PENDAHULUAN
A. LATAR BELKANG
dan ekonomi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sektor transportasi
sebagai salah satu faktor pendukung utama dalam pembangunan, ikut terdongkrak
bahwa risiko tinggi kecelakaan pada manusiapun tidak ada. Banyak kecelakaan
yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari. salah satu trauma yang
memiliki tingkat risiko paling tinggi ialah risiko cedera kepala.Trauma kepala juga
merupakan penyebab kematian ketiga dari semua jenis trauma yang dikaitkan
tercepat dan merupakan kegawatdaruratan adalah cidera kepala atau trauma kapitis
dijumpai di unit gawat darurat suatu rumah sakit.No head injury is so serious that
Hippocrates bahwa tidak ada cidera kepala yang perlu dikhawatirkan serius yang
bisa kita putus harapan dan tidak ada juga keluhan yang dapat kita abaikan. Tahun
2013 di dunia tercatat 1,7 juta kasus trauma kepala, dan 60.000 adalah kasus
trauma kepala berat, 52.000 pasien meninggal dan selebihnya dirawat inap (World
Di Amerika Serikat insiden trauma kepala adalah 200 per 100 000 orang
per tahun. Di Indonesia, walaupun belum tersedia data secara nasional, trauma
kepala juga merupakan kasus yang sangat sering dijumpai di setiap rumah sakit
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun
2007 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri atas 1.033
13,3 % dari total seluruh kunjungan di RSU. Dari jumlah seluruh kunjungan IGD
hasil tersebut meningkat dari tahun 2007 yang prevalensinya 7,5 %. Sedangkan
Riskesdas tahun 2013 terjadi peningkatan yang cukup tinggi, dari sebelumnya ada
Cedera kepala ini menimbulkan resiko yang tidak ringan. Resiko utama
pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan
vital. Gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit
kepala, vertigo, gangguan pergerakan, kejang dan banyak efek lainnya juga
intra kranial. Hal ini menimbulkan masalah gangguan perfusi jaringan serebral.
Selain itu, defisit neurologik mungkin saja terjadi sehingga mengganggu refleks
menelan yang berujung pada gangguan bersihan jalan napas. Defisit neurologik
tidak hanya mempengaruhi pernapasan, tetapi proses pikir dan kognitif pasien
sehingga muncul masalah gangguan proses pikir. Kejang, sakit kepala dan vertigo
juga menjadi salah satu risiko untuk terjadinya cedera dan timbulnya rasa nyeri
pada pasien cedera kepala. Mual, muntah serta penurunan kesadaran menyebabkan
adalah dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan Revised Trauma
Score (RTS). Penilaian GCS berdasarkan respon mata, verbal, dan motorik,
sedangkan penilaian RTS berdasarkan GCS, tekanan darah sistolik, dan frekuensi
keadaan kritis pasien mengalami perubahan psikologis dan fisiologis, oleh karena
itu peran perawat kritis merupakan posisi sentral untuk memahami semua
dan tindakan yang akan diberikan pada pasien. Perubahan fisiologis yang
terjadi pada pasien dengan gangguan kesadaran antara lain pada pemenuhan
menjadi masalah yang serius akhir-akhir ini. Secara alamiah setiap tindakan
medis pasti memiliki risiko, hanya saja derajatnya bervariasi, mulai dari yang
paling ringan (tanpa gejala spesifik) sampai yang berat, khususnya pada kasus
cidera kepala berat tindakan harus diberikan secara hati-hati sesuai standar
prosedur operasional namun dengan teknik cepat, tepat, dan cermatkarena jika
terjadi kesalahan atau tidak ditangani dapat mengakibatkan gangguan pada sistem
syaraf pusat sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran yang berujung pada
Pada saat ini tolak ukur keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan
oleh kemudahan akses, kecepatan layanan dan ketersediaan layanan saja namun
mutu menjadi poin penting dalam penilaian pelayanan karena berkaitan dengan
dan kematian akibat sakit. Oleh karena itu dunia pelayanan kesehatan khususnya
2010). Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik mengangkat studi kasus
Intensive Care Unit (ICU) badan layanan umum daerah (BLUD) Rumah Sakit
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2.1. Mampu melakukan pengkajian pada Klien dengan Trauma Capitis
Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD RSU
Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD RSU
dengan Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD
dengan Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD
1. Manfaat Teoritis
lebih lanjut dalam rangka memperkaya bahan informasi karya tulis ilmiah
2. Manfaat praktis
STIK Avicenna Kendari dan dapat dijadikan acuan atau bahan penyusunan
capitis berat.
2.4. Penulis
2.4.1. Untuk memperoleh gelar Ners.
2.4.2. Studi kasus ini merupakan proses belajar dalam melakukan asuhan