Anda di halaman 1dari 4

A.

KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari hidrosefalus antara lain:
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Meningitis, ventrikulitis, septikemia.
4. Kelemahan ekstremitas, inkoordinasi, sensibilitas menurun.
5. IQ menurun
B. Penatalaksanaan Hidrosefalus
1. Medikamentosa:
Pengobatan dengan farmakologi dilakukan untuk menunda operasi. Biasa
dilakukan pada bayi premature dengan hidrosefalus post perdarahan.
Pengobatan dengan farmakologi tidak efektif untuk jangka waktu yang lama.
Pengobatan secara farmakologi bekerja dengan mengurangi produksi CSS
(Acetazolamide atau furosemide) dan meningkatkan penyerapan CSS.
Hidrosefalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi tidak memerlukan
operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kgBB.
2. Operasi:
Operasi merupakan pilihan terapi pada pasien hidrosefalus. Shunt merupakan
terapi yang banyak dilakukan pada kebanyakan orang.Hanya 25% pasien dapat
diobati tanpa melakukan shunt. Prinsip dari shunt adalah membentuk hubungan atau
saluaran antara ventrikulus dengan rongga plura atau peritoneum.
Operasi shunting terdapat 2 jenis, yaitu :
Eksternal :
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh dan bersifat hanya sementara.
Internal :

Gambar 1.CSS dialirkan dari ventrikel kedalam anggota tubuh lain.


b. Ventriculoperitoneal (VP) Shunt : CSS dialirkan ke rongga peritoneum.
Merupakan shunt yang paling banyak digunakan.
c. Ventriculoatrial (VA) Shunt : CSS dialirkan ke atrium kanan. Dikenal juga
sebagai vascular shunt, prinsipnya menghubungkan ventrikel, vena jugularis dan
vena cava superior ke atrium kanan. Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan
d.
e.
f.
g.

kelainan abdominal seperti peritonitis.


Ventrikulo sinus : CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
Ventrikulo bronkhial : CSS dialirkan ke bronkus
Ventrikulo mediastinal : CSS dialirkan ke mediastinum
Ventrikulo sisternal : CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)

Lumboperitoneal Shunt
a. CSS dialirkan dari Ressesus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan
operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan. Digunakan pada
hidrosefalus komunikans, fistula CSF dan pseudotumor.
Komplikasi Shunting adalah:
a. Infeksi
b.
c.
d.
e.
f.

Hematoma subdural
Obtruksi
Kadar CSS yang rendah
Ascites
Kraniosinostosis

C. Prognosis
Keberhasilan tindakan operatif serta prognosis hidrosefalus ditentukan ada atau
tidaknya anomali yang menyertai, mempunyai prognosis lebih baik dari hidrosefalus yang
bersama dengan malformasi lain (hidrosefalus komplikata).
Pada hidrosefalus infantil dengan operasi shunt menunjukkan perbaikan yang
bermakna. Jika tidak diobati 50-60% bayi akan tetap dengan hidrosefalus atau mengalami
penyakit yang berulang-ulang. Kira-kira 40% dari bayi yang hidup dengan intelektual
mendekati normal. Dengan pengobatan dan pembedahan yang baik setidak-tidaknya 70%
penderita dapat hidup hingga melampaui masa anak-anak, di mana 40% diantaranya dengan
intelegensi normal dan 60% sisanya mengalami gangguan intelegensi dan motorik.

BAB III
KESIMPULAN

1. Hidrosefalus adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan


absorbsi cairan serebro spinal (LCS).
2. Beberapa perubahan yang diakibatkan oleh hidrosefalus, antara lain; perubahan struktur
(dilatasi ventrikel), perubahan vascular, perubahan jaringan otak, perubahan metabolik
dan perubahan cairan serebrospinal.
3. Gambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi
obstruksi, durasi dan perlangsungan penyakit. Gejala-gejala yang menonjol merupakan
refleksi dari peningkatan TIK.
4. Penatalaksanaan hidrosefalus ada 2, yaitu; 1) medikamentosa bertujuan untuk penundaan
operasi dengan pemberian asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kgBB dapat mengurangi

dan non medikamentosa dengan teknik shunt yang merupakan terapi pilihan pada pasien
hidrosefalus

Anda mungkin juga menyukai