Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELKANG

Kehidupan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari pesatnya

pembangunan fisik. Menurut Direktur Pusat Pembangunan Regional PBB

(UNCRD), negara-negara di kawasan Asia telah mengalami pembangunan sosial

dan ekonomi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sektor transportasi

sebagai salah satu faktor pendukung utama dalam pembangunan, ikut terdongkrak

dengan pesatnya perkembangan pembangunan itu (Chan, 2013).

Berkembangnya teknologi di berbagai bidang kehidupan, tidak berarti

bahwa risiko tinggi kecelakaan pada manusiapun tidak ada. Banyak kecelakaan

yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari. salah satu trauma yang

memiliki tingkat risiko paling tinggi ialah risiko cedera kepala.Trauma kepala juga

merupakan penyebab kematian ketiga dari semua jenis trauma yang dikaitkan

dengan kematian. Cedera kepala yang berpotensial menyebabkan kematian

tercepat dan merupakan kegawatdaruratan adalah cidera kepala atau trauma kapitis

berat (Umar, K, 2012).

Trauma Kapitis berat merupakan suatu kegawatan yang paling sering

dijumpai di unit gawat darurat suatu rumah sakit.No head injury is so serious that

it should be despaired of, nor so trivial as to be lightly ignored, menurut

Hippocrates bahwa tidak ada cidera kepala yang perlu dikhawatirkan serius yang
bisa kita putus harapan dan tidak ada juga keluhan yang dapat kita abaikan. Tahun

2013 di dunia tercatat 1,7 juta kasus trauma kepala, dan 60.000 adalah kasus

trauma kepala berat, 52.000 pasien meninggal dan selebihnya dirawat inap (World

Health Organization (WHO), 2013).

Di Amerika Serikat insiden trauma kepala adalah 200 per 100 000 orang

per tahun. Di Indonesia, walaupun belum tersedia data secara nasional, trauma

kepala juga merupakan kasus yang sangat sering dijumpai di setiap rumah sakit

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun

2007 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri atas 1.033

Rumah Sakit Umum (RSU) dengan jumlah kunjungan ke RSU sebanyak

33.094.000. Sementara data kunjungan ke IGD sebanyak 4.402.205 atau sebanyak

13,3 % dari total seluruh kunjungan di RSU. Dari jumlah seluruh kunjungan IGD

terdapat 12 % berasal dari pasien rujukan4. Sementara itu berdasarkan hasil

RISKESDAS, 2013 prevalensi cedera nasional adalah sebanyak 8,2 % dimana

hasil tersebut meningkat dari tahun 2007 yang prevalensinya 7,5 %. Sedangkan

presentasi penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat berdasarkan hasil

Riskesdas tahun 2013 terjadi peningkatan yang cukup tinggi, dari sebelumnya ada

tahun 2007 25,9 % menjadi 47,7 % pada tahun 2013.

Cedera kepala ini menimbulkan resiko yang tidak ringan. Resiko utama

pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan

atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan

peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial akan


mempengaruhi perfusi serebral dan menimbulkan distorsi dan herniasi otak.

Manifestasi klinis cedera kepala meliputi gangguan kesadaran, konfusi,

abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik, dan perubahan tanda-tanda

vital. Gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit

kepala, vertigo, gangguan pergerakan, kejang dan banyak efek lainnya juga

mungkin terjadi pada pasien cedera kepala (Umar, K, 2012).

Terdapat beberapa manifestasi yang timbul dari cedera kepala. Salah

satunya adalah edema atau hematoma yang menyebabkan peningkatan tekanan

intra kranial. Hal ini menimbulkan masalah gangguan perfusi jaringan serebral.

Selain itu, defisit neurologik mungkin saja terjadi sehingga mengganggu refleks

menelan yang berujung pada gangguan bersihan jalan napas. Defisit neurologik

tidak hanya mempengaruhi pernapasan, tetapi proses pikir dan kognitif pasien

sehingga muncul masalah gangguan proses pikir. Kejang, sakit kepala dan vertigo

juga menjadi salah satu risiko untuk terjadinya cedera dan timbulnya rasa nyeri

pada pasien cedera kepala. Mual, muntah serta penurunan kesadaran menyebabkan

anoreksia pada penderita sehingga menimbulkan gangguan cairan dan nutrisi.

Terdapat berbagai cara penilaian prognosis trauma kepala, diantaranya

adalah dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan Revised Trauma

Score (RTS). Penilaian GCS berdasarkan respon mata, verbal, dan motorik,

sedangkan penilaian RTS berdasarkan GCS, tekanan darah sistolik, dan frekuensi

nafas pasien3 Namun, beberapa jurnal hanya menggunakan GCS dalam

menentukan tingkat keparahan trauma kepala. Tingkat kesadaran sendiri


merupakan salah satu indikator kegawatan dan prognosis pada cedera kepala. Pada

keadaan kritis pasien mengalami perubahan psikologis dan fisiologis, oleh karena

itu peran perawat kritis merupakan posisi sentral untuk memahami semua

perubahan yang terjadi pada pasien, mengidentifikasi masalah keperawatan

dan tindakan yang akan diberikan pada pasien. Perubahan fisiologis yang

terjadi pada pasien dengan gangguan kesadaran antara lain pada pemenuhan

kebutuhan dasar yaitu gangguan pernafasan, kerusakan mobilitas fisik,

gangguan hidrasi, gangguan aktifitas menelan, kemampuan berkomunikasi,

gangguan eliminasi. Penyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh cedera kepala

melalui beberapa tahapan atau sasaran. Sasaran pasien meliputi mempertahankan

bersihan jalan napas, tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit, tercapainya

status nutrisi yang adekuat, pencegahan cedera, pencegahan fungsi kognitif,

koping keluarga efektif, peningkatan pengetahuan tentang proses rehabilitasi dan

pencegahan komplikasi (Umar, K, 2012).

Kesalahan dalam pelayanan medis pada dunia pelayanan kesehatan telah

menjadi masalah yang serius akhir-akhir ini. Secara alamiah setiap tindakan

medis pasti memiliki risiko, hanya saja derajatnya bervariasi, mulai dari yang

paling ringan (tanpa gejala spesifik) sampai yang berat, khususnya pada kasus

cidera kepala berat tindakan harus diberikan secara hati-hati sesuai standar

prosedur operasional namun dengan teknik cepat, tepat, dan cermatkarena jika

terjadi kesalahan atau tidak ditangani dapat mengakibatkan gangguan pada sistem
syaraf pusat sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran yang berujung pada

kecacatan bahkan kematian (Rahariyani, L. D, 2010).

Pada saat ini tolak ukur keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan

oleh kemudahan akses, kecepatan layanan dan ketersediaan layanan saja namun

mutu menjadi poin penting dalam penilaian pelayanan karena berkaitan dengan

kualitas hidup, produktifitas,waktu dan kesempatan yang hilang, risiko kecacatan

dan kematian akibat sakit. Oleh karena itu dunia pelayanan kesehatan khususnya

keperawatan semakin dituntut untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan

yang bermutu terkait masalah penyakit trauma kapitis berat (Rahariyani, L. D,

2010). Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik mengangkat studi kasus

asuhan keperawatan gawat darurat dengan trauma capitis berat di Ruang

Intensive Care Unit (ICU) badan layanan umum daerah (BLUD) Rumah Sakit

Umum (RSU) Bahteramas Provinsi Sulawsi Tenggara.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Klien dengan

Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU)BLUD RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus
2.1. Mampu melakukan pengkajian pada Klien dengan Trauma Capitis

Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara.


2.2. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan pada Klien dengan

Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.


2.3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Klien dengan

Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.


2.4. Mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada Klien

dengan Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.


2.5. Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan pada Klien

dengan Trauma Capitis Berat di Ruang Intensive Care Unit (ICU) BLUD

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.


C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pembanding bagi kalangan akademik untuk studi kasus

lebih lanjut dalam rangka memperkaya bahan informasi karya tulis ilmiah

khususnya tentang asuhan keperawatan gawat darurat trauma capitis berat

2. Manfaat praktis

2.1. Instansi Rumah Sakit


Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi Rumah

Sakit khususnya perawat yang bekerja di Ruang ICU BLUD RSU


Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan asuhan

keperawatan gawat darurat pada pasien trauma capitis berat.


2.2. Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini dapat memperkaya bahan pustaka kampus

STIK Avicenna Kendari dan dapat dijadikan acuan atau bahan penyusunan

bagi mahasiswa yang melakukan atau menyusun studi kasus tentang

asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien trauma capitis berat.


2.3. Profesi Ners
Diharapkan karya tulis ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan

bagi mahasiswa Profesi Ners selanjutnya dalam menyusun seminar kasus

khususnya tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien trauma

capitis berat.
2.4. Penulis
2.4.1. Untuk memperoleh gelar Ners.
2.4.2. Studi kasus ini merupakan proses belajar dalam melakukan asuhan

keperawatan gawat darurat pada pasien trauma capitis berat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 111 Intervensi
    Bab 111 Intervensi
    Dokumen6 halaman
    Bab 111 Intervensi
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Khoirul Fahrizal R 22010110110113 Bab2KTI
    Khoirul Fahrizal R 22010110110113 Bab2KTI
    Dokumen15 halaman
    Khoirul Fahrizal R 22010110110113 Bab2KTI
    Ayu Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Tumor
    Tumor
    Dokumen19 halaman
    Tumor
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pasien Binaan
    Daftar Pasien Binaan
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pasien Binaan
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pasien Binaan
    Daftar Pasien Binaan
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pasien Binaan
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Askep Rematoid
    Askep Rematoid
    Dokumen6 halaman
    Askep Rematoid
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Apa Sih Waktu Itu
    Apa Sih Waktu Itu
    Dokumen3 halaman
    Apa Sih Waktu Itu
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Akut Abdomen 33
    Akut Abdomen 33
    Dokumen11 halaman
    Akut Abdomen 33
    Hanry Jp
    Belum ada peringkat
  • Bab III Profil Desa Mekar Jaya
    Bab III Profil Desa Mekar Jaya
    Dokumen4 halaman
    Bab III Profil Desa Mekar Jaya
    nuraisyiyah
    100% (2)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • Stemi
    Stemi
    Dokumen37 halaman
    Stemi
    nuraisyiyah
    Belum ada peringkat
  • Makalah - Q
    Makalah - Q
    Dokumen15 halaman
    Makalah - Q
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • GFH
    GFH
    Dokumen4 halaman
    GFH
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat
  • GFH
    GFH
    Dokumen4 halaman
    GFH
    Nuraisyiyah Rati Rahimu
    Belum ada peringkat