Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

PTERIGIUM NASALIS STADIUM IV


OKULUS DEXTRA

OLEH :

Jeiny F. Thomas
NRI : 020111092

PEMBIMBING :

Dr. Laya Rares, SpM

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2007

ABSTRAK
Seorang penderita laki-laki, 64 tahun datang ke poliklinik Mata RSU Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado tanggal 14 November 2007 dengan keluhan mata kanan terasa
seperti terganjal sesuatu, gatal, hiperemi, lakrimasi. Hal ini dirasakan sejak 1 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan fisik : status generalis, psikiatri, neurologi tidak ada kelainan.
VOD 6/7,5 dikoreksi dengan

Plano

6/6

Add S + 3.00

Plano

VOS 6/6 dikoreksi dengan

6/6

Add S + 3.00

Benjolan dikonjungtiva bulbi bagian nasal (+) okuli sinistra berwarna putih kelabu
bentuk segitiga dengan puncak sudah melewati setengah jarak antara limbus kornea
dan pupil tapi belum mencapai pupil. Permukaan kornea tidak rata, tertutup oleh
lipatan konjungtiva sedikit.
Diagnosis
Pterigium Nasalis Stadium III oculus dextra
Anjuran
-

Ekstirpasi pterigium

Memakai kacamata atau topi pelindung bila sedang bekerja atau beraktivitas
diluar rumah.

Hindari paparan dengan bahan-bahan yang mudah mengiritasi mata.

Kontrol poliklinik Mata.

Prognosis
Dubia ad bonam

PENDAHULUAN
Pterigium adalah suatu pertumbuhan fibrovaskuler berupa penebalan dan lipatan
konjungtiva berbentuk segitiga. Struktur tersebut mempunyai puncak yang mengarah
kebagian sentral kornea bahkan bisa sampai menutupi daerah pupil. Pterigium dapat
terletak pada bagian nasal ataupun temporal, tetapi pada umumnya terletak dibagian
nasal.
Etiologi serta patogenesis dari pterigium sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, tetapi ada dugaan bahwa timbulnya pterigium berkaitan dengan iritasi yang
lama pada konjungtiva bulbi oleh cahaya matahari, debu, asap, atau udara yang
panas. Orang-orang yang hidupnya lebih banyak terpapar dengan sinar matahari atau
bekerja dilingkungan terbuka diketahui mempunyai kecenderungan untuk mengalami
kelainan ini.
Penderita pterigium bisa menunjukkan gejala atau keluhan tetapi bisa juga tidak
menunjukkan gejala. Keluhan atau gejala yang sering timbul yaitu mata merah,
banyak mengeluarkan air mata, atau penderita merasa ada sesuatu di matanya.
Pada pterigium dini, kelihatan bercak peninggian limbus berwarna putih kelabu, tapi
bercak ini melekat pada tepi kornea. Korpus masih belum jelas karena tipis, tetapi
sudah mengandung satu atau lebih pembuluh darah. Pterigium dapat terjadi pada
kedua mata dengan meluas atau mendekati atau melewati daerah pupil, maka akan
mengurangi ketajaman penglihatan penderita. Pterigium dibagi atas 4 stadium, yaitu :
-

Stadium I : Puncak pada konjungtiva bulbi, belum mencapai limbus.

Stadium II : Puncak melewati limbus tapi belum melewati setengah jarak


antara limbus dan pupil.

Stadium III : Puncak melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tapi
belum mencapai pupil.

Stadium IV : Puncak pterigium telah melewati seluruh pupil.

Pengobatan pterigium bersifat konservatif atau bisa juga dilakukan tindakan operatif
(eksisi) apabila telah terjadi gangguan pada ketajaman penglihatan atau alasan
lainnya yang mengganggu kenyamanan penderita seperti alasan kosmetik.

LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Seorang penderita laki-laki, usia 64 tahun, bangsa Indonesia, suku Gorontalo, agama
Islam, pekerjaan Pensiunan, alamat Karombasan, datang berobat di Poliklinik Mata
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada hari Rabu, 14 November 2007 dengan
keluhan utama mata kanan kabur.
Anamnesis
Mata kanan kabur dialami penderita sejak 1 tahun yang lalu. Mata kabur
tersebut makin lama makin menghebat dan mengganggu dalam 3 bulan terakhir.
Awalnya penderita merasa gatal yang hilang timbul pada mata kanan sejak 1
tahun yang lalu. Gatal pada mata kanan timbul saat penderita bekerja membersihkan
kebun. Penderita tidak menggunakan kacamata pelindung saat bekerja.
Lama-kelamaan rasa gatal makin menghebat yang membuat penderita sering
mengucek-ngucek matanya. Rasa gatal kemudian diikuti dengan rasa perih dan
pengeluaran air mata yang berlebihan. Mata menjadi merah dan terasa kabur.
Penderita juga mengeluh seperti ada yang mengganjal, seperti pasir pada mata
mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
Riwayat trauma pada mata dan penyakit lain disangkal oleh penderita. Riwayat
penyakit dahulu seperti penyakit jantung, paru, kencing manis, darah tinggi disangkal
oleh penderita. Riwayat penyakit keluarga, hanya penderita yang sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
- Status generalis
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 84 x/m

Respirasi

: 20 x/m

Suhu Badan

: 36,8 C

Kepala dan Leher : simetris, tidak ada kelainan


Thorax

: Jantung-Paru dalam batas normal

Abdomen

: datar, lemas, BU (+) normal, hepar-lien tak teraba

Ekstremitas

: akral hangat, tidak ada deformitas

Genitalia

: laki-laki, tidak ada kelainan

- Status Psikiatri
Sikap penderita kooperatif, ekspresi wajar dan sikap yang ditunjukkan cukup baik
- Status Neurologis
Motorik dan sensibilitas baik, refleks fisiologis (+), refleks patologis (-).
- Status oftalmikus
A. Pemeriksaan Subjektif
- Visus okulus dekstra

: 6/20 F1 PH 6/9 F1 dikoreksi dengan S +1,50 / add


S +2,25 6/6

- Visus okulus sinistra

: 5/60

B. Pemeriksaan Objektif
- Inspeksi : OS
Benjolan dikonjungtiva bulbi bagian nasal (+) berwarna putih kelabu bentuk
segitiga dengan puncak sudah melewati setengah jarak limbus dan pupil tapi
belum mencapai pupil. Permukaan kornea tidak rata, tertutup oleh lipatan
jaringan konjungtiva sedikit, bilik mata depan cukup dalam, iris normal, pupil
bulat, refleks cahaya (+) normal, lensa jernih.
- Palpasi : OS
Nyeri tekan (-), massa (-)
Tekanan intra okuler sinistra et dekstra dengan tonometer Schiotz 17,3
mmHg.
- Pemeriksaan oftalmikus ODS : refleks fundus mata kiri dan kanan normal.
- Pemeriksaan slitlamp OS : kornea murni ditutupi oleh membran berbentuk
segitiga yang puncaknya sudah melewati setengah jarak antara limbus dan
pupil tapi belum mencapai pupil, COA cukup dalam, lensa jernih.

RESUME MASUK
Seorang laki-laki, 64 tahun, datang di Poli Mata RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
dengan keluhan mata kanan kabur, perih, terasa seperti terganjal sesuatu, gatal,
hiperemi, lakrimasi.
Pemeriksaan fisik : status generalis dalam batas normal.. Status oftalmikus :
- Pemeriksaan subjektif :
VOD 6/7,5 dikoreksi dengan

Plano

6/6

Add S + 3.00
VOS 6/6

Plano

dikoreksi dengan

6/6

Add S + 3.00

- Pemeriksaan objektif :
- Inspeksi OS : Benjolan dikonjungtiva bulbi bagian nasal (+) berwarna putih
kelabu bentuk segitiga dengan puncak sudah melewati setengah
jarak limbus dan pupil tapi belum mencapai pupil. Permukaan
kornea tidak rata, tertutup oleh lipatan jaringan konjungtiva
sedikit, bilik mata depan cukup dalam, iris normal, pupil bulat,
refleks cahaya (+) normal, lensa jernih.
- Pemeriksaan dengan tonometer Schiotz : tekanan intra okuler dekstra 17,3
mmHg dan tekanan intra okuler sinistra 21,9 mmHg.
- Pemeriksaan slitlamp OS : kornea murni ditutupi oleh membran berbentuk
segitiga yang puncaknya sudah melewati setengah jarak antara limbus dan
pupil tapi belum mencapai pupil, COA cukup dalam, lensa jernih.
Diagnosa : Pterigium Nasalis Stadium III Okulus Dekstra
Penanganan : Rencana ekstirpasi pterigium
Prognosis : dubia ad bonam
Preventif dan Rehabilitatif : penderita dianjurkan memakai kacamata / topi pelindung
bila sedang beraktivitas diluar rumah dan mengurangi kontak dengan debu.

DISKUSI
Diagnosis pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi. Dari anamnesis diperoleh data berupa gejala yang dikeluhkan penderita
seperti perih pada mata yang timbul biasanya jika mata kena debu atau angin dan
disertai pengeluaran air mata yang berlebihan serta ada sesuatu yang mengganjal
pada mata. Dan karena sudah mencapai stadium III, jadi sudah mulai mengganggu
penglihatan sehingga timbul keluhan mata kabur.
Sampai saat ini, penyebab dan patogenesis pterigium belum diketahui dengan
pasti. Tetapi diduga oleh iritasi faktor eksternal, yaitu sinar ultraviolet atau infra
merah disamping debu, angin, dan udara panas; mereka yang beresiko terkena
penyakit adalah mereka yang sering beraktivitas diluar rumah, dimana paparan sinar
matahari langsung dan debu serta angin sangat mungkin terjadi. Pada penderita
dalam kasus ini yang menjadi etiologinya adalah debu yang setiap hari terpapar pada
mata penderita karena sering beraktivitas diluar rumah dan tidak pernah memakai
kacamata atau topi sebagai pelindung.
Dari pemeriksaan oftalmologi ditemukan adanya penebalan berwarna putih
kelabu berbentuk segitiga dari bagian nasal dan puncaknya dibagian pinggir kornea
(limbus kornea) pada mata kiri. Didapati pula sklera hiperemis dan konjungtiva bulbi
hiperemis disekitar peninggian / lipatan konjungtiva. Hal ini menunjukkan adanya
reaksi inflamasi. Pada penderita ini sesuai dengan pembagian stadium pterigium
berdasarkan daerah yang ditutupi secara anatomis, maka dapat dilihat bahwa
pterigium ini pada stadium III. Dalam hal ini ditunjukkan oleh puncak pterigium
yang sudah melewati setengah jarak antara limbus kornea dan pupil tapi belum
mencapai pupil.
Penanganan pterigium pada penderita ini adalah ekstirpasi pterigium. Hal ini
sesuai dengan kepustakaan dimana disebutkan bahwa tindakan pembedahan
dilakukan bila terjadi gangguan penglihatan atau bagian pterigium telah menutupi
media penglihatan dan tumbuh progresif dan bila ada alasan kosmetik.
Pada penderita dianjurkan untuk memakai kacamata hitam / topi pelindung bila
beraktivitas diluar rumah. Begitu pula penderita diharapkan untuk menghindari
faktor pencetus timbulnya pterigium seperti sinar matahari, debu, angin, serta
menjaga dan merawat mata dengan baik.

KEPUSTAKAAN
1.

Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta,
2001 : 9-11

2. Wijaya N. Refraksi dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan keenam. Jakarta. 1989 :
41-2, 264-7
3. Ilyas S, Tarzil M, Salamun, Ashar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Cetakan II.
Penerbit FKUI. Jakarta, 2000 : 36-38
4. Lowenstein J, Lee S. Pterigium dalam : Opthalmology : Just The Facts. Mc
Graw-Hill Company. USA, 2004 : 8-9
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Pterigium dalam : Ilmu Penyakit
Mata. Cetakan pertama. Jakarta : CV Agung Seto, 2002 : 107-8
6. http://www.stlukeseye.com/conditions/pterygium
7. http://www.revoptom.com/handbook/sect21.htm
8. http://www.northshoreeye.com.au/diseases
9. http://www.djo.harvard.edu/site
10. http://www.cleareyeclinic.com/pterygium
11. http://www.emedicine.com/ophthalmology/topic542.htm-68k

Anda mungkin juga menyukai