Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke
tahun sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Perkembangan permintaan energi listrik tersebut perlu diimbangi
dengan peningkatan pembangkit energi listrik dan kemampuan infrastruktur yang
ada, sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan
kualitas penyaluran energi listrik yang memenuhi standar. Perkembangan sistem
tenaga listrik terdiri dari perkembangan beban dan perkembangan pembangkitan.
Perkembangan pemakaian tenaga listrik dapat disebabkan antara lain :
a. Perkembangan industri yang makin maju dengan pesat.
b. Pertambahan penduduk yang dengan sendirinya menyebabkan bertambahnya
pemakaian listrik.
c. Peralatan yang membutuhkan tenaga listrik semakin bertambah.
Pada proses pendistribusiannya, listrik yang dibangkitkan oleh pusat-pusat
pembangkit dialirkan ke pelanggan melalui jaringan transmisi dengan proses
transformasi tegangan oleh transformator-trasformator, hingga tegangan yang
sampai dan dapat digunakan peralatan pelanggan sebesar 380/220 Volt. Proses
transformasi tegangan ini, tentunya terkait dengan pertimbangan ekonomis yang
juga perlu dicari optimasinya dari segi teknik pada jaringan transmisi tersebut.

Untuk itu PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai pemasok energi


listrik di negara Indonesia, untuk lebih dapat meningkatkan kehandalan,
meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik, dan juga pemenuhan aspek-aspek
dan persyaratan dasar agar dapat terus melakukan pengadaan energi listrik. Namun
penyediaan energi listrik tersebut masih sering terhambat dikarenakan adanya
gangguan. Ganguan tersebut, dapat berupa gangguan beban lebih, gangguan
hubung singkat, gangguan tegangan lebih, gangguan kekurangan daya, dan
gangguan ketidakstabilan. Dengan adanya berbagai macam gangguan ini, maka
diperlukan sistem proteksi pada transmisi gardu induk. Sistem proteksi biasanya
terdiri dari beberapa komponen yaitu relay pengaman, pemutus tegangan (PMT),
trafo arus maupun trafo tegangan, dan batterai.

1.2 Ruang Lingkup


Pada ruang lingkup kajian Kerja Praktek ini akan dibatasi pembahasan
secara umum dan secara khusus. Secara umum yakni mengetahui sejarah umum
dan sistem operasi PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT PURWOKERTO. Secara
khusus membahas mengenai sistem operasi relai hubung tanah pada gardu induk,
serta untuk keperluan sistem teleproteksi.

1.3 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. PLN (PERSERO) P3B JB
UPT PURWOKERTO adalah :

1. Mempelajari aplikasi dan relevansi bahan-bahan kuliah dalam praktek


dan

mengembangkannya

terutama

yang

berhubungan

dengan

ketenagaan.
2. Mempelajari sistem teleproteksi menggunakan relai hubung tanah di
Gardu Induk 150 kV Kalibakal PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT
PURWOKERTO.
3. Mempelajari dan mengamati relai hubung tanah di Gardu Induk 150 kV
Kalibakal PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT PURWOKERTO.

1.4 Manfaat
Manfaat pelaksanaan Kerja Praktek di PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT
PURWOKERTO adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi persyaratan akademis program studi teknik elektro strata 1
di Universitas Jenderal Soedirman
2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian dan
penulisan ilmiah.
3. Mengetahui sistematika pengoperasian dan pemeliharaan peralatanperalatan listrik di Gardu Induk 150 kV Kalibakal PT. PLN
(PERSERO) P3B JB UPT PURWOKERTO.
4. Mendapatkan pengalaman langsung melalui kerja praktek di Gardu
Induk 150 kV Kalibakal PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT
PURWOKERTO.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan.
Gangguan terjadi dapat dikarenakan karenakan adanya kejadian secara acak dalam
sistem yang dapat berupa berkurangnya kemampuan peralatan, meningkatnya
beban dan lepasnya peralatan - peralatan yang tersambung ke sistem. Gangguan
yang sering terjadi pada saluran distribusi adalah gangguan hubung singkat satu
fasa ke tanah yang sifatnya temporer, sehingga untuk mengatasinya digunakan
Ground Fault Relay (GFR) sebagai pendeteksi gangguan yang dikoordinasikan
dengan Recloser .

2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu, sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem
tersebut sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling dekat
dengan konsumen, fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari suatu
Gardu Induk distribusi ke konsumen.
Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah:
1. Gardu Induk Distribusi
2. Jaringan Primer (JTM)
3. Transformator Distribusi
4. Jaringan Sekunder (JTR)

2.2. Gangguan Sistem Distribusi


Jenis gangguan hubung singkat yang sering terjadi:
1. Hubung singkat satu fasa ke tanah

2. Hubung singkat dua fasa

3. Hubung singkat dua fasa ke tanah

4. Hubung singkat tiga fasa

2.3. Persyaratan Terpenting Dalam Pengamanan


2.3.1. Kepekaan (Sensitivity)
Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat

mendeteksi

gangguan di kawasan pengamanannya meskipun dalam kondisi yang


memberikan rangsangan yang minimum.
2.3.2. Keandalan (Reliability)
Ada 3 aspek :
1. Dependability
yaitu tingkat kepastian bekerjanya. Pada prinsipnya pengaman harus
dapat diandalkan bekerjanya (dapat

mendeteksi dan melepaskan

bagian yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja. Dengan lain


perkataan dependability-nya harus tinggi.
2. Security
Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja. Salah kerja adalah
kerja yang semestinya tidak harus kerja, misalnya karena lokasi
gangguan di luar kawasan pengamanannya atau sama sekali tidak ada
gangguan. Salah kerja mengakibatkan pemadaman yang sebenarnya
tidak perlu terjadi. Jadi pada prinsipnya pengaman tidak boleh salah
kerja, dengan kata lain perkataan security-nya harus tinggi.
3. Availability
Yaitu perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan
siap kerja (actually in service) dan waktu total operasinya.
2.3.3. Selektifitas (Selectivity)

Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil


mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan
pengamanan utamanya. Pengamanan sedemikian
yang selektif. Jadi rele harus dapat

disebut pengamanan

membedakan apakah gangguan

terletak di kawasan pengamanan utamanya di mana ia harus bekerja cepat


atau terletak di seksi berikutnya di mana ia harus bekerja dengan waktu
tunda atau harus tidak bekerja sama sekali.
2.3.4. Kecepatan
Untuk memperkecil kerugian/kerusakan akibat gangguan , maka bagian
yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem
lainnya. Untuk menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja suatu
pengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay) namun waktu tunda itu
harus secepat mungkin (seperlunya saja).

2.4. Peralatan Proteksi Pada Sistem Distribusi


2.4.1. Rele arus lebih (Over Current Relay/OCR)
2.4.2. Rele gangguan ke tanah (Ground Fault Relay / GFR)
2.4.3. Recloser
Berhasilnya suatu pengamanan dengan rele gangguan ke-tanah sangat
tergantung pada besarnya arus gangguan ke-tanah. Seperti ditunjukan pada
gambar 1, sambaran petir terhadap JTM bisa menimbulkan arus gangguan
yang sangat besar, untuk mengatasinya digunakan lighting arrester (LA)
sebagai alat pengaman yang berfungsi untuk mengeliminir gangguan

hubung singkat tersebut. Akan tetapi arus gangguan tersebut tidak dapat
sepenuhnya dieliminir oleh

LA, sehingga perlu adanya pengaman

tambahan berupa sistem pengetanahan netral yang baik yaitu, sistem


pengetanahan dengan tahanan yang kecil mendekati nol atau pengetanahan
langsung. Tujuannya agar arus gangguan akibat sambaran petir bisa
diamankan ke tanah secara sempurna.
Gambar 1.

2.5. Rele Hubung Tanah ( Ground Fault Relay - GFR )


Rele hubung tanah merupakan rele yang berfungsi untuk memproteksi
atau sebagai pengaman peralatan listrik terhadap gangguan phasa tanah
pada batas arus dan waktu yang telah ditentukan. Penyetelan Over current
relay dan ground fault relay sangat penting didalam keandalan sistem
tenaga listrik, jika terjadi gangguan di salah satu feeder outgoing 20 kV
tidak menyebabkan bekerjanya pengaman pada Incoming feeder 20 kV.
Ketelitian penyetelan rele OCR dan GFR sangat diperlukan,

jika

penyetelan rele kurang baik juga dapat menyebabkan pemadaman atau


bekerjanya

rele

di incoming

atau

kadang-kadang

menyebabkan

bekerjanya pengaman trafo. Penyebab ketidakwajaran tersebut adalah


karena adanya kesalahan, kelemahan atau penyimpangan lainnya. Adapun
bentuk penyimpangan dan penyebabnya dapat salah kerja sebabnya
bermacam-macam, dapat berupa :
-

Salah setting ( terlalu sensitif atau terlalu cepat )

Salah wiring

Kerusakan Rele/ Rele bantu

Koordinasi yang kurang tepat.

Karakteristik Rele yang tidak cocok satu sama lain (misalnya antara
definite time dan inverse time relay)

Trafo Arus yang terlalu jenuh. dsb

Ganbar 2. GFR pada CT

BAB III
METODE KERJA PRAKTIK

3.1. Tempat dan Waktu


1. Tempat
Studi Kerja Praktek ini akan dilaksanakan di Gardu Induk 150 kV
Kalibakal PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT PURWOKERTO.
2. Waktu
Penelitian Kerja Praktek dilaksanakan selama 3 ( tiga ) bulan, dimulai dari
1 Agustus sampai dengan 1 November 2008.

3.2 Aspek yang dikaji


Aspek yang akan dipelajari selama Penelitian Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Aspek Umum
Aspek ini akan mempelajari mengenai sejarah dan perkembangan instansi,
lokasi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan.
2. Aspek Khusus
Aspek yang dikaji yaitu sistem operasi relai hubung tanah sebagai
teleproteksi Gardu Induk 150 kV Kalibakal, PT. PLN (PERSERO) P3B JB
UPT PURWOKERTO.

10

3.3 Metodologi Pelaksanaan


Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan
Penelitian Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan Lapangan
Dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung keadaan
dan aktivitas di Gardu Induk 150 kV Kalibakal, PT.PLN (PERSERO)
P3B JB UPT Purwokerto.

2. Wawancara
Berupa pengumpulan informasi dan konsultasi secara lisan dengan
teknisi atau operator pembangkit dan pembimbing di lapangan.

3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data tertulis untuk
mengetahui dan menganalisis.

4. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai data
pelengkap dan perbandingan serta mencari alternatif penyelesaian
masalah.

11

BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
KERJA PRAKTEK

I
NO
1.
2.
3.
4.

PEKAN
II
III

IV

KEGIATAN
Orientasi
Pengumpulan data, pemahaman cara
kerja sistem dan peralatan
Evaluasi
Kesimpulan dan penyusunan laporan

BAB V
PERSONALIA

12

X
X

X
X
X

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman


yang akan melaksanakan penelitian Kerja Praktek di Gardu Induk 150 kV
Kalibakal, PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT Purwokerto adalah:
Nama

: Rino Hari Pamuji

Nim / Angkatan

: I1A004068 / 2004

Semester

: IX ( Sembilan )

Konsentrasi

: Ketenagaan

DAFTAR PUSTAKA

13

Komari Ir. 2002. Kalkulasi Setting dan Koordinasi Proteksi Transmisi. PT PLN
(Persero). Udiklat Teknologi Kelistrikan: Semarang.

------1998. Supervisi Relay Proteksi Transmisi dan Gardu Induk. PT PLN


(Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan: Jakarta.

http//ft-elektro.usk.ac.id/rekayasa/2006/526_2006.pdf. diakses pada 12 April


2008
Juningtyastuti, karnoto, riyanto. Analisis dampak terputusnya kawat netral
Terhadap JTM 20 kv. Universitas Diponegoro: Semarang.

14

Anda mungkin juga menyukai