Anda di halaman 1dari 15

1

CASE REPORT

Febris et causa malaria falsiparum + Susp. Diabetes


Melitus tipe II

Penyaji:
Dicky Aditya Dwika, S.Ked
0718011050

SMF PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
NOVEMBER 2016

Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama

: Ny. S

Umur

: 54 tahun

Jenis Kelamin

: Wanita

Alamat

: Sukadana, Lampung Timur

Pekerjaan

: Petani

Pendidikan terakhir

: SMP

Status Kawin

: Menikah

Suku

: Lampung

Agama

: Islam

Masuk Rumah Sakit : Tanggal 5 Januari 2016 pukul 02.30 WIB

Anamnesis:

Keluhan Utama

: Demam

Keluham Tambahan : Lemas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan badan terasa lemas sejak 5 hari SMRS kemudian di
rawat di klinik. Badan terasa lemah tiba-tiba saat sedang beristirahat. Lumpuh
sebagian anggota tubuh (-), mulut mencong (-). Setelah 3 hari dirawat, pasien
demam tinggi. Demam dirasakan tiba-tiba langsung tinggi, mendadak. Demam
sangat tinggi dirasakan terutama saat pagi menjelang siang hari. Pada hari yang
sama pasien merasakan demamnya turun dan merasa dingin sekitar pada sore hari.
Saat menjelang malam pasien mengalami keringat yang banyak dan membasahi
hampir seluruh tubuhnya. Keesokan harinya pasien kembali demam lagi seperti
sebelumnya dan hal ini kembali berulang selama 2 hari berturut-turut. Selain
demam pasien juga mengeluhkan pusing pada kepalanya. Pusing ini dirasakan
seperti kepala diikat dan kepala terasa kaku. Pasien juga mengalami mual-mual
namun hingga muntah 3 kali banyaknya setengah gelas belimbing, cairan
berwarna kuning dan makanan. Mual-mual ini disertai nyeri ulu hati yang kadang
timbul kadang juga hilang. Riwayat bintik-bintik merah pada kulit (-), gusi
berdarah (-), mimisan (-), bab hitam (-)
Pasien memiliki riwayat kencing manis yang tidak terkontrol dan tidak pernah
berobat.
Riwayat darah tinggi disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien tidak penyakit lain selain penyakit yang dialami pasien sekarang

Riwayat Penyakit Keluarga:


Di keluarga pasien tidak mengalami penyakit serupa.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

: Sakit sedang.

Kesadaran

: Composmentis, E4V4M6

Tanda Vital

: TD: 110/70 mmHg


N: 84 x/i
T: 37,80 C
RR: 20x/i

Kepala/leher

: Anemis -/-, sianosis -/-, sub ikterik -/-, pupil isokor dekstra
et sinistra, hidung dan mulut dalam batas normal,
pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal

Thorax

: Pulmo.

Inspeksisimetris, retraksi Intercosta (-),


Palpasi fremitus vocal dekstra=sinistra,
pergerakan nafas simetris
Perkusi sonor pada lapangan paru, redup
pada lapangan jantung dan hati.
Auskultasi vesikuler, ronkhi (-), wheezing
(-)

Cor

Inspeksiiktus cordis tidak terlihat


Palpasiiktus cordis teraba pada apex
jantung, thrill (-)

Perkusibatas kanan: ICS 3 PSL dextra


Batas kiri: ICS 5 MCL sinistra
AuskultasiS1S2 tunggal, regular, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen

Inspeksiflat, sikatriks (-), striae (-)


Palpasisoefl, hepar tidak teraba, limpa tak
teraba, ballottement ginjal tidak teraba
Perkusitimpani pada seluruh lapangan
paru
AuskultasiBising

usus

normal,

hiperperistaltik (-),
Ekstremitas

Ekstremitas atasoedem (-), akral hangat,


clubbing finger (-)
Ekstremitas

bawahoedem

hangat, luka-luka (-).


Rumple Leed (-)

Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap :
Hb : 12,4 gr/dl
Ht : 39 %
WBC : 6.400.000/mm3
PLT : 137.000
Kimia Darah Lengkap :

(-),

akral

GDS : 139 gr/dl


Ureum : 180 mg/dl
Creatinin : 1,3 mg/dl
SGOT/SGPT : 10/9 u/c
Dengue IgG/M: -/Widal Typhi H 1/40
Typhy O 1/80
Typhy AO 1/80
Typhy BO 1/80
Malaria (+) tak disebutkan jenisnya

RESUME
Ny. S, 54 th, datang dengan keluhan demam hari ke II demam sepanjang hari,
disertai menggigil,tanda perdarahan (-), Rumple Leed (-). Sebelumnya lemas 3
hari, riw DM tak terkontrol. TD 110/70mmHg, N 80x/I, T: 37,8C, RR 24x/i.
Pf: anemis (-/-), ikterik (-/-), thorak t.a.k, abdomen : organomegali (-), NTE (+)
Lab.
Hb 12,4 gr%
Leu 15.800/mm3
Dengue IgG/M: -/GDS : 139 gr/dl
Ureum : 180 mg/dl
Creatinin : 1,3 mg/dl
Widal Typhi H 1/40

Typhy O 1/80
Malaria (+)

Diagnosa Kerja Sementara :


Febris et causa malaria falsiparum + Susp Diabetes Melitus tipe II

Dasar diagnosis:
Demam sepanjang hari, menggigil
Lab: leukosistosis, ditemukan parasit malaria
Lemas, riwayat DM tak terkontrol

Febris ec Demam Dengue + Diabetes Melitus tipe II


Dasar:
Demam hari ke II sepanjang hari
Lemas, riwayat DM tak terkontrol

Febris ec malaria cerebral


Dasar:
Demam sepanjang hari, menggigil
Lab: leukosistosis, ditemukan parasit malaria
GDS normal

Pemeriksaan anjuran
-

Apus darah tebal dan tipis (identifikasi jenis malaria)


GDS, GDPP, GDP, HbA1C

Rencana Penatalaksanaan :

IVFD RL xxx gtt/i


Ceftriaxon 2gr/12 jam
Klorokuin 4-4-2
Primakuin 1x1
Paracetamol tab 3x500mg
Dexametason amp/8jam
Ranitidin amp/12 jam
Glimepirid 1 x 3 mg

Prognosa:
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam

ANALISIS KASUS
Analisis Keluhan Pasien
Pasien lemas sejak 5 hari SMRS Badan terasa lemah tiba-tiba saat sedang
beristirahat. Setelah 3 hari dirawat, os demam tinggi. Demam dirasakan tiba-tiba

langsung tinggi, mendadak. Demam sangat tinggi dirasakan terutama saat pagi
menjelang siang hari. Pada hari yang sama pasien merasakan demamnya turun
dan merasa dingin sekitar pada sore hari. Saat menjelang malam pasien
mengalami keringat yang banyak dan membasahi hampir seluruh tubuhnya.
Keesokan harinya pasien kembali demam lagi seperti sebelumnya dan hal ini
kembali berulang selama 2 hari berturut-turut. Selain demam pasien juga
mengeluhkan pusing pada kepalanya. Pusing ini dirasakan seperti kepala diikat
dan kepala terasa kaku. Pasien juga mengalami mual-mual namun hingga muntah
3 kali banyaknya setengah gelas belimbing, cairan berwarna kuning dan makanan.
Mual-mual ini disertai nyeri ulu hati yang kadang timbul kadang juga hilang.
Pasien memiliki riwayat kencing manis yang tidak terkontrol dan tidak pernah
berobat.
Pada kasus malaria, Keluhan-keluhan pasien yang dapat kita temukan pada
anamnesis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengigil
Demam
Keringat banyak
Nyeri Kepala
Nyeri otot (terutama punggung)
Nafsu makan menurun dan cepat lelah
Gejala khas : serangan berulang, paroxysmal dengan urutan 1,2,3

Analisis Pemeriksaan Fisik


Hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan pada pasien adalah ;
Keadaan umum
: Sakit sedang.
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
: TD: 110/70 mmHg N: 84 x/i
T: 37,80 C
RR: 20x/i

10

Kepala/leher

: Anemis -/-, sianosis -/-, sub ikterik -/-, pupil isokor dekstra
et sinistra, hidung dan mulut dalam batas normal,
pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal
: Pulmo.
Inspeksisimetris, retraksi Intercosta (-),
Palpasi fremitus vocal dekstra=sinistra,

Thorax

pergerakan nafas simetris


Perkusi sonor pada lapangan paru, redup
pada lapangan jantung dan hati.
Auskultasi vesikuler, ronkhi (-), wheezing
Cor

(-)
Inspeksiiktus cordis tidak terlihat
Palpasiiktus cordis teraba pada apex
jantung, thrill (-)
Perkusibatas kanan: ICS 3 PSL dextra
Batas kiri: ICS 5 MCL sinistra
AuskultasiS1S2 tunggal, regular, murmur

Abdomen

(-), gallop (-)


Inspeksiflat, sikatriks (-), striae (-)
Palpasisoefl, hepar tidak teraba, limpa
takvteraba, ballottement ginjal tidak teraba
Perkusitimpani pada seluruh lapangan
paru
AuskultasiBising

Ekstremitas
Rumple Leed (-)

usus

normal,

hiperperistaltik (-),
Ekstremitas oedem (-), akral hangat

Pemeriksaan fisik yang dapat ditemui pada pasien malaria adalah ;


1. Anamnesis , sianosis, disebabkan karena terjadi penghancuran eritrosit dan
eritrosit normal tidak dapat hidup lama
2. Mengigil, Febris (suhu tubuh >37,5C) , berkeringat banyak. Demam khas
malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu mengigil (15 menit-1jam), puncak
demam (2-6jam), dan berkeringat (2-4jam).

11

3. Splenomegali. Merupakan gejala khas malaria kronik lien mengalami


kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit
parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
4. Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar oleh parasit pada
stadium eksoeritrosit

Analisis Pemeriksaan Penunjang


Hasil pemeriksaan penunjang pada pasien adalah :
-Darah lengkap ;
Hb : 12,4 gr/dl
Ht : 39 %
WBC : 6.400.000/mm3
PLT : 137.000
Kimia Darah Lengkap :
GDS : 139 gr/dl
Ureum : 180 mg/dl
Creatinin : 1,3 mg/dl
SGOT/SGPT : 10/9 u/c
Dengue IgG/M: -/Widal Typhi H 1/40
Typhy O 1/80
Typhy AO 1/80
Typhy BO 1/80
Malaria (+) tak disebutkan jenisnya
Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis pasien malaria yaitu dengan
pemeriksaan tetes darah ;
-tetes darah tebal : untuk menemukan parasit malarianya
-tetes darah tipis :digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium
Analisis Penatalaksanaan Pasien
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah :
IVFD RL xxx gtt/i
Ceftriaxon 2gr/12 jam
Klorokuin 4-4-2
Primakuin 1x1
Paracetamol tab 3x500mg
Dexametason amp/8jam
Ranitidin amp/12 jam

12

Penatalaksanaan pada pasien malaria


Non medikamentosa : Tirah Baring dan pemberian asupan cairan yang adekuat,
dan asupan makanan yang cukup kalori dan protein.
Penatalaksanaan medikamentosa :
Simptomatis :
-IVFD RL gtt xx-xxx untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat fase
berkeringat banyak dan menambah intake pasien karena pasien tidak nafsu makan.
-Paracetamol 500 mg untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri-nyeri
pada badan pasien (analgetik dan antipiretik)
-Vitamin B komplek : untuk menambah nafsu makan pasien dan untuk menambah
mikronutrien pada pasien
Kausatif :
-Klorokuin hari I 600 mg, hari II 600 mg, hari III 300mg
-Kuinin sulfat 3x500 mg selama 7 hari
-Pemberian antibiotik jika ada infeksi sekunder
KLOROKUIN
Cara kerja : menghambat enzim heme polymerase yang berfungsi untk mengubah
toxic heme menjadi non-toxic hemazoin, menghambat biosintesis asam nukleat
parasit, Mengikat pada ferri protoporphyrin IX merusak membrane parasit.
Farmakokinetik : 90 % di absorbsi dari GIT, distribusi yang luas : liver, spleen,
ginjal, paru, dll, dapat melewati plasenta , diekskresi di ginjal tidak berubah ,
dimetabolism di hati
Aktifitas anti malaria : Efektif untuk bentuk eritrosit P. vivax, P. ovale dan P.
malariae, sensitive strains P. falciparum dan gametocytes P. vivax
Tatalaksana Diabetes Melitus
Pada pasien terdapat riwayat diabetes mellitus TIPE 2 yang tidak terkontrol,
sebaiknya GDS pasien di cek ulang dan pasien diberi terapi DM tipe II.
Non medikamentosa ;
1. Terapi gizi medis ; untuk menurunkan BB, menurunkan tekanan darah
sistol diastole, menurunkan kadar gula darah, memperbaiki profil lipid,

13

meningkatkan sensitivitas reseptor insulin, memperbaiki system koagulasi


darah.
Kebutuhan karbohidrat tidak boleh lebih dari 55-65% dari total kebutuhan
energy/hari. Protein sekitar 10-15% dari total kebutuhan kalori/hari.
Asupan lemak jenuh maksimal 10% dari total kebutuhan kalori/hari.
Lemak tak jenuh maksimal 10% dari total kebutuhan kalori/hari.
2. Latihan jasmani
Frekuensi : 3-5 kali per minggu secara teratur
Intensitas : ringan dan sedang
Durasi : 30-60 menit, terdiri dari pemanasan, latihan inti dan pendinginan.
Jenis : aerobic untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti
jalan, jogging, berenang, bersepeda.
Medikamentosa :
a).Golongan insulin sensitizing, yaitu

Biguanid contohnya metformin

Glitazone atau thiazolidinediones

b). Golongan Sekretagok insulin


Sulfonilurea
Glinid
c). Penghambat Alfa Glukosidase
Acarbose
Miglitol

14

DAFTAR PUSTAKA

Adamson JW (ed). Iron Deficiency and Another Hipoproliferative Anemias in


Harrisons Principles of Internal Medicine 16th edition vol 1.McGraw-Hill
Companies : 2005;586-92
Chonchol, M., Spiegel, D.M.. 2005. The Patient with Chronic Kidney Disease. In:
Schrier, R.W., 6th ed. Manual of Nephrology. Lippincott Williams and
Wilkins, 177-186. Philadelphia
National Kidney Foundation, 2009. Chronic Kidney Disease. New york: National
Kidney Foundation. Available from:
http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm#whatis
Noer, M.S., 2006. Gagal Ginjal Kronik Pada Anak. Fakultas Kedokteran
UNAIR. Available from: http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-mqb0gjpkb.pdf.
Perazella, M.A., 2005. Chronic Kidney Disease. In: Reilly, R.F, Jr., Perazella,
M.A., ed. Nephrology In 30 Days. New York: McGraw Hill, 251-274.
Roesli, R., 2008. Hipertensi, diabetes, dan gagal ginjal di Indonesia. Dalam:
Lubis, H.R., et al (eds). 2008. Hipertensi dan Ginjal. USU Press, 95-108.
Medan
Prodjosudjadi, W., 2006. Glomerulonefritis. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi,
B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi keempat. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI, 527-530. Jakarta
Rahardjo, P., Susalit, E., Suhardjono., 2006. Hemodialisis. Dalam: Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi keempat. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, 653-654. Jakarta

15

Sidabutar, R.P., Wiguno, P. 1998. Hipertensi Esensial. Dalam: Soeparman., et al.


Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi kedua. Balai Penerbit FKUI, 205-223.
Jakarta
Suhardjono.,Sidabutar, R.P., 1998. Penyakit Ginjal Keturunan dan Bawaan.
Dalam: Soeparman., et al., Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi kedua. Balai
Penerbit FKUI, 374-381. Jakarta
Sukandar Enday. 2006. Gagal Ginjal Kronik dan Terminal. Dalam Nefrologi
Klinik.Edisi III.Pusat Informasi Ilmiah (PII) FK UNPAD / RS Hasan
Sadikin. hal 465 - 524. Bandung
Suwitra Ketut.2006.Penyakit Ginjal Kronik, Mekanisme Penyakit Ginjal Kronik.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I . Edisi IV. Pusat Penerbit
Departemen Penyakit Dalam FK UI. Jakarta
Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran
Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003.
Waspadji, S., 1996. Gambaran Klinis Diabetes Melitus. Dalam: Noer, S., et al.,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI,
586-589. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai