berat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat
dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.5. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan
diteruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang.B. Penatalaksanaan periode
antara1. Diet dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet rendah
purin.2. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti tiazid, deuretik, aspirin,
dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.3. Kolkisin secara
teratur4. Penurunan kadar asam urat seruma. Obat urikosurik, bekerja menghambat reabsorbsi
tubulus
terhadap
asam
urat
yang
telah
difiltrasi
dan
mengurangi
peyimpanannya
b. Inhibitor xantin oksidase atau alopurinol, bekerja menurunkan
produksi asam urat
dan meningkatkan pembentukan xantin serta hipoxantin dengan
cara menghambat
enzim xantin oksidase.E. Pemeriksaan penunjangPada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( > 6mg%). Kadar
asam urat normal dalam serum pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan kadar asam
urat ini akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan
leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi
(500 mg%/liter per 24 jam).Disamping ini pemeriksaan tersebut,pemeriksaan cairan tofi juga
penting untuk menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan
kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan gambarankristal
asam urat ( berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.Kriteria diagnostik Artritis Gout ( ARA
1977)A. Kristal urat dalam cairan sendiB. Tofus yang mengandung kristal uratC. Enam dari
kriteria dibawah ini:1. Lebih dari satu kali serangan ertritis akut2. Inflamasi maksimal pada hari
pertama3. Artritis monoartikular4. Kemerahan sekitar sendi5. Nyeri atau bengkak sendi
metatarsofalangeal 16. Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal 17. Serangan unilateral
pada sendi tarsal8. Dugaan adanya tofus9. Hiperurikemia10. Pembengkakan asimetri sebuah sendi
pada foto rontgen11. Kista subkortikal tanpa erosi pada foto rontgen12. Kultur mikroorganisme
cairan sendi selama serangan inflamasi sendi negatifKlasifikasi GoutGout primerMerupkan akibat
langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam uratGout
sekunderDisebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.DASAR DATA PENGKAJIAN
PASIENAKTIVITAS/ISTIRAHATGejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.Tanda: MalaiseKeterbatasan rentang gerak ;
atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan ototKARDIOVASKULERGejala :
Jantung cepat, tekanan darah menurunINTEGRITAS EGOGejala: Faktor-faktor stress akut atau
kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan
dan ketidak berdayaanAncaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan orang lainMAKANAN ATAU CAIRANGejala: Ketidakmampuan untuk
menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual,anoreksia,kesulitan untuk
mengunyah.Tanda: Penurunan
berat
badan,kekeringan
pada
membran
mukosaHIGIENEGejala: Berbagai
kesulitan
untuk
melaksanakan
aktivitas
pribadi,
ketergantungan pada orang lain.NEUROSENSORIGejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan
kaki, hilangnya sensasi pada jari tanganTanda: Pembengkakan sendiNYERI /
KENYAMANANGejala: Fase
akut
dari
nyeri
Terasa
nyeri
kronis
dan
kekakuanKEAMANANGejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga,kekeringan pada mata dan membran mukosaINTERAKSI SOSIALGejala: Kerusakan
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aeusculapius
Nugroho , wahjudi. 2002. Keperawatan Gerontik. EGC : Jakarta
Pranarka, kris. 2010. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ) Edisi ke 4. Balai penerbit
fakultas kedokteran universitas Indonesia: Jakarta
Prof .dr.H.M. Noer, Sjaifoellah. 2000. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi ke 3. Balai penerbit
FKUI: Jakarta
R. Maryam,S, Fatma, M.dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Salemba medika :
Jakarta
Diposkan oleh Oktavia.kep gerontik di 06.01Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke Facebook
1 komentar:
K_Ren-Ny20 Maret 2011 19.01bagusBalasBerandaLangganan: Poskan Komentar (Atom)
mbah putri
okta dan mbahti
keluarga besar
Keluarga
Pengikut
Arsip Blog
2010 (1) Desember(1)ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GOUT
Mengenai Saya
Oktavia.kep gerontiksurabaya, East Javahormat & sayangilah kedua orang tua kita di hari
tua.....Lihat profil lengkapku
Dosen Pembimbing Keperawatan Gerontik
Pak Antonius Catur S S.Kep,Ns
Link-Q
http://ratnadewis.blogspot.comhttp://stikeshangtuahsby.ac.idhttp://nafikilmi.blogspot.comhttp://megamegu.blogspot.comhttp://lisapicca.blogspot.com
http://firmansht.blogspot.comhttp://ellisa11.blogspot.comhttp://bobzelz.blogspot.comhttp://psikog
eriatripipit.blogspot.comhttp://gmeirza.blogspot.comhttp://errialrianto.blogspot.comhttp://sunusint
a.blogspot.comhttp://askep
lansia
dengan
alkoholisme-wulan.blogspot.comhttp://qurotulayun.blogspot.comhttp://yuni
keperawatan
gerontik.blogspot.comhttp://netikep.gerontik.blogspot.comhttp://nofridapuspita.blogspot.comTemplate Awesome Inc.. Diberda