Disusun Oleh :
TIA YULI WAHYUNINGSIH
NIM. B09.053
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam
Berdarah Pada Balita di Desa Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Agnes Sriharti, M. Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta.
2. Dheny Rohmatika, S. SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Sutrapsilo S.pd, selaku Kepala Desa Donohudan Ngemplak Boyolali
yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah
diberikan.
6. Ibu-ibu di desa Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali yang telah bersedia
menjadi responden untuk Karya Tulis Ilmiah.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
8. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rekan-rekan Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT. Karya Tulis Ilmiah ini
kupersembahkan untuk:
Bapak ibu tercintaku yang paling aku banggakan yang menjadi tumpuan
hidupku, yang selalu memberiku semangat, dukungan, moral maupun
moril, tetesan air mata, cucuran keringat, serta doa yang selalu mengalir
kepadaku. Sungguh tiada kata yang lebih mudah dan lebih pantas terucap
untuk membalas kasih sayangmuLove U Mom N Pap.
My Lovely (Arif Auliya) Seseorang yang telah menempatkan diri di
hatiku, yang selalu suport dalam setiap langkahku. Terimakasih atas cinta
dan kesetiaan yang kau berikan selama ini.
Ibu Dheny dan Ibu Erna yang selalu memberi semangat, motivasi,
dukungan, yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu berusaha
meluangkan waktu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Sahabat terbaikku (Riki, Mega, Tatik n Deni) kalian telah melengkapi
goresan warna terindah dalam perjalanan hidupkumiss u freinds.
Mahasisiwi Akbid Kusuma Husada angkatan 09 yang telah mewarnai
kehidupan dikampus tercinta.
Almamaterku.Love U.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK.
vi
MOTTO.
vii
PERSEMBAHAN. .
viii
CURICULUM VITAE.. .
ix
xiii
DAFTAR TABEL..
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
BAB II
1. Pengetahuan .....................................................................
2. Balita ................................................................................
15
15
B. Kerangka Teori.......................................................................
29
30
31
31
31
32
D. Instrumen Penelitian...............................................................
33
37
38
38
40
43
46
46
B.Hasil Penelitian.
47
C.Pembahasan..
49
D.Keterbatasan .
50
BAB III
xi
51
B.Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
52
DAFTAR GAMBAR
29
30
xiii
DAFTAR TABEL
34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
aktifitas
musim
hujan
yang
dapat
Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian
terutama pada usia balita. Penyebaran populasi nyamuk Aedes aegypti
berkaitan erat dengan perkembangan pemukiman penduduk akibat didirikanya
rumah-rumah baru yang dilengkapi dengan sarana pengadaan air untuk
keperluan sehari-hari (Irawan, 2004).
Data kasus penderita DBD tiga tahun terakhir di Indonesia menunjukkan
pada tahun 2005 jumlah penderita 95.279, dengan Case Fatality Rate (CFR)
1,36%, dan Insidence Rate (IR) 43,42/100.000. Tahun 2006 jumlah penderita
114.656 dengan CFR 1,04% dan IR 52,48/100.000. Tahun 2007 jumlah
penderita menjadi 158.115 dengan CFR 1,01% dan IR 71,78/100.000
(Depkes RI, 2008).
Kejadian DBD di Jawa Tengah tergolong KLB selama dua tahun
terakhir berturut-turut, tercatat tahun 2005 jumlah penderita DBD baru 10.924
kasus dengan IR 19,51/100.000 dan CFR 2,29%. Pada tahun 2006 terjadi
20.565 kasus dengan IR 33,72/100.000 dan CFR 2,01%, dan tahun 2007
ada 19.285 kasus DBD dengan IR 61,96/100.000 dan CFR 1,60%. Dapat
disimpulkan bahwa angka kesakitan DBD selama 3 tahun terakhir melebihi
standar yang telah ditetapkan oleh Depkes RI, yaitu IR 2/100.000 maupun
CFR < 1% (Depkes RI, 2008).
Kejadian DBD di surakarta pada bulan Januari 2006 mencapai 37 balita.
Jumlah penderita pada bulan januari meningkat tajam dibandingkan dengan
Januari 2005 yang hanya 4 balita. Sesuai dengan pola lima tahunan berjalan
tahun 2006 diprediksi terjadi peningkatan dan mencapai puncaknya tahun
2007. Sementara itu jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2005 mencapai
273 kasus dan 8 di antaranya meninggal dunia. Angka kematian pada usia
balita atau total fatality rate (TFR) mencapai 2,9 atau lebih tinggi dari standar
nasional 2,5. Angka kejadian atau insident rate (IR) sepanjang 2005 mencapai
5,4 atau lebih tinggi dari indeks nasional 3 (Kurniawan, 2007).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD) cara ini dikenal dengan
kegiatan 3M yaitu : Menguras, (menyikat baik bak mandi, bak wc), Menutup
tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum), serta Mengubur,
(menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban),
pengurasan tempat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan secara
teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak ditempat itu (Irawan, 2004).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Brogo
Donohudan, Ngemplak, Boyolali. Dari 135 ibu yang mempunyai anak balita
diambil 13 ibu, terdapat 4 ibu yang cukup mengetahui pengetahuan tentang
Demam Berdarah dan 9 ibu yang kurang mengetahui pengetahuan tentang
Demam Berdarah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita di Desa
Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu di Desa Brogo Tentang
Demam Berdarah pada Balita?.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Tingkat pengetahuan Ibu tentang demam berdarah pada balita
di Desa Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di desa Brogo tentang demam
berdarah pada balita dengan tingkat pengetahuan baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di desa Brogo tentang demam
berdarah pada balita dengan tingkat pengetahuan cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di desa Brogo tentang demam
berdarah pada balita dengan tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang demam berdarah pada
balita.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
1. Eddy Soewandojo S (2006), Dengan judul Demam Berdarah Dengue pada
Orang Dewasa Gejala Klinik dan Penatalaksanaanya , dengan hasil sebagai
berikut : Demam Berdarah dewasa dapat mengakibatkan meninggal dunia.
Hal ini perlu diingatkan karena ada anggapan bahwa demam berdarah
dewasa basanya ringan, sehingga tidak ada yang meninggal dunia.
Diagnosis dini dan pengobatan dini perlu ditegakkan untuk mencegah
perdarahan dan shock pada penderita demam berdarah dewasa. Metode yang
penyakit
diatas. Perbedaan
F. Sistematika Penelitian
Penulisan Karya Tulis Ini terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian
penelitian, sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori medis tentang pengetahuan mencakup
pengertian, pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran pengetahuan,
pengertian balita, pengertian demam berdarah, sasaran
penyakit DBD, penularan penyakit DBD, tempat penularan
DBD, siklus hidup nyamuk aedes aegypti, tanda dan gejala
DBD, dan pencegahan penyakit DBD, kerangka teori,
kerangka konsep.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan
waktu
pengambilan
penelitian,
populasi,
sampel,
instrumen
sampel
dan
penelitian,
tehnik
tehnik
BAB V
PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
ditujukan bagi ilmu pengetahuan, bagi diri sendiri dan bagi
institusi yaitu pendidikan dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang memilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat
10
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
11
12
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003),
lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem
sosial
budaya
yang
ada
pada
masyarakat
dapat
13
Apa pun yang mereka katakan, benar atau salah, baik atau buruk, dan
indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh
tanpa kritik. Karena kebanyakan orang telah mempercayai mereka
sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan
lebih luas.
3) Pengalaman
Bagi manusia, pengalaman adalah alat vital penyelenggaraan
kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan
kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula
melakukan kegiatan hidup.
4) Akal pikiran
Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani.
akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual,
abstrak, universal, yang seragam dan yang bersifat tetap. Akal pikiran
cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan
pasti.
5) Intuisi
Berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual,
melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman
pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan
pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui
sentuhan indera maupun olahan akal pikiran.
14
d. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam
pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dan dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat
digunakan
untuk
pengukuran
pengetahuan
secara
umum
dapat
15
2. Balita
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5
bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi
4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah
kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan
mulai berakhir (Soetjiningsih, 2009).
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah
lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita
merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan
masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2010).
3. Demam Berdarah Dengue
a. Pengertian Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti (Irawan, 2004).
16
17
18
19
misalnya bak mandi, tempat air minum, air vas bunga, perangkap
semut dan lain-lain. Sementara itu diluar rumah banyak terdapat
benda-benda yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas,
pecahan botol, pot tanaman, bekas potongan bambu dan lain-lain,
tempat-tempat ini dikenal sebagai tempat perindukan. Tempat
perindukan biasanya terlindung dari pancaran sinar matahari secara
langsung dan mengandung air jernih. Telur ini berumur 1-2 hari yang
kemudian dapat segera menetas apabila kondisinya memungkinkan,
yaitu terdapat di genangan air. Namun pada keadaan kering, telur
dapat bertahan lama bahkan dapat sampai bertahun-tahun, telur juga
dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu 2C sampai 42C.
Namun apabila kelembaban terlampau rendah maka telur akan
menetas dalam waktu 4 hari (Irawan, 2004).
2) Larva (Jentik-jentik)
Larva nyamuk berbentuk seperti cacing, aktif dan bergerak
dengan gerakan-gerakan naik ke permukaan dan turun sampai ke
dasar secara berulang-ulang. Larva ini memakan mikroba di dasar
genangan, oleh karena itu larva Aides aegypti disebut sebagai
pemakan
di
dasar.
Perilaku
demikianlah
yang
mendasari
20
abate didalam air tergantung dari tempat penampung air. Pada saat
larva mengambil oksigen dari udara (istirahat), posisi tubuh tampak
menggantung pada permukaan air, seolah-olah badan larva dalam
posisi membentuk sudut dengan permukaan air. Stadium larva
umumnya berlangsung 4-9 hari untuk kemudian menjadi pupa
(Irawan, 2004).
3) Pupa (Kepompong)
Pupa mempunyai ciri morfologi yang khas yaitu mempunyai
terompet pernafasan berbentuk segitiga (trianguler). Bentuk tubuh
seperti koma, bersifat aktif dan sensiitif terhadap gerakan dan cahaya.
Biasanya pupa terbentuk pada sore hari dan berumur hanya 1-2 hari
untuk segera menjadi nyamuk dewasa. Biasanya nyamuk jantan
keluar lebih dahulu walaupun akhirnya perbandingan jantan dan
betina 1 : 1 dari kelompok telur yang sama (Irawan, 2004).
4) Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa keluar dari pupa melalui celah antara kepala
dan dada. Aides aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologis yang
khas yaitu berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah, dengan
warna dasar hitam berbelang-belang putih pada bagian tubuh dan
kaki. Nyamuk dewasa setelah berumur 1 hari melakukan kopulasi
dan setelah kopulasi nyamuk betina mengisap darah manusia
(antropofilik). Untuk keperluan pemasakan telur, biasanya nyamuk
ini menghisap darah pada siang hari (day biter), dengan puncak
21
pengisapan pada pagi hari jam 08.00-13.00 dan sore hari jam 15.0017.00. nyamuk ini menghisap darah manusia baik di dalam rumah
maupun di luar rumah dan lebih suka beristirahat di luar rumah dari
pada di dalam rumah. Dalam menghisap darah nyamuk ini bersifat
intermitten (berulang) sebelum merasa kenyang. Sifat seperti inilah
yang menyebabkan dalam saat yang sama dapat menginfeksi
beberapa orang dalam satu keluarga. Kemampuan nyamuk dewasa
sebenarnya hanya pendek saja, yaitu sekitar 50 m dari tempat
perindukan. Adanya nyamuk dewasa pada jarak sampai 2 km dari
tempat perindukan disebabkan oleh pengaruh angin atau transportasi
(Irawan, 2004).
f. Tanda dan gejala demam berdarah dengue (DBD)
1) Gejala Utama
Balita memang menjadi sasaran paling utama wabah demam
berdarah. Karenanya sebaiknya pahami gejala yang timbul dari
penyakit ini, diantaranya:
a) Suhu badan meninggi antara 2 hingga 7 hari
b) Walau suhu badan tinggi antara 38C hingga 40C, tapi
penderita merasa kedinginan
c) Nyeri pada ulu hati
d) Biasanya timbul bintik merah di kulit, dada serta tungkai atas
dan bawah
e) Jika sudah parah, timbul pendarahan dari hidung mirip mimisan
22
23
24
terjadi penderita pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Pada hari
sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini
demam telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak
dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali.
Pada umumnya, setelah sembuh dari sakitnya anak masih tampak
lemah, muka agak sembab disertai perut agak tegang tetapi beberapa
hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali normal tanpa
gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadang kala timbul bercakbercak merah menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak
putih diantaranya, pada orang dewasa mengeluh gatal pada bercak
tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki
dan tangan anak itu pertanda anak telah sembuh dan tidak perlu
dirawat lagi (Maharani, 2009).
g. Pencegahan paling efektif yang dapat dilakukan adalah :
Menurut Depkes RI (2005), pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN
DBD) yaitu dengan cara :
1) Fisik
Cara ini dikenal dengan kegiatan 3 m yaitu :
a) Menguras, (dan menyikat) baik bak mandi, bak wc, dan lain-lain,
b) Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan,
drum, dan lain-lain)
c) Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang
bekas (seperti kaleng, ban dan lain-lain)
25
26
itu
penyemprotan
perlu
yang
dilakukan
kedua
penyemprotan
dilakukan
siklus
minggu
kedua,
sesudah
27
h. Pengobatan
Menurut Maharani (2009), Pertolongan Pertama pada anak balita
Demam Berdarah Dengue adalah
a. Berikan minum sebanyak mungkin
Penderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan
menderita demam tinggi. Dalam keadaan demam ini tubuh banyak
kekurangan cairan oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak
daripada biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus
menerus muntah atau tidak mau minum. Maka pertolongan pertama
yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya
kira-kira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap
15 menit. Minuman yang diberikan pada balita ASI sebanyak
mungkin pada anak, sesuai selera anak misalnya air putih, air teh
manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink, dengan memberikan
minum banyak diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk
memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah kencing
anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu
hari berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi.
b. Berikan obat penurun panas dan mengompresnya
Untuk jenis obat penurun panas ini harus dipilih obat yang
berasal dari golongan parasetamol jangan diberikan jenis asetosal
atau aspirin karena dapat merangsang lambung sehingga akan
memperberat bila terdapat perdarahan lambung. Kompres dapat
28
29
B. Kerangka Teori
Sumber-sumber
pengetahuan
1. Kepercayaan
berdasarkan tradisi,
adat dan agama
2. Pengetahuan
berdasarkan pada
otoritas kesaksian
orang lain
3. Pengalaman
4. Akal pikiran
5. Intuisi
Pengetahuan
30
C. Kerangka Konsep
TINGKAT PENGETAHUAN
IBU TENTANG DEMAM
BERDARAH
Baik
Cukup
Kurang
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENGETAHUAN
1. FAKTOR INTERNAL
a. PENDIDIKAN
b. PEKERJAAN
c. UMUR
2. FAKTOR EKSTERNAL
a. LINGKUNGAN
b.SOSIAL BUDAYA
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Demam Berdarah Pada Balita di Desa Brogo Donohudan Ngemplak
Boyolali adalah sebagai berikut:
46
47
Mean
Simpangan Deviasi
15,42
4,30
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
1.
Baik
18,18
2.
Cukup
20
60,61
3.
Kurang
21,21
33
100
Jumlah
Sumber: Data primer, (2012).
48
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita di Desa Donohudan
Ngemplak Boyolali adalah berpengetahuan baik 6 responden (18,18%),
berpengetahuan cukup 20 responden (60,61%) dan berpengetahuan kurang 7
responden (21,21%). Pencapaian baik, cukup dan kurang ini kemungkinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor pengetahuan yaitu pendidikan dan usia.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek
tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia,
yakni: Penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Notoatmodjo (2007), Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah pendidikan, informasi/media masa, sosial budaya dan
49
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk, status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial yang berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita di
Desa Brogo Donohudan Ngemplak yang mayoritas berpengetahuan cukup hal
ini kemungkinan terjadi disebabkan karena adanya faktor pendidikan yang
kurang karena banyak dari sebagian responden yang berpendidikan SD, selain
itu juga umur yang masih muda akan berpengaruh pada pola pikir dan
50
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Pada saat responden bekerja, sehingga peneliti harus kembali lagi
sampai responden pulang.
2. Keterbatasan Penelitian
a) Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
kurang
dapat
menggali
pengetahuan
responden
karena
penelitian
terbatas
pada
tingkat
pengetahuan
saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di Desa Brogo Kelurahan Donohudan
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Dengan tujuan untuk mengetahui
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita di Desa
Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali termasuk dalam kategori baik
yaitu sebanyak 6 responden (18,18%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Berdarah Pada Balita di Desa
Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali termasuk dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 20 responden (60,61%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tentang Demam Berdarah Pada Balita
di Desa Brogo Donohudan Ngemplak Boyolali termasuk dalam kategori
kurang yaitu sebanyak 7 responden (21,21%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan ibu
tentang Demam Berdarah Pada Balita, maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah:
51
52
1. Bagi Responden
Diharapkan kepada ibu yang mempunyai anak balita di Desa Brogo untuk
meningkatkan pengetahuan tentang Demam Berdarah dari TV, majalah,
koran dan selalu mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Bemam Berdarah
yang di adakan di Desa Brogo.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan bekerjasama dengan instansi kesehatan
mengadakan kegiatan penyuluhan dan konseling agar informasi mengenai
Demam Berdarah Dengue dapat terlaksana dan dilaksanakan oleh ibu
dengan bimbingan tenaga kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber referensi
atau bahan informasi tentang Demam Berdarah Pada Balita.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan melakukan penelitian dengan mengembangkan variabel
penelitian, lebih luas pembahasan materinya, menggunakan metode dan
tehnik yang berbeda serta memperluas ruang lingkup peneliti dengan hasil
yang lebih optimal.