Anda di halaman 1dari 47

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian Hernia
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah
dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau
kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh
peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat
visera dari rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae
baik bawaan maupun didapat. (Hari kusuma, 2013).
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui
defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan
Hernia inguinal adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui
anulus inguinalis yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika inferior
menyusuri kanal inguinal dan keluar kerongga perut melalui Anulus
inguinalis eksternus, hernia inguinal adalah menonjolnya suatu organ
atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek
konginital. (Deden Darmawan & tutik Rahayuningsih,2010).
Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi ( Penonjolan ) organ
intestinal masuk kerongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis
atau lemah dari cincin Inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah
usus

halus,

etapi

bisa

juga

merupakan

suatu

jaringan

lemak/omentum.Hippocrates menggunakan istilaah yunani hernios


untuk suatu tonjolan untuk menggambarkan hernia. Ebers papirus,
sekitar 1550 SM Mendekripsikan penggunaan istilah truss. Celsius
7

kemudian menggunakan istilah transillumination untuk membedakan


hernia dari hidrokel dan menganjurkan tekanan bertahap (taxis) dalam
pengelolaan hernia inkarserata atau irreducible hernia. (Arif muttaqin &
Kumala Sari, 2011)
Suatu Benjolan di Perut dari Rongga yang Normal Melalui lubang
congenital atau didapat.Hernia Reponibilis : Bila isi kantong dapat di
dorong masuk rongga peritoneum, Hernia irreponibilis : bila isi kantong
tidak dapat didorong masuk rongga peritoneum, Hernia Inkarserata :
Bila Kantong Terjepit, isi tidak dapat Masuk rongga Peritoneum , ada
gangguan parese usus berupa Kembung dan Muntah. Hernia
Strangulate : bila Hernia inkarserata disertai gangguan Aliran Darah ,
berupa keluhan Sakit Sampai Syok. Hernia Skrotalis : hernia Inguinalis
lateral pada laki-laki , isinya Memasuki Skrotum. (Taufan Nugroho, 2011)
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
2. Klasifikasi Hernia
Klasifikasi hernia terdiri atas :
a. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
1) Hernia Bawaan atau Kongenital
patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek) Kanalis
inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalisperitonei.
2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = di dapat) yakni hernia
yang timbul karena berbagai faktor pemicu (Amin Huda Nurarif &
Hardhi Kusuma,2015)
b. Hernia berdasarkan tempat terjadinya
1) Hernia usus : hernia yang terjadi karena organ masuk karena
jaringan subkutan, lapisan otot atau apuneorosis. Peritoneum

perietale dan jaringan preperitoneal, kantong hernia dengan usus


yang dibagi Menjadi 4 yaitu :
a) Hernia Reponibel tanpa inerserasi dan Strangulasi
b) Hernia ireponibel atau hernia akreta Karena perletakan
c) Hernia interserata atau Hernia akreata karena Perletakan
d) Hernia Sirangulata, ileus obstruksi, terjadi Nekrosis sampai
gangreng karena pendarah darah terganggu
2) Hernia Ritcher : Bila Strangulasi hanya menjepit Sebagian dinding
Usus
3) Hernia intertisialis : hernia yang terletak diantara lapisan Otot
Perut
4) Hernia geser Skrotalis
a) Hernia biasa dengan isi di dalam kantong Hernia
b) Hernia geser/sliding Hernia : Kantong Hernia Kosong
5) Hernia Epigastrika : Benjolan terdiri atas Penonjolan Jaringan
Lemak preperiteneal yang tidak dapat dibedakan dari lipoma yang
mengandung omentum dan tertutup
6) Hernia Spieghel : Hernia interstisial yang terletak antara m trans
versus abdominalis dan m. Ebleus abdominis internus
7) Hernia sibatrik : Terjadi pada bekas luka lapioratomy
8) Hernia Ingunalis : terjadi Karena Anmali Kongenital yang ditandai
dengan lebarnya annulus internus Sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi Hernia. (Ardian Ratu R & G. Made Adwan, 2013)
3. Etiologi
Hal yang mengakibatkan Hernia adalah :
a. Kelemahan Abdomen
Lemahnya dinding abdomen bisa disebabkan karena cacat bawaan
atau keadaan yang didapat sesudah Lahir dan usia dapat
mempengaruhi kelemahan dinding Abdomen (Semakin bertambah
usia dinding Abdomen Semakin Melemah)
b. Peningkatan Tekanan Intra Abdomen
Mengangkat Benda berat, Batuk Kronis Kehamilan, kegemukan dan
gerak badan yang berlebih
c. Bawaan Sejak Lahir
Pada usia kehamilan 8 bulan terjadi penurunan Testis melalui
kanalis inguinal menarik peritoneus dan disebut Plekus vaginalis,

10

peritoneal hernia karena canalis inguinal akan tetap menutup pada


usia 2 bulan
Kebiasaan Mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
Kegemukan (marked obesity)
Batuk
Terlalu Mengejan saat Buang Air Kecil/Besar
Ada cairan di Rongga Perut (Ascites)
Peritoneal dialysis
Ventriculoperitoneal shunt
Penyakit Paru obstruktif Kronis (PPOK)
Riwayat Keluarga ada yang Menderita Hernia
(Deden Darmawan & Tutik Rahayuningsih, 2010)
4. Patofisiologi
Kanalis inguinalis Adalah Kanal yang normal pada fetus Bulan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

kedepan kehamilan terjadi. Densdensus testiculorum melalui Kanalis


Tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritonium yang disebut
dengan prosesus vaginalis peritoneal
Bila bayi lahir umumnya prosesus ini mengalami obiterasi
sehingga isi perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup karena testis turm lebih dulu dari
yang kanan , maka kanals inguinalis kanan lebih sering terbuka.
Pada orangtua kanal 1 hari telah menutup, namun karena daerah
itu merupakan lobus Minosy resistance maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat benda berat,
mengejan saat defekasi dan mengejan pada saat miksi, Menjadi Akibat
hipertropi prostal.
Hernia juga bisa terjadi karena hasil dari adanya difek ( Lubang,
bisa terjadi karena kelainan Kongenital). Biasanya hernia bersifat
kongenital dan disebabkan oleh kegagalan penurupan procesus
kongenital dan di sebabkan oleh kegagalan penurupan vaginalis
(Kantong hernia). Hernia Ini bisa juga terjadi karena kelemahan otot
Pada Dinding abdomen dan adanya peningkatan tekanan intra
Abdomen disebabkan oleh kehamilan kerja keras Mengejan pada waktu

11

BAB dan Miksi, batuk Menahun. Hernia bisa terjadi jika terdapat defek
tersebut dan adanya tekanan indra abdominal. (Deden Darmawan &
Tutik Rahayuningsih, 2010)
Peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong Lemak
preperitoneal kedalam kanalis fenoralis yang akan menjadi pembuka
jalan terjadinya hernia. Faktor lainnya adalah kehamilan multirasa,
obesitas dan degerasi jaringan ikat karena Usia Lanjut.
Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi .
herniorafi pada hernia ingunalis, terutama yang memakai tehnik bassini
atau shoul dice yang menyebabkan, fasia transversa dan ligamentum
inguinale lebih tergeser ke ventrokranial sehingga dan liga mentum
inguinale lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femopalis
lebih luas.
Komplikasi yang paling sering timbul adalah strangulasi dengan
segala

akibatnya.

Hernia

femoralis

keluar

dari

sebelah

kanan

ligamentum inguinale pada fosa ovalis kadang-kadang hernia femoralis


tidak teraba dari luar bila merupakan Hernia Richter. (Ardian Ratu R &
G.Made Adwan, 2013)

PENYIMPANGAN KDM
Peningkatan Tingkatan Intr
Kongenital
Abdomen

Kelemahan Otot

Kelainan

Turunnya Organ Interna ke


Anulus Inguinalis
Kompresi Cincin
Hernia

12

Perubahan Status
Suplai dara dan
Oksigen ke jarin
gan menurun
Kesehatan

iskemia

jaringan
Kurang Informasi

HERNIA
necrosis jaringan
INGUINALIS

Perubahan Kognitif Peregangan Pada Mesinterium

perforasi

Kompresi Saraf Perifer


Kurang
Resiko Penyebaran
Pengetahuan
infeksi
Pengeluaran mediator kimia
tentang Proses
Oleh sel mast ( bradikinin histamin
penyakit perawatan
Kopinhg tidak efektif
Prostaglandin)
Perubahan Psikologi
RAS teraktifasi

Simulasi Saraf

Klien Selalu Terjaga


Proses transtruksi transmisi
Ansietas
Modulasi dan persepsi

Gangguan pola
tidur

NYERI
5. Manifestasi Klinis
a. Gejala Umum Penyakit Hernia
Rasa nyeri Atau Tidak nyaman, serta pembengkakan lokal dibawah
perut atau daerah selengkangan. Pada lokasi terjadinya penyakit ini
akan terasa nyeri, sedikit benjolan dan keras. Bila berbaring otot yang
keras akan mengendor, dan benjolan perlahan menghilang.
Berikut ini gejala hernia yang mungkin bisa dipakai Sebagai Acuan
Antara lain :
1) Pertama, rasa nyeri disekitar perut bagian bawah
2) Kedua, adanya benjolan usus diperut bagian bawah

13

3) Ketiga rasa nyeri akan bertambah jika bekerja berat, mengangkat


beban, ataupun batuk terus Menerus
b. Gejala khusus Penyakit Hernia
1) Hernia Reponible
Hernia Reponible adalah Benjolan di daerah lipatan paha
atau umbilikus bisa keluar masuk dari rongga abdomen kekantong
hernia dan sebaliknya.Ini adalah tanda yang paling sederhana dan
ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bila dilihat secara
kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan
terasa besar sebelah.
2) Hernia Irreponible
Adalah isi hernia tidak bisa masuk atau dimasukkan
kedalam rongga abdomen. Pada hernia inguinalis misalnya air
atau usus atau omentum (Penggantungan Usus) masuk kedalam
rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi.
3) Hernia Incarserata
Hernia inkanserata adalah hernia irreponible dengan
jepitan

usus

sehingga

obstruktif.Gejalanya

berupa

memberikan
mual,

tanda-tanda

muntah,

dan

ileus

peristaltik

menurun.
4) Hernia Strangulata
Ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena
pembuluh darah sudah terjepit, selain benjolan dan gejala klinis
pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti
demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh
darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan
racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah.
Sebagai akibatnya akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman
dan toxin di dalam darah. (Ardian Ratu R & G.Made Adwan, 2013).
6. Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

14

Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung


hernia sehingga isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi,
keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis ireponibins pada keadaan
ini belum gangguan penyaluran isi usus, isi hernia yang menyebabkan
ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding
hernia.
Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya
usus yang masuk cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan
gangguan isi perut, ini dsebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.
Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi
penekanan pembuluh darah sehingga terjadi nekrosis keadaan ini
disebut hernia ingunalis lateralis stranggulasi, terjadi karena usus
berputar (melintar) pada keadaan inkarserasi dan stranggulasi maka
timbul gejala illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada stranggulasi
nyeri hebat daerah tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat
gelisah. (Alamsyah,2014)
B. Konsep Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1) Sebelum operasi
Adanya benjolan di selangkangan atau kemaluan Nyeri di
daerah benjolan meski jarang di jumpai kalau ada biasanya
dirasakan di daerah epigastrium atau daerah paraumbilikal berupa
nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu segmen
usus halus masuk dalam kantung hernia. Nyeri yang disertai mual
muntah, kembung.
Bayi menangis terus. Pada saat bayi menangis atau
mengejan dan batuk-batuk kuat timbul benjolan. Pada hernia
strangulata suhu badan dapat meninggi atau normal.Pada hernia

15

obturatoria didapat keluhan nyeri seperti di tusuk-tusuk dan


parastesia di daerah panggul, lutut, bagian medial paha akibat
penekanan pada N. Obturatorius. Riwayat penyakit terdahulu:
Riwayat

batuk

kronis

dan

tumor

intraabdominal,

bedah

abdominal.Riwayat psikososial: Klien merasa terganggu dengan


adanya penyakitnya, klien tidak dapat beraktivitas dengan bebas.
Riwayat penyakit sekarang : merasa ada benjolan di skrotum
bagian kanan atau kadang-kadang mengecil atau menghilang. Bila
menangis, batuk, mengangkat benda berat akan timbul benjolan
lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan rasa kemeng disertai mual
muntah.
Akibat komplikasi terdapat shock, demam, asidosis metabolik,
abses, fistel, peritonitis.
2) Sesudah operasi
Nyeri di daerah operasi, lemas, pusing, mual, dan kembung.
a. Data objektif
1) Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring
Hernia inguinal
2) Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan
dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
3) Medialis : tonjolan biasanya terjadi di lateral, berbentuk bulat.
Hernia skrotalis: benjolan terlihat sampai skrotum yang
merupakan benjolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan di umbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
4) Palpasi
Caranya : Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum
pubicum ( AIL ) di tekan lalu pasien di suruh mengejan. Jika

16

terjadi penonjolan disebelah medial maka dapat di asumsikan


bahwa itu hernia inguinalis medialis. Titik yang terletak
disebelah lateral tuberkulum umbikum ( AIL ) di tekan lalu
pasien di suruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik
yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai hernia
inguinalis lateralis. Titik tengah antara kedua titik tersebut
diatas ( pertengahan canalis inguinalis ) di tekan lalu pasien di
suruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis
medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat
di raba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua
permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung
tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, momentum ( seperti karet ), atau ovarium. Dalam hal
hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam
annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan
kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis.
Hernia femoralis : benjolan lunak dilipat paha dibawah
ligamentum inguinal dan lateral tuberkulum pubikum.
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
a) Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus
dipikirkan kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani,
terdengar pekak.
b) Auskultasi

17

Hiperperistaltik di dapatkan pada auskultasi abdomen pada


hernia yang mengalami obstruksi usus ( hernia inkaserata )
c) Pemeriksaan test diagnostik : rongent, USG
d) Tanda-tanda vital : temperatur meningkat, pernafasan
meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat.
e) Hasil laboratorium
Leukosit > 10.000 18.000/mm3 serum elektrolit meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman Sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa (international Association for the study of pain):awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6
bulan
NOC :
1) Pain Level
2) Pain Control
3) Comport Level
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol Nyeri (Tahu penyebab Nyeri, Mampu
Menggunakan Tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan
2) Melaporkan Bahwa Nyeri berkurang dengan menggunakan
Manajemen Nyeri
3) Mampu Mengenali Nyeri (Skala, intensitas, frekuensi dan tanda
Nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah Nyeri Berkurang.
NIC :
Pain Management
1) Lakukan pengkajian Nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,

karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas

presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

dan

faktor

18

3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk Mengetahui


pengalaman Nyeri Pasien
4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon Nyeri
5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidak efektian kontrol nyeri masa lampau
7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
8) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan
9) Kurangi faktor presipasi nyeri
10) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,

non

farmakologi dan interpersonal)


11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12) Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14) Evaluasi keefektian kontrol nyeri
15) Tingkatkan istirahat
16) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
17) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen Nyeri
Analgesic Administration :
1) Tentukan Lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2) Cek Intruksi dokter tentang jenis obat,dosis dan frekuensi
3) Cek Riwayat Alergi
4) Pilih Analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya Nyeri
6) Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
7) Pilih rute pemberian secara IV, IM Untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9) Berikan Analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
10) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan Gejala
b. Hipertermia
Definisi : peningkatan suhu tubuh diatas kisaran Normal
NOC
Thermoregulation

19

Kriteria Hasil :
1) Suhu Tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna Kulit dan tidak ada pusing
NIC :
Fever Treatment
1) Monitor suhu sesering Mungkin
2) Monitor IWL
3) Monitor warna Dan Suhu Kulit
4) Monitor tekanan darah, Nadi dan RR
5) Monitor penurunan tingkat Kesadaran
6) Monitor WBC,Hb, dan Hct
7) Monitor Intake dan Output
8) Berikan Anti Piretik
9) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
10) Selimuti Pasien
11) Lakukan tapid Sponge
12) Kolaborasi pemberian cairan intravena
13) Kompres Pasien pada lipat paha dan aksila
14) Tingkatkan Sirkulasi Udara
15) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya Menggigil
Temperature Regulation :
1) Monitor Suhu minimal tiap 2 jam
2) Rencanakan monitoring suhu Secara Kontinyu
3) Monitor TD,Nadi dan RR
4) Monitor warna dan Suhu Kulit
5) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
6) Tingkatkan Intake cairan dan Nutrisi
7) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
8) Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat Panas
9) Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
10) Beritahukan tentang indikasi terjadinya

keletihan

dan

penanganan emergency yang diperlukan


11) Berikan anti piretik jika perlu
Vital Sign Monitoring :
1) Monitor TD, Nadi, Suhu dan RR
2) Catat adanya fluktusi tekanan darah
3) Monitor VS Saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
4) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5) Monitor TD, Nadi, RR, sebelum, selama dan setelah
6)
7)
8)

aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru

20

9) Monitor pola pernapasan abnormal


10) Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
11) Monitor sianosis perifer
12) Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
c. Kekurangan volume Cairan
Definisi : penurunan Cairan intravaskular, interstisal, dan/ atau
intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat
tanpa perubahan pada natrium.
NOC :
1) Fluid balance
2) Hydration
3) Nutritional Status : food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
1) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ
Urine Normal, HT Normal
2) Tekanan darah, nadi, suhu Tubuh dalam batas normal
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4) Elastisitas turgor kulit baik , membram mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan.
NIC :
Fluid Management
1) Timbang popok/pembalut jika diperlukan
2) Pertahankan catatan intake dan output yang Akurat
3) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
Adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
4) Monitor vital sign
5) Monitor masukkan makanan/cairan dan hitung intake kalori
Harian
6) Kolaborasikan pemberian cairan IV
7) Monitor status Nutrisi
8) Berikan cairan IV Pada suhu ruangan
9) Dorong Masukkan Oral
10) Berikan pengganian nesogatrik sesuai output
11) Dorong keluarga agar membantu pasien Makan
12) Tawarkan snack (jus buah, buah Segar)
13) Kolaborasi Dengan Dokter
14) Atur kemungkinan transfusi
Hypovolemia Management
1) Monitor status cairan termasuk intake dan output Cairan
2) Pelihara IV Line
3) Monitor tingkat Hb dan hematokrit
4) Monitor Tanda vital

21

5)
6)
7)
8)

Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan


Monitor berat badan
Dorong pasien untuk menambah intake Oral
Pemberian cairan UV monitor adanya tanda dan gejala

kelebihan volume cairan


9) Monitor Adanya Tanda gagal Ginjal.
d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Asupan Nutrisi tidak Cukup untuk memenuhi kebutuhan
Metabolik.
NOC
1) Nutritional Status :
2) Nutritional Status : food and fluid
3) Itake
4) Nutritional Status : Nutrient Intake
5) Weight control
Kriteria Hasil :
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda-tanda mainutrisi
5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
Nutrition Management
1) Kaji adanya alergi Makanan
2) Kolaborasi dengan Ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
3)
4)
5)
6)

dan nutrisi yang dibutuhkan Pasien


Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan Pasien untuk meningkatkan Protein dan vitamin C
Berikan Substansi Gula
Yakinlah diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi
7) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
8) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
9) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan Nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1) BB Pasien dalam batas Normal
2) Monitor adanya penurunan berat badan
3) Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4) Monitor interaksi anak atau orangtua selama Makan

22

5) Monitor lingkungan selama Makan


6) Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
7) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8) Monitor turgor kulit
9) Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah
10) Monitor mual dan muntah
11) Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan Kadar Ht
12) Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13) Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
14) Monitor kalori dan intake nutrisi
15) Catat adanya Edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
capitas oral
16) Catat jika lidah berwarna Magenta, Scarlet
e. Gangguan Pola Tidur
Definisi : gangguan Kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
NOC :
1) Anxiety Reduction
2) Comfort level
3) Pain Level
4) Rest : Extent And Pattern
5) Sleep : extent ang pattern
Kriteria Hasil :
1) Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam / hari
2) Pola Tidur, kualitas dalam batas Normal
3) Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
4) Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan pola
tidur
NIC :
Sleep Enhancement
1) Determinasi efek-efek Medikasi terhadap pola tidur
2) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3) Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum Tidur
(membaca)
4) Ciptakan Lingkungan yang Nyaman
5) Kolaborasi pemberian obat tidur
6) Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur

f.

pasien
7) Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
8) Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
9) Monitor / catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam.
Defisiensi Pengetahuan
Definisi : ketiadaan atau defesiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu

23

NOC :
1) Knowledge : Disease Process
2) Knowledge : Health Behavior
Kriteria Hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan

pemahaman

tentang

Penyakit,kondisi, prognisis dan program pengobatan


2) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya
NIC :
Teaching : disease process
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tepat
3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
4) Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
5) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara
yang tepat
6) Hindari jaminan yang kosong
7) Sediakan bagi keluarga atau SO Informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
8) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
9) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
10) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
11) Rujuk pasien pada grup atau Agensi dikomunitas lokal, dengan
cara yang tepat

24

12) Instruksikan

pasien

mengenai

tanda

dan

gejala

untuk

melaporkan pada pemberian perawatan kesehatan dengan


cara yang tepat.
g. Ansietas
Definisi :perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi
ancaman.
NOC :
1) Anxiety self-Control
2) Anxiety-level
3) Coping
Kriteria Hasil :
1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontro Cemas
3) Vital sign dalam batas normal
4) Postur Tubuh, Ekspresi Wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitasmenunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan)
1) Gunakan pendekatan yang menenangkan
2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku Pasien
3) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
4) Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
5) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
6)
7)
8)
9)

takut
Dorong keluarga untuk menemani Anak
Lakukan back/neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan

25

10) Bantu Pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan


11) Dorong Pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
12) Instruksikan Pasien menggunakan teknik relaksasi
13) Berikan obat untuk Mengurangi Kecemasan.
(Amin Huda Dan Hardhi Kusuma 2015

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
: Tn.K
Tempat/Tanggal Lahir
: Blitar, 15 Mei 1990
Umur
: 26 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Gatot Subroto
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Tanggal Masuk RS
: 7 juni 2016
Tanggal Pengkajian
: 8 Juni 2016
Diagnosa Medis
: Hernia Inguinalis Dextra
Sumber Informasi
: Klien dan Keluarga (Isteri)
Keluarga Yang Bisa Dihubungi :
Nama
: Ny. R
Hubungan Dengan Klien
: Isteri
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawati
Alamat
: Jl. Gatot Subroto

26

2. Alasan Masuk RS
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah sebelah kanan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Nyeri
P (Paliatif)
: Nyeri pada luka operasi
Q (qualitas)
: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R (region)
: Perut bagian bawah sebelah kanan
S (Skala)
: Skala Nyeri7
T (time)
: Hilang timbul
b. Faktor Pencetus : Pada Saat bergerak
c. Lamanya Keluhan : Sejak 1 hari yang lalu
d. Timbulnya Keluhan : Pada saat bergerak/beraktivitas
e. Faktor Yang Memperberat : Saat bergerak
f. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri
7 dibagian perut bawah sebelah kanan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya dengan penyakit yang sama
b. Klien mengatakan mempunyai riwayat alergi terhadap udang
c. Klien mengatakan sering beraktifitas berat seperti
mengangkat barang-barang yang berat.
5. Pola kegiatan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Sebelum Sakit
(1) BB : 63 kg
(2) TB
: 162 cm
(3) Klien mengatakan nafsu makan baik, kurang lebih
satu porsi dihabiskan dengan frekuensi 3 kali
dalam sehari
b) Saat Sakit
(1) BB : 63 kg
(2) Klien mengatakan malas makan, porsi makan
tidak dihabiskan, kurang lebih 3-5 sendok dengan
frekuensi 3 kali sehari
(3) Porsi makan tidak dihabiskan
2) Minum
a) Sebelum Sakit

27

(1) Klien Mengatakan minum kurang lebih 8 gelas


perhari
b) Saat Sakit
(1) Klien mengatakan minum kurang lebih 7 gelas
perhari
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
a) Sebelum Sakit
(1) Klien mengatakan buang air kecil kurang lebih 4
Kali dalam sehari tanpa ada keluhan, warna urin
kuning dan bau amoniak.
b) Saat Sakit
(1) Klien mengatakan menggunakan kateter setelah
operasi
(2) Klien mengatakan jumlah urin kurang lebih 450
cc tiap 3 jam
2) Buang Air Besar
a) Sebelum Sakit
(1) Klien Mengatakan BAB Lancar dengan frekuensi 1
kali dalam sehari
(2) Saat Sakit
(1) Klien mengatakan sudah 2 hari di rumah sakit dan
baru 1 kali BAB
c. Pola tidur dan Istirahat
a) Sebelum Sakit
(1) Klien mengatakan tidur kurang lebih 7 jam pada malam
hari dan pada siang hari klien tidak mempunyai waktu
untuk tidur siang berhubung tuntutan perkerjaan.
b) Saat Sakit
(1) Klien mengatakan tidur kurang lebih 4 jam pada malam
hari dan siang hari kurang lebih 3 jam
(2) Klien mengatakan susah tidur dikarenakan rasa nyeri
pada luka operasi
d. Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit

28

(1) Klien mengatakan bekerja ditempat dimana Klien


Diharuskan mengangkat barang-barang yang berat
seperti semen, batu bata dan bahan bagunan lainnya.
b) Saat Sakit
(1) Klien mengatakan saat sakit klien lebih banyak
menghabiskan waktu di tempat tidur
6. Genogram

X
X

?
511
11

34

31

28

Keterangan :
Laki laki

2
6

2
4

2
1

Meninggal

Garis perkawinan
?

Umur tidak diketahui

Klien
Tinggal serumah
Keterangan :
GI :Kakek dan Nenek dari Ayah dan Ibu dari klien sudah
meninggal dunia karena faktor usia.
GII : Ayah dari klien sudah meninggal dunia karena kecelakaan
lalu lintas dan ibu dari klien masih dalam keadaan sehat.
GIII: Klien adalah anak keempat dari 7 bersaudara dan dirawat
Di RSU.Pelamonia Ruangan Mawar Kamar 4 dengan
Diagnosa Hernia inguinalis Dextra
7. Aspek Psiko Sosial
a. persepsi sendiri

52

26

Perempuan

Garis keturunan
X

1
9

24

29

1) Hal yang dipikirkan saat ini adalah klien mengatakan


cemas dengan keadaannya saat ini dan berharap segera
sembuh dan bisa pulang kerumah
2) Perubahan setelah sakit : Klien tidak mampu lagi bekerja
b. Suasana Hati : Klien mengatakan cemas dengan keadaanya
saat ini
c. Hubungan Komunikasi :
1) Klien dan Istri klien berbicara jelas dengan bahasa
indonesia
2) Pembuat keputusan dalam keluarga adalah ibu dan istri
d. Hubungan Seksual
Klien berstatus kawin
e. Pertahankan koping
1) Pengambilan keputusan oleh ibu dan istri klien
2) Yang disukai dari diri klien adalah Rambut
3) Yang ingin dirubah dari hidupnya yaitu ingin menjadi lebih

f.

sehat setelah sembuh


4) Hal yang dilakukan saat stres yaitu tidur
Spiritual
Klien menganut agama islam dan percaya bahwa segala
sumber kekuatannya dari Allah Swt, Selama di RS Klien

hanya dapat berdoa agar dapat cepat sembuh.


8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien nampak lemah
b. Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6
c. Tanda-Tanda Vital
TD: 100/70 mmHg
N : 80x Permenit
P :20x Permenit
S : 36,6 o C
d. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut hitam lurus,
nampak bersih tidak terdapat ketombe dan
Palpasi :

rambut tampak rapi


rambut lembut tidak mudah patah, tidak
terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

2) Mata
Inspeksi :

simetris kiri dan kanan, nampak kantung mata


pada

kedua

mata

klien,

pupil

isokor,

30

konjungtiva tidak anemis, tidak menggunakan


alat bantu penglihatan dan dapat melihat
Palpasi :
3) Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
4) Teliga
Inspeksi :
Palpasi :

dengan baik dan jelas.


tidak ada nyeri tekan
simetris, penciuman baik dapat membedakan
bau, tidak tampak adanya sekret.
tidak ada nyeri tekan
simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
klien dapat mendengarkan dengan baik
tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri
tekan

5) Mulut
Inspeksi :

mukosa bibir lembab, gigi lengkap dan bersih,


tidak nampak adanya stomatitis pada mulut
klien, klien dapat berbicara dengan baik

6) Leher
Inspeksi :
Palpasi :

tidak tampak adanya pembesaran kelenjar


tyroid
tidak terdapat benjolan pada leher dan tidak
ada nyeri tekan

7) Dada
Inspeksi :

simetris,

pergerakan

dada

mengikuti

pernapasan, RR 20 x/menit
Palpasi :
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar baik, tidak
ada bunyi tambahan
Perkusi :
bunyi pekak dilapang dada sebelah kiri
8) Abdomen
Inspeksi : tampak adanya luka bekas operasi di perut
bawah
Perkusi :
Palpasi :

sebelah

kanan,

pasien

nampak

meringis
Tidak ada nyeri tekan
terdapat nyeri tekan pada perut bawah
sebelah kanan.

31

Auskultasi : tidak terdapat bising usus


9) Genetalia
Inspaksi: nampak terpasang kateter
10) Ekstremitas atas
Inspeksi :
terpasang infus pada tangan kanan RL 20
tetes permenit, kuku pendek dan bersih
Palpasi :
tidak terdapat udema, nadi radialis 80 x/menit
11) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Pasien dapat berjalan dengan baik, kuku
Palpasi :

pendek dan bersih


tidak terdapat edema

9. Data Penunjang
Pemeriksaan Darah, Tanggal 5 juni 2016
Nama : Tn.K

Pemeriksaa

Hasil

Nilai Normal

Satuan

n
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDWcv
RDWsd
PLT
MPV
PCT
PDW
WBC

76
15
0,75
21
38
5.10
15.0
44.9
88
29.5
33.5
13.4
42
272
8.7
0.237
14.3
9.0

70-200
10-50
L : 0,7-1,3 P: 0,6-1,1
L : < 37 P: <31
L: <42 P : <32
4.50 5.50
14.0 18.0
42.0 52.0
84 96
28.0 34.0
32.0 36.0
11.5 14.5
39 52
150 400
6.0 11.0
0.150 0.500
11.0 18.0
4.0 10.0

mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/l
u/l
6
10 /mm3
g/dl
%
m3
Pg
g/dl
%
m3
103/mm3
m3
%
%
103/mm3

32

10. Terapi Obat


a. Injeksi IV Dexamethazone 25 mg/6 jam.
b. Injeksi IV Ranitidine 25 mg/12 jam
c.Injeksi IV Ceftriaxone 1 gram / 12 jam
d. Injeksi Drips Sanmol 1000 mg/8 jam
e. Infus RL 20 tetes permenit
11. Klasifikasi Data
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala
nyeri 7 dibagian perut bawah sebelah kanan.
b. Klien mengatakan malas makan, porsi makan tidak
dihabiskan, kurang lebih 3-5 sendok dengan frekuensi 3
kali sehari
c. Klien mengatakan tidur kurang lebih 4 jam pada malam
hari dan siang hari kurang lebih 3 jam
d. Klien mengatakan susah tidur dikarenakan rasa nyeri pada
luka operasi
e. Klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini
Data Objektif :
a. Klien nampak meringis.
b. Nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah
c. Klien nampak meringis
d. Porsi makan tidak dihabiskan
e. Nampak kantung mata pada kedua mata klien
f. Klien nampak lemah
g. Klien nampak cemas

33

12. Analisis Data

Data

Etiologi

Masalah

Ds :
a. Klien mengatakan

Terputusnya

Nyeri

kontinuitas jaringan

nyeri pada luka


operasi dengan skala
Pengeluaran
nyeri 7 dibagian perut
bawah sebelah
kanan.
DO :
a. Klien nampak

mediator kimia sel


mast (histamin,
prostaglandin,
bradikinin)

meringis.
b. Nyeri tekan pada
daerah perut bagian
bawah
c. Klien nampak

Merangsang
nociceptor

meringis
Medulla spinalis

Korteks serebri

nyeri
Ds :

Intake yang masuk

a. Klien mengatakan

Nutrisi

kurang
kurang dari

malas makan, porsi


1
2

kebutuhan
3

34

b. makan tidak
dihabiskan, kurang

Anoreksia

lebih 3-5 sendok


dengan frekuensi 3
kali sehari

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

DO :
a. Porsi makanannya
tidak dihabislkan
DS :

Nyeri

a. Klien mengatakan
tidur kurang lebih 4
jam pada malam hari

Gangguan
Pola Tidur

Rangsangan pada
RAS

dan siang hari kurang


lebih 3 jam
b. Klien mengatakan

Terjaga

susah tidur
dikarenakan rasa
nyeri pada luka

Perubahan pola
tidur

operasi
DO :
a. Nampak kantung
mata pada kedua
mata klien
b. Klien nampak lemah
1

35

DS :

Perubahan status

a. Klien mengatakan

kesehatan

Kecemasa
n

cemas dengan
keadaannya saat ini

Koping tidak efektif

DO :
a. Klien nampak cemas

Stressor meningkat

kecemasan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan denganintake yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola Istirahat tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
4. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
C. INTERVENSI
Dx. 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
Ds :
a. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri
7 dibagian perut bawah sebelah kanan.
DO :
a. Klien nampak meringis.
b. Nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah
c. Klien nampak meringis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri teratasi dengan
kriteria hasil :

36

a. Klien mengatakan nyeri hilang/ terkontrol


b. Klien nampak tenang
Intervensi
1
1. Kaji tingkat nyeri dan lokasi

Rasional
2
1. Membantu mengevaluasi
tempat obstruksi dan tingkat

2. Berikan lingkungan yang tenang


nyeri
2. Lingkungan yang tenang akan
3. Ajarkan teknik relaksasi seperti

menurunkan stimus nyeri


3. Meningkatkan asupan O2,

teknik nampas dalam dan pijatan


sehingga akan menurunkan
4. Ajarkan teknik distraksi

nyeri
4. Distraksi ( pengalihan
perhatian ) dapat menurunkan
stimulus internal dengan
mekanisme peningkatan
produksi yang dapat
memblokreseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke korteks

1
5. Kolaborasi pemberian analgetik

serebri sehingga
2
5. menurunkan resepsi nyeri
6. Analgetik memblok lintasan
nyeri sehingga nyeri akan
berkurang

Dx. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat

37

Ds :
a. Klien mengatakan malas makan, porsi makan tidak
dihabiskan, kurang lebih 3-5 sendok dengan frekuensi 3 kali
sehari
DO :
a. Porsi makanannya tidak dihabislkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
a. Klien mengungkapkan nafsu makan baik
b. Klien nampak tidak lemah
Intervensi
1
1. Kaji pola makan setiap hari

Rasional
2
1. Untuk Menentukan status nutrisi

2. Anjurkan klien untuk makan

klien
2. Makanan dalam keadaan

makanan yang hangat


1
3. Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
4. Observasi TTV
5. Libatkan keluarga dalam

hangat dapat memicu atau


2
3. m erangsang nafsu makan
4. Membantu toleransi makanan
terhadap epigastrium
5. Untuk mengetahui keadaan
umum klien
6. Partisipasi keluarga dapat

memenuhi nutrisi klien


meningkatkan asupan nutrisi
untuk kebutuhan energi

Dx. 3. Gangguan pola Istirahat tidur berhubungan dengan nyeri yang


dirasakan
DS :

38

a. Klien mengatakan tidur kurang lebih 4 jam pada malam


hari dan siang hari kurang lebih 3 jam
b. Klien mengatakan susah tidur dikarenakan rasa nyeri pada
luka operasi
DO :
a. Nampak kantung mata pada kedua mata klien
b. Klien nampak lemah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola istirahat tidur dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
a. Klien Mengatakan tidurnya 8 jam
b. Klien mengatakan tidur nyenyak tanpa ada gangguan
Intervensi
1
1. Kaji penyebab kurang tidur
2. Anjurkan makan yang cukup 1

rasional
2
1. Meningkatkan tidur
2. Meningkatkan waktu tidur

jam sebelum tidur


3. Anjurkan pada keluarga klien
3. Agar klien merasa nyaman dan
untuk menciptakan lingkungan
dapat istirahat dengan baik
yang tenang

Dx. 4. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang


penyakitnya
Ds :
a. Klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini
DO :
a. Klien nampak cemas

39

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien dapat


teratasi dengan kriteria hasil:
a. Klien mengatakan kecemasannya berkurang
b. Klien nampak tenang
Intervensi
1
1. Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan
1

Rasional
2
1. Reaksi verbal / non verbal
dapat menunjukkan rasa
agitasi, marah dan gelisah
2

40

2. Mengurangi rangsangan
2. Berikan lingkungan yang
tenang
3. Berikan kesempatan pada

eksternal
3. Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap ke

pasien untuk

khawatiran yang tidak

mengungkapkan
kecemasannya
4. Beri privasi klien dan orang

diekspresikan
4. Memberikan waktu untuk
mengekspresikan perasaan,

terdekatnya

menghilangkan cemas dan


perilaku adaptasi. Adanya
keluarga dan teman yang
dipercaya untuk melayani
aktivitas dan pengalihan akan
menurunkan perasaan
terisolasi
5. Bertambahnya pengetahuan
tentang keadaannya akan

5. Beri pengetahuan tentang

membuat klien mengetahui

penyakitnya

tindakan yang dilakukan agar


dapat menurunkan kecemasan

D. IMPLEMENTASI
c.

i.

Hari / Tanggal
h.
Rabu, 08 Juni

d.

Dia

gnosa
j.
k.
I

e.

f.

Implementasi

am
l.
m.

ae.
1. Mengkaji tingkat nyeri dan lokasi

ak
al

53

2016

4.00
n.
o.
p.
q.
1
4.05
r.
s.
t.
u.
v.
1
4.10
w.
x.
y.
z.
1
4.15
aa.
ab.
ac.
ad.
1

as.

Rabu, 08 Juni
2016

at.

II

4.20
au.
1
4.25
av.
aw.
ax.
1
4.30
ay.
az.
ba.
bb.
1
4.35
bc.
bd.
be.
bf.
1
4.40
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
1
4.45

nyeri
af.H: Klien mengatakan Nyeri
pada

daerah operasi dengan

skala 7
2. Memberikan
tenang
ag.
da

lingkungan

yang

am
an
a

H: Menganjurkan kepa

keluarga

klien

untuk

membatasi kunjungan
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
ah.
H: Mengajarkan tekhni
k pengalihan relaksasi Seperti
tekhnik nafas dalam dan pijatan
4. Mengajarkan teknik distraksi
ai. H: Mengajarkan teknik
pengalihan

perhatian

ao
ap

aq
ar

Seperi

berbincang dengan orang lain


5. Kolaborasi pemberian Analgetik
aj. Hasil : Injeksi Drips Sanmol
1. Mengkaji pola makan setiap hari
bm.
H: Porsi makan tidak

bv
a

dihabiskan/setenga piring
2. Menganjurkan klien untuk makan
makanan yang hangat
bn.
H : Klien

makan

makananyang hangat tapi sedikit


3. Menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
bo.
H : klien

bw
makan

sedikit / porsi tidak dihabiskan


4. Mengobservasi TTV
bp.
Hasil :
bq.
TD : 120/80mmHg
br. N : 80X/i
bs.
P : 20X/i
bt. S : 36,6Oc
5. Melibatkan
keluarga
dalam
memenuhi nutrisi klien
bu.
H : Klien dibantu oleh
keluarga untuk makan

by

ca

54

cc.

Rabu, 08 Juni

cd.

III

2016

ce.

4.50
cf.
cg.
ch.
1
4.55
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
cn.
co.

cz.

Rabu, 08 Juni

da.

IV

2016

db.

5.05
dc.
dd.
1

5.30
dp.
dq.
dr.
ds.
dt.
du.

2016

eh.

ei.
8.30
ej.
ek.
el.

operasinya
2. Mengkaji kemanpuan tidur klien
cq.
H : klien mengatakan

ct
cu

ce
cv
cw

cx
cy

5.20
dk.
dl.
dm.
dn.
do.
1

Kamis, 09 Juni

tidur karena nyeri pada bekas

tidurnya kurang dari 6 jam sehari


cr.

5.10
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
1

eg.

1. Mengkaji penyebab kurang tidur


cp.
H : Klien tidak bisa

cb
cs

1. Mengkaji tingkat cemas


dv.
H : cemas sedang
2. Memberikan kesempatan kepada
pasien

untuk

perasaannya
dw.
H

mengungkapkan
:

klien

pengalamannya

mulai

dengan

ea
eb

cerita
dari

masuk RS sampai dioperasi


3. Menjalin
hubungan
saling
percaya

dz

klien

dalam

ec
ed

ee
ef

memberikan tindakan
dx.
H: menjalin hubungan
dapat dilakukan dengan baik
4. Memberikan penjelasan tentang
proses

penyakitnya

tindakan

operasi

bahwa

merupakan

jalan terbaik untuk kesembuhan


klien
dy.

H:

memahami
0

klien

belum

tentang

proses

penyakitnya
1. Mengkaji tingkat nyeri dan
lokasi nyeri
fb. H

Klien

mengataka

fg

55

em.

8.35
en.
eo.
ep.
eq.
er.
0

dengan
Skala Nyeri

fi.
-

4
2. Memberikan lingkungan yang
tenang
fc. H

8.40
es.
et.
eu.
ev.
ew.
0
8.45
ex.
ey.
ez.
fa.
0

Nyeri

Menganjurk
an kepada
keluarga
klien untuk
membatasi

fm

kunjungan
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
fd. H:

8.50

In

Mengajarka
n

tekhnik

pengalihan
relaksasi
Seperti
tekhnik
nafas
dalam dan
pijatan
4. Mengajarkan teknik distraksi
fe. H:Mengajar
kan teknik
pengalihan
perhatian
Seperi
berbincang
dengan
orang lain
5. Kolaborasi pemberian
Analgetik
ff. Hasil

56

Injeksi
Drips
fn.

Kamis, 09 Juni

fo.

II

2016

fp.

8.55
fq.
fr.
0
9.00
fs.
ft.
fu.
fv.
0
9.05
fw.
fx.
fy.
0
9.10
fz.
ga.
gb.
gc.
gd.
ge.
0

Kamis, 09 Juni
2016

gw.

III

gx.

makanan yang hangat


gg.
Hasil : Klien makan

makanan yang hangat tapi sedikit


3. Menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
gh.
Hasil :porsi makan
dihabiskan
4. Mengobservasi TTV
gi. Hasil :
gj. TD : 120/80mmHg
gk.
N : 80X/i
gl. P : 20X/i
gm.
S : 36,6Oc
5. Melibatkan keluarga dalam

gq

memenuhi nutrisi klien


gn.
Hasil : Klien dibantu
oleh keluarga untuk makan

9.20

gv.

Sanmol
1. Mengkaji pola makan setiap hari
gf.Hasil : Porsi makan dihabiskan
2. Menganjurkan klien untuk makan

9.15
gy.
gz.
ha.
hb.
0
9.20
hc.
hd.
0

1. Mengkaji ulang penyebab kurang


tidur
hg.

Hasil : nyeri operasinya

tidak terlalu nyeri lagi


2. Mengkaji ulang kemanpuan tidur
klien
3. Hasil : klien tidur malam jam
22.00 05.00

hh

57

9.25
he.
hf.

ho.

Kamis, 09 Juni

hp.

IV

2016

hq.

9.35
hr.
hs.
0
9.50
ht.
hu.
hv.
hw.
hx.
hy.
1
0.15
hz.
ia.
ib.
1

1. Mengkaji tingkat cemas


ic. Hasil : cemas sedang
2. Memberikan kesempatan kepada
pasien

mengungkapkan

perasaannya
id. Hasil : klien cerita bahwa
perasaannya
membaik
3. Menjalin
percaya

sudah

mulai

hubungan

saling

dengan

klien

dalam

ig
ih

Ce
ii.
ij.

ik.
il.

memberikan tindakan
4. Memberikan penjelasan tentang
proses
tindakan

0.35

untuk

hn
if.

penyakitnya
operasi

bahwa

merupakan

jalan terbaik untuk kesembuhan

im.

Jumat, 10 Juni
2016

in.

io.

9.00
ip.
iq.
ir.
is.
0
9.05
it.
iu.
iv.
iw.
ix.
0
9.10

klien
ie.
1. Mengkaji tingkat nyeri dan lokasi

jm

nyeri
jg. Hasil : Klien mengatakan Nyeri
dengan Skala Nyeri 1
2. Memberikan lingkungan

yang

tenang
jh. Hasil : Menganjurkan kepada

jo
-

keluarga klien untuk membatasi


kunjungan
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
ji. Hasil : Mengajarkan tekhnik

58

iy.
iz.
ja.
jb.

pengalihan
0

9.30
jc.
jd.
je.
jf.
0
jt.

Jumat, 10 Juni
2016

ju.

IV

9.40
jv.
0
9.45
jw.
jx.
0
9.50
jy.
jz.
ka.
kb.
kc.
kd.
1
0.00
ke.
kf.
kg.
1

relaksasi

Seperti

tekhnik nafas dalam dan pijatan


4. Mengajarkan teknik distraksi
jj. Hasil :Mengajarkan teknik
pengalihan

perhatian

Seperi

berbincang dengan orang lain


5. Kolaborasi pemberian Analgetik
jk. Hasil : Injeksi Drips Sanmol
jl.
1. Mengkaji tingkat cemas
kh.
Hasil : cemas ringan
2. Memberikan kesempatan kepada
pasien

untuk

mengungkapkan

perasaannya
ki. Hasil : klien cerita bahwa
perasaannya
membaik
3. Menjalin
percaya

sudah

mulai

hubungan

saling

dengan

klien

dalam

memberikan tindakan
4. Memberikan penjelasan tentang

0.15

proses
tindakan

penyakitnya
operasi

bahwa

merupakan

jalan terbaik untuk kesembuhan


klien
kq.
kr.
ks.
kt.
ku. BAB IV
kv. PEMBAHASAN
kw.
kx. Pada pembahasan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis
adanya kesenjangan antara teori dengan kasus nyata yang dirawat secara

jq

js.

kj.

te
kk
kl.

Ce
km
kn

be
ko
kp

in

62

langsung selama tiga hari dari tanggal 8 Juni 2016 sampai 10 Juni 2016 pada
Tn.K Dengan gangguan sistem pencernaan Hernia Inguinalis Dextra di Ruangan
Mawar Rumah Sakit Umum Pelamonia Makassar dengan menggunakan proses
keperawatan meliputi :
A. Pengkajian
ky.

Pada tahap pengkajian telah diuraikan sebuah kasus

hernia inguinalis Dextra Tn. K Umur 26 tahun masuk rumah sakit tanggal
07 Juni 2016 dengan keluhan nyeri pada benjolan diatas kelamin bagian
bawah.
kz. Data yang muncul pada pasien adalah :
la. Data Subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri 7
dibagian perut bawah sebelah kanan.
2. Klien mengatakan malas makan, porsi makan tidak dihabiskan,
kurang lebih 3-5 sendok dengan frekuensi 3 kali sehari
3. Klien mengatakan tidur kurang lebih 4 jam pada malam hari dan
siang hari kurang lebih 3 jam
4. Klien mengatakan susah tidur dikarenakan rasa nyeri pada luka
operasi
5. Klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini
lb.
lc.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Data Objektif :
Klien nampak meringis.
Nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah
Klien nampak meringis
Porsi makan tidak dihabiskan
Nampak kantung mata pada kedua mata klien
Klien nampak lemah
Klien nampak cemas
ld.

Sedangkan menurut teori keluhan utama pada pasien

Hernia inguinalis Dextra nyeri pada perut Pertama, rasa nyeri disekitar

63

perut bagian bawah, Adanya benjolan usus diperut bagian bawah, Rasa
nyeri akan bertambah jika bekerja berat, mengangkat beban, ataupun
batuk terus Menerus.
le.

Dari data diatas tidak didapatkan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang dikaji oleh penulis.


B. Diagnosa Keperawatan
lf.
Berdasarkan analisa data, Penulis menerapkan diagnosa
keperawatan pada Tn.K adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
2. Gangguan Pola Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
3. Gangguan pola Istirahat tidur berhubungan dengan nyeri yang
dirasakan
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
lg. Sedangkan Menurut Amin Huda Dan Hardhi Kusuma 2015,
diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Hernia Inguinalis Dextra
adalah :
1. Nyeri Akut
2. Hipertermia
3. Kekurangan volume Cairan
4. Ketidak seimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Gangguan Pola Tidur
6. Defisiensi Pengetahuan
7. Ansietas
lh. Dari data diatas terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang
dikaji penulis yaitu diagnosa keperawatan pada Teori ada tujuh Diagnosa
sedangkan di lapangan Cuma ada Empat diagnosa keperawatan.
C. Intervensi
li. Perumusan
diagnosa
keperawatan
disesuaikan
dengan
kepustakaan yang meliputi diagnosa menurut Amin Huda Dan Hardhi
Kusuma (2015).

64

lj. Intervensi keperawatan pada teori agak berbeda


dengan intervensi pada kasus karena disesuaikan
dengan kebutuhan pasien.
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
lk. Intervensi yang disusun oleh penulis adalah Kaji tingkat nyeri dan
lokasi, Berikan lingkungan yang tenang, Ajarkan teknik relaksasi
seperti teknik nampas dalam dan pijatan, Ajarkan teknik distraksi.
2. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
ll. Intervensi yang disusun oleh penulis adalah Kaji pola makan
setiap hari, Anjurkan klien untuk makan makanan yang hangat,
Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, Observasi TTV,
Libatkan keluarga dalam memenuhi nutrisi klien
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
lm. Intervensi Kaji penyebab kurang tidur, Anjurkan makan yang
cukup 1 jam sebelum tidur, Anjurkan pada keluarga klien untuk
menciptakan lingkungan yang tenang.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
ln. Intevensi Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, Berikan
lingkungan yang tenang, Berikan kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan kecemasannya, Beri privasi klien dan orang
terdekatnya, Beri pengetahuan tentang penyakitnya.
D. Implementasi
lo. Pelaksanaan keperawatan dilaksanakan intervensi yang dibuat
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan ini dilaksanakan
selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Pelamonia Makassar dengan
kerja sama dari pasien, keluarga dan kepala ruangan perawatan Mawar
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
lp. Penulis melaksanakan Semua Intervensi yang telah disusun
berkat kerja sama yang baik dari semua pihak

65

2. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat.
lq. Penulis melaksanakan Semua Intervensi yang telah disusun
berkat kerja sama yang baik dari semua pihak
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
lr. Penulis melaksanakan Semua Intervensi yang telah disusun
berkat kerja sama yang baik dari semua pihak
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
ls. Penulis melaksanakan Semua Intervensi yang telah disusun
berkat kerja sama yang baik dari semua pihak.
E. Evaluasi
lt. Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap asuhan
keperawatan dengan menggunakan dua metode yaitu metode proses dan
metode hasil. Untuk metode hasil disesuaikan dengan tujuan yang telah
dicapai pada masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan.
lu. Kriteria hasil yang telah dicapai adalah Klien mengatakan nyeri
berkurang. Diagnosa ini belum teratasi tetapi menyarankan agar
pasien cukup istirahat dan mempraktekkan tekhnik nafas dalam dan
distraksi yang telah diajarkan saat nyerinya datang.
2. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
lv. Kriteria hasil yang telah dicapai adalah Klien mengatakan porsi
makannya dihabiskan, Klien mengatakan nafsu makannya baik, Klien
mengatakan tidak mual lagi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan.
lw. Kriteria hasil yang telah dicapai adalah Klien mengatakan tidurnya
sudah lebih dari 6 jam sehari
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
lx. Kriteria hasil yang telah dicapai adalah Klien mengatakan sudah
tidak terlalu cemas lagi.

66

ly.

Diagnosa ini belum teratasi tetapi disarankan agar klien

tetap rajin untuk mengontrol bekas Operasinya.


5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai efek
pembedahan.
lz.
ma.
mb.
mc.
md.
me.
mf.
mg.
mh.
mi.
mj.
mk.
ml. BAB V
mm.

PENUTUP

mn.
B. Kesimpulan
1. Pada pengkajian data yang ditemukan pada kasus hernia inguinalis dextra
yaitu nyeri pada benjolan di atas kelamin sebelah kanan
2. Masalah keperawatan yang ditemukan berdasarkan data dari hasil
pengkajian yaitu : Nyeri, Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan,
Gangguan pola istirahat tidur kurang dari kebutuhan, dan Kecemasan.
3. Rencana asuhan keperawatan berpedoman pada teori dan beberapa tidak
terdapat pada teori namun tetap memperhatikan kondisi klien, pasilitas
yang ada dan kebijakan rumah sakit.

67

4. Pelaksanaan implementasi perpedoman pada intervensi yang telah di


tetapkan dan tetap memperhatikan kondisi klien, pasilitas yang ada serta
kerja sama dengan tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.
5. Pada evaluasi keperawatan 2 masalah dapat teratasi yaitu gangguan pola
nutrisi dan gangguan pola tidur,dan ada 2 masalah yang belum teratasi
yaitu Nyeri dan Kecemasan
6. Kesenjangan antara teori dan kasus nyata tidak terlalu banyak perbedaan,
hanya saja ada beberapa data yang didapatkan dari hasil pengkajian yang
tidak terdapat dari teori dan beberapa data terdapat pada teori tidak di
terapkan pada kasus nyata.
mo.
mp.
mq.
mr.
C. Saran
ms.

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat

di berikan pada pihak yang terkait:


1. Bagi Rumah Sakit
mt. Diharapkan kepada perawat agar memberikan asuhan
keperawatan atau Health Education secara profesional
dalam merawat pasien agar tidak terjadi komplikasi
atau keadaan-keadaan yang dapat memperlambat
proses penyembuhan serta memperbaiki sarana dan
prasarana yang menunjang pelayanan di Rumah Sakit
2. Bagi pendidikan
mu. Penulis mengharapkan agar institusi pendidikan
meningkatkan mutu pendidikan dalam menghadapi
perkembangan dunia dan menghasilkan lulusan yang
berkualitas dalam menerapkan asuhan keperawatan di

68

rumah sakit kususnya pada paien dengan hernia


inguinalis dextra.
3. Bagi keluarga
mv.Dukungan keluarga bagi penderrita hernia inguinalis
dextra

sangat

penyembuhan

membantu
dan

dalam

mengembalikan

mempercepat
fungsi

tubuh

kembali normal serta keluargalah yang paling berperan


dalam meningkatkan serta menjaga kesehatan dalam
lingkungan keluarga.
mw.
mx.

Anda mungkin juga menyukai