Kelurahan Pampang
Kelurahan Panaikang
Kelurahan Karampuang
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
Pampang
271 Ha
40
Panaikang
233 Ha
55
Karampuang
145 Ha
40
Jumlah
659 Ha
24
135
B. Etiologi DBD
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai
tunggal dengan berat molekul 4 X 106. 2
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah
dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype
dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever,Japanese encehphalitis
dan West Nile Virus.2,3
a. Ciri morfologi
Nyamuk aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh
berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi dengan garis
garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua
garis melengkung vertical di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari
spesies ini. Sisik sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok
atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk nyamuk tua.
Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antarpopulasi, bergantung
dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama
perkembangan. Nyamuk jantan umumnya lebih kecil dari betina dan
memiliki rambut rembut tebal pada antenanya. Kedua cirri ini dapat
diamati dengan mata telanjang. 4
Kalau perhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk
larva aedes aegypti. Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk,
memiliki bentuk khusus pada siponnya. Sipon adalah alat pernafasan larva
yang letaknya di bagian ekor. Sipon jentik aedes aegypti berukuran sedang
dibandingkan dengan sipon jenis lain. 4,5
b. Perilaku dan siklus hidup
Nyamuk aedes aegypti menyenangi area yang gelap dan benda benda
berwarna hitam atau merah. Oleh karena itu, nyamuk ini banyak ditemukan
di bawah meja, bangku, kamar yang gelap, atau di balik baju baju yang
digantung. Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga sore
hari. Umumnya nyamuk ini menggigit pada siang hari (pukul 09.00 10.00)
dan sore hari (pukul 16.00 17.00). Demam berdarah kerap menyerang
anakanak karena anak anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi
hari hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja
menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini. Kemampuan terbang nyamuk
mencapai radius 100 200 meter. Oleh sebab itu, jika di suatu lingkungan
terdapat pasien DBD, masyarakat yang berada pada radius 100 200 meter
dari lokasi pasien harus waspada karena nyamuk dapat menyebarkan virus
DBD dalam jangkauan tersebut. 4
Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk
betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh
asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk
jantan tidak membutuhkan darah dan memperoleh energy dari nectar bunga
ataupun tumbuhan. 4
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan
perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vector, yaitu
kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan
nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, sehingga berulang kali
menusukkan alat penghisap (proboscis-nya), namun tidak berhasdil
mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain.
Akibatnya, resiko penularan virus menjadi semakin besar. 4
Nyamuk aedes aegypti hidup di dataram rendah beriklim tropis sampai
subtropis. Badan nyamuk relative lebih kecil jika dibandingkan dengan
jenis jenis nyamuk lain. Badan dan tungkainya berbintik belang belang
hitam putih. Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang teduh dan lembap,
suka bersembunyi di bawah kerindangan pohon, ataupun pada pakaian yang
tergantung dan berwarna gelap. Selain itu, nyamuk jenis ini bersifat urban
atau berada di area perkotaan, bertolak belakang dengan aedes albopictus
yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas.).4
Nyamuk aedes aegypti, seperti halnya kelompoknya (culicines) lain,
meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur
berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur
menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam
perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke
instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapau instar ke-4,
larva berubah menjadi pupa kemudian larva memasuki masa dorman. Pupa
bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.
Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7
hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak
mendukung.4
Telur aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan
dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi
larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk
perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi
kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva
yang
meledak
sehingga
kurang
ketersediaan
makanannya
akan
C. Patogenesis DBD
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa
mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah
dengue dan sindrom renjatan dengue. 2,3
Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :
a)
b)
(ADE)
Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksis (CD8) berperan dalam
respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu
TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-@ dan limfokin,
c)
d)
mekanisme
gangguan
pelepasan
ADP, peningkatan
kadar
disfungsi
endotel.
Berbagai
penelitian
menunjukkan
E. Diagnosis
10
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14
hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri
tulang belakang dan perasaan lelah. 2 Diagnosa penderita DBD menurut
WHO (1986) ditegakkan jika ditemukan kriteria sebagai berikut :
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus
menerus selama 2 7 hari
b. Kecenderungan pendarahan, yang dibuktikan sedikitnya minimal dengan
test tourniquet, petekie, ekimosis atau purpura, perdarahan dari mukosa,
saluran gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi lain, hematemesis atau
melena.
c. Thrombositopeni (100.000/mm3 atau kurang)
d. Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya sebanyak 20%
atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit selama dalam
perawatan.2
Dengan berdasarkan patokan ini, 87% tersangka penderita DBD dapat
didiagnosa dengan tepat setelah dilakukan uji silang dengan pemeriksaan
serologis di Laboratorium. 6
DBD derajat I
DBD derajat I memiliki tanda tanda demam disertai gejala gejala
yang lain, seperti mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing, nyeri otot,
dan lain lain tanpa adanya pendarahan spontan dan bila dilakukan uji
11
3.
pada kulit ataupun tempat lain (gusi, mimisan, dan lain sebagainya)
DBD derajat III
DBD derajat III memiliki tanda tanda dan gejala seperti yang terdapat
pada DBD derajat II yang disertai dengan kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta gelisah)
4.
DBD derajat IV
DBD derajat III memiliki tanda tanda dan gejala seperti yang terdapat
pada DBD derajat II yang disertai dengan Syok berat disertai dengan
angka
kematian
dapat
diturunkan
hingga
kurang
dari
12
13