja sebagai pegawai di salon kecantikan. Pasien menggunakan asuransi BPJS
untuk biaya pengobatan. Pasien memiliki riwayat ekonomi dengan kesan cukup.
III.

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis (GCS E4V5M6)

Nadi

: 84 x/menit, reguler, isi cukup

RR

: 18 x/menit

Suhu

: 36,8 C

BB

: 50 kg

Status generalis
Kepala

: Normocephali

Mata

: Konjungtiva pucat -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor

THT

: Telinga

: kesan tenang

Hidung

: sekret (+)

Tenggorok

: Tonsil T1/T1, faring hiperemis (+)

Thoraks

: Simetris (+), retraksi (-)

Jantung

: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Paru

: Suara napas Vesikuler +/+ , Rh -/- , Wh -/-

Abdomen

: Distensi (-), bising usus (+) normal, turgor normal

Hepar dan lien tidak teraba


Extremitas

: Hangat (+) dan oedem (-) pada keempat ekstremitas

Status lokalis
Regio

: palmar manus dekstra et sinistra dan dorsum pedis dekstra et


sinistra.

Efluoresensi : vesikel, pustul multipel, bulat, diameter 0,3-0,6 cm, batas


tegas, kulit sekitar eritema
Regio

: mukosa bibir bawah ulser, soliter, bulat, diameter 0,5 cm, tepi
rata, batas tegas, mukosa sekitar eritema

Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
IV.
-

Diagnosis Banding
Herpangina
Herpes Simplex
Herpes Zoster

I.

Varicella
Resume
Pasien perempuan berusia 22 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil pada

telapak tangan, kaki, dan mulut sejak 2 minggu sebelum pasien berobat ke Rumah
sakit. Bintil-bintil berisi cairan bening dan nanah, gatal. Pasien demam tidak
terlalu tinggi, mengeluh sariawan di mulut, nafsu makan menurun.
II.

Diagnosis
Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)

V.

Penatalaksanaan
o Loratadine 10 mg 2 x 1 hari
o Isoprinosine 500 mg 3 x 1 hari

VI.

Prognosis

Quo ad vitam

: Ad bonam

Quo ad functionam

: Ad bonam

Quo ad sanationam

: Ad bonam

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Definisi
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu
Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth
Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah
penyakit

yang

disebabkan

oleh

sekelompok

enterovirus

yang

disebut

coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae; dengan gejala klinis berupa


lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak, terkadang di
bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan
7

sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki,
tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit
nyeri jika ditekan.(10,16)
III.2 Epidemiologi
HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara dalam
beberapa tahun terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini termasuk
kehadiran pusat penitipan anak, seringnya berkontak dengan penderita HFMD,
jumlah anggota keluarga yang besar, dan tempat tinggal di pedesaan.
Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi seksual.
Beberapa data epidemi mengamati rasio laki-laki dan perempuan dominasi sedikit
1.2-1.3:1.
Baru-baru ini (Juli 2012), di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang
diduga terinfeksi Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini epidemi
(terutama pada bayi, balita, dan anak di bawah 2 tahun) masih dalam penyelidikan
intensif dan itu adalah peneliti kemungkinan akan memiliki pemahaman yang
lebih baik dari angka kematian yang tinggi terkait dengan enterovirus 71. Jika
Enterovirus 71 yang pada akhirnya ditemukan bertanggung jawab atas kematian,
kemungkinan virus telah mengembangkan kemampuan mematikan baru untuk
cepat menginfeksi dan merusak jaringan paru-paru anak-anak. Namun, penelitian
yang sedang berlangsung dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa anak-anak
mati dari kombinasi enterovirus 71, suis Streptococcus, dan koinfeksi virus
dengue.
III.3 Etiologi
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
RNA yang masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang
lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus
terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling
sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering
memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai
meninggal adalah Enterovirus 71.

Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B,


yang didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A
menyebabkan

cedera

otot,

kelumpuhan,

dan

kematian,.

Coxsackie

mengakibatkan kerusakan organ, tetapi hasil kurang parah). Ada lebih dari 24
berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus memiliki protein yang
berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang dan
menyebabkan sel inang menjadi lisis.

Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut,


tenggorokan, tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit
mulut (HFMD) adalah nama umum dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16)
menyebabkan sebagian besar infeksi. HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada anakanak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang dewasa juga dapat mengembangkan
kondisi. Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan "penyakit kaki dan
mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya, pada sapi, babi,
dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada kelopak
mata dan area putih mata).
Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan
nyeri perut dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari dan
resolve). Pleurodynia juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari
Coxsackie B (1-6, dengan B 4 dianggap oleh beberapa peneliti sebagai
kemungkinan penyebab diabetes di sejumlah individu).
Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis, miokarditis,
dan perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti
menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam

pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes,


namun hubungan ini masih dalam penyelidikan.
Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit
anak dari tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak
dengan infeksi virus Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi
dalam waktu sekitar 10-12 hari.
III.4 Mortalitas dan Morbiditas
Secara umum, penyakit ini biasa menyerang anak-anak dan balita, tetapi
dilaporkan terjadi juga pada orang dewasa. Untuk pasien dengan kondisi tubuh
yang baik, penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya selama 7-10 hari sejak
gejala timbul. Namun komplikasi yang berbahaya juga dilaporkan meliputi
miokarditis, pneumonia, meningitis, ensefalitis, hingga kematian. Penyakit KTM
juga dapat menjangkit kembali, terutama oleh virus dengan jenis yang berbeda.
Infeksi pada kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan keguguran spontan
atau pertumbuhan janin yang tidak normal. Di Taiwan dengan kasus penjangkitan
oleh enterovirus 71 menyebabkan 20 % kematian pada penderitanya. Tidak
dilaporkan adanya perbedaan reaksi pada jenis kelamin dan ras penderita yang
berbeda.
III.5 Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah
penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat
dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa
umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari
manusia ke manusia yaitu melalui droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau
ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, pakaian,
peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekret tersebut. Tidak
ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.
Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat
terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan
mulut adalah penyakit umum dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok
anak, misalnya di sekolah atau di tempat penitipan anak. Penyakit tangan, kaki
10

dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama manusia. Virus ini tersebar
melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga disebarkan melalui
lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan di dalam
lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 35 hari lepuh baru akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular
dan virus ini juga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.
Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa
epidemik, virus menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain
atau dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak
langsung dengan sekresi hidung dan mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari
udara. Implantasi dari virus di dalam bukal dan mukosa ileum segera diikuti
dengan penyebaran menuju nodus-nodus limfatik selama 24 jam. Setelah itu
segera timbul reaksi berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan
kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki.
Selama 7 hari kemudian kadar antibodi penetral akan mencapai puncak dan virus
tereliminasi.
III.6 Manifestasi Klinis
Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh
Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini,
meskipun pada orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin
sama sekali tidak menunjukkan gejala atau hanya ringan(12).
Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri
tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di
mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.
Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari.
Lepuhan di mulut berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus
yang dirasakan sangat perih terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk
menelan. Jumlah ulkus di mulut mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal,
palatal, gusi, dan lidah seperti ditunjukkan pada gambar 1(18). Ulkus di lidah
paling lama sembuh.

11

Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai
ke lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik,
seluruh gejala dapat membaik selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash
atau ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata),
papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash
atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong(12,13,14,15,16).
Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus
dirujuk ke rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu
lebih dari 39OC) atau demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia,
muntah atau diare dengan dehidrasi, badan sangat lemas, kesadaran menurun dan
kejang.

Gambar 1 : Lepuhan pada bibir dan lidah


Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang
terutama tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti
ditunjukkan pada gambar 2. Lepuhan/vesikel yang dikenal dalam istilah
kedokteran sebagai erythema multiforma (14) ini secara khas berbentuk bulat atau
elips yang akan mengering sendiri selama 3-7 hari.

Gambar 2 : Lepuhan pada telapak tangan


Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk
makan dan minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual,
muntah, dan diare akibat ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat
menyebabkan dehidrasi. Di samping itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh
mikroba lain dapat memperparah penyakit dan menyebabkan berbagai komplikasi.
.
12

III.7 Pemeriksaan Laboratorium


Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara
klinis, ruam yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak
dengan demam dianggap diagnostik infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis
HFM dibuat pada kombinasi dari sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik.
Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan kecuali pada komplikasi berat.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke
laboratorium diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering
memakan waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini
hampir tidak pernah dilakukan karena sebagian besar infeksi diri terbatas dan
biasanya ringan, tapi situasi ini bisa berubah karena wabah di Alabama (38 anak,
12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada kematian pada tahun 2011-2012) dan
Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak dirawat di rumah sakit
telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat membedakan antara
genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie Membedakan
dari adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi
diperlukan di masa depan.
Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan
immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral
memiliki tingkat isolasi tertinggi. Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel
juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi virus. Pada pasien tanpa vesikel,
penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2 swab koleksi yang
direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau rektum.
Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.
Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki
makna prognostik. Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray
antara berbagai cara untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik
bervariasi antara rumah sakit.(19,25)
III.8 Diagnosis Banding

Herpangina
Herpes Simplex

13

Herpes Zoster
Varicella

III.9 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
-

Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan
diinfus dengan cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak
diberikan cairan elektrolit, misalnya oralit.

Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.

Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema


paru, dan kematian(18,19).

III. Penatalaksanaan
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik,
biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh
penderita dilakukan dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam
jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan
vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati terjadinya gejala superinfeksi akibat
bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis rendah
sebagai pencegahan.
Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka
di mulut dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan
golongan analgetika dan antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk
diperhatikan dalam pengobatan penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan
obat dapat menimbulkan sindroma Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala
mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah ulser. Golongan obat
tersebut adalah : barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin, ibuprofen,
penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,
sulfonilurea, sulindac, dan tiazida (20).
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur
atau bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga
digunakan untuk mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah

14

daftar obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasi simptomatik Penyakit


Hand Foot and Mouth Disease.
1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti
Inflammatory Drugs) dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson
yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah
ulser sehingga disarankan untuk digunakan dengan golongan antasida, atau jika
ada dipilih golongan antipiretika/analgetika yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun
sirih, dan tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.
3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi
infeksi karena mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter,
seperti : neosporin (lokal), klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut ditabelkan
sebagai berikut:
Nama Obat

Dyclonine(Dyclone) dengan resep dokter :


anestetika lokal yang tersedia dalam bentuk
larutan,

semprot,

lozenge.

Mencegah

permeabilitas sel dan memblokir impuls pada


Dosis dewasa

ujung sarap perifer di kulit.


Oleskan 0,5 atau 1% larutan pada luka, tak
boleh lebih dari 200 mg atau 40 mL dari 0,5%

Dosis anak-anak

larutan atau 20 mL larutan 1%


Seperti dosis dewasa, disesuaikan dengan

Kontra Indikasi
Interaksi
Kehamilan

bobot badan.
Riwayat hipersensitivitas
Tidak dilaporkan
Golongan resiko C keamanan penggunaan

Perhatian

selama kehamilan belum ditetapkan


Overdosis dapat menyebabkan depresi atau
eksitasi, syok miokardiak

Nama Obat

Lidokain cair (Dilocaine; Dermaflex Gel)


anestetika lokal. Menurunkan permeabilitas

15

terhadap ion natrium pada membran saraf dan


menghasilkan inhibisi depolarisasi, blokir
transmisi impuls saraf.
Dioleskan dengan kapas pada ulser di mulut.
Disesuaikan dengan bobot badan.
Riwayat hipersensitivitas, sindrom Adam-

Cara pemakaian (dewasa)


Dosis anak
Kontra Indikasi

Stokes, simdrom Wolfgang-Parkinson-White,


gangguan

sinoatrial,

AV,

atau

blok

intraventikular (jika tidak digunakan alat pacu


jantung).
Pemberian dengan simetidin dan beta bloker

Interaksi

meningkatkan toksisitas. Pemberian bersama


dengan

prokainamida

meningkatkan

dan

aksi

tokainida

kardiodepresan,

Kehamilan

meningkatkan suksinilkolin.
Resiko B biasanya

Perhatian

diperhitungkan manfaat dengan resikonya.


Anestesia di seluruh wilayah mulut dan faring
kemungkinan
terasanya

dapat

makanan,

aman,

menyebabkan
gangguan

perlu

tak

terhadap

pernafasan, rasa menggigit di lidah dan


mukosa bukal, overdosis data menyebabkan
toksisitas (kepala berat, euforia, tinitus,
nausea, mual, koma, brakikardi, hipotensi,
lemah jantung).
5. Antihistamin: Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi
bronkus, sekresi mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi
sususan saraf pusat, dan aritmia jantung.
Nama Obat

Difenhidramin (Benadryl, Benylin,


Diphen,

AllerMax)

kelas

etanolamina, bloker reseptor histamin


tipe 1. Memiliki sifat sedatif dan
antikolinergik

penting

dapat

16

menimbulkan efek anestetika lokal


dengan menahan transmisi dari implus
Penggunaan pada penderita dewasa

saraf.
Untuk menahan simptom ulser oral :
dikombinasikan dengan alukol dan
magnesium

hidroksida

(Mylanta),

cairan lidokain dan/atau gerusan tablet


sukralfat
Dosis anak

(Carafate).

keluarkan lagi.
Disesuaikan dengan

Kumur
bobot

dan

badan,

penggunaan sama dengan penderita


Kontraindikasi

dewasa.
Riwayat

Interaksi

Inhibitor.
Potensi efek depresi sistem saraf pusat,

hipersensitivitas,

MAO

jangan diberikan dengan sirup yang


dapat menimbulkan gejala seperti reaksi
disulfiram (yang mengandung alkohol),
berinteraksi

dengan

trisiklik,

Inhibitor

antimuskarinik,

antidepresan

amantadin,

MAO,
dan

Kehamilan

prokainamida.
Golongan Resiko C keamanan selama

Perhatian

kehamilan belum ditetapkan.


Xerostomia,
glaucoma,
hipertiroidismus, ulser usus, gangguan
saluran

kemih,

gangguan

saluran

pencernaan, penyakit hati, hipertrofi


prostat.
6. Golongan Antasida dan Antiulser digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di
mulut dan saluran cerna. Biasanya digunakan untuk kumur, namun jika
didiagnosis ada luka di saluran gastrointestinal maka antasida ditelan.
Nama Obat

Sukralfat (Carafate) antasida dengan

17

kompleks aluminium untuk treatmen ulser


mukosa mulut. Sama efeknya terhadap ulser
pada saluran cerna, sukralfat membentuk suatu
lapisan kental yang menyelimuti saluran cerna
bersama menahan pepsin, asam lambung, dan
garam

empedu.

Dengan

aksi

tersebut,

memudahkan pemulihan luka-luka di saluran


Penggunaan pada penderita dewasa

cerna.
Kontrol

simptomatik

ulser

di

mulut

dikombinasi dengan antasida koloidal alukol


dan magnesium hidroksida (Mylanta), lidokain
kental dan difenhidramin, dicampur dalam
bentuk cairan untuk dikumur beberapa kali
sehari. Jika didiagnosis ada luka ikutan di
sepanjang

saluran

cerna,

antasida

dan

difenhidramin dapat ditelan dengan dosis yang


Dosis anak-anak

dianjurkan.
Disesuaikan dengan bobot badan, digunakan
sama dengan cara penggunaan pada penderita

Kontraindikasi
Interaksi

dewasa.
Riwayat hipersensitivitas.
Menurunkan efek ketokonazol,ciprofloxacin,
tetrasiklin,

fenitoin,

warfarin,

kuinidin,

teofilin, norfoxacin; antasida, bloker H2,


digoksin, lansoprazole, levotiroksin, fenitoin,
Kehamilan

dan absorpsi teofilin.


B- Biasanya aman, perlu dipertimbangkan

Perhatian

manfaat dibandingkan resiko.


Bisa menyebabkan gagal ginjal jika terjadi
absorpsi berlebihan dari aluminium

Nama Obat

Aluminium

hidroksida,

magnesium

hidroksida,

simetikon

(Mylanta).

Meningkatkan

pH

asam

lambung

18

dan

menutupi

ulser

lambung.

Magnesium

ditambahkan sebagai kombinasi antasida


Penggunaan pada penderita dewasa

untuk mencegah kesulitan buang air.


Diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
lidokain

Penggunaan pada anak-anak

kental,

difenhidramin

dan/atau

sukralfat, digunakan untuk berkumur.


Sama dengan penggunaan pada penderita
dewasa, dosis disesuaikan dengan bobot

Kontraindikasi

badan.
Riwayat hipersensitivitas, gangguan ginjal,

Interaksi

osteomalasia.
Menurunkan
kortikosteroid,

efikasi

fluorokuinolon,

benzodiazepin,

fenotiazin,

efek alumunium dan magnesium terhadap


Kehamilan

asam valproat, sulfonil urea,kuinidin dan


C keamanan selama kehamilan belum

Perhatian

ditetapkan.
Dapat menyebabkan gangguan dan gagal
ginjal

dan

kesulitan

b.a.b.

menyebabkan wasir/hemorrhage.
Edukasi kepada penderita
-

Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.

Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk


pemulihan dan pencegahan penularan lebih luas.

Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.

Jangan memecah vesikel.

Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan
anggota keluarga yang lain.

Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan


bergizi, sayur-sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut
berkurang.

19

sehingga

Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit


sebisa mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu
manis)

III.11 Prognosis
Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan
penyakit ini dapat sembuh sepenuhnya.

BAB IV
KESIMPULAN

20

Penyakit KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A19
dan enterovirus 71. Pencegahan utama yang dilakukan adalah pemutusan rantai
penularan penyakit dengan mencegah kontak dari satu penderita ke penderita yang
lain. Pengobatan secara simptomatik terutama dilakukan untuk menekan rasa
nyeri di mulut, mempercepat penyembuhan ulser di mulut, penekan demam, dan
pencegahan infeksi skunder. Golongan obat yang bisa diberikan : antipiretik,
antasida, antihistamin non steroid, analgetik, dan antiseptik. Di samping itu bisa
diberikan vitamin dan mineral tambahan bagi penderita atau kerabat penderita
untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
1. Goh KT, Ong A, Low J, editors. A Guide on Infectious Diseases of Public
Health Importance in Singapore. 6th ed. Singapore: Ministry of Health and
Tan Tock Seng Hospital; 2004.
21

2. Tay CH, Gaw CYN, Low T, Ong C, Chia KW, Yeo H, et al. In : Outbreak
of hand, foot and mouth disease in Singapore. Singapore Med J; 1974.
p.174-83.
3. Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling AE. In : Epidemic
hand foot and mouth disease caused by human enterovirus 71, Singapore.
Emerg Infect Dis; 2003 p.78-85.
4. Departemen of Dermatology Univ. Iowa College of Medicine, Available
from URL : http://tray.dermatology.uiowa.edu/Coxsack01.htm. Accessed
October 10 2012.
5. Goksugur N. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed
October 10, 2012.
6. Nervi SJ. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199. Accessed
October 10, 2012.
7. Di Piro, J.T., et.al. Pharmacotherapy, 3th ed. Appleton & Lange. Stamford;
1997. p.1842-1844.
8. Tjay, T. H., & Kirana, R. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo.
Jakarta; 2002.
9. Harfindal, E.T., Gourley, D.R.Textbook of Theurapeutics Drug and
Disease

Management.

Lippincott

Williams

&

Wilson,

7th

ed.

Philadelphia ; 2000. P.973-1046.


10. Chavis, L.M., R.Ph. Ask Your Pharmacist.St. MartinsGriffin. New York ;
2002.
11. American Soc. of Health System Pharmacist. AHFS Drug Information. ;
2003.

22

Anda mungkin juga menyukai