Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Surfaktan merupakan senyawa intermediet oleo dan petro kimia yang memiliki
kemampuan aktif menurunkan tegangan permukaan. Sifat aktif dari surfaktan disebabkan
adanya struktur molekul yang terdiri dari dua gugus. Gugus tersebut mempunyai sifat
kelarutan berlawanan yaitu rantai hidrokarbon yang larut di dalam minyak (lipofilik) dan
gugus ionik yang larut di dalam air (hidrofilik) (Hartomo dan Widyatmoko, 1993).
Perkembangan penduduk dan teknologi yang semakin besar juga mempengaruhi
kerbutuhan akan surfaktan karena pentingnya surfaktan dalam berbagai industri seperti
industri peminyakan dan pertambangan, kosmetik, industri pertanian, detergen dan industri
pangan.

1.1 Peluang Pasar

2400
1800
1200
600
0

January 2009
February 2009
March 2009
Apr-09
May 2009
June 2009
July 2009
August 2009
Sep-09
October 2009
November 2009
December 2009
January 2010
February 2010
March 2010
Apr-10
May 2010
June 2010
July 2010
August 2010
Sep-10
October 2010
November 2010
December 2010
January 2011
February 2011
March 2011
Apr-11
May 2011
June 2011
July 2011
August 2011
Sep-11
October 2011
November 2011
December 2011

jumlah impor (ton)

3000

bulan

Gambar 1.1 Grafik Impor Surfaktan Nonionik tahun 2009-2011

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Indonesia dalam rentang tahu 2009-2011 memenuhi
kebutuhan akan surfaktan ionik secara impor dalam jumlah yang besar. Alkil Poliglikosida
(APG) merupakan salah satu surfaktan nonionik yang dihasilkan dari sintesis alkohol
lemak dan glukosa. Alkil Poliglikosida memiliki keunggulan yaitu bersifat biodegradable
1

karena menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui. APG juga tidak beracun atau
berbahaya bagi manusia, memiliki sifat iritasi yang rendah pada kulit jika dibandingkan
dengan surfaktan lainnya APG digunakan untuk enhanced oil recovey (EOR) pada industri
perminyakan, personal care product, herbisida, kosmetik dan industri tekstil. Kelebihan
lainnya APG yaitu mendapatkan prediket beberapa green label seperti Ecocert, EU Ecoflower, Green Seal dan sebagainya sebagai surfaktan yang ramah lingkungan (Mehling
dkk., 2007).
1.2 Pentingnya Pendirian Pabrik
Pendirian pabrik Alkil Poliglikosida dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia akan surfaktan non ionik, salah satunya untuk enhanced oil recovery
(EOR) pada proses pengilangan minyak bumi. Berdasarkan data BPS tahun 2009-2011
menunjukkan bahwa Indonesia masih melakukan impor dalam jumlah yang cukup besar.
Selain itu juga produk APG sendiri belum dihasilkan secara komersil oleh industri dalam
negri sehingga belum banyak yang mengetahui berbagai keunggulan alkil poliglikosida di
berbagai bidang industri.
Alkil poliglikosida dihasilkan dari glukosa dan alkohol lemak. Penggunaan pati sagu
sebagai sumber glukosa dapat meningkatkan nilai tambah sagu selain sumber makanan.
Sedangkan penggunan alkohol lemak yang dihasilkan dari pabrik PKO merupakan sarana
untuk meningkatkan industri oleokimia di Indonesia karena saat ini perusahaan penghasil
alkohol lemak lebih banyak melakukan ekspor daripada memproduksi lebih lanjut.
Selanjutnya pendirian pabrik alkil poliglikosida dapat menekan ketergantungan pada impor
dan meningkatkan jumlah devisa negara melalui eskpor. Dalam aspek kesejahteraan
ekonomi, keberadaan pabrik dapat memberikan peluang lapangan usaha baru bagi tenaga
kerja Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai