I. IDENTITAS
Nama
: Ny. N
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
: Bara-barayya
Masuk PKM
: 14 Agustus 2014
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Ingin melahirkan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih 3 jam sebelum masuk PKM, di PKM kejang 1x, lama kejang kurang
lebih 5 menit. Posisi tangan menarik ke arah wajah, kaki lurus kaku, mata terbalik ke
atas, stelah kejang pasien sadar namun lemas. Sebelum kejang pasien mengeluh
pusing, pandangan kabur (-), nyeri ulu hati
(-). Selama hamil pasien ANC ke puskesmas dan mengaku kakinya mulai bengkak
sejak 1 bulan yang lalu dan tekanan darahnya mulai tinggi sejak 2 minggu yang lalu.
Rata-rata tekanan darah berksar 140-180 mmHg. Kurang lebih 7 jam sebelum masuk
PKM pasien merasa mules-mules, tidak ada keluar lendir darah dan tidak ada keluar
air-air.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak ada riwayat penyakit kencing manis, asma, maupin ginjal. Sebelum
hamil pasien tdak ada menderita tekanan darah tinggi.
: tampak lemah
2. Kesadaran
: kompos mentis
3. GCS
: E4 V5 M6
4. Tanda Vital
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 94 kali/menit
Respirasi
: 22 kali/menit
Suhu
: 36,6 oC
Cor
: sonor/sonor
: Thrill (-)
: S1 dan S2 tunggal
sinistra
7. Abdomen
Lihat status obstetrik
8. Ekstremitas
Atas
Bawah
STATUS OBSTETRI
Inspeksi
Palpasi
:
L1
L2
L3
: Presentasi kepala
L4
His
TFU
: 28 cm
TBJ
: 2630 gram
Auskultasi
Pemeriksaan Panggul ;
Promontorium tidak teraba, spina ischiadica tidak menonjol, linea inominata teraba
kurang dari setengah lingkaran, dinding samping sejajar, kesan luas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin :
Hb : 11,2 g/dl
Leukosit : 15.800/ul
Eritrosis : 3,98 juta/ul
Hematokrit : 34 VOL %
Trombosit : 257.000/ul
Kimia Darah :
GDS : 129 mg/dl
Urinalisa
Warna
: kuning
BJ
: 1,025
pH
: 7,0
Protein
: 3+
Glukosa
: negatif
Bilirubin
: 1+
Darah Samar : 3+
III. DIAGNOSIS
G1P0A0 Hamil aterm inpartu kala I fase aktif dengan eklampsia janin tunggal
hidup intra uterin prsentasi kepala.
IV. PENATALAKSANAAN
Pasang infus, NaCl 0,9%, Pasang kateter
Regimen MgSO4
Cek darah rutin, kimia darah.
Observasi kemajuan persalinan
Rujuk ke RS
V. DISKUSI
Dalam menentukan diagnosa dan penatalaksanaan kasus obstetri yang harus
dilakukan terhadap pasien adalah anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Pada kasus ini seorang wanita dengan usia 19 tahun didiagnosis dengan
G1P0A0 gravid aterm inpartu kala I fase aktif dengan eklampsia janin tunggal hidup
intra uterin presentasi kepala.
Dasar diagnosis eklampsia pada pasien ini adalah sesuai definisi dimana
eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia (kejang bukan akibat kelainan neurologik).
Pada pasien ini sedang dalam prsalinan kala 1 fase aktif, dengan tanda-tanda pre
eklampsia yakni hipertensi dengan tekanan darah saat tiba di RS 140/90 mmHg,
adanya proteinuria 3+ serta edema pada kedua tungkai. Pasien juga mengalami
kejang sebanyak 1 kali..
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi supportif untuk stabilisasi fungsi
vital, dengan pemantauan terhadap Airway, Breathing, Circulation (ABC).
Prinsip pengobatan pada penderita eklampsia adalah sebagai berikut1 :
1. Menghentikan dan mencegah kejang
2. Memperbaiki keadaan umum ibu/janin seoptimal mungkin
3. Mencegah komplikasi
4. Terminasi kehamilan/persalinan dengan trauma seminimal mungkin.
Pada pasien ini diberikan obat anti kejang MgSO4 dengan dosis awal 4 gram 20% iv
pelan , disusul dengan 10 gram 40% im terbagi pada bokong kanan dan bokong kiri.
Dosis ulangan diberikan 4 gram 40% im tiap 4 jam sampai 24 jam paska persalinan
atau 24 jam bebas kejang.
Syarat-syarat pemberian magnesium sulfat :
Tersedia kalsium glukonas 1 g, 10 ml 10% iv pelan (3 menit).
Refleks patella (+) kuat
Pernafasan > 16 kali/menit, tanpa tanda-tanda distres prnafasan
Produksi urin > 100 ml dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgbb/jam).
Diazepam juga dapat dijadikan alternatif pilihan dengan dosis 10 mg IV selama 2
menit (perlahan), namun mengingat dosis yang dibutuhkan sangat tinggi dan memberi
dampak pada janin, maka pemberian diazepam hanya dilakukan apabila tidak tersedia
MgSO4.
Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah, frekuensi nadi,
Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan 10%) bolus
dalam 10 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T. Wiknjosastro Gulardi H.
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat cetakan ketiga. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2010: Hal 550-554.
2. Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta. 2013.