BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian Hernia
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah
dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau
kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh
peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat
visera dari rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae
baik bawaan maupun didapat. (Hari kusuma, 2013).
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui
defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan
Hernia inguinal adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui
anulus inguinalis yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika inferior
menyusuri kanal inguinal dan keluar kerongga perut melalui Anulus
inguinalis eksternus, hernia inguinal adalah menonjolnya suatu organ
atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek
konginital. (Deden Darmawan & tutik Rahayuningsih,2010).
Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi ( Penonjolan ) organ
intestinal masuk kerongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis
atau lemah dari cincin Inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah
usus
halus,
etapi
bisa
juga
merupakan
suatu
jaringan
10
11
BAB dan Miksi, batuk Menahun. Hernia bisa terjadi jika terdapat defek
tersebut dan adanya tekanan indra abdominal. (Deden Darmawan &
Tutik Rahayuningsih, 2010)
Peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong Lemak
preperitoneal kedalam kanalis fenoralis yang akan menjadi pembuka
jalan terjadinya hernia. Faktor lainnya adalah kehamilan multirasa,
obesitas dan degerasi jaringan ikat karena Usia Lanjut.
Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi .
herniorafi pada hernia ingunalis, terutama yang memakai tehnik bassini
atau shoul dice yang menyebabkan, fasia transversa dan ligamentum
inguinale lebih tergeser ke ventrokranial sehingga dan liga mentum
inguinale lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femopalis
lebih luas.
Komplikasi yang paling sering timbul adalah strangulasi dengan
segala
akibatnya.
Hernia
femoralis
keluar
dari
sebelah
kanan
PENYIMPANGAN KDM
Peningkatan Tingkatan Intr
Kongenital
Abdomen
Kelemahan Otot
Kelainan
12
Perubahan Status
Suplai dara dan
Oksigen ke jarin
gan menurun
Kesehatan
iskemia
jaringan
Kurang Informasi
HERNIA
necrosis jaringan
INGUINALIS
perforasi
Simulasi Saraf
Gangguan pola
tidur
NYERI
5. Manifestasi Klinis
a. Gejala Umum Penyakit Hernia
Rasa nyeri Atau Tidak nyaman, serta pembengkakan lokal dibawah
perut atau daerah selengkangan. Pada lokasi terjadinya penyakit ini
akan terasa nyeri, sedikit benjolan dan keras. Bila berbaring otot yang
keras akan mengendor, dan benjolan perlahan menghilang.
Berikut ini gejala hernia yang mungkin bisa dipakai Sebagai Acuan
Antara lain :
1) Pertama, rasa nyeri disekitar perut bagian bawah
2) Kedua, adanya benjolan usus diperut bagian bawah
13
usus
sehingga
obstruktif.Gejalanya
berupa
memberikan
mual,
tanda-tanda
muntah,
dan
ileus
peristaltik
menurun.
4) Hernia Strangulata
Ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena
pembuluh darah sudah terjepit, selain benjolan dan gejala klinis
pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti
demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh
darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan
racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah.
Sebagai akibatnya akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman
dan toxin di dalam darah. (Ardian Ratu R & G.Made Adwan, 2013).
6. Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
14
15
batuk
kronis
dan
tumor
intraabdominal,
bedah
16
17
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
dan
faktor
18
non
19
Kriteria Hasil :
1) Suhu Tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna Kulit dan tidak ada pusing
NIC :
Fever Treatment
1) Monitor suhu sesering Mungkin
2) Monitor IWL
3) Monitor warna Dan Suhu Kulit
4) Monitor tekanan darah, Nadi dan RR
5) Monitor penurunan tingkat Kesadaran
6) Monitor WBC,Hb, dan Hct
7) Monitor Intake dan Output
8) Berikan Anti Piretik
9) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
10) Selimuti Pasien
11) Lakukan tapid Sponge
12) Kolaborasi pemberian cairan intravena
13) Kompres Pasien pada lipat paha dan aksila
14) Tingkatkan Sirkulasi Udara
15) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya Menggigil
Temperature Regulation :
1) Monitor Suhu minimal tiap 2 jam
2) Rencanakan monitoring suhu Secara Kontinyu
3) Monitor TD,Nadi dan RR
4) Monitor warna dan Suhu Kulit
5) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
6) Tingkatkan Intake cairan dan Nutrisi
7) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
8) Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat Panas
9) Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
10) Beritahukan tentang indikasi terjadinya
keletihan
dan
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
20
21
5)
6)
7)
8)
mencegah konstipasi
7) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
8) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
9) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan Nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1) BB Pasien dalam batas Normal
2) Monitor adanya penurunan berat badan
3) Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4) Monitor interaksi anak atau orangtua selama Makan
22
f.
pasien
7) Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
8) Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
9) Monitor / catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam.
Defisiensi Pengetahuan
Definisi : ketiadaan atau defesiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
23
NOC :
1) Knowledge : Disease Process
2) Knowledge : Health Behavior
Kriteria Hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman
tentang
24
12) Instruksikan
pasien
mengenai
tanda
dan
gejala
untuk
takut
Dorong keluarga untuk menemani Anak
Lakukan back/neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
: Tn.K
Tempat/Tanggal Lahir
: Blitar, 15 Mei 1990
Umur
: 26 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Gatot Subroto
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Tanggal Masuk RS
: 7 juni 2016
Tanggal Pengkajian
: 8 Juni 2016
Diagnosa Medis
: Hernia Inguinalis Dextra
Sumber Informasi
: Klien dan Keluarga (Isteri)
Keluarga Yang Bisa Dihubungi :
Nama
: Ny. R
Hubungan Dengan Klien
: Isteri
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawati
Alamat
: Jl. Gatot Subroto
26
2. Alasan Masuk RS
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah sebelah kanan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Nyeri
P (Paliatif)
: Nyeri pada luka operasi
Q (qualitas)
: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R (region)
: Perut bagian bawah sebelah kanan
S (Skala)
: Skala Nyeri7
T (time)
: Hilang timbul
b. Faktor Pencetus : Pada Saat bergerak
c. Lamanya Keluhan : Sejak 1 hari yang lalu
d. Timbulnya Keluhan : Pada saat bergerak/beraktivitas
e. Faktor Yang Memperberat : Saat bergerak
f. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri
7 dibagian perut bawah sebelah kanan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya dengan penyakit yang sama
b. Klien mengatakan mempunyai riwayat alergi terhadap udang
c. Klien mengatakan sering beraktifitas berat seperti
mengangkat barang-barang yang berat.
5. Pola kegiatan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Sebelum Sakit
(1) BB : 63 kg
(2) TB
: 162 cm
(3) Klien mengatakan nafsu makan baik, kurang lebih
satu porsi dihabiskan dengan frekuensi 3 kali
dalam sehari
b) Saat Sakit
(1) BB : 63 kg
(2) Klien mengatakan malas makan, porsi makan
tidak dihabiskan, kurang lebih 3-5 sendok dengan
frekuensi 3 kali sehari
(3) Porsi makan tidak dihabiskan
2) Minum
a) Sebelum Sakit
27
28
X
X
?
511
11
34
31
28
Keterangan :
Laki laki
2
6
2
4
2
1
Meninggal
Garis perkawinan
?
Klien
Tinggal serumah
Keterangan :
GI :Kakek dan Nenek dari Ayah dan Ibu dari klien sudah
meninggal dunia karena faktor usia.
GII : Ayah dari klien sudah meninggal dunia karena kecelakaan
lalu lintas dan ibu dari klien masih dalam keadaan sehat.
GIII: Klien adalah anak keempat dari 7 bersaudara dan dirawat
Di RSU.Pelamonia Ruangan Mawar Kamar 4 dengan
Diagnosa Hernia inguinalis Dextra
7. Aspek Psiko Sosial
a. persepsi sendiri
52
26
Perempuan
Garis keturunan
X
1
9
24
29
f.
2) Mata
Inspeksi :
kedua
mata
klien,
pupil
isokor,
30
5) Mulut
Inspeksi :
6) Leher
Inspeksi :
Palpasi :
7) Dada
Inspeksi :
simetris,
pergerakan
dada
mengikuti
pernapasan, RR 20 x/menit
Palpasi :
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar baik, tidak
ada bunyi tambahan
Perkusi :
bunyi pekak dilapang dada sebelah kiri
8) Abdomen
Inspeksi : tampak adanya luka bekas operasi di perut
bawah
Perkusi :
Palpasi :
sebelah
kanan,
pasien
nampak
meringis
Tidak ada nyeri tekan
terdapat nyeri tekan pada perut bawah
sebelah kanan.
31
9. Data Penunjang
Pemeriksaan Darah, Tanggal 5 juni 2016
Nama : Tn.K
Pemeriksaa
Hasil
Nilai Normal
Satuan
n
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDWcv
RDWsd
PLT
MPV
PCT
PDW
WBC
76
15
0,75
21
38
5.10
15.0
44.9
88
29.5
33.5
13.4
42
272
8.7
0.237
14.3
9.0
70-200
10-50
L : 0,7-1,3 P: 0,6-1,1
L : < 37 P: <31
L: <42 P : <32
4.50 5.50
14.0 18.0
42.0 52.0
84 96
28.0 34.0
32.0 36.0
11.5 14.5
39 52
150 400
6.0 11.0
0.150 0.500
11.0 18.0
4.0 10.0
mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/l
u/l
6
10 /mm3
g/dl
%
m3
Pg
g/dl
%
m3
103/mm3
m3
%
%
103/mm3
32
33
Data
Etiologi
Masalah
Ds :
a. Klien mengatakan
Terputusnya
Nyeri
kontinuitas jaringan
meringis.
b. Nyeri tekan pada
daerah perut bagian
bawah
c. Klien nampak
Merangsang
nociceptor
meringis
Medulla spinalis
Korteks serebri
nyeri
Ds :
a. Klien mengatakan
Nutrisi
kurang
kurang dari
kebutuhan
3
34
b. makan tidak
dihabiskan, kurang
Anoreksia
DO :
a. Porsi makanannya
tidak dihabislkan
DS :
Nyeri
a. Klien mengatakan
tidur kurang lebih 4
jam pada malam hari
Gangguan
Pola Tidur
Rangsangan pada
RAS
Terjaga
susah tidur
dikarenakan rasa
nyeri pada luka
Perubahan pola
tidur
operasi
DO :
a. Nampak kantung
mata pada kedua
mata klien
b. Klien nampak lemah
1
35
DS :
Perubahan status
a. Klien mengatakan
kesehatan
Kecemasa
n
cemas dengan
keadaannya saat ini
DO :
a. Klien nampak cemas
Stressor meningkat
kecemasan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan denganintake yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola Istirahat tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
4. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
C. INTERVENSI
Dx. 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan
Ds :
a. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri
7 dibagian perut bawah sebelah kanan.
DO :
a. Klien nampak meringis.
b. Nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah
c. Klien nampak meringis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri teratasi dengan
kriteria hasil :
36
Rasional
2
1. Membantu mengevaluasi
tempat obstruksi dan tingkat
nyeri
4. Distraksi ( pengalihan
perhatian ) dapat menurunkan
stimulus internal dengan
mekanisme peningkatan
produksi yang dapat
memblokreseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke korteks
1
5. Kolaborasi pemberian analgetik
serebri sehingga
2
5. menurunkan resepsi nyeri
6. Analgetik memblok lintasan
nyeri sehingga nyeri akan
berkurang
Dx. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
37
Ds :
a. Klien mengatakan malas makan, porsi makan tidak
dihabiskan, kurang lebih 3-5 sendok dengan frekuensi 3 kali
sehari
DO :
a. Porsi makanannya tidak dihabislkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi kurang dari
kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
a. Klien mengungkapkan nafsu makan baik
b. Klien nampak tidak lemah
Intervensi
1
1. Kaji pola makan setiap hari
Rasional
2
1. Untuk Menentukan status nutrisi
klien
2. Makanan dalam keadaan
38
rasional
2
1. Meningkatkan tidur
2. Meningkatkan waktu tidur
39
Rasional
2
1. Reaksi verbal / non verbal
dapat menunjukkan rasa
agitasi, marah dan gelisah
2
40
2. Mengurangi rangsangan
2. Berikan lingkungan yang
tenang
3. Berikan kesempatan pada
eksternal
3. Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap ke
pasien untuk
mengungkapkan
kecemasannya
4. Beri privasi klien dan orang
diekspresikan
4. Memberikan waktu untuk
mengekspresikan perasaan,
terdekatnya
penyakitnya
D. IMPLEMENTASI
c.
i.
Hari / Tanggal
h.
Rabu, 08 Juni
d.
Dia
gnosa
j.
k.
I
e.
f.
Implementasi
am
l.
m.
ae.
1. Mengkaji tingkat nyeri dan lokasi
ak
al
53
2016
4.00
n.
o.
p.
q.
1
4.05
r.
s.
t.
u.
v.
1
4.10
w.
x.
y.
z.
1
4.15
aa.
ab.
ac.
ad.
1
as.
Rabu, 08 Juni
2016
at.
II
4.20
au.
1
4.25
av.
aw.
ax.
1
4.30
ay.
az.
ba.
bb.
1
4.35
bc.
bd.
be.
bf.
1
4.40
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
1
4.45
nyeri
af.H: Klien mengatakan Nyeri
pada
skala 7
2. Memberikan
tenang
ag.
da
lingkungan
yang
am
an
a
H: Menganjurkan kepa
keluarga
klien
untuk
membatasi kunjungan
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
ah.
H: Mengajarkan tekhni
k pengalihan relaksasi Seperti
tekhnik nafas dalam dan pijatan
4. Mengajarkan teknik distraksi
ai. H: Mengajarkan teknik
pengalihan
perhatian
ao
ap
aq
ar
Seperi
bv
a
dihabiskan/setenga piring
2. Menganjurkan klien untuk makan
makanan yang hangat
bn.
H : Klien
makan
bw
makan
by
ca
54
cc.
Rabu, 08 Juni
cd.
III
2016
ce.
4.50
cf.
cg.
ch.
1
4.55
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
cn.
co.
cz.
Rabu, 08 Juni
da.
IV
2016
db.
5.05
dc.
dd.
1
5.30
dp.
dq.
dr.
ds.
dt.
du.
2016
eh.
ei.
8.30
ej.
ek.
el.
operasinya
2. Mengkaji kemanpuan tidur klien
cq.
H : klien mengatakan
ct
cu
ce
cv
cw
cx
cy
5.20
dk.
dl.
dm.
dn.
do.
1
Kamis, 09 Juni
5.10
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
1
eg.
cb
cs
untuk
perasaannya
dw.
H
mengungkapkan
:
klien
pengalamannya
mulai
dengan
ea
eb
cerita
dari
dz
klien
dalam
ec
ed
ee
ef
memberikan tindakan
dx.
H: menjalin hubungan
dapat dilakukan dengan baik
4. Memberikan penjelasan tentang
proses
penyakitnya
tindakan
operasi
bahwa
merupakan
H:
memahami
0
klien
belum
tentang
proses
penyakitnya
1. Mengkaji tingkat nyeri dan
lokasi nyeri
fb. H
Klien
mengataka
fg
55
em.
8.35
en.
eo.
ep.
eq.
er.
0
dengan
Skala Nyeri
fi.
-
4
2. Memberikan lingkungan yang
tenang
fc. H
8.40
es.
et.
eu.
ev.
ew.
0
8.45
ex.
ey.
ez.
fa.
0
Nyeri
Menganjurk
an kepada
keluarga
klien untuk
membatasi
fm
kunjungan
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
fd. H:
8.50
In
Mengajarka
n
tekhnik
pengalihan
relaksasi
Seperti
tekhnik
nafas
dalam dan
pijatan
4. Mengajarkan teknik distraksi
fe. H:Mengajar
kan teknik
pengalihan
perhatian
Seperi
berbincang
dengan
orang lain
5. Kolaborasi pemberian
Analgetik
ff. Hasil
56
Injeksi
Drips
fn.
Kamis, 09 Juni
fo.
II
2016
fp.
8.55
fq.
fr.
0
9.00
fs.
ft.
fu.
fv.
0
9.05
fw.
fx.
fy.
0
9.10
fz.
ga.
gb.
gc.
gd.
ge.
0
Kamis, 09 Juni
2016
gw.
III
gx.
gq
9.20
gv.
Sanmol
1. Mengkaji pola makan setiap hari
gf.Hasil : Porsi makan dihabiskan
2. Menganjurkan klien untuk makan
9.15
gy.
gz.
ha.
hb.
0
9.20
hc.
hd.
0
hh
57
9.25
he.
hf.
ho.
Kamis, 09 Juni
hp.
IV
2016
hq.
9.35
hr.
hs.
0
9.50
ht.
hu.
hv.
hw.
hx.
hy.
1
0.15
hz.
ia.
ib.
1
mengungkapkan
perasaannya
id. Hasil : klien cerita bahwa
perasaannya
membaik
3. Menjalin
percaya
sudah
mulai
hubungan
saling
dengan
klien
dalam
ig
ih
Ce
ii.
ij.
ik.
il.
memberikan tindakan
4. Memberikan penjelasan tentang
proses
tindakan
0.35
untuk
hn
if.
penyakitnya
operasi
bahwa
merupakan
im.
Jumat, 10 Juni
2016
in.
io.
9.00
ip.
iq.
ir.
is.
0
9.05
it.
iu.
iv.
iw.
ix.
0
9.10
klien
ie.
1. Mengkaji tingkat nyeri dan lokasi
jm
nyeri
jg. Hasil : Klien mengatakan Nyeri
dengan Skala Nyeri 1
2. Memberikan lingkungan
yang
tenang
jh. Hasil : Menganjurkan kepada
jo
-
58
iy.
iz.
ja.
jb.
pengalihan
0
9.30
jc.
jd.
je.
jf.
0
jt.
Jumat, 10 Juni
2016
ju.
IV
9.40
jv.
0
9.45
jw.
jx.
0
9.50
jy.
jz.
ka.
kb.
kc.
kd.
1
0.00
ke.
kf.
kg.
1
relaksasi
Seperti
perhatian
Seperi
untuk
mengungkapkan
perasaannya
ki. Hasil : klien cerita bahwa
perasaannya
membaik
3. Menjalin
percaya
sudah
mulai
hubungan
saling
dengan
klien
dalam
memberikan tindakan
4. Memberikan penjelasan tentang
0.15
proses
tindakan
penyakitnya
operasi
bahwa
merupakan
jq
js.
kj.
te
kk
kl.
Ce
km
kn
be
ko
kp
in
62
langsung selama tiga hari dari tanggal 8 Juni 2016 sampai 10 Juni 2016 pada
Tn.K Dengan gangguan sistem pencernaan Hernia Inguinalis Dextra di Ruangan
Mawar Rumah Sakit Umum Pelamonia Makassar dengan menggunakan proses
keperawatan meliputi :
A. Pengkajian
ky.
hernia inguinalis Dextra Tn. K Umur 26 tahun masuk rumah sakit tanggal
07 Juni 2016 dengan keluhan nyeri pada benjolan diatas kelamin bagian
bawah.
kz. Data yang muncul pada pasien adalah :
la. Data Subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan skala nyeri 7
dibagian perut bawah sebelah kanan.
2. Klien mengatakan malas makan, porsi makan tidak dihabiskan,
kurang lebih 3-5 sendok dengan frekuensi 3 kali sehari
3. Klien mengatakan tidur kurang lebih 4 jam pada malam hari dan
siang hari kurang lebih 3 jam
4. Klien mengatakan susah tidur dikarenakan rasa nyeri pada luka
operasi
5. Klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini
lb.
lc.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Data Objektif :
Klien nampak meringis.
Nyeri tekan pada daerah perut bagian bawah
Klien nampak meringis
Porsi makan tidak dihabiskan
Nampak kantung mata pada kedua mata klien
Klien nampak lemah
Klien nampak cemas
ld.
Hernia inguinalis Dextra nyeri pada perut Pertama, rasa nyeri disekitar
63
perut bagian bawah, Adanya benjolan usus diperut bagian bawah, Rasa
nyeri akan bertambah jika bekerja berat, mengangkat beban, ataupun
batuk terus Menerus.
le.
64
65
66
ly.
PENUTUP
mn.
B. Kesimpulan
1. Pada pengkajian data yang ditemukan pada kasus hernia inguinalis dextra
yaitu nyeri pada benjolan di atas kelamin sebelah kanan
2. Masalah keperawatan yang ditemukan berdasarkan data dari hasil
pengkajian yaitu : Nyeri, Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan,
Gangguan pola istirahat tidur kurang dari kebutuhan, dan Kecemasan.
3. Rencana asuhan keperawatan berpedoman pada teori dan beberapa tidak
terdapat pada teori namun tetap memperhatikan kondisi klien, pasilitas
yang ada dan kebijakan rumah sakit.
67
68
sangat
penyembuhan
membantu
dan
dalam
mengembalikan
mempercepat
fungsi
tubuh