Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Achmad Yusron
Andika Setiawan
Ari Budi Cahyono
Dedy Achmad Cahyadi
Dwi Setyo Indrabekti
Eko Yuswanto
Engga Wahyu Indiarto
Gigih Tripurna
Ika Irma Yustiana
Maria S Pakae

(201501101)
(201501103)
(201501105)
(201501107)
(201501109)
(201501111)
(201501113)
(201501115)
(201501117)
(201501119)

PROGRAM STUDI S1 TRANSFER ILMU KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan
tentang penyakit PJK. Kami juga menyadari bahwa makalah terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun saja yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri atau orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pare, November 2015

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di Negara maju.
Banyak factor yang mempengaruhi PJK, sehingga upaya pencegahan harus bersifat
multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan
factor-faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting pada penangan PJK.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang mengenai pembuluh darah
koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian dan pengenalan dari
factor resiko yang ada pada penderita, serta tindakan yang segera dapat diambil terhadap
penderita tersebut dalam waktu yang singkat, agar tidak terjadi komplikasi yang dapat membawa
akibat yang tidak di inginkan. Dengan memperhatikan berbagai askep yang berkaitan infark
miokard, dapat di tanggulangi sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih buruk.
Mengenal factor resiko PJK sangat penting dalam usaha pencegahan PJK merupakan
salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penangan PJK untuk menurunkan resiko
dan kematian akibat PJK yaitu dengan cara, mengendalikan resiko factor PJK. Faktor resiko
utama PJK adalah: Hipertensi, Hiperkolesterolemia, dan merokok merupakan factor yang dapat
dikontrol dan bersifat reversible.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta, dank e
jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999)
PJK adalah penyakit yang ditandai dengan adanya endapan lemak yang
berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding arteri suatu koroner dan menyumbat aliran
darah (www.Medicastore.com)
PJK adalah suatu penyakit di mana terdapat penyumbatan aliran pembuluh darah
koroner jantung akibat penimbunan zat lemak (aterosclerosis) yang menyebabkan suplai
O2 ke jantung tidak mencukupi (Ronald, H, Sitorus: 2006)
PJK adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan suplai
O2 yang disebabkan oleh proses aterosklerosis yang merupakan kelainan degenerative.
(Sarwono Waspadji, 2002:1991)
PJK adalah suatu penyakit di mana terdapat penyumbatan aliran pembuluh darah
koroner jantung akibat penimbunan zat lemak (aterosclerosis) yang menyebabkan suplai
O2 ke jantung tidak mencukupi (Ronald, H, Sitorus: 2006)
B. Faktor Resiko PJK
1. Factor resiko yang tidak dapat di ubah :
a. Usia
Bertambahnya usia akan menyebabkan resiko terjadinya PJK, karena
pembuluh darah mengalami perubahan progresifdan berlangsung lama
dari lahir sampai mati.
b. Gender
Wanita lebih sedikit mengalami serangan jantung di banding pria. Hal ini
diduga karena factor hormonalnseperti estrogen yang melindungi wanita.
c. Factor keturunan atau Genetika
Jika ada anggota keluarga yang terkena PJK pada usia yang relatif muda,
dibawah 50 tahun,kemungkinan dipengaruhi oleh kesamaan gaya hidup
atau factor keturunan kolesterol tinggi
2. Factor resiko yang dapat diubah
a. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung
sehingga menyebabkan Hipertensi ventrikel kiri(Faktor Miokard) serta
tekanan darah tinggi dan menetap akan menimbulkan traumalangsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria sehingga memudahkan
terjadinya aterosklerosis koroner(Faktor koroner)
b. Hiperkolesterolemia

c.

d.

e.

f.

g.

Kolesterol, lemak dansubstansi lainnya dapat menyebabkan penebalan


dinding pembuluh darah arteri sehingga lumen dari pembuluh darah
tersebut menyempit.
Merokok
Merokok dapat menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2Merokok
dapat menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh
katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO2.
Katekolamin juga dapat menyebabkan kerusakan dindig arteri, sedangkan
glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding
arteri.
Obesitas
Obesitas meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan
berperan gaya hidup yang pasif. Lemak tubuh yang berlebih (terutama
obesitas abdominal) ketidakaktifan fisik berperan dalam terbentuknya
resisten insulin.
Kurang Olahraga
Berbagai penelitian menunjukan orang yang kurang bergerak lebih mudah
terkena PJKdibanding dengan yang aktif bergerak/ aktif bekerja fisik.
Aktivitas fisik akan meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan factor
resiko koroner lainnya seperti hipertensi, obesitas maupun diabetes.
Diabetes mellitus
Intoleransi terhadap glukosa merupakan predisposisi penyakit pembuluh
darah, dan terdapat peningkatan hiperlipidemi dan hipertrigliserid, dan
pembentukan platelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan
hipertensi
Stress
Stress akan merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah
metabolisme lemak di mana kadar HDL akan menurun, adrenalin juga
akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitnya
pembuluh darah(spasme). Disamping itu adrenalin juga menyebabkan
terjadinya pengelompokan trombosit sehingga semua proses penyempitan
akan terjadi.

C. Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Koroner


1. Asimtomatik(Silent Myocardial Ischemia)
Kelompok penderita ini tidak pernah mengeluh adanya nyeri dada (Angina) baik
pada saat istirahat maupun saat aktifitas. Penderita menunjukan iskemia saat
dilakukan uji beban latihan, ketika dilakukan pemeriksaan EKG menunjukan
depresi segmen ST. Penderita tidak mengeluh adanya nyeri dada, serta pada

pemeriksaan fisik, foto thorax dan lain-lain pada batas normal. Mekanisme silent
myocardial ischemia diduga oleh karena ambang nyeri yang meningkat, neuropati
otonomik (pada penderita diabetes), meningkatnya produksi endomorfin atau
karena derajat stenosis yang ringan.
2. Angina Pectoris Stabil
Nyeri dada yang timbul saat melakukan aktifitas bersifat kronis (>2 bulan). Nyeri
pericardial terutama didaerah retrosternal, terasa seperti tertekan benda berat atau
terasa panas, seperti diremas ataupun seperti tercekik, rasa nyeri sering menjalar
ke lengan kiri atas/bawah bagian medial, ke leher daerah maxilla hingga ke
dagu/punggung. Nyeri biasanya berlangsung 1-5 menit dan rasa nyeri hilang bila
penderita istirahat selain aktifita fisik, nyeri dada dapat diprovokasi oleh
stress/emosi, anemia, udara dingin dan tirotoksikosis
3. Angina Pectoris Tak Stabil (Unstable Angina)
Pada subset klinis ini, kualitas, lokasi, perjalanan dari nyeri dada sama dengan
penderita angina stabil, tetapi nyerinya bersifat progresif, dengan frekuensi
timbulnya keluhan juga berubah. Sering timbul saat istirahat, unstable angina
sering disebut sebagai pre.infarction sehingga penangannya memerlukan
monitoring ketat, pada unstable angina, plaque aterosklerosis mengalami
mengalami trombosis sebagai akibat dari plaque rupture (fissuring) disamping itu
diduga juga terjadi spasme namun belom terjadi oklusi total / intermitten.
4. Variant Angina (prinzmetals angina)
Yaitu sindroma nyeri dada sebagai akibat iskemia miokard , yang hamper selalu
terjadi saat istirahat. Hampir tidak pernah di presipitasioleh stress /emosi dan pada
pemeriksaan EKG terdapat adanya elevasi segmen ST (kunci diagnosis). Pada
beberapa penderita didahului adanya depresi segmen ST sebelum akhirnya terjadi
elevasi

D. Web Of Caution
Faktor resiko yang tidak
dapat diubah: Usia, Gender,
Genetika

Faktor resiko yang dapat di ubah:


-

Hipertensi,
Hiperkolesterolemia
Merokok, stress
Obesitas, Kurang
Olahraga
Diabetes melitus

Aterosklerosis
Stenosis Spasme Arteri koronaria

Penyumbatan aliran darah koroner

Suplai O2 ke miokard tidak adekuat

Beban kerja jantung meningkat

sesak

Nyeri dada

Gangguan perfusi jaringan


Gangguan pemenuhan
kebutuhan O2

Gangguan
nyaman nyeri

Gangguan mobilisasi

Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik

Penurunan curah jantung

Cemas / ansietas

Gangguan istirahat tidur


E. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG: terdapat gelombang T terbalik serta elevasi segmen ST
2. Pemeriksaan radiologi: Terdapat pembesaran jantung (Cardiomegali) /Pembesaran
ventrikel ST
3. Echocardiography
4. Pemeriksaan Laboratorium: terdapat peningkatan kolesterol, Trigliserida
F. Penatalaksanaan

1. Farmakologi
a. Analgesik
Analgesic yang diberikan biasanya golongan narlotik (Morfin)diberikan
secara intravena dengan pengeceran dan diberikan secara perlahan-lahan.
Dosis awal 2,0-2,5mg dapat diulangi jika perlu.
b. Nitrat, dengan efeck Vasodilatasi (Venodilatasi)akan menurunkan venous
return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan O2 demand,
disamping itu nitrat juga mempunyai efeck dilatasi pada arteri koroner
sehingga akan meningkatkan suplai O2. Nitrat dapat diberikan dalam
sediaan spray atau sublingual, kemudian dilanjutkan dengan peroral/IV
c. Aspirin
Aspirin sebagai anti trombolitik sangat penting diberikan
d. Trombolitik therapy
Yaitu bertujuan untuk melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat
mungkin (Revaskularisasi/Reperfusi). Obat-obatan ini antara lain
streptokinase, Urokinase, ASPAC (anisolated Plasminogen Streptokinasi
Activator)
e. Beta Bloker
Bertujuan mengurangi kontraktilitas jantung sehingga akan menurunkan
kebutuhan oksigen miokard , disamping itu beta bloker juga mempunyai
effect anti aritmia
2. Non-Farmakologi
a. Merubah gaya hidup, menghentikan kebiasaan merokok
b. Olahraga. Olahraga pun dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan
memperbaiki kolesterol koroner sehingga PJK dapat dikurangi
c. Diet langkah awal untuk penanggulangan hiperkolesterolemia

G. Komplikasi PJK
a. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif merupakan sirkulasi yang terganggu akibat
disfungsi miokardium. Disfungsi ventrikel kiri (Gagal jantung kiri)
menimbulkan kongesti pada vena pulmunaris, sedangkan disfungsi
ventrikel kanan (Gagal jantung kanan) mengakibatkan kongesti vena
sistematik
b. Syock Cardiogenic
Syock Cardiogenic terjadi akibat disfungsi nyata ventrikel sesudah
mengalami infark yang massif, biasanya mengenai mengenai dari 40%
ventrikel kiri
c. Disfungsi otot papilaris

Penutupan katub mitralis selama sistolik ventrikel bergantung pada


integritas fungsional otot papilaris ventrikel kiri dan korda tendinea.
Disfungsi iskemik atau ruptur nekrotik otot popularis akan mengganggu
fungsi katup mitralis memungkinkan eversi daun katup kedalam atrium
selama sistol.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Penyakit jantung kroroner merupakan kelainan miokardium akibat insufisiensi alirah
darah koroner oleh arteriosclerosis yang merupakan proses degeneratif meskipun dipengaruhi
oleh banyak factor.

Penyebab penyakit jantung koroner adalah terjadinya penyempitan aliran darah ke otot jantung
yang terjadi akibat penebalan lapisan tunika intima dan ruptur plak yang di ikuti oleh
pembentukan thrombus.
Pada penyakit arteriosklerosis dikenal dua keadaan ketidakseimbangan masukan kebutuhan
oksigen yaitu terjadi hipoksia karena kelainan vascular dan hipoksia karena kekurangan oksigen
dalam darah.
Nyeri dada hampir sama tempat dan kualitasnya, yang membedakan lama terjadinya.pada angina
pectoris biasanya 1-5 menit, sedangkan pada infark myocardium lebih dari 20 menit.

Daftar Pustaka

A. Muin Rahman. Penyakit Jantung Koroner Kronik, Manifestasi Klinis dan Prinsip
Penatalaksaan. Hal.1091
Drs. Tan Hoan Tjay, 2007. Obat-obat Penting Edisi VI. Jakarta. Elex Media
Komputindo. Hal. 528

Mansjoer Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jakarta, Media
Aesculapius. Hal.437
Smeltzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah. Edisi 8. Jakarta:
ECG
www.Medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai